Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kepada siapa aku menikah?

Ini adalah Faktor yang paling menentukan diantara empat Faktor penting pencapaian kebahagiaan sebuah pernikahan. Hanya ada satu syarat yang Tuhan tetapkan bagi orang percaya untuk memilih teman hidup, yaitu seorang yang percaya.(I Kor 7:39)



Tuhan tidak keberatan jika seorang percaya menikah dengan orang yang gemuk, kurus, tinggi, pendek, Kaya, miskin bahkan dari suku lain. Yang Tuhan kehendaki hanyalah seorang yang percaya, yaitu yang telah dilahirbarukan." Jangan kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya ( 2 Kor 6:14-15). Kalau menikah dengan orang yang tidak lahir baru maka itu bisa jadi, dan sangat mungkin, akan meruapakan awal dari rumah tangga yang tidak bahagia.

Kehidupan orang yang belum lahir baru itu mengarah ke bawah sedangkan kehidupan orang yang telah lahir baru mengarah ke atas. Cara orang yang telah lahir baru dengan yang belum menilai dan menghargai segala sesuatu itu berbeda jauh. Karena perbedaan Falsafah hidup maka sulit untuk mencapai kata sepakat kecuali salah satunya berkorban. Berkorban sekali itu belum menyusahkan hati, namun berkorban terus menerus itu setidaknya akan melenyapkan rasa bahagia. pada saat cinta sedang membara sedikit banyak pengorbanan tidak akan terasa, tetapi setelah menikah, atau setelah kehidupan menjadi normal dan cinta yang membara mereda, maka pengorbanan akan melenyapkan rasa bahagia.

Untuk mengantisipasi itu, seharusnya orang Kristen berprinsip, saya tidak mau menikah kalau bukan dengan orang yang telah lahir baru. sebab kalau pernikahan itu tidak pasti mendatangkan kebahagiaan atau setidaknya lebih bahagia daripada sendirian maka lebih baik mengikuti prisip Rasul Paulus ia tidak mau menikah dari pada menikah menjadi neraka kehidupan.

0 Silakan Berkomentar: