Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Bagaimanakah Seharusnya Kita Bereaksi Terhadap Tanda-Tanda Zaman

Tanda-tanda akhir zaman sudah ada di mana-mana. Dalam buku The Bible According to the Future (oleh David Cloud) ada pasal yang panjang mengenai hal ini. Anehnya, orang-orang percaya sering bereaksi terhadap tanda-tanda zaman dengan cara yang berlawanan dengan apa yang Tuhan inginkan. Sambil kita menyaksikan hal-hal seperti berkembangnya globalisme, pendirian gereja esa sedunia, meningkatnya kejahatan, hancurnya sistem keluarga tradisional, hancurnya kebebasan dan tempat-tempat yang mempertahankan kebebasan seperti Amerika, pe-normal-an homoseksualitas, pembunuhan bayi-bayi tanpa rasa bersalah, budaya pop yang kotor, semakin meningkatnya pengawasan penduduk oleh pemerintah, kita menjadi takut, tidak pasti, frustrasi, marah, dan putus asa. 

 

Tetapi reaksi seperti itu terjadi karena hati dan pikiran kita terlalu berfokus kepada hal-hal dunia ini, bukan hal-hal Surgawi. Terlalu sering kita memiliki pandangan pendek yang sama dengan yang dimiliki orang-orang tidak percaya yang “konservatif,” bukannya memiliki pandangan jarah jauh yang berasal dari terang nubuat Alkitab. Memang tidak diragukan akan ada frustrasi dan kekecewaan, karena kita bukanlah robot-robot rohani yang tidak terpengaruh oleh lingkungan kita, tetapi respons kita seharusnya dipengaruhi oleh kebenaran-kebenaran Firman Allah. Kita harus merespons kepada zaman ini dengan cara yang dramatis berbeda dibandingkan teman-teman dan tetangga kita yang belum selamat. Ketika kita memperhatikan hal-hal yang terjadi di dunia, kita harus merespon setidaknya dengan cara-cara berikut.  

Pertama, kita seharusnya bersukacita besar dalam keselamatan kita. “Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya” (1 Pet. 4:13).  

Kedua, kita seharusnya dihiburkan bahwa kedatangan Kristus semakin mendekat. “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”(Luk. 21:28). 

Ketiga, kita seharusnya dikuatkan bahwa Allah memegang kendali atas semua hal. “Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan” (2Tes. 2:7). 

 Keempat, kita seharusnya memiliki keyakinan bahwa kejahatan saat ini sangatlah sementara dan akan segera dihancurkan. “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri. Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi. Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah” (Maz. 37:7). 

Kelima, kita harus lebih banyak berdoa. “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan” (1Tim. 2:1). Waktu-waktu yang sulit membutuhkan lebih banyak doa, tetapi kita hari ini menyaksikan kekeringan doa di banyak gereja. Ada banyak pesta dan banyak aktivitas dan senang-senang, tetapi tidak banyak berdoa. 1 Timotius 2 mengaitkan doa dengan menjalani hidup yang tenang dan tenteram dan kebebasan untuk memberitakan Injil, itulah hal-hal yang kita dambakan.  

Terakhir, kita harus sibuk di ladang penuaian. “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”(2Pet. 3:8-9). Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Kristus menunggu karena dia ingin menyelamatkan jiwa-jiwa. Sebaiknya kita tidak menjadi khawatir akan tanda-tanda zaman, tetapi mendedikasikan diri kita sepenuhnya untuk memberitakan Injil kepada setiap orang di setiap bangsa dan mendirikan gereja-gereja alkitabiah yang baik di mana umat Allah bisa dilindungi, dibangun, dididik, dimuridkan, dan keluarga-keluarga Kristen yang saleh dapat dibangun dan anak-anak dapat dipersiapkan seperti anak panah di tangan Tuhan, untuk pergi dan berperang melawan kuasa-kuasa kegelapan.

0 Silakan Berkomentar: