Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

TIGA PERBEDAAN TERBESAR ANTARA KRISTEN DENGAN ISLAM (DARI ASPEK BIBLIOLOGI, SOTERIOLOGI,ECCLESIOLOGI)


BAB I


PENDAHULUAN


Agama Islam adalah peraturan dalam kehidupan manusia yang sesuai dengan akal dan pikiran, yang dibawa oleh utusan Allah SWT yang terpilih yaitu nabi Muhammad Saw. Agama Islam bermisi untuk mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran mereka kepada seluruh umat manusia. Dan agama Islam tidak ada henti-hentinya untuk mengajak agama lain untuk mengajarkan pengajaran mereka kepada umat lain.
Menurut agama islam, pengajaran Muhammad melalui Al Qur-an sangatlah mendapatkan jaminan untuk masuk surga dan satu-satunya jalan keselamatan yang kekal bagi semua orang yang sudah menjadi agama Islam. Para penganut agama Islam selalu mengatakan ajaran lain penuh dengan kesalahan, tetapi kesalahan itu merupakan dosa akibat tidak menjalankan perintah ajarannya. Dan para penganut agama Islam tidak menyadari bahwa mereka telah disesatkan oleh Al Qur-an untuk melakukan kesalahan dan mereka menganggap hal tersebut bukan dosa, padahal jelas tertulis bahwa kesalahan adalah dosa yang paling dilaknat dalam pengajaran mereka.
Sebenarnya sudah berjalan puluhan tahun terjadinya hampir seluruh dunia penginjilan selalu ada hambatan. Di indonesia sudah ternyata kesulitan Injil diberitakan oleh karena penganut agama Islam mengecam para hamba Tuhan untuk tidak menginjinkan Injil Kristus yang membawa keselamatan diberitakan di Indonesia. Pengecaman masuknya pengajaran agama lain di suatu tempat, hal ini menandakan ketidak benaran apa yang diajarkannya oleh agama Islam dan ketakutan akan pengajarannya akan dicemoohkan dan penganut sebelumnya akan meninggalkan dan masuk diajaran yang baru tersebut yaitu agama Kristen.



BAB II

TENTANG BIBLIOLOGI



A. Pengajaran Al Qur-an
Kalau dipandang dari sudut kepercayaan agama islam, bahwa Al Qur-an adalah satu-satunya Firman Allah yang benar. Yang Allah turunkan melalui Muhammad Saw, dan dia menuliskan itu kepada umatnya sebagai firman Allah yang langsung Allah berikan/sampaikan oleh Allah sendiri melalui Mummhamad.
Sebelum Muhammad lahir, kekristenan sudah jauh-jauh sebelum Muhammad lahir kekristenan sudah ada sehingga nama ayahnya dari Muhammadpun pada awalnya adalah orang Kristen yaitu Abdullah yang artinya abdi Allah, dan nama ibunya dari Muhammad itu adalah Amina. Al Qur-an memiliki 114 pasal dan seharusnya pasal yang pertama yang sebenarnya adalah pasal yang 96.
Dalam ajaran Muhammad saw, mengajarkan bahwa percaya kepada Allah itu bahwa sangat penting dan prinsipil. Itulah yang menjadi pusat urat nadi islam dan sumber kekuatan. Semua kepercayaan, perintah dan undang-undang islam berdiri diatas Al-Qur-an yang telah dituliskan oleh Muhammad kepada umatnya.[1]
B. Pengajaran Yang Alkitabiah
Alkitab adalah satu-satunya Firman Tuhan yang menjadi dasar kepercayaan orang Kristen, karena setiap kepercayaan pasti memiliki dasar yang kuat “Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?”. Alkitab adalah fondasi dari semua Doktrin yang benar atau mengajarkan nilai-nilai moral yang tinggi adalah berasal dari Alkitab. Oleh sebab itu, inti dari kekristenan adalah mempelajari Doktrin Alkitab yang benar sehingga melalui pengajaran yang benar maka Iman orang Kristen memiliki dasar yang kuat untuk dapat dipertanggung jawabkan.
Kita tahu bahwa Alkitab tidak ada salah. Kita peracaya bahwa Tuhan selalu menuntun Rasul-RasulNya untuk menuliskan Firman-Nya apa yang mereka tahu dan bukan mengandalkan kehebatan mereka melaikan Roh Allah yang selalu bersama mereka, dan Roh Kudus berperan sebagai penuntun mereka untuk memilih kata-kata yang tepat sehingga memiliki sebuah Firman Allah yang kata-katanya cupuk bagus yang disetujui oleh Allah, sehingga selesainya tulisan para Rasul dan Nabi-Nabi itu menjadi satu buku yaitu Alkitab yang biasa disebut Firman Allah yang menjadi dasar kepercayaan orang Kristen sehingga diluar Alkitab tidak Firman Tuhan.[2]



BAB III

TENTANG KESELAMATAN (SOTERIOLOGI)



A. Pengajaran Islam Tentang Keselamatan
Pandangan Islam tentang keselamatan adalah mereka bergantung pada apa kata Al-Quran. Mengenai pengajaran Al Qur-an tentang keselamatan yaitu Allah adalah Maha pengasih dan penyayang serta Maha pengampun. Oleh karena itu, Allah tidak membiarkan manusia binasa oleh karena dosa, senanatiasa Allah tetap menyediakan jalan keselamatan bagi semua umat-Nya yang selalu berbuat baik ataupun melalui amal seseorang.
Pengajaran yang didapatkan oleh ketidakbenaran ini, tidak lain dari pada ajaran Muhammad oleh ketidak mengertinya latar belakang Adam dan Hawa sehingga mengajarkan bahwa Adam dan Hawa ada di sorga dan sesudah itu keluar dari sorga, mereka berdua telah bertobat dan memohon ampunan dari Allah Swt. Allah telah mengampuni dosa dan menerima pertobatan mereka disaat itu juga. Sebagaimana firman Allah di dalam Al Qur-an surat Thaha (surat 20) “kemudian Tuhannya memilihnya, maka dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk”. ayat 123 “Allah berfirman: turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari Aku, lalu arang siapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.[3]
Menurut ayat Al Qur-an diatas, sama sekali tidak ada jaminan kepada kaum muslim untuk dapat dikeselamatan, dan juga tidak ada cara Tuhan bagaimana cara menyelesaikan dosa mereka yang telah menjadikan hubungan manusia terhadap Allah tidak dapat dihampiri. Sehingga konsekuensi selanjutnya mereka tidak mendapatkan penebusan dosa karena mereka satu-satunya tidak percaya kepada Juruselamat yang telah mati dikayu salib demi dosa seisi dunia.

B. Pengajaran Kristen Tentang Keselamatan Yang Alkitabiah
Pengajaran Kristen tentang keselamatan yaitu, bahwa setiap manusia yang sudah jatuh kedalam dosa, tidak bisa masuk sorga karena sorga adalah tempat yang Maha Kudus. Oleh karena tidak ada pilihan lagi selain dosa itu dihukumkan baru dosa manusia dapat terselesaikan. Maka pada saat Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, maka Allah segera menjajikan Juruselamat untuk dihukumkan diatas kayu salib supaya hubungan manusia dengan Allah bisa bersatu kembali.
Sebelum Juruselamat datang yang telah Allah janjikan itu kepada manusia pada saat manusia jatuh kedalam dosa, Allah memerintahkan manusia dengan melaksanakan ibadah simbolik yaitu dengan mengambil seekor anak domba dan menyembelih domba itu sambil memegang kepalanya dan mengaku salah artinya menyesal atas perbuatannya yang dulunya tidak percaya dan sekarang menjadi percaya. Domba yang disembelih itu yaitu sebagai simbol untuk mengingat pada janji Allah bahwa Allah akan mengirim Juruselamat yang menghapus dosa seisi dunia (Kej. 3:15; Gal 4;4).[4]
Sesudah genap hukuman kematian yang dijanjikan Allah kepada manusia dengan Yesus dihukumkan diatas kayu salib, maka jalan keselamatan kepada semua manusia dianugerahkan oleh Allah secara cuma-cuma. Maka barang siapa yang mengaminkan dalam hati dan mengakuinya bahwa dia orang berdosa, maka bertobat dan percaya bahwa Yesus mati diatas kayu salib oleh karena dosa saya, dan sekarang saya hidup bagi Dia karena Dia telah menebus dosa saya. Maka dengan kita percaya dan bertobat bahwa Yesus mati karena dosa manusia, kita akan mendapatkan kepastian masuk sorga, dan inilah yang benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab.
Kematian Yesus dapat kita pahami sebagai "korban pendamaian", bukan dalam arti victim tetapi sacrifice pengorbanan.[5] Dengan menggunakan istilah ini “Perjanjian Baru” khususnya kitab Ibrani, mengatakan bahwa kematian Yesus adalah penggenapan terhadap bentuk-bentuk korban yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dalam PL, banyak ritual persembahan korban, antara lain korban pendamaian, yang dilakukan oleh seorang Imam Besar. Kematian Yesus adalah korban yang sempurna dan dipersembahkan oleh seorang Imam Besar yang sempurna, yakni diriNya sendiri. (Ibrani 9:11-12). Jadi, Yesus adalah Imam Besar yang datang kepada Allah dengan membawa korban dan korban itu adalah diriNya. Karena itu korban persembahan Yesus adalah korban yang sempurna.
Dalam konteks inilah maka Paulus berbicara mengenai kematian Yesus sebagai "jalan pendamaian" (Roma 3:25) sebagaimana korban PL adalah suatu simbol jalan pendamaian manusia dengan Allah. Dan melalui kematian Yesus tersebut, tersedia suatu dasar ilahi bagi Allah untuk mengampuni manusia-manusia berdosa.
Bagaimana Allah yang benar dan kudus dapat mengampuni manusia yang berdosa, sedangkan dosa adalah suatu kondisi dan tindakan manusia yang "melukai" kemuliaan Allah? Disinilah letak jasa Yesus melalui kematianNya, untuk membayar penuh "hutang-hutang" manusia yang telah mencisderai kemuliaan Allah. "Ia mengampuni segala pelanggaran kta dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakannya dengan memakukannya pada kayu salib, (Kolose 2:13b-14). Bagaimana pengampunan itu dapat terjadi? Dalam konteks ini, kita perlu mehami bahwa pengampunan itu dimungkinkan oleh kematian Yesus sebagai kematian yang menggantikan kita dihukumkan di atas kayu salib (substitutionary). Seharusnya manusialah yang dihukum oleh keadilan Allah. Tetapi Yesus menggantikan manusia, memikul dosa manusia, dan menerima penghukuman tersebut, (Gal 3:13).[6]
Kematian Yesus Kristus di atas kayu salib untuk menggantikan umat manusia dihukumkan. Yesus adalah representasi manusia dihadapan Allah. "Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru (Ibr 9:15)”. Tetapi untuk mendapatkan bagian dalam perjanjian tersebut, kita perlu berpartisipasi "didalam Yesus Kristus", suatu isitilah yang sering digunakan Paulus untuk menggambarkan "kesatuan spiritual" antara manusia dengan Yesus Kristus. Yang dapat diartikan sebagai percaya, menerima dan mendapat bagian dalam kematian dan kebangkitan-Nya,(Rom6:6,8;8:1).


BAB IV

PANDANGAN TENTANG GEREJA (EKKLESIOLOGI)


A. Agama Yang Alkitabiah
Yesus datang ke dunia bukan untuk menggabungkan gereja dengan negara.Tetapi Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan ketika Dia mengajar orang banyak dan salah satu diantara orang farisi atau ahli taurat bertanya kepada Yesus dengan tujuan untuk menjebak Yesus apa kata-Nya “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah Mat. 22:21”. Yang Tuhan Yesus mau pada waktu itu adalah harus ada pemisahan antara negera dan gereja/pemerintahan seperti yang tertulis dalam I Tim. 3:15 “...Jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran”.
Gereja yang Tuhan mau adalah sebagaimana yang sudah tertera diatas bahwa harus ada pemisahan antara Gereja dengan Negara. Kalau kita bandingkan menurut konsep agama islam, mereka tidak ada pemisahan antara Negera dengan Gereja.
Gereja yang benar selalu mengajarkan kebenaran, maka itu tidak ada gereja yang membahayakan negara serta gereja lainnya yang tidak mau mengikuti doktrin yang diajarkan. Sejarah membuktikan bahwa disaat mayoritas warga negara memperhatikan pengajaran Alkitab, maka kondisi negara akan menjadi semakin baik, dan kehidupan masyarakat disemarakkan dengan perbuatan baik.[7]

B. Agama Menurut Pandangan Kaum Muslim
Sifat kaum Muslim adalah tidak jauh dari sifat komunis yaitu tidak membiarkan agama lain untuk memberitakan kebenaran firman Tuhan yang sungguh-sungguh diinspirasikan Allah kepada manusia melalui anugerah-Nya untuk menyelamatkan manusia sebagai Ciptaan-Ny. Agama Islam mengajarkan semua apa yang dituliskan oleh Muhammad dengan menyerang orang yang tidak memihak kepada ajarannya dan mereka beranggapan bahwa tidak ada agama lain yang benar menurut mereka selain agama islam yang sempurna dan mereka mengklaim bahwa agama islam berasal dari Allah, dan semua itu adalah penyembah-penyembah berhala menurut pengajaran Al-Quran.


BAB V

KESIMPULAN




Kita sudah tahu bahwa agama Kristen dengan agama Islam sangat jauh perbedaannya, kalau kita pandang dari sudut kepercayaannya tidak ada sedikitpun memiliki persamaan dengan agama Kristen dengan islam. Agama Islam mengajarkar keutaman usaha manusia untuk masuk sorga, yaitu dengan beramal banyak demi mendapatkan kerajaan sorga.  
Menurut kaum muslim, Allah tidak perlu menjatuhkan hukuman kepada manusia, karena dosa yang telah manusia lakukan adalah Allah sudah mengampuninya karena Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, itulah sebabnya kaum muslim tidak percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati diatas kayu salib demi dosa seisi dunia.
Agama Kristen menjagarkan, dengan pernyataan iman kita dan keprihatinan kepada Yesus Kristus, mungkin mereka meminta tanda, meminta bukti dan lain sebagainya. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa dengan percaya kepada Yesus dan kuasa kebangkitanNya dari kematian, maka kehidupan kekal sudah diberikan kepada kita. Yesus telah memberikan hidup kekal itu dan Dia telah menyelamatkan kita dari kuasa dosa. Walaupun kita tidak melihat peristiwa kebangkitan Yesus dengan mata kepala sendiri, namun kita percaya kepada kuasa kebangkitan-Nya dengan mata iman. Berbahagialah kita yang tidak melihat namun percaya (Yohanes 20:29). Oleh karena itu, mari kita dengan iman penuh datang kepada Yesus dan menyerahkan sepenuhnya hidup kita kepadaNya. Percayalah kepadaNya dan juga kepada kuasa kebangkitan-Nya karena memang Dia adalah Tuhan.


[1] Ust. Hanafi, Kunci Ibadah. (Jakrta: Penerbit Bintang Indonesia Jakarta, 2001), hal.11
[2] Steven E. Liauw, Ketiadasalahan Alkitab (Jakarta: peberbit GBIA Graphe, 2005), hal. 25

[3] . Masyhud S.M, Santri Pendeta (Penerbit, Pustaka Da'i Surabaya 1992), hal. 200

[4] Sehento Liauw. Doktrin Keselamatan Alkitabiah. (Jakarta: Penerbit GBI Graphe, 2007), hal 68-69
[5] J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Penerbit, Yayasan Kalam Hidup, 1999), hal. 123
[6] Henry Clarence Thiessen, Teology Sistematis (Penerbit, Gandum Mas Cetakan Keenam 2003), hal.358-359
[7] Sehento Liauw. Doktrin Gereja Alkitabiah. (Jakarta: Penerbit GBI Graphe, 1996), hal 78-81

SLOGAN TEOLOGI SUKSES

Para penginjil penganjur Teologi Sukses biasanya mengucapkan slogan-slogan kemakmuran seperti berikut:
“Kalau Mafia bisa naik mobil Lincoln Continental, mengapa anak-anak Raja tidak?” (Fred Price)
“Allah menghendaki anak-anak-Nya makan makanan terbaik, berpakaian pakaian terbaik, mengendarai mobil yang terbaik, dan menghendaki mereka untuk memperoleh segala sesuatu yang terbaik.” (Kenneth Hagin)
“Saya melihat bahwa Tuhan menghendaki kita kaya. Sebab itu saya mulai mengkotbahkan kekayaan orang Kristen. Saya memberitahukan orang-orang bahwa Tuhan menginginkan mereka menjadi kaya melalui iman mereka.” (Oral Roberts)
      “Tuhan menghendaki Anda menjadi makmur dalam segala kehidupan Anda. Apakah Anda sudah siap untuk hidup makmur? Apakah Anda butuh hidup makmur? Maka hendaklah Anda hidup makmur.” (Edwin Louise Cole)
“Saya tidak membutuhkan emas di sorga, saya mesti memilikinya sekarang.” (Benny Hinn).

Bandingkanlah ini dengan isi Alkitab:

         “Janganlah kamu mengumpulkan harta dibumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkan hartamu di sorga, di sorga ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena dimana hartamu berada disitu juga hatimu berada.” (Matius 6:19-21)
     “… mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:9-10).
Kalau begitu, tidak bolehkah pengikut Kristus mencari uang dan menjadi kaya?
        Firman Tuhan tidak melarang orang menjadi kaya, malah perumpamaan talenta menganjurkan orang bekerja lelah untuk melipat gandakan modalnya. Namun, janganlah kekayaan dianggap sebagai sejajar dengan iman dan kemiskinan sebagai lawan dari iman. Banyak umat Kristen yang taat tetap miskin sekalipun mereka bekerja keras, karena mereka menghindari dan tidak mau terlibat suap-menyuap dalam mengejar harta. Tidak ada salahnya umat Kristen memiliki harta kekayaan dan hidup makmur, tetapi harta kekayaannya itu harus disyukuri sebagai pemberian Allah untuk disalurkan dalam menolong sesama kita.
      “Barangsiapa mempunya harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” (1 Yohanes 3:17).

NUBUATAN AKAL-AKALAN

Artikel berjudul ‘Tragedi Teologi Sukses’ mendapat tanggapan, baik yang mendukung maupun yang menyanggah, dan dari tanggapan itu ada beberapa yang berseberangan yang berasal dari lingkaran dekat penginjil tersebut.
 
Seorang tokoh di kota Semarang yang dekat dengan penginjil itu (penginjil itu berasal dari Semarang) mengungkapkan bahwa memang penginjil itu dikenal sebagai sering membawakan nubuatan-nubuatan aneh yang berpusat pada diri dan keluarganya sendiri tapi banyak yang tertarik dan isteri penginjil itu pernah bersaksi ada banyak yang memberikan persembahan bahkan sampai 1M. Seorang pendeta yang banyak tahu praktek penginjil itu menyebutkan bahwa memang penginjil itu sering melakukan ‘Prophetic Trickery’ (bisa diartikan ‘Nubuatan Akal-Akalan’) dan pendeta itu memandang musibah sekitar penginjil itu sebagai peringatan Tuhan!
 
Seorang teman dekat penginjil itu menyebutkan bahwa penginjil itu bersaksi bahwa peristiwa itu mujizat Tuhan karena ia sekarang sehat walafiat dan bahkan bangga karena kerugian mobil Mercedesnya yang hancur sudah dibayar asuransi dengan mobil seri E tipe terbaru. Dan ketika ditanya bagaimana dengan menantunya yang meninggal, dengan enteng ia menjawab bahwa telah dinubuatkan bahwa menantu itu dipanggil Tuhan karena kalau masih hidup ia akan menghadapi masalah besar yang tidak tertanggung hidupnya. Menarik untuk menyimak perilaku penginjil itu bahwa untuk menghibur kedua anak almarhumah yang meninggal katanya mereka sudah berhubungan dengan ibunya (spiritisme?) dan mendapat nubuatan hiburan bahwa si ibu sekarang sudah senang tinggal di rumah besar di surga! Seorang penginjil wanita yang dekat dengan pelayanan penginjil itu menyebutkan bahwa anak sipenginjil (yang juga jadi penginjil) yang terlibat penggelapan dana tentara, memperoleh sukses bisa membangun rumah mewah dan mendapat proyek besar karena ada ‘deal’ dengan Tuhan.
 
Kalau diamati, nubuatan akal-akalan semacam ini sudah menjadi bisnis penginjil yang tidak beda dengan praktek bisnis ramalan perdukunan yang menyenangkan telinga. Bila orang pergi kedukun atau ke gunung Kawi biasa yang diminta adalah sukses kekayaan dan jabatan atau lainnya, tetapi biasanya ada tumbal (sebagai deal) yang dikorbankan. Ada pabrik rokok yang maju berkat ramalan gunung Kawi tetapi keluarganya berantakan bahkan ada anaknya yang mengalami kecelakaan mobil terguling, beberapa pemilik kebon apel di kota Batu sukses tetapi mengorbankan anak yang menjadi gila atau mati. Yang jelas dalam kasus penginjil di atas, sehatnya sipenginjil dan kembalinya mobil mewah yang malah lebih baru tipenya, bahkan anaknya yang beroleh sukses bisa membangun rumah mewah dan mendapat proyek besar itu dianggap sebagai mujizat berkat Tuhan, tetapi dengan enteng menganggap kematian menantu sebagai sudah dinubuatkan, kematian yang akan menimbulkan trauma kepada ibunya yang mengandungnya dan kedua anak almarhumah yang masih remaja. Jelas pula kesaksian bahwa ‘tuhan bisa dengan mudah diajak dialog dan didengar suaranya’ itu adalah ‘tuhan’ yang sama sekali membutakan hati dan tidak menyadarkan orang akan jerat dan bahaya ber-KKN dengan tentara! Dan ‘deal’ apaan dengan ‘tuhan’ apaan yang mengorbankan nyawa isteri?
 
Nubuatan akal-akalan yang berkaitan dengan kematian bisa kita lihat dari praktek Oral Roberts yang ketika membangun ‘City of Faith’nya yang kekurangan dana 8 juta dolar kemudian menubuatkan bahwa kalau tidak terpenuhi ia akan dipanggil Tuhan (alias mati). Dana tidak juga terkumpul dan akhirnya ada pengusaha non-kristen yang kasihan dan menyumbang untuk pembangunan itu. Nubuatan bukan saja akal-akalan tetapi sudah menjadi bisnis untuk mencapai tujuan sukses seperti dalam perdukunan, dan ini dikejar tanpa sadar bahwa tujuan itu sering mengorbankan kehidupan kekeluargaan. (Bandingkan sukses Jim Bakker yang akhirnya mengorbankan keluarga (isteri minta cerai), harta kekayaannya, dan masuk penjara).
 
Benny Hinn adalah penginjil yang terkenal dengan ‘prophetic trickerynya.’ Pada tahun 1989 ia menubuatkan Fidel Castro akan meninggal pada tahun 1990-an, pada tahun yang sama ia menubuatkan bahwa pada tahun 1995 komunitas Homo di Amerika akan dihancurkan Tuhan, ia juga menubuatkan tahun 1990-an gempa bumi besar akan menimpa pantai timur Amerika. Hinn termasuk penginjil yang menubuatkan bahwa pengangkatan jemaat akan terjadi tahun 1992, dan ketika nubuatan itu tidak jadi diramalkan pada tahun 1997 bahwa dalam waktu dua tahun Tuhan Yesus akan datang kembali dan pada tahun 2000 akan muncul secara fisik dibanyak gereja. Petinju Evander Holyfield pernah ‘disembuhkan secara mujizat’ oleh Hinn dari penyakit jantung sehingga petinju itu menyumbang 25.000 dolar kekocek Hinn, namun kemudian ketahuan dari diagnosa dokter yang biasa memeriksa kesehatan para petinju dikemukakan fakta bahwa Holyfield tidak mempunyai track record penyakit jantung (penyakit jantung adalah penyakit yang terbentuk dalam waktu lama dan bukan karena penularan seketika). Hinn juga mengajarkan ajaran bahwa manusia adalah ‘little gods’!
 
Yang menarik untuk dilihat adalah bahwa sekalipun para penginjil di atas mengajarkan ‘tuhan,’ tuhan perdukunan yang menjanjikan penonjolan diri dan berkat materi, jelas berbeda dengan ‘Tuhan’ Alkitab yang mengajarkan kita untuk bertobat dan menjadi berkat bagi sesama kita, dan sekalipun nubuatan akal-akalan yang disampaikan tidak beda dengan ramalan perdukunan yang menyenangkan telinga dan hati pendengar dan para pendengarnya sering tertipu, selalu akan ada jemaat yang berkumpul sekitar ‘para penginjil’ itu dan mendengarkan ‘bualan’ mereka. Rasul Paulus mengingatkan bahwa:
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari  kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” (2 Timotius 4:3-4)
 
Nabi Yeremia banyak berhadapan dengan para nabi palsu yang sering melakukan nubuatan akal-akalan di zamannya dan berkali-kali mengingatkan umat:
Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepada kamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri bukan apa yang datang dari mulut TUHAN. ... Aku akan menjadi lawan mereka yang menubuatkan mimpi-mimpi dusta, demikianlah firman TUHAN, dan yang menceritakannya dan menyesatkan umat-Ku dengan dustanya dan dengan bualnya” (Yeremia 23:16,32).
 
Memang tidak mungkin mengingatkan penginjil yang sudah sudah menjadi tokoh ’kultus’ dan terkenal dan didukung massa yang banyak, kecuali hanya didoakan dan berharap Roh Kudus sendiri yang menyadarkan mereka agar mereka tidak menyesatkan lebih banyak orang lagi. Tetapi, setidaknya kita masih bisa mengingatkan para jemaat yang terpengaruh praktek nubuatan akal-akalan itu agar mereka tidak terkecoh lebih lanjut dan kembali kepada ajaran firman Tuhan Alkitab. Bila kita diam, kita ikut bersalah menjerumuskan lebih banyak orang ke dalam kesesatan demikian. Rasul Paulus melanjutkan nasehatnya:
Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!” (2 Timotius 4:5).
 “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesadaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4:2)

TAHUKAH ANDA TENTANG “Injil YUDAS” ?

Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “Injil Yudas”? Tahukah Anda isi “Injil Yudas?” Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak dialog berikut ini. Ambil dan Bacalah!
 
Tanya  : Saya pernah mendengar bahwa selain Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes,  ada Injil lain yang tidak ada dalam Alkitab, yaitu “Injil Yudas”. Kapankah  “Injil Yudas” ditulis dan sejak kapan dikenal orang Kristen?
Jawab: “Injil Yudas” sebenarnya sudah  ditemukan antara tahun 1950-1960 di El Minya, 300 Km di utara ‘Nag Hamadi’, Mesir. Menurut para ahli, salinan “Injil Yudas” ditemukan pada tahun 1970 di Mesir tengah dan berbahasa Koptik yang ditulis sekitar tahun 280-300; tetapi naskah aslinya tidak diketahui pasti kapan ditulis. Kemungkinan naskah aslinya ditulis sekitar pertengahan abad II yaitu antara tahun 140-160. 
” Injil Yudas” mulai dikenal banyak  orang  ditengah ramainya kontroversi  buku The Da Vinci Code.   Situs web National Geographic memuat liputan panjang  Injil Yudas . Liputan itu juga difilmkan dan diputar melalui media TV, kemudian pada bulan berikutnya dimuat dalam versi cetak dan menjadi cover story majalah National Geographic – May 2006. Versi laporan dalam bahasa Indonesia dimuat dalam edisi National Geographic – Juni 2006. “Injil Yudas” diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris (April 2006) dan terjemahan bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Gramedia yang dirilis pada tanggal 29 Juni 2006 bersama dengan buku ‘The Lost Gospel’ (Injil yang Terhilang).
Tanya: Siapakah penulis “Injil Yudas”, apakah Yudas Iskariot?
JawabSekalipun diberi nama  Injil Yudas, penulisnya bukan  Yudas Iskariot. Lalu siapa penulisnya? Tidak diketahui dengan jelas. Hanya ada informasi bahwa “Injil Yudas”ditemukan dalam pustaka gnostik.
Tanya: Apakah gnostik itu?
JawabIstilah gnostik atau aliran “gnostisisme” berasal dari istilah Yunani yaitu “gnosis” yang berarti “pengetahuan”. Yang dimaksud adalah “pengetahuan rahasia” yang diungkapkan kepada manusia.  Tokoh-tokoh tertentu, seperti Yudas Iskariot, diyakini menerima pengetahuan rahasia (gnosis) dari YESUS sendiri. Bagi gnostik, KRISTUS mengajarkan ucapan-ucapan rahasia sehingga mereka yang mengerti bisa mencapai ke’Ilahi’annya sama seperti KRISTUS. Ajaran gnostik berkembang di Palestina sekitar abad  2-3 M, namun ajaran ini dilarang oleh gereja resmi.
Apakah isi “Injil Yudas”? Apa perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab?
1. “Injil Yudas” sangat dipengaruhi ajaran gnostik yang menekankan pentingnya gnosis(pengetahuan rahasia) dan mengajarkan bahwa keselamatan adalah pembebasan roh dari tubuh. Dalam hal ini digambarkan secara jelas konsep pemisahan antara tubuh dan roh. Yang bersifat  material (tubuh) adalah jahat sedangkan yang baik adalah  yang bersifat spiritual (roh).  Karena Yudas Iskariot diyakini mendapat gnosis langsung dari YESUS sendiri dan maka hanya  Yudas Iskariot yang paling mampu memahami pesan Yesus yang sebenarnya. Yudas Iskariot telah memperoleh pengetahuan rahasia dan Ilahi yang tidak dimiliki oleh siapapun juga termasuk para murid Yesus.
Dalam pengaruh ajaran gnostik tersebut, “Injil Yudas”  menggambarkan Yudas sebagai tokoh yang berjasa bagi YESUS karena ia berperan dalam usaha penting  untuk membebaskan YESUS dari tubuh-Nya yang selama ini mengurung roh-Nya. Dengan demikian Yudas adalah seorang pahlawan yang berjasa besar. Yudas sama sekali tidak mengkhianati YESUS, tetapi Yudas Iskariot melakukan yang diminta oleh YESUS sendiri. Yudas Iskariot menunjukkan sikap kesetiaan dan pengabdiannya yang besar kepada YESUS. Melalui kesetiaannya Yudas Iskariot berhasil memasuki “awan bercahaya cemerlang” yaitu alam Barbelo (suatu alam ilahi atau “aeon” yang tidak mengenal kematian selama-lamanya). Jadi dalam konteks ini “Injil Yudas” mau menyatakan bahwa kematian YESUS di salib bukanlah tragedi, tetapi justru merupakan jalan yang membebaskan YESUS dari raga manusia (dunia materi) yang membelenggu-NyaTanpa campur tangan Yudas, pembebasan roh KRISTUS dari tubuh ragawi-Nya  tidak akan terlaksana.
Sedangkan dalam 4 Injil Kanonik ( Matius, Markus, Lukas, Yohanes ) dikisahkan bahwa Yudas Iskariot  adalah murid YESUS yang akhirnya berkhianat dan menyebabkan kematian-Nya. Yudas secara sengaja dan terencana membawa para pasukan dari Sanhedrin untuk menangkap TUHAN YESUS.  Injil kanonik sepakat bahwa tindakan Yudas Iskariot selain didasari oleh sikap tamak untuk memperoleh uang, dia juga telah membiarkan dirinya diperalat oleh Iblis.
Dalam Injil-Injil kanonik kita juga mengetahui bahwa kematian YESUS pada hakikatnya telah ditentukan oleh ALLAH sebagai penebusan dosa bagi seluruh umat manusia. Sebab manusia tidak dapat berlaku benar di hadapan Allah dengan perbuatan atau amal ibadahnya. Itu sebabnya mereka membutuhkan KRISTUS yang ditetapkan oleh ALLAH sebagai korban untuk menggantikan kedudukan manusia. Seharusnya manusia yang berdosa menerima hukuman dan murka ALLAH, tetapi ALLAH berkenan menyelamatkan manusia dengan korban KRISTUS di atas kayu salib. Tetapi menurut “Injil Yudas”, kematian YESUS berfungsi untuk menyelamatkan diri YESUS sendiri agar DIA dapat terlepas dan bebas dari perangkap tubuh ragawi-Nya, sehingga kematian-Nya sama sekali tidak ada hubungannya dengan keselamatan umat manusia
Selain itu Injil-Injil kanonik secara terbuka menyaksikan pengajaran dan percakapan YESUS dengan berbagai kalangan atau terjadi di depan orang banyak, bukan hanya kepada orang-orang tertentu. Dengan demikian kita ketahui bahwa  keselamatan tidak hanya diberikan kepada orang-orang tertentu tapi kepada banyak orang.

2. Tokoh Yudas Iskariot dalam “Injil Yudas” dinyatakan sebagai pribadi yang memantulkan dalam dirinya sesuatu yang mulia. YESUS melihat pribadi Yudas Iskariot sebagai seseorang yang memiliki pancaran diri (roh ilahi) yang mulia sehingga dia berhak untuk mengetahui pemerintahan atau kerajaan yang ilahi, walau untuk itu dia akan banyak menderita. Tentang hal ini, dalam Injil Yudas dikisahkan tentang tokoh Yudas Iskariot yang berbicara kepada YESUS tentang penglihatannya yang luar biasa. Yudas Iskariot melihat dirinya dirajam para murid YESUS dengan batu. Mereka menganiaya Yudas dengan kejam. Menurut Injil Yudas, tokoh Yudas Iskariot mati karena para murid YESUS marah dengan membalas dendam, sehingga akhirnya dia menjadi korban kemarahan para murid YESUS.  Jadi “Injil Yudas “ memberikan kesaksian yang berbeda dengan Injil-Injil kanonik  tentang kematiannya. Menurut Injil-Injil kanonik, Yudas Iskariot mati secara mengenaskan karena dia bunuh diri: “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri” (Mat. 27:5). Menurut Kis. 1:18, Yudas Iskariot mati dengan cara jatuh tertelungkup dan semua isi perutnya tertumpah keluar.
KESIMPULAN:Jadi nyatalah bahwa apa yang ditulis dalam “InjilYudas” sangat berbeda dengan 4 Injil kanonik yang ada dalam Alkitab. Masih adakah karangan “Injil yang lain” di luar Alkitab selain “Injil Yudas”?
Ya, tentu dengan mengetahui adanya tulisan seperti “Injil Yudas”, umat Kristen tidak perlu bingung sebab Alkitab yang kita imani sebagai pernyataan Firman ALLAH adalah pegangan kita yang cukup membawa kita  hidup beriman di dalam KRISTUS. ( Yoh 20:30-31 ). Bulan depan, kita akan mengenali satu lagi tulisan terkenal yang juga dipublikasikan sebagai “Injil” di luar Alkitab.

TAHUKAH ANDA TENTANG “Injil TOMAS” ?

Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “Injil Tomas”? Tahukah Anda isi “Injil Tomas?” Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak dialog berikut ini. Ambil dan Bacalah!
Tanya  : Selain “Injil Barnabas” dan “Injil Yudas”, saya pernah mendengar nama Injil lain di luar Injil Kanonik (Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Yang saya maksud adalah “Injil Tomas”. Kapankah  “Injil Tomas” ditulis?
Jawab: “Injil Tomas” merupakan salah satu naskah yang ditemukan di Nag Hamadi, Mesir. Naskahnya ditulis dalam bahasa Koptik. Kemungkinan disusun pada awal abad 2 M. “Injil Tomas” menarik perhatian para penyelidik sejak diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1957.
 
Tanya: Siapakah penulis “Injil Tomas”?
JawabPenulis Injil ini mengaku sebagai Didimus Yudas Tomas.  Beberapa legenda Kristen menjelaskan bahwa  Didimus Yudas Tomas adalah saudara YESUS sendiri.
 
Tanya: Apakah  ada pengaruh gnostik dalam “Injil Tomas”?
Jawab:  Ya, “Injil Tomas” juga diwarnai oleh konsep gnostik. Paham gnostik tampak jelas misalnya pada awal dan akhir  Injil Thomas.
 
Tanya : Apakah isi “Injil Tomas”? Apa perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab?
Jawab“Injil Tomas”  adalah kumpulan ajaran-ajaran rahasia YESUS. Kisah hidup YESUS, karya-Nya, kesengsaraan-Nya, wafat-Nya dan kebangkitan-Nya tidaklah penting bagi penulis. Dalam Injil ini ada 114 ajaran rahasia yang disampaikan oleh YESUS.  “Injil Tomas”  memuat banyak ucapan YESUS yang serupa dengan Injil kanonik, namun tak sedikit pula ucapan YESUS yang ditulis dalan Injil ini  sangat kuat diwarnai  oleh konsep gnostik.
 
Misalnya ada satu ayat dalam “Injil” ini yang berbunyi:
YESUS berkata: “Untuk mereka yang pantas bagi misteri-misteri-Ku”, itulah Aku menceritakan misteri-misteri-Ku. Jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu”
Ucapan ini memperlihatkan bahwa hanya kelompok elite sajalah yang akan menerima wahyu rahasia dari TUHAN YESUS. Cara berpikir seperti ini merupakan konsep gnostik. Kemiripan dengan ucapan TUHAN YESUS dalam Injil kanonik ( “Jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu”) dibahasakan secara lebih tegas dengan kerangka kerahasiaan antara kedua tangan. Kerahasiaan seperti ini penting bagi paham gnostik.
 
Kemiripan sejumlah ucapan TUHAN YESUS dalam tulisan ini dengan ucapan-ucapan yang ditemukan dalam Injil Kanonik sempat membuat tulisan ini dijuluki “Injil Kelima”. Beberapa kelompok bahkan yakin bahwa Injil ini mencatat ucapan-ucapan TUHAN YESUS yang lebih asli daripada keempat Injil kanonik.  Keyakinan ini muncul karena dari ayat-ayat Injil Tomas yang paralel dengan Injil-Injil Kanonik diketahui bahwa banyak di antaranya yang lebih pendek. Dari sini disimpulkan bahwa naskah itu mestinya lebih tua dari Injil kanonik. Namun mestinya lebih pendek tidak selalu harus berarti lebih tua, sebab sekalipun Injil Markus dianggap tertua dan menjadi sumber Injil Matius, banyak ayat-ayat paralel dalam Injil Matius yang lebih pendek dari yang ada di Injil Markus. 
 
Pendapat bahwa Injil Tomas lebih asli dari  4 Injil kanonik banyak diragukan juga karena unsur  ajaran gnostik sangat terlihat dalam tulisan ini.
 
Contoh lain  isi “Injil Tomas” yang berkaitan erat dengan pengaruh gnostisisme adalah ucapan terakhir yang menutup Inji ini, yaitu tentang persoalan gender. Dalam ucapan itu dihadirkan YESUS yang seolah tidak menghormati perbedaan gender. Dalam bagian ini dikisahkan percakapan  antara Simon Petrus dan YESUS.
Simon Petrus berkata kepada mereka, ” Biarkanlah Maria meninggalkan kita, karena perempuan tidak layak hidup. “  YESUS berkata, ” Aku sendiri akan menuntunnya dan menjadikannya laki-laki, supaya ia juga dapat menjadi sebuah roh yang hidup yang menyerupai kamu laki-laki. Karena setiap perempuan yang akan membuat dirinya laki-laki akan memasuki kerajaan Sorga. “
Demi keselamatan Maria Magdalena, YESUS akan menjadikannya laki-laki. Ini sebenarnya bukan persoalan gender tapi pengaruh kuat gnostisisme akan keselamatan.
Paham gnostik mengajarkan bahwa perempuan lebih terpenjara jiwanya dan lebih rendah dari laki-laki. Untuk menuju keselamatan, perempuan harus mengalami perubahan dari tubuh jasmani ke mahluk rohani yang lebih tinggi derajatnya. Juga karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, maka keselamatan hanya akan terjadi bila kesatuan asali dipulihkan.  Dengan demikian  Maria Magdalena ( dan semua perempuan yang lain ) akan dijadikan laki-laki bila ingin ikut serta dalam proses pemulihan yang menjadi unsur dasar usaha penyelamatan seluruh alam ciptaan yang dilakukan oleh YESUS.
 
Tanya: Wah kalau begitu, “Injil Tomas” sarat dengan muatan paham gnostik. Setelah mengenal ” Injil Tomas dan Injil Yudas”, mungkinkah masih ada tulisan-tulisan lain sejenis yang berbeda dengan 4 Injil kanonik? Bagaimanakah kita menyikapi keberadaan tulisan-tulisan tersebut dan apakah tulisan-tulisan di luar Injil kanonik dapat melengkapi berita injil yang perlu kita ketahui?
Jawab: Ya, memang masih ada tulisan-tulisan lain. Kelihatannya memang tulisan-tulisan itu melengkapi  bagian-bagian yang tidak ada dalam Injil kanonik, namun dari awal gereja telah melihat persoalan-persoalan dalam tulisan-tulisan tersebut; sejak awal dirasakan bahwa tulisan-tulisan tersebut tidak sesuai menurut rasa keagamaan dan rasa kebaktian gereja mula-mula sehingga dalam proses selanjutnya, tulisan-tulisan tersebut perlahan-lahan tidak digunakan, dilupakan orang dan disingkirkan.
Sebenarnya kita tidak perlu menutup diri terhadap kenyataan adanya tulisan-tulisan  atau pun yang disebut dengan “Injil-Injil” di luar Injil kanonik; kita perlu bersikap terbuka, dalam arti mengakui bahwa tulisan-tulisan semacam itu menjadi bagian dari sejarah gereja mula-mula. Proses seleksi atas tulisan-tulisan itu sudah terjadi,  Kanon Kitab suci sudah ditentukan dan yang diakui gereja adalah empat Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Jika ada tulisan-tulisan lain yang dipublikasikan, baik maksudnya untuk melengkapi Injil kanonik atau pun meragukan Injil kanonik, maka kita mesti kritis menilai. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan untuk menilai tulisan apa pun yang dipublikasikan sebagai tandingan Injil kanonik.
 
KESIMPULAN: Kita perlu menilai apakah tulisan-tulisan itu memenuhi kriteria apostolisitas (artinya bisa ditelusuri sampai ke zaman para Rasul sendiri ) dan ortodoksi (artinya mengandung sebuah keyakinan iman yang sama sebagaimana tulisan-tulisan yang sudah ada dalam kanon Kitab suci) serta apakah itu menambahkan sesuatu yang baru pada segala sesuatu yang sudah termuat dalam kanon Kitab Suci yang ada sekarang. Perlu juga dilihat apakah ada unsur-unsur gnostisisme, atau pandangan yang secara teologis menimbulkan masalah.  Hal penting yang tidak boleh kita lupakan adalah publikasi tulisan-tulisan atau “Injil-Injil di luar Injil kanonik” membuat kita  lebih menyadari  tentang Injil kanonik. Kesadaran ini mestinya membuat kita lebih bersedia masuk, mendalami dan hidup sesuai ajaran-ajaran iman yang dimuat dalam Injil-Injil kanonik (Alkitab) kita saat ini.