Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

SERI DOKTRIN ALKITAB ALKITABIAH



Textum Receptum (TR) adalah naskah PB yang dipakai oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia, dan diterjemahkan ke berbagai bahasa oleh misionaris modern yang dipelopori oleh misionaris Baptis, William Carey, ke India dan akhirnya banyak misionaris ke seluruh penjuru dunia. Selama kurang lebih 380 tahun, Iblis tidak menemukan cara untuk menghalangi tersebarnya firman Tuhan ke seluruh dunia walaupun dilakukannya juga serangan kecil-kecilan yang tidak membawa efek terhadap TR.
Karl Lachmann dari Jerman tercatat adalah orang pertama yang menerbitkan edisi PB yang sifatnya menyerang TR pada tahun 1831. Setelah dua edisi teks pengritik/Critical Texts (CT) diterbitkannya ternyata tidak ada yang menggubrisnya. Pada tahun 1857 Samuel Prideaux Tregelles di Inggris juga menerbitkan Critical Text untuk menyerang TR. Kemudian Constanstin Tischendorf seorang yang menemukan naskah Codex Sinaiticus turut menerbitkan teks PB yang bersifat menyerang keakuratan TR.
Serangan yang kelihatannya memakan banyak korban adalah yang dilakukan Iblis melalui dua orang, yaitu Brooke Foss Westcott seorang Bishop gereja Anglikan, dan Fenton John Anthony Hort seorang dosen dari Cambridge University. Untuk mempersingkat nama mereka, biasanya hanya ditulis Westcott-Hort (WH). Mereka menerbitkan Critical Text (CT) untuk menyerang Textum Receptum (TR) pada tahun 1881. Mereka mendasarkan edisi yang mereka terbitkan pada naskah yang diberi nama (aleph) yang ditemukan di Sinai yang juga disebut Sinaiticus dan naskah yang diberi nama B yang kata mereka tersimpan di perpustakaan Vatikan.


Menurut Dr. D. A. Waite, antara CT hasil WH dibandingkan dengan TR yang sudah dipakai lebih dari 300 tahun terdapat 5604 perbedaan yang terdiri dari 1952 penghilangan (35%), 467 penambahan (8%) dan 3185 perubahan 57%. Dengan perubahan yang besar-besaran ini kelihatannya serangan terhadap firman Tuhan semakin serius dan intensif. Gelombang pertama yang tumbang berjatuhan adalah teolog-teolog Liberal di Jerman. Keraguan mereka terhadap firman Tuhan mulai muncul bahkan akhirnya mereka melihat Alkitab hanya sekedar buku sejarah. Mereka tidak percaya kepada kesanggupan Allah untuk memelihara firmanNya. Padahal Tuhan Yesus sudah mengatakan bahwa, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Lukas 21:33). Kalau Tuhan berjanji bahwa perkataanNya tidak akan berlalu, maka jelas sekali bahwa Ia akan memeliharanya.

Setelah teolog Jerman tumbang, kemudian angin pukulan CT melanda Eropa sehingga muncul berbagai kritik terhadap Alkitab (buku yang telah berjasa merubah orang-orang Eropa menjadi manusia bermoral). Akhirnya angin serangan terhadap Alkitab itu sampai juga ke Amerika. Bersama dengan itu muncul berbagai Alkitab bahasa Inggris terjemahan modern yang didasarkan pada naskah PB dari teks CT. 
Antara lain:  

1.English Revised Version=ERV (1881),
2.American Standard Version=ASV (1901),
3.New American Standard Version=NASV (1960), 
4.New English Version=NEV (1961), 
5.New International Version=NIV (1969).

Bagaimana dengan Alkitab bahasa Indonesia? Dulu Alkitab bahasa Indonesia (LAI-TL) diterjemahkan dari TR. Kelihatannya Alkitab Terjemahan Baru (LAI-TB) sedikit terpengaruh oleh CT dari WH. Banyak pembaca tidak menyadari maksud dibalik banyak ayat dalam Alkitab Terjemahan Baru yang diberi tanda kurung siku, contoh […]. Sebagian dosen STT di Indonesia yang sudah terhembus angin Liberalisme mengatakan kepada murid-murid mereka bahwa ayat itu tidak ada dalam Alkitab bahasa aslinya. Penjelasan demikian tentu akan mengundang banyak pertanyaan susulan, yaitu siapa yang menambahkan dan mengapa ditambahkan? Contoh Kisah Para Rasul 8:37, I Yohanes 5:7,8 dan lain-lain.
Ternyata Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) memberi tanda kurung siku pada ayat-ayat yang ada dalam teks TR namun tidak ada dalam teks CT. Tindakan demikian masih baik daripada menghilangkan ayat itu sama sekali. Namun sebenarnya tidak perlu diberi tanda kurung siku […] karena itu adalah firman Tuhan. Jangan kita menganaktirikan ayat-ayat tertentu, karena itu adalah firman Tuhan yang telah Tuhan janjikan akan dipelihara sehingga tidak akan lenyap sekalipun langit dan bumi telah lenyap.


Teks Mana Yang Dipelihara Tuhan?
Karena adanya dua teks Alkitab bahasa asli yang berbeda, maka wajar sekali kalau orang bertanya, teks mana yang dipelihara Tuhan? Atau teks mana yang dipakai oleh Tuhan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang? Kiranya Tuhan memberi kita hikmat untuk menilai agar hasil penilaian kita tidak menjerumuskan orang-orang yang mencintai kebenaran.

Menilai Isinya
Sesungguhnya sama sekali tidak sulit untuk mengetahui teks mana antara TR dan CT yang dipelihara Tuhan untuk menjadi standar kebenaran bagi umatNya. Kita tahu bahwa kalau Tuhan memelihara teks itu, maka tentu tidak akan ada kesalahan-kesalahan yang konyol yang justru mengisyaratkan keterlibatan Tuhan di dalam prosesnya, melainkan Iblis.
Sejak edisi ke-3 dari Stephanus tahun 1550 dan edisi ke-4 yang terbit satu tahun kemudian dengan penambahan nomor pasal dan ayat, maka TR telah sempurna sampai hari ini. Ia diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa serta menjangkau banyak jiwa yang hilang. Berbagai pihak yang tidak beriman berusaha menyerangnya, namun mereka tidak menemukan kesalahan di dalamnya.
Sebaliknya CT yang diedit oleh Westcott dan Hort, dan yang kemudian diedit oleh Nestle dan Aland itu terdapat kesalahan yang sangat fundamental dan fatal. Misalnya dalam Injil Matius 1:7, di TR tertulis ”Abia memperanakkan Asa dan Asa memperanakkan Yosafat”. Tetapi dalam CT tertulis ”Abia memperanakkan Asaf dan Asaf memperanakkan Yosafat”. Kalau dicocokkan dengan PL jelas sekali bahwa anak Abia itu Asa bukan Asaf. Dan juga jelas sekali bahwa ayah Yosafat itu bukan Asaf melainkan Asa. Asaf itu bukan seorang raja melainkan seorang pemazmur.

Ketika fakta ini dikemukakan kepada para pendukung CT, dan mengatakan kepada mereka bahwa naskah yang mereka jadikan dasar sesungguhnya adalah naskah yang telah terkontaminasi, ternyata mereka tidak mau terima. Bukan hanya tidak mau menerima kritikan, malahan mereka menyalahkan Matius, dengan argumentasi bahwa naskah mereka tidak rusak, yang bikin kesalahan itu bukan penyalin naskah, melainkan Matius yang memang salah tulis. Mereka mengatakan bahwa ketika Matius menulis silsilah itu ia tidak mencocokkannya dengan catatan yang ada di Bait Allah. Bayangkan, mereka lebih membela penyalin naskah dan menyalahkan Matius.

Di sinilah iblis beraksi dan mengambil keuntungan dengan mengatakan bahwa Matius yang salah tulis bukan naskah mereka yang terkontaminasi, mengapa? Sebab, kalau Matius salah tulis, itu sama dengan Matius tidak diilhami Roh kudus, atau dengan kata lain bahwa para penulis Alkitab sebenarnya tidk diilhami Roh Kudus. Oleh sebab itu mereka bisa melakukan kesalahan dan salah satu contohnya adalah Matius. Masihkah kita perlu baca Alkitab kalau para penulisnya tidak diilhami. Untuk apa kita membaca nasehat orang-orang kuno yang tidak tahu tentang komputer dan pesawat ulang-alik? Tidakkah lebih baik kita membaca Novel dan cerita fiksi tulisan orang-orang modern? Lihatkah anda misi yang akan dicapai oleh Iblis dengan memunculkan Alkitab Bahasa Asli versi Critical Text model Westcott dan Hort? Ia sangat-sangat licik.
Selain kesalahan itu masih ada kesalahan-kesalahan lain. Contoh lain ialah catatan Injil Lukas 23:45 dimana TR mencatat matahari menjadi gelap (kai eskotiste ho helios) sedangkan CT mencatat gerhana matahari (tou helio ekleipontes eskiste). Perhatikan, TR mencatat matahari menjadi gelap eskotiste/skoti sedangkan CT mencatat gerhana ekleip. Apa yang dicatat CT itu adalah sesuatu yang dapat ditertawakan oleh setiap orang karena pada sekitar bulan April itu tidak mungkin ada gerhana matahari di wilayah itu, dan tidak ada gerhana matahari yang berjangka waktu tiga jam, yaitu dari jam 12.00 hingga jam 15.00.

Kita tahu bahwa Yohanes 1:18 berbunyi, ”Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada dipangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
Menurut Textum Receptum (TR):
John 1:18 qeo.n ouvdei.j e`w,raken pw,pote\ o` monogenh.j ui`o,j (Anak yang Tunggal=Monogenes Huios) o` w’n eivj to.n ko,lpon tou/ patro.j evkei/noj evxhgh,sato
 Menurut Critical Text (CT):
John 1:18 qeo.n ouvdei.j e`w,raken pw,pote\ monogenh.j qeo.j (Allah yang Tunggal=Monogenes Theos) o` w’n eivj to.n ko,lpon tou/ patro.j evkei/noj evxhgh,sato
Kedua ayat dalam bahasa Yunani di atas persis sama kecuali kata ui`o,j (anak) dalam TR diganti dengan kata qeo.j (Allah) dalam CT. Jadi menurut Critical Text (CT) Yohanes 1:18 itu bunyinya, “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Allah yang Tunggal, yang ada dipangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Untuk hal yang sangat sepele ini, tanpa perlu belajar sampai tingkat doktor, bahkan cukup memiliki akal sehat saja sudah bisa menyadari bahwa yang benar itu bukan yang di Critical Text, melainkan yang di Textum Receptum.

Kisah Para Rasul 8:37 itu ternyata tidak ada di dalam Critical Text, melainkan ada di dalam Textum Receptum. Jadi menurut CT bunyi Kis 8:36-38 itu demikian,
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?”
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
CT tanpa ayat 37
[Sahut Filipus: “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya: “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.”]
ada di TR Acts 8:37
ei=pen de. o` Fi,lippoj Eiv pisteu,eij evx o[lhj th.j kardi,aj( e;xestinÅ avpokriqei.j de. ei=pen Pisteu,w to.n u`io.n tou/ Qeou/ evinai to.n VIhsou/n Cristo,nÅ
Diperkirakan ayat 37 dari manuscript (Aleph) yang ditemukan di Sinai itu sengaja dihilangkan oleh para penyalin yang mempersiapkan naskah pertemuan Nicea yang akan dipimpin oleh Konstantin. Masalahnya karena gereja Katolik dibawah pimpinan Konstantin waktu itu sedang gencar-gencarnya mempromosikan baptisan bayi. Ayat 37 dari Kisah Para Rasul ini ternyata mengajarkan dengan tegas bahwa baptisan itu harus didahului pengakuan percaya, dan hal ini sangat bertentangan dengan praktek pembaptisan bayi. Demi menyenangkan Konstantin, oknum yang memerintahkan persidangan Nicea (Philip Schaff, History of the Christian Church (Grand Rapids: WM.B.Errdmans Publishing company, 1994), Vol III. p.349.), maka mereka menghilangkan Kisah 8:37. Bayangkan betapa beraninya mereka. Pasti apa yang Tuhan ucapkan atas mereka dalam Wahyu 22:19 akan menimpa mereka. Celakanya, ternyata para editor Critical Text lebih percaya bahwa ayat itu tidak ada daripada editor TR yang percaya bahwa ayat itu, yang terdapat di banyak manuscript lain adalah orisinil. Untunglah Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) masih percaya bahwa ayat itu ada, namun sayang diberi kurung siku.

Pembaca sekalian, tentu tidak diperlukan ratusan atau puluhan kesalahan untuk menyadari bahwa teks Alkitab PB bahasa asli CT itu bukan yang dipelihara Tuhan. Sehebat apapun usaha Iblis untuk menyembunyikan kesalahannya, toh kecolongan juga. Allah membiarkan satu dua kesalahan yang nyata dan telak agar orang-orang yang mencintai kebenaran bisa menjadikannya sebagai terang yang memberi hikmat untuk mengetahui Alkitab bahasa asli yang sungguh-sungguh dipelihara dan dipimpin Tuhan proses pengeditannya. Jika seorang yang tersesat di hutan sungguh berhikmat, setitik terang saja cukup baginya untuk menemukan jalan kembali ke kota, namun bagi yang akan binasa, dicari dengan lampu sorot sekalipun ia malah memilih bersembunyi.

Para Editornya
Westcott adalah seorang Bishop gereja Anglikan, gereja yang Doktrin Gereja (ecclesiology) nya hampir sama dengan Gereja Roma Katolik. Perbedaannya hanya Gereja Roma Katolik berpusat di Roma sedangkan gereja Anglikan berpusat di London. Dan Gereja Roma Katolik dikepalai Paus sedangkan gereja Anglikan dikepalai Raja atau Ratu Inggris. Sedangkan Hort adalah seorang dosen Universitas Cambridge. Dr. D.A. Waite yang meneliti buku-buku yang ditulis mereka menyimpulkan bahwa sesungguhnya mereka bukan seorang yang telah lahir baru.
In this study, I quote from their writings extensively and show form five of their books that they are apostates, liberals, and unbelievers. (Dr. D.A. Waite, Defending the King James Bible, Collingswood: The Bible for Today Press, 1992)
Selain Westcott dan Hort, siapa lagi di balik CT yang makin hari makin dominan itu? Critical Text yang hari ini banyak dipakai di Sekolah Teologi adalah edisi ke-26 yang disebut Nestle/Aland Greek New Testament, 26th edition. Eberhard Nestle dan Kurt Aland, kedua-duanya orang Jerman yang membentuk sebuah komisi yang terdiri dari Kurt Aland sendiri, Matthew Black seorang yang imannya diragukan, Carlo M. Martini seorang Kardinal gereja Katolik, Bruce Metzger dari Princeton, universitas yang sangat liberal, dan Alan Wigren dari Chicago. Mereka inilah yang mengatakan bahwa rasul Matius salah tulis karena tidak melihat catatan di Bait Allah sehingga yang seharusnya Asa namun ditulis Asaf, demi untuk membela konsep mereka bahwa naskah kuno yang mereka pakai adalah yang terbaik, yang tidak terjamah oleh tangan-tangan jahil.
Sebaliknya orang-orang yang mengedit TR adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan. Desiderius Erasmus, yang sering dikritik karena humanis, adalah humanis abad pertengahan yang berusaha melepaskan diri dari kungkungan universalisme gereja Roma. Ia bukan humanis masa kini yang filosofinya berpusatkan pada manusia dan mengagungkan manusia. Sedangkan Stephanus adalah orang Protestan yang sangat mengasihi Tuhan, orang yang rela mengorbankan nyawa demi membela kebenaran. Apalagi Theodore Beza, teman dekat John Calvin, adalah tokoh reformasi yang sangat terhormat dan mengasihi Tuhan. Edisi Stephanus dan Beza-lah yang secara umum diterima oleh orang-orang percaya yang baru mendapat kebangunan rohani melalui gerakan reformasi. Edisi ke-4 Stephanus tahun 1551 yang telah dilengkapi pasal dan ayat telah menjadi berkat bagi jutaan orang, terlebih setelah dijadikan dasar untuk penerjemahan ke berbagai bahasa termasuk King James Version.

Tujuan Para Editor
Baik Erasmus, Stephanus, maupun Beza, mereka berusaha mewujudkan kitab PB bahasa asli hanya agar orang-orang percaya memiliki firman Tuhan di tangan mereka yang praktis, agar mereka dapat mempelajarinya dan memberitakannya. Mereka tidak memikirkan masalah hak cipta dan lain sebagainya. Hasil karya mereka menyebabkan banyak orang melihat terang Tuhan dan orang-orang itu diselamatkan. Masyarakat Eropa berubah total setelah reformasi dan tersedianya Alkitab dalam cetakan telah memungkinkan mereka membaca dan mempelajarinya. Tingkat moral masyarakat menjadi semakin tinggi demikian juga dengan tingkat kepatuhan mereka terhadap hukum. Setiap kali orang menyebut firman Tuhan, tentu yang dimaksud adalah TR atau terjemahannya pada masing-masing bahasa.
Namun setelah Westcott dan Hort menerbitkan edisi mereka, kebingungan mulai melanda, pertama-tama di kalangan intelektual karena mereka terpaksa harus memilih teks mana yang harus mereka jadikan patokan, dan akhirnya juga melanda seluruh kekristenan. Di Indonesia hal ini tidak terasa karena kita hanya memiliki satu versi Alkitab yaitu terbitan Lembaga Alkitab Indonesia. Tetapi bagi masyarakat yang berbahasa Inggris, dengan tersedianya berbagai versi Alkitab, maka agak kerepotan juga.
Pukulan yang paling menyakitkan ialah tertawaan dari pihak luar, misalnya pihak Islam, yang mengatakan bahwa Injil asli orang Kristen sudah tidak ada, yang ada sekarang adalah yang palsu. Adanya kesalahan pada teks Westcott dan Hort biasanya mereka jadikan bukti untuk statemen mereka. Mereka dapat mengatakan, ”lihat, nama silsilah saja salah catat, tidak salah toh kalau itu adalah yang palsu?”
Kehadiran CT telah menyebabkan perdebatan yang tidak ada habis-habisnya. Iblis mencatat sukses karena ia berhasil menggoncang dasar iman orang Kristen dan meletakkan batu sandungan terhadap sebagian orang yang belum percaya. Sebagian orang yang tidak memahami masalah ini sempat tersandung karena mereka dipaksa untuk mempertanyakan aspek human error dari teks bahasa asli yang ada pada saat ini. Tentu karena mereka tidak diberi informasi bahwa usaha pengeditan yang teliti telah dilakukan oleh Erasmus, Stephanus, Beza dengan membanding-bandingkan naskah demi naskah hingga akhirnya tidak ditemukan lagi kesalahan dan orang-orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus pun secara universal telah menerimanya.

Teks Yang Manakah Yang Adalah Otoritas Final?
Pada saat Alkitab terjemahan tidak jelas terhadap suatu masalah atau terdapat perbedaan antara satu terjemahan dengan terjemahan yang lain, kemanakah kita akan mencari otoritas final untuk menjelaskannya? Mau atau tidak mau, Alkitab bahasa asli adalah otoritas final untuk menyelesaikan masalah baik yang praktis maupun yang bersifat doktrinal.
Jika dunia kekristenan hanya memiliki satu versi Alkitab bahasa asli seperti keadaan abad 16, 17, dan 18, maka dengan gampang dan dengan kebulatan hati semua orang Kristen akan mengacu kepada Alkitab bahasa asli yang hanya satu itu. Kini setidaknya tersedia dua Alkitab bahasa asli yang didalamnya terdapat + 5604 perbedaan, maka dengan terpaksa setiap orang Kristen harus menetapkan versi manakah yang akan diakuinya sebagai Alkitab bahasa asli yang benar, atau otoritas yang final (The Final Authority).
Telah diuraikan di atas bahwa teks yang diakui, Received Text atau Textum Receptum (TR) yang diedit pertama kali oleh Erasmus dan diperlengkapi oleh Stephanus dan Beza adalah yang telah diperiksa dan ternyata tidak ditemukan kesalahan serta telah membawa berkat bagi penduduk dunia lebih dari 3 abad. Sedangkan Critical Text (CT) yang diedit oleh Westcott dan Hort serta diedit ulang oleh komite yang dipimpin oleh Nestle dan Aland ternyata terdapat kesalahan yang sangat konyol, yaitu Asa ditulis dengan Asaf. Masih ada banyak kesalahan lain lagi yang mereka akui, namun pada umumnya kesalahan itu mereka lemparkan kepada sang penulis untuk membangun asumsi bahwa penulis Alkitab tidak diilhami, atau bahwa Alkitab itu bukan buku istimewa melainkan sama seperti catatan sejarah lain.
Untuk membangun doktrin yang benar kita membutuhkan dasar yang benar. Doktrin alkitabiah adalah doktrin yang didasarkan hanya pada Alkitab saja. Lalu kalau diperhadapkan dua versi naskah PB Alkitab bahasa asli, yang manakah yang anda akan pilih? Kini banyak teolog telah kemasukan angin Liberalisme, demikian juga sekolah-sekolah teologia. Masalah Alkitab bahasa asli bisa menjadi salah satu faktor untuk mengenal aliran sebuah sekolah teologia. Rata-rata sekolah teologia aliran Liberal lebih senang memakai Critical Text (CT) karena ketika dosen di sekolah tersebut belajar ke luar negeri, ia sudah terlanjur masuk ke sekolah liberal dan yang memakai CT. Namun sekolah teologia aliran Fundamental tetap bertahan pada Received Text atau Textum Receptum yang tidak ada kesalahan dan telah mendatangkan banyak manfaat bagi umat manusia. Anda di pihak mana?

Sumber: Artikel ditulis dari Bab 8 buku DOKTRIN ALKITAB ALKITABIAH, Pdt. Suhento Liauw, DRE, D.Th, GBIA GRAPHE, cetakan 2, 2001, Jakarta, halaman 109-132

KEMURTADAN PRIBADI


“Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.” (Ibr 3:12)
Kemurtadan (Yun. apostasia) dipakai dua kali dalam PB sebagai kata benda (.Kis 21:21; 2 Tes 2:3) dan di dalam .Ibr 3:12 dalam bentuk kata kerja (Yun. _aphistemi_; dalam versi lain diterjemahkan sebagai “berbalik dari”). Istilah Yunani ini ditegaskan sebagai tindakan meninggalkan, berkhianat, memberontak, mengundurkan diri atau berbalik meninggalkan sesuatu yang dahulu diikuti.

1) Menjadi murtad berarti memutuskan hubungan keselamatan dengan Kristus atau mengundurkan diri dari persekutuan yang sangat penting dengan Dia dan iman yang sejati kepada-Nya
Dengan demikian kemurtadan pribadi hanya dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya sudah mengalami keselamatan, kelahiran baru, dan pembaharuan melalui Roh Kudus (bd. .Luk 8:13; Ibr 6:4-5); kemurtadan bukan sekedar tindakan menyangkal doktrin PB oleh mereka yang belum diselamatkan di dalam jemaat. Kemurtadan mungkin meliputi dua aspek yang berbeda namun berhubungan:
( a) kemurtadan teologis, yaitu: menolak semua atau sebagian dari ajaran asli Kristus dan para rasul (.1Tim 4:1; 2Tim 4:3), dan
( b) kemurtadan moral, yaitu: seseorang yang sebelumnya percaya kini tidak lagi tinggal di dalam Kristus dan sebagai gantinya memperbudak dirinya kepada dosa dan kebejatan lagi (.Yes 29:13; Mat 23:25-28; .Rom 6:15-23; 8:6-13).


2) Alkitab memberikan peringatan yang mendesak mengenai kemurtadan, dengan tujuan mengingatkan kita agar waspada terhadap bahaya meninggalkan kesatuan kita dengan Kristus dan mendorong kita untuk bertekun di dalam iman dan ketaatan. Maksud ilahi dari ayat-ayat peringatan ini jangan dilemahkan dengan pernyataan, “peringatan- peringatan ini bersifat sungguh-sungguh, tetapi kemungkinan terjadi kemurtadan secara aktual tidak ada.” Sebaliknya, kita harus memandang peringatan-peringatan ini sebagai mengacu kepada realitas masa percobaan kita sehingga kita harus betul-betul memperhatikannya jikalau kita ingin mencapai keselamatan pada akhirnya. Beberapa ayat PB yang berisi peringatan adalah: .Mat 24:4-5,11-13; Yoh 15:1-6; .Kis 11:21-23; 14:21-22; 1Kor 15:1- 2; Kol 1:21-23; 1Tim 4:1,16; .1Tim 6:10-12; 2Tim 4:2-5; Ibr 2:1-3; 3:6- 8,12-14; 6:4-6; .Yak 5:19-20; 2Pet 1:8- 11; 1Yoh 2:23-25.


3) Contoh-contoh kemurtadan yang sesungguhnya terjadi terdapat dalam .Kel 32:1-35; 2Raj 17:7-23; Mazm 106:1-48; Yes 1:2-4; Yer 2:1-9; .Kis 1:25; Gal 5:4; 1Tim 1:18-20; 2Pet 2:1,15,20-22; Yud 1:4,11-13; mengenai kemurtadan yang dinubuatkan akan terjadi di dalam gereja pada akhir zaman ini.


4) Langkah-langkah yang menuju kepada kemurtadan adalah sebagai berikut:
( a) Orang-orang percaya, melalui ketidakpercayaan, tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh kebenaran, nasihat, peringatan, janji, dan ajaran Firman Allah (.Mr 1:15; Luk 8:13; Yoh 5:44,47; .Yoh 8:46).
( b) Ketika kenyataan-kenyataan dunia ini menjadi semakin nyata dibandingkan dengan kenyataan-kenyataan Kerajaan Allah yang sorgawi, orang-orang percaya secara berangsur-angsur berhenti menghampiri Allah melalui Kristus (.Ibr 4:16; 7:19,25; 11:6).
( c) Melalui kelicikan dosa, orang percaya itu makin toleran terhadap dosa dalam kehidupan mereka sendiri (.1Kor 6:9-10; Ef 5:5; .Ibr 3:13). Mereka tidak lagi mengasihi keadilan atau membenci kefasikan ( “Ibr 1:9″).
( d) Karena degil hati (.Ibr 3:8,13) serta menolak jalan Allah ( .Ibr 3:10), orang-orang percaya ini berkali-kali mengabaikan suara dan teguran Roh Kudus (.Ef 4:30; 1Tes 5:19-22).
( e) Roh Kudus didukakan (.Ef 4:30; bd. .Ibr 3:7-8) dan api-Nya dipadamkan (.1Tes 5:19), bait-Nya dirusak (.1Kor 3:16). Karena itu akhirnya Ia meninggalkan orang yang dahulu percaya ( .Hak 16:20; Mazm 51:13; Rom 8:13; 1Kor 3:16-17; Ibr 3:14).


5) Jikalau kemurtadan berjalan terus tanpa dikendalikan, orang-orang percaya itu mungkin akhirnya mencapai titik di mana mereka tidak mendapat kesempatan lagi untuk kembali kepada Tuhan.
( a) Mereka yang pernah mengalami keselamatan namun kemudian dengan sengaja dan terus-menerus mengeraskan hati terhadap suara Roh (.Ibr 3:7-19), terus berbuat dosa dengan sengaja (.Ibr 10:26), serta menolak untuk bertobat dan kembali kepada Allah mungkin akan mencapai titik di mana mereka tidak bisa berbalik lagi sehingga tidak mungkin bertobat dan menerima keselamatan lagi (Ibr 6:4-6;”Ul 29:18″-21;”1Sam 2:25″;.”Ams 29:1″).
Kesabaran Allah ada batasnya (lih. 1Sam 3:11-14; Mat 12:31-32; .2Tes 2:9-11; Ibr 10:26-29,31; 1Yoh 5:16).
( b) Titik di mana orang tidak bisa bertobat lagi ini tidak dapat ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, satu-satunya pengaman untuk tidak terjerumus ke dalam kemurtadan akhir ditemukan dalam nasihat, “Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu” (.Ibr 3:7-8,15; 4:7)


6) Haruslah ditekankan bahwa sekalipun kemurtadan merupakan bahaya bagi semua orang percaya yang mulai hanyut dari iman (.Ibr 2:1-3) dan undur dari Allah (.Ibr 6:6), perbuatan itu tidak akan menjadi lengkap jikalau orang yang bersangkutan tidak dengan sengaja dan terus-menerus berbuat dosa terhadap suara Roh Kudus
(“Mat 12:31″ mengenai dosa terhadap Roh Kudus).


7) Mereka yang menjauhkan diri dari Allah karena hati yang tidak percaya (.Ibr 3:12) mungkin berpikir bahwa diri mereka masih Kristen namun ketidakacuhan mereka terhadap tuntutan-tuntutan Kristus dan Roh Kudus serta peringatan- peringatan Alkitab menunjukkan keadaan yang sebaliknya. Karena kemungkinan penipuan diri ini ada, Paulus mendesak agar semua orang yang mengaku diri sudah diselamatkan untuk “uji … dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman. Selidikilah dirimu”( “2Kor 13:5″).


8) Mereka yang sungguh-sungguh mempunyai perhatian terhadap keadaan rohani dan hati mereka ingin berbalik kepada Allah dalam pertobatan memiliki bukti yang pasti bahwa mereka tidak melakukan kemurtadan yang tidak bisa diampuni. Alkitab dengan jelas menandaskan bahwa Allah tidak ingin seorang pun binasa ( .2Pet 3:9; bd. .Yes 1:18-19; 55:6-7) dan menyatakan bahwa Allah akan menerima kembali semua orang yang pernah mengalami kasih karunia yang menyelamatkan jikalau mereka bertobat dan kembali kepada-Nya (bd. .Gal 5:4 dengan .Gal 4:19; 1Kor 5:1-5 dengan .2Kor 2:5-11; juga lih. .Luk 15:11-24; Rom 11:20-23; .Yak 5:19-20; Wahy 3:14- 20; perhatikan contoh Petrus, .Mat 16:16; .Mat 26:74-75; Yoh 21:15-22).

Segel Tanah Liat Ini Bukti Raja Daud dan Salomo Nyata

Temuan segel dari tanah liat di Israel ini mengungkap keberadaan Raja Daud dan Salomo.
Kisah Raja Daud dan Salomo dalam Alkitab menjadi legenda. Ada yang berpikir bahwa kisah tersebut hanya isapan jempol belaka. Namun, catatan arkeologi menyebutkan bahwa kedua tokoh itu benar-benar ada.
Dalam penggaliannya tim arkeologi dari Mississipi State University menemukan segel dari tanah liat wilayah di Israel.

Dilaporkan oleh Science Daily bahwa pada temuan segel dari tanah liat itu mendukung adanya bukti adanya pemerintahan di wilayah tersebut sekitar 10 abad SM. Pada waktu itu disebutkan bahwa sistem kerajaan belumlah ada.
Temuan ini juga membuktikan adanya hubungan antara segel dan Raja Daud. Pemerintahan diduga pernah beroperasi pada Zaman Besi di wilayah yang kini adalah Gaza.
"Hasil awal kami menunjukkan bahwa situs ini terintegrasi pada sebuah politik kaum elite pada zamannya. Ini menunjukkan adanya negara sejak 10 abad SM," ujar Hardin, salah satu anggota penelitian, yang dilansir dari Science Daily.
Ia menyatakan keyakinannya bahwa temuan ini berhubungan dengan Zaman Besi, sekitar 10 abad SM, dan adanya hubungan tentang kebenaran sejarah Raja Daud dan Salomo.
Sumber : Science Daily

Sinagoge Tempat Yesus Berkhotbah Ditemukan di Israel

Penggalian sebelum pendirian bangunan gereja antar-iman, pusat perempuan, dan restoran di Israel oleh organisasi Katolik Legion of Christ mengungkap temuan yang mencengangkan.Lewat proses penggalian di kota tua bernama Magdala, tempat kelahiran Maria Magdalena pengikut Yesus, para penggali menemukan reruntuhan sebuah sinagoge (tempat ibadah umat Yahudi) yang dipercaya merupakan yang tertua, satu dari hanya tujuh di Israel.Eamon Kelly, pastor dan kepala lembaga bernama Magdala Center, seperti dikutip IBTimes, Senin (22/12/2014), mengklaim, "Inilah sinagoge pertama yang diekskavasi tempat Yesus mulai berjalan dan berkhotbah."


 

Sinagoge tersebut dipercaya dibangun pada abad pertama Masehi sebagai sebuah struktur yang sangat sederhana. Kemudian, tempat ibadah itu mulai dikembangkan lagi pada tahun 40 Masehi.Magdala adalah kota yang masuk dalam jalur perdagangan sepanjang pantai Mesir hingga Suriah. Sinagoge di kota itu bakal menjadi tempat penting bagi para pemuka agama untuk menyebarkan ajarannya.Yesus dipercaya mengenal Magdala. Bukti literaturnya, Injil Matius Bab ke-15 ayat 39, mendeskripsikan Yesus naik kapal dan pergi ke Magdala, kota yang dalam bahasa Yunani sering disebut Magadan.

Menurut Kelly, sinagoge di Magdala pada masa lalu tidak hanya digunakan untuk berdoa, tetapi juga tempat pertemuan. "Jadi, bila rabi asing datang ke kota, rabi baru, penceramah baru, guru baru, tempat pertemuannya adalah di sini," katanya.Sinagoge itu dipercaya hancur saat perang antara Roma dan Yahudi antara 67 hingga 68 Masehi. Kelly mengatakan, temuan itu penting bagi umat Yahudi dan Kristiani. "Di sini, kita punya tempat yang bisa membantu menyadari kesamaan kita," ujarnya.

Sumber :  IBTimes

Rahasia Membersihkan Chrome dari 'Gadis Mabuk Setelah Pesta'

Lab Vaksincom akhirnya berhasil mendapatkan rahasia kesaktian 'gadis mabuk' yang suka selfie di akun FB orang lain ini ternyata menggunakan Google Chrome Extension. 

Hebatnya, kelihatannya extension Google Chrome ini memiliki lebih dari sat versi dan saat ini Extension yang beredar adalah versi kedua dengan nama 'Atas Berita'. Dengan alamat situs http://atasberita.info yang jika diakses akan mengarahkan ke situs phishing dieta-noticias.com (lihat gambar 2)





Gambar 2: Situs atasberita.info diforwardkan ke situs phishing

Jika korban Gadis Mabuk 2.0 ini melihat postingan Facebook dan melakukan klik ia akan diarahkan ke situs http://atasberita.info/gadis yang akan memberikan tampilan palsu mirip seperti tampilan YouTube guna mengecoh korbannya. (lihat gambar 4)


Gambar 4: Tampilan situs phishing seperti YouTube yang menuntun pada instalasi Chrome extension.

Jika Anda perhatikan tulisan pada bagian atas video 'Anda harus memiliki Plugin dipasang untuk menonton video ini. Klik disini untuk menginstal plugin.' yang jika diklik akan mengarahkan pada instalasi Google Chrome Extension dengan nama Atas Berita. (lihat gambar 5)


Gambar 5: Instalasi Google Chrome Extension dengan nama Atas Berita

Rupanya di sinilah rahasia kesaktian 'gadis mabuk' yang mampu melakukan posting menggunakan akun Facebook dari korbannya karena ekstensi ini memiliki 'hak' membaca dan mengubah semua data anda di situs web yang dikunjungi. Karena itu, supaya akun FB Anda tidak dijadikan ajang selfie oleh 'gadis mabuk', segera uninstal extention Chrome yang menjadi biang keladi tersebut.

(Sumber:inet.detik.com)

Solusi Menghentikan Aksi 'Gadis Mabuk Setelah Pesta' di Firefox

Solusi Untuk menghentikan aksi malware melakukan posting dan autotagging ke seluruh kontak Facebook langkah yang harus Anda lakukan adalah: 

1. Buka peramban Firefox.
2. Ketik: about:addons dan Anda akan membuka layar extensions Firefox. (lihat gambar 5)

Gambar 5: Ketik: about:addons untuk membuka layar extensions.



3. Cari ekstensi dengan nama 'Full Screen 4.0' dan klik tombol remove, Anda akan langsung mendapatkan konfirmasi: 'Full Screen has been removed. Restart now' klik tulisan 'Restart Now' (lihat gambar 6) dan biarkan Firefox Anda melakukan restart. Jika tidak restart, matikan semua jendela Firefox yang terbuka dan buka kembali.

Gambar 6: Klik Restart now untuk memastikan ekstensi jahat sudah dihapus. 
 


4. Untuk mengindari kemungkinan pencurian kredensial, kami sarankan Anda untuk mengganti password Facebook.


Mencegah Postingan Autotag di Wall Facebook Jika Anda ingin menjaga wall Facebook dari autotag tidak bertanggung jawab, baik dari autotag 'gadis mabuk' atau autotag iklan jualan atau toko online abal-abal, aktifkan fitur 'Timeline and Tagging Settings' dari Facebook. Caranya adalah, login ke akun Facebook Anda, lalu masuk ke alamat https://www.facebook.com/settings?tab=timeline untuk membuka 'Timeline and Tagging Settings' (lihat gambar 7).

Gambar 7: Timeline and Tagging Settings 
 


Lalu pada: > Who can add things to my timeline?. -. Who can post on your timeline? Klik [Edit] dan pilih 'Friends'. -. Review posts friends tag you in before they appear on your timeline ? Klik [Edit] dan pilih [Enabled]. > How can I manage tags people add and tagging suggestions?. -. Review tags people add to your own post before the tags appear on Facebook? Klik [Edit] dan pilih [Enabled].

(Sumber :inet.detik.com)

Akhirnya Virus Mobogenie dan Baidu PC Faster PUP hilang juga

Aplikasi Mobogenie for Windows dan Baidu PC Faster digolongkan sebagai PUP(Potentially Unwanted Program) yaitu Program yang tidak diharapkan tetapi ikut terinstal di pc tanpa kita sadari. Kadang kelengahan ini akibat tidak telitinya kita saat muncul EULA dimana ada option pilihan yang sudah tercontreng. Dalam banyak kasus pengguna komputer yang terinstal Mobogenie tidak merasa menginstal program ini dan tahu-tahu sudah ada di komputernya.
 
Baidu Browser

Mobogenie tidak masuk kategori virus tetapi ia memiliki banyak aktivitas tidak menyenangkan malicious seperti rootkit yang menanamkan dirinya sangat dalam ke dalam sistem operasi sehingga sangat sulit diuninstal, browser hijacking dan mengintervensi pengalaman pengguna demi kepentingannya. Jadi lebih tepat dikategorikan sebagai PUP (Potentially Unwanted Program). Mobogenie memiliki dua versi, versi Windows yang bisa di instalkan pada komputer dan versi Android yang hanya bisa diinstalkan pada perangkat Android. Mobogenie versi Windows yang tergolong PUP ini biasanya ikut menginstalkan dirinya bersama-sama dengan freeware lainnya. Mobogenie dan Baidu PC Faster ikut menginstalkan diri bersama dengan program freeware Bluestack.




 Mobogenie

Cara menghapus dari PC :
Control Panel Add/Remove Program Bila masih tidak bisa hilang juga, gunakan Program Free Adwcleaner versi 3.021
link Download : Free_Adwcleaner_v.3.021

Adwcleaner ini akan menghapus semua : PUP Rootkit Malware Addons di Mozilla seperti idmmzcc (Internet Download Manager) dan toolbar@alexa.co

Perjamuan Kudus Vs. Perjamuan Tuhan




Memegang teguh bahwa Alkitab adalah Firman Allah dan 100% benar. Tidak ada satu katapun yang salah. Tuhan sudah memilih kata-kata yang sempurna untuk FirmanNya sesuai dengan sifatNya yang sempurna. Perihal Perjamuan manakah yang benar ? Perjamuan Tuhan atau Perjamuan Kudus. Mereka yang tidak sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan berkata, “rasanya masalah itu tidaklah penting yang penting kita percaya Yesus” dan sebagainya. Namun, bagi mereka yang merindukan mempelajari Firman Tuhan dengan benar hal ini cukup krusial

 
Konsep Dasar Perjamuan Kudus:
1. Istilah yang dipakai bukan Istilah Alkitab.
2. Sebuah upacara pengudusan (sakramen).
3. Maknanya ialah memberikan khasiat pengudusan.
4. Memiliki muatan transubtansiasi/Kosubtansiasi.
5. Konsep terbuka, artinya yang bukan dari anggota gereja setempat juga boleh mengikutinya.

Konsep Dasar Perjamuan Tuhan:
1. Istilah Alkitabiah (1 Korintus 10:21; 11:20).
2. Sebuah upacara yang diperintahkan (ordinansi).
3. Maknanya untuk mengingat akan pengorbanan Tuhan Yesus.
4. Hanya subuah lambang/simbol, roti melambangkan tubuh Tuhan dan cawan anggur melambangkan darahNya yang tercurah untuk penebusan dosa.
5. Konsep tertutup, artinya yang boleh mengikuti acara tersebut hanyalah yang sudah menjadi anggota gereja lokal setempat.

Sumber:Cakka Blog

Tentang kelahiran Kristus/Natal

Perayaan Natal akan sangat bermakna kalau yang merayakannya memahami makna Natal yang sebenarnya. Yesus Kristus lahir karena dosa-dosa kita, dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita orang berdosa.Secara Akal sehat Alkitab sudah memberi keterangan yang sangat jelas kepada kita Tentang kelahiran Kristus

Natal adalah suatu perjalanan terjauh dan tidak terukur dari surga ke bumi. Natal,juga sebuah kerelaan terhina yang tak bisa dipahami akal manusia, yaitu Allah yang suci menjadi manusia yang hina.Natal juga bukan ajang berpesta-pora, mengadakan bazzar Natal, Christmas carol, konsert atau doorprize ini dan itu. Natal itu membuat kita menangis, karena Yesus rela melepas keillahiannya untuk datang ke dunia. Tetapi natal juga membuat kita bahagia karena Yesus bersama dan memeluk kita. Dengan demikian, Natal adalah absolut paradoks, karena di sana ada tangis dan tawa, ada duka dan bahagia sekaligus.
 
benar memang tidak ada perintah dalam Alkitab untuk merayakan Natal, dan tidak ada larangan untuk merayakan Natal,tetapi Orang Kristen yang menjunjungi tinggi alkitab sebagai sumber otoritas kebenaran tidak boleh mengimani bahwa Yesus lahir tanggal 25 atau mengimani Bulan desember Yesus lahir, ini salah tidak alkitabiah,natal boleh dirayakan kapan saja. Asalkan perayaan natal dijadikan momentum untuk menyatakan rasa syukur karena Bapa telah mengirimkan AnakNya yang tunggal lahir dan mati untuk menanggung hukuman dosa kita, sekaligus kesempatan ini dijadikan ajang untuk membagikan berita injil kepada orang lain. Yang harus selalu kita ingat dan hayati setiap kali kita merayakan natal adalah karena dosa kitalah Yesus Kristus lahir ke dunia (Mat. 1:21).

Merayakan natal adalah tindakan rasa syukur atas Yesus Kristus yang telah datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita dari kebinasaan. Ini adalah peristiwa yang sangat agung dan mulia.Perayaan Natal akan sangat bermakna kalau yang merayakannya memahami makna Natal yang sebenarnya. Yesus Kristus lahir karena dosa-dosa kita, dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita orang berdosa Filipi 2:5-7.
Secara Akal sehat Alkitab sudah memberi keterangan yang sangat jelas kepada kita Tentang kelahiran Kristus.


 Zakharia dan Elisabet adalah suami istri yang sudah tua namun belum dikaruniai anak. Zakharia adalah seorang imam dari suku Lewi. Tentu permintaan doa Zakharia dan Elisabet ialah seorang anak. Di pihak Allah, Ia telah lama tidak berbicara kepada bangsa Yahudi. Sudah sekitar 400 tahun sejak Ia berbicara kepada nabi terakhir yaitu Maleakhi. Dalam firmanNya kepada Maleakhi Allah berjanji akan mengirim Elia untuk mendahului kedatanganNya menjenguk bangsa Yahudi. Allah Jehovah menjenguk manusia adalah hari yang dahsyat (Mal.4:5).

Pada saat Zakharia bertugas melaksanakan tugas keimamatannya, dikatakan ada banyak orang berkumpul di luar. Hanya ada tiga acara yang dihadiri orang banyak yaitu Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun. Tetapi dengan banyaknya orang yang berkumpul hampir dapat dipastikan bahwa itu adalah hari raya Paskah.
Ketika Maria diberi tahu bahwa Elisabet sedang mengandung, dan ia mengunjunginya, bayi Yohanes dalam kandungan melonjak (Luk.1:44), itu karena bayi Yohanes sudah berumur sekitar tujuh bulan, jika Maria berkunjung setelah beberapa minggu diberitahukan oleh malaikat.
Yohanes adalah nama yang diharuskan oleh Allah, dan dikatakan bahwa ia akan berjalan dalam roh dan kuasa Elia (Luk.1:17). Dan Tuhan Yesus berkata bahwa Yohanes sesungguhnya adalah Elia (Mat.11:14). Arti kata Yohanes (ioannes) ialah, (Jehovah is a gra-cious giver) Jehovah adalah pemberi yang murah hati.
Kapan sesungguhnya Yesus lahir? Alkitab mencatat Yesus dikandung pada bulan ke-enam menurut kalender Yahudi yaitu jatuh pada bulan September, Luk 1:26 (bulan pertama Yahudi yaitu bulan Maret-April). Anda tinggal menghitung,(Sebagaimana natur nya manusia di kandung itu 9 bulan hal ini sama sperti Yesus di kandung) jika Yesus dikandung bulan September, kapankah Ia dilahirkan? Kemudian, ketika Yesus dilahirkan, ada gembala-gembala yang tinggal untuk menjaga dombanya di padang. Mungkinkah ada gembalah yang nekat menjaga dombanya pada musim dingin yang suhunya di bawa nol derajat Celsius? Tidak mungkin. Domba pun tidak mungkin ada di sana, apalagi gembalanya.

1.Nisan –>Maret Atau Bulan pertama menurut kalender yahudi (lihat Kitab Ester 3:7)
2.Iyar –> April
3.Siwan –> Mei
4.Tamus –>Juni
5.Ab –> Juli
6.Elul –>Agustus
7.Tisyri –>September
8.Markhesywan –>Oktober
9.Kislew –>November
10.Tebet –> Desember
11.Syebat –> Januari
12.Adar –> Februari Atau bulan ke 12 menurut kalender yahudi (lihat Kitab Ester 3:13)

Masih banyak lagi fakta sejarah dan kebenaran Alkitab yang membuktikan bahwa Yesus Kristus lahir bukan pada bulan Desember.
Kemungkinan besar Yesus Kristus dilahirkan Antara bulan Juni-Juli. Di Israel, bulan Mei sampai Oktober adalah musim panas (Lihat: Bible Almanac/kamus alkitab). Di bulan ini baik sekali dilakukan perjalanan jauh, dan pada bulan ini juga para gembala domba sedang berada di padang. Sangat jelas tidak mungkin Yesus dilahirkan bulan Desember. Orang Kristen yang alkitabiah tidak boleh mengimani bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember. Sebagian besar orang Kristen yang merayakan Natal pada tanggal 25 Desember disebabkan karena sikap yang tidak kritis dan ikut-ikutan saja tidak mempelajari Alkitab dengan benar. jika Anda mengasihi Tuhan dan mencintai kebenaran, maka Anda harus memilih kebenaran (2 Kor 13:8). Kita harus meninggikan Alkitab sebagai sumber kebenaran Firman Tuhan bukan ikut-ikutan.

Berbagai Ornamen Natal.
Pohon Natal adalah tradisi yang dimulai di Jerman. Masyarakat di Jerman mengambil pohon evergreen untuk dihias di rumah pada musim dingin, sebagai lambang keabadian karena pohon ini tidak gugur sekalipun di musim dingin. Menurut keterangan berbagai Encyclopedia, orang Kristen awal memperi-ngati natal hanya dengan sebuah palungan kosong untuk mengingat bayi Yesus yang terbaring di palungan.
Santa Klaus sesungguhnya hanyalah sebuah cerita yang dibesar-besarkan, dan iblis pakai untuk membelokkan iman orang Kristen sejak kecil. Di USA dan Eropa, anak-anak Kristen diajarkan untuk berdoa kepada Santa Klaus meminta hadiah. Betapa menyesatkan tindakan demikian. Di kitab Wahyu Yesus Kristus digambarkan “ Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagai-kan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah” (Rev 1:14-15). Rambutnya putih metah, dan suaranya bagaikan desau air ho..ho..ho.. Sejak kecil anak-anak dibelokkan pikiran-nya untuk menggantikan Yesus Kristus dengan Santa Klaus.

Sikap Orang Kristen Alkitabiah?
Iblis memakai berbagai hal dan berbagai cara untuk menggerogoti iman kekristenan yang murni alkitabiah. Kelompok Saksi Jehovah tidak merayakan Natal sama sekali. Banyak orang Kristen bertanya, apakah dibenarkan untuk merayakan Natal? Saya sering memberi jawaban bahwa tidak ada perintah Alkitab untuk merayakan Natal, dan juga tidak ada larangan.

Namun meyakini bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember adalah sebuah kesalahan, apalagi merayakannya dengan heboh. Tuhan tidak perintah-kan murid-muridNya merayakan kelahiranNya bah-kan pada saat Kristus masih di dunia Ia sendiri tidak pernah merayakan hari kelahiranNya. Tetapi tidak ada salahnya kita memperingati, bukan merayakan. Kita memperingati bahwa Yesus Kristus pernah dila-hirkan sebagai manusia dan karena menjadi manu-sialah maka ia bisa disalibkan sebagai manusia.

Manfaat & Metode Menghafalkan Firman Tuhan

Bagi sebagian orang, menghafalkan firman Tuhan nampaknya begitu tidak menarik. Cobalah minta mereka menghafalkan ayat-ayat Alkitab; mereka akan terlihat segan melakukannya. Mengapa begitu? Barangkali mereka berfikir, pekerjaan menghafal itu seperti kegiatan menghafal sewaktu mereka masih duduk di bangku sekolah. Itu kegiatan yang menuntut kerja keras, tidak menarik, membosankan, dan manfaatnya terbatas.
Sering juga ada yang melontarkan alasan bahwa daya ingatnya sudah tidak tajam lagi. Bagaimana kalau saya menawarkan sejuta rupiah kepada Anda bagi setiap ayat yang anda hafalkan dalam jangka waktu satu minggu? Tidakkah sikap Anda terhadap kegiatan menghafalkan firman Tuhan akan berubah?
Sesungguhnya, imbalan dalam bentuk uang akan kecil sekali bila dibandingkan dengan manfaat dari harta firman Allah yang tertanam di dalam benak Anda.

1. Menghafalkan Firman Tuhan memberikan Keuatan Rohani
Bila firman Tuhan tertanan dalam benak kita, Roh Kudus dapat mengingatkan kita akan ayat-ayat tertentu ketika kita membutuhkannya. Maka dari itulah pemazmur berkata, “Dalam hatiku aku menyimpan janjiMu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” (Maz. 119:11). Firman Tuhan berfungsi sebagai pedang Roh (Efe. 6:17). Dengan memakai pedang Roh itulah kita dapat memenangkan peperangan rohani. Contoh terbaik tentang hal itu dapat kita lihat dari peristiwa Yesus digodai iblis di padang gurun (Mat. 4: 1-11). Setiap kali iblis menggoda Yesus, maka Yesus menangkisnya dengan pedang Roh, dan Ia menang.
Bila kita mau mengalami lebih banyak lagi kemenangan dalam kehidupan Kristen kita, haruslah kita bertindak seperti Yesus. Kita harus menghafalkan ayat-ayat Alkitab sehingga Roh Kudus dapat membantu kitra mengingat ayat-ayat itu pada saat kita membutuhkannya.

2. Menghafalkan Firman Tuhan akan Menguatkan Iman
Tidakkah Anda ingin iman Anda diperkuat? Orang Kristen mana yang tidak ingin imannya diperkuat? Satu hal yang dapat Anda lakukan untuk menguatkan iman Anda ialah mendisiplinlkan diri dalam hal menghafalkan ayat-ayat Alkitab. Menghafalkan ayat-ayat Alkitab menguatkan iman Anda karena dengan menghfalkan ayat-ayat itu, kebenaran Firman Tuhan diucapkan berulang kali, sesering Anda perlu mendengarkannya kembali. Menghfalkan Firman Tuhan ibarat menyekrup paku pada iman yang sedang merosot.

3. Menghafalkan Firman Tuhan Membantu Kita Bersaksi dan Membimbing Orang Lain
Dengan menghfalkan ayat-ayat Alkitab kita dibekali untuk menghadapi kesempatan bersaksi yang muncul tiba-tiba (juga kesempatan untuk memberi bimbingan rohani). Baru baru ini ketika saya memberitakan Yesus Kristus kepada seseorang, dia mengatakan sesuatu yang mengingatkan saya akan sebuah ayat yang saya hafal. Saya lalu menyebutkan ayat itu.
Pembicaraan selanjutnya dengan dia akhirnya menuntun dia untuk menjadi percaya dan menerima Tuhan Yesus. Hal ini sering terjadi sewaktu saya memberi pelayanan konseling. Akan tetapi, bila ayat-ayat itu tidak tertanam dalam pikiran dan hati kita, mulut kita tidak dapat mencetuskannya pada saat yang tak terduga seperti itu.

4. Mengingatkan nasihat dan Petunjuk dari Tuhan
Seperti halnya Roh Kudus mengingatkan kita akan ayat-ayat tertentu yang cocok bagi orang yang sedang kita hadapi sementara kita memberi pelayanan “konseling”, Roh Kudus juga mengingatkan kita akan ayat-ayat tertentu yang kita butuhkan bagi diri kita sendiri. Sering kali sewaktu berhadapan dengan situasi tertentu, saya bergumul” antara bicara atau tidak” tentang apa yang ada di benak saya. Pada saat-saat yang menentukan seperti itu Tuhan mengingatkan saya akan firman Tuhan. Namun sudah menjadi bagian kita untuk terlebih dahulu mendisiplinkan diri menghafalkan firman Tuhan.

5. Menghafalkan Firman Tuhan Mendorong Kita Merenungkannya
Salah satu keuntungan kita peroleh dari kegiatan menghfalkan Firman Tuhan adalah kita diarahkan untuk merenungkannya. Bila Anda sudah menghafalkan sebuah ayat, Anda dapat merenungkannya kapan pun dan di mana pun berada. Bila Anda mencintai Firman Tuhan, Anda akan menghfalkannya. Apakah Anda sedang mengendarai mobil, atau sedang naik kereta, atau sedang menunggu dibandara, ataus sedang mengantri, atau sedang makan, Anda dapat merenungkan Firman Tuhan jika Anda sudah menghafalkannya.
Firman Tuhan adalah “pedang Roh”, tetapi Roh Kudus tidak dapat menolong Anda menggunakannya bila Anda belum menyimpannya di dalam pikiran Anda. Coba bayangkan: Anda sedang terdesak dan harus mengambil keputusan saat itu juga. Anda betul-betul membutuhkan petunjuk. Atau Anda sedang bergumul melawan godaan dan ingin mengalami kemenangan. Roh Kudus bergegas ke gudang senjata “memori” Anda. Ia mebuka pintu gudang itu, tetapi yang ia temukan hanyalah Yohanes 3:16, Kejadian 1:1 dan Matius 28:19, 20).Ayat-ayat itu adalah pedang-pedang yang luar biasa, tetapi tidak cocok untuk dipergunakan dalam setiap pertempuran. Bagimana kita dapat mengisi gudang persenjataan rohani kita dengan berbagai pedang supaya Roh kudus dapat membantu kita menggunakan senjata yang tepat pada saat yang tepat pula?

 
Anda Dapat menghafalkan Ayat-ayat Alkitab
Banyak orang berfikir bahwa mereka mempunyai daya ingat yang lemah, tetapi itu tidak benar. Seperti yang telah kita bicarakan, apakah kita berhasil menghfalkan ayat-ayat atau tidak, itu tergantung pada motivasi kita. Jika Anda dapat mengingat hari ulang tahun Anda, nomor telepon atau alamat Anda, juga nama teman-teman Anda, tentunya Anda apat juga mengingat ayat-ayat Alkitab. Masalahnya terpulang pada pertanyaan: Apakah Anda bersedia mendisiplinkan diri menghafalkannya atau tidak?

Bagaimana Memulainya? Pilihlah Ayat-ayat Untuk Dihafalkan
Anda dapat memilih ayat-ayat tertentu sesuai dengan kebutuhan Anda pada saat ini. Misalnya, jika iman Anda sedang lemah, hafalkanlah ayat-ayat mengenai iman. Jika Anda sedang bergumul untuk tidak melakukan suatu kebiasaan buruk, kesombongan, carilah ayat-ayat yang dapat menolong Anda mengalami kemenangan.
1. Tuliskanlah ayat-ayat tersebut
Tuliskanlah kutipan ayat-ayat pada selembar kertas atau tuliskan setiap ayat hafalan pada sepotong kertas karton seukuran kartu kecil.
2. Hafalkanlah Ayat-ayat secara tepat
Sewaktu baru belajar menghafalkan ayat-ayat Alkitab kadang-kadang kita cenderung menghfalkan secara garis besarnya saja. Hendaklah kita menghafalkan kata dengan kata, jangan hanya mirip-mirip ayat yang sebenarnya. Tanpa disiplin dalam hal ketepatan dan kecermatan sewaktu menghafalkan, maka tujuan Anda menjadi tidak jelas, dan Anda cenderung kehilangan minat untuk menghafalkan ayat-ayat lainnya secara cermat juga.
Selain itu, jika Anda tidak menghafalkn secara tepat Anda tidak mempunyai keyakinan kuat untuk menyebutkan ayat tersebut dalam percakapan atau pada waktu Anda bersaksi. Jadi meskipun menghafalkan secara tepat itu sulit pada mulanya, namun lama-kelamaan akan menjadi semakin mudah dan lancar. Hafalkan kata demi kata secara tepat akan lebih mudah diingat daripada ayat-ayat yang Anda hafalkan secara garis besarnya saja.
3. Ulangi dan Renungkan setiap hari
Berkali-kali mengulang ayat-ayat yang sudah dihafalkan adalah prinsip terpenting dari kegiatan menghafal. Bila ayat-ayat itu jarang kita ucapkan lagi di luar kepala, apa yang sudah kita hafalkan akan terhapus lagi. Akan tetapi, bila ayat yang Anda hafalkan itu sudah melekat erat di benak Anda, Anda akan dapat mengucapkannya kembali dengan mudah dan lancar. Bila Anda sudah mencapai taraf ini, Anda cukup mengulanginya seminggu sekali, sebulan sekali untuk mengasahnya saja.
Waktu yang dapat dimanfaatkan untuk mengulang ayat-ayat hafalan adalah waktu menjelang tidur. Sambil mengulang, sekaligus Anda dapat merenungkannya, apalagi kalau Anda sedang tidak dapat tidur. Tidakkah baik sekali bila Anda memanfaatkan saat-saat itu?
Kita harus ingat bahwa tujuan dari menghafalakn ayat-ayat Alkitab bukanlah untuk mengetahui berapa banyak ayat yang dpat kita hafalkan, tetapi supaya kita hidup menurut apa yang kita hafalkan itu. Dengan perkataan lain, supaya firman Allah yang kita hafalkan itu mengubah pikiran dan kehidupan kita.

By Ps. Dr. Donald Whitney
Diadaptasi dari buku: 10 pilar penopang kehidupan iman oleh Donald S. Whitney (LLB)

KESALAHPAHAMAN TENTANG TEOLOGI

Teologi itu membosankan, ruwet, dan memecah-belah. Begitulah anggapan sebagian orang ketika mendengar kata teologi. Bahkan ada yang menyebut teologi sebagai racun yang harus disingkirkan dalam pertumbuhan iman.Kesalahpahaman tentang teologi adalah akibat dari prilaku buruk yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai teolog dan pengajaran-pengajaran yang menyimpang dan aneh yang diajarkan juga oleh mereka. Jika saja pengertian tentang teologi sesuai dengan arti sebenarnya, maka teologi akan dicintai dan diburu orang.

Seperti doa Yesus untuk mereka yang menyalibkan Dia, begitulah doa kita untuk mereka yang menolak teologi. Dr. R. C Sproul berkata, “Penolakan kepada teologi, yang dikarenakan teologi yang buruk merupakan bunuh diri secara rohani. Penolakan terhadap teologi merupakan penolakan terhadap pengetahuan tentang Tuhan (R.C. Sproul, Essential Truth of Christian Faith. Tyndale House Publisher).
Sproul menyebutkan paling sedikit ada sepuluh penyebab penolakan terhadap teologi dan juga termasuk penghalang-penghalan dalam pertumbuhan iman:

1. Iman Kekanakkan. Jutaan orang yang telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus masih terus tinggal dalam status bayi rohani. Jika pun mereka bertumbuh, mereka berhenti pada tahap anak kecil. Pada level ini biasanya anak-anak mulai berani bertanya, suka membantah, bahkan suka melawan orangtua mereka. Sama halnya dengan keadaan rohani mereka ketika bereaksi terhadap teologi.

2. Ketakutan Pada Skeptikisme Teologis. Munculnya banyak teolog, pendeta, guru yang mengajarkan teologi liberal, yaitu teologi yang mempertanyakan kemutlakan kebenaran Alkitab dan meragukan kebenaran-kebenaran Alkitab membuat banyak orang-orang kristen yang takut pada teologi.

3. Korban Dari Ajaran-Ajaran yang Gampangan. Menjamurnya ajaran-ajaran yang menggampangkan iman kristen, seperti teologi kemakmuran (teologi sukses) membuat sebagian besar orang-orang Kristen malas, bahkan menolak teologi. Ajaran gampangan ini menciptakan kekristenan yang duniawi, kristen perasaan, dan kristen yang mengejar pengalaman-pengalaman subjektif untuk memuaskan nafsu rohani yang keliru.

4. Korban Dari Ajaran yang Aneh (Asketikisme-Neo-Minastikisme). Ada sekumpulan kecil orang Kristen yang memilih menarik diri dari keterlibatan dengan dunia. Mereka mengisolasi diri dari segala yang barbau dunia dengan mengasingkan diri ke hutan, gunung, goa untuk mencari kemurnian spritual. Mereka menolak melakukan studi akademik dalam mempelajari Alkitab.

5. Menghindari Perdebatan. Ada yang berkata: “jangan pernah mendiskusikan agama atau teologi karena diskusi tentang agama hanya akan melahirkan kemarahan daripada pencerahan. Kita sudah lelah bertengkar, saling menuduh, dan bahkan berperang hanya karena perdebatan teologis.” Teologi pasti menghasilkan perdebatan. Setiap kali teologi dipelajari ada argumentasi yang tak terhindarkan.
Dr. John Stott, dalam bukunya yang berjudul Christ the Controversialist menyatakan, “Alkitab menulis tentang kehidupan Yesus yang penuh dengan perdebatan, begitu juga dengan para nabi dan rasul. Paulus berdebat setiap hari di pasar, sinagoge, dan di kuil. Menghindari perdebatan adalah menghindari Kristus.
Tentu saja orang Kristen harus menghindari perdebatan yang tidak kudus. Perdebatan yang tidak kudus muncul karena orang yang berdebat kurang dalam pengetahuan teologi, dan belum dewasa dalam berteologi.

6. Karena Anti-Rasio. Kekristenan bukan rasionalisme, tetapi rasional. Kita hidup di zaman yang paling anti-intelektual dalam sejarah Kekristenan. Yang dimaksud bukan anti-akademis, anti-teknologi, atau anti-ilmu pengetahuan. Anti-rasio di sini adalah anti-akal. Lebih mengedepankan perasaan ketimbang akal. Ada kesan bahwa untuk memahami iman Kristen, Anda harus mengenyampimkan akal. Akibatnya studi tentang teologi adalah perkara yang harus dihindari. Padahal Tuhan mewahyukan Diri-Nya kepada kita dalam sebuah buku. Buku itu ditulis dalm kata-kata. Kata-kata itu harus mengkomunikasikan konsep-konsep yang harus dimengerti dengan akal. Jadi tujuan dari wahyu Allah adalah supaya kita mengerti konsep-konsep itu dengan akal kita, dan kemudian meresap ke dalam hati kita.

7. Pengaruh Duniawi. Dalam buku Pilgrim’s Progres karya John Bunyan, diceritakan tentang penyebab orang Kristen ke luar dari arah yang seharusnya dituju, adalah nasihat dan bujukan dari Mr. Worldy Wiseman (orang dunia yang bijak). Keduniawian dapat mempengaruhi kita di dalam hal hawa nafsu, materialisme, hedonisme, dll. Jika kita tidak membuat pertahanan dan perisai yang kuat, keduniawian akan mudah memengaruhi kita. Keduniawian membuat teologia tampak kuno, rumit, membosankan, dan tidak penting untuk dibahas.

8. Prioritas yang Keliru. Ternyata tidak sedikit orang Kristen yang menggantikan aktivitas studi Alkitab dengan aktifitas saat teduh, mendengarkan khotbah, dan sejenisnya. Tidak perlu dipertanyakan lagi betapa pentinya saat teduh, membaca Alkitab, dan mendengarkan khotbah. Tetapi jika kegiatan-kegiatan tersebut telah menggantikan prioritas atau keutamaan dari mempelajari Alkitab, Anda telah melakukan kekeliruan yang serius. Untuk bertumbuh dewasa dalam Firman Tuhan dituntut usaha yang lebih dari hanya sekedar perenungan singkat setiap hari.

9. Kemalasan. Karl Barth pernah berkata: “Tiga dosa yang paling dasar dan utama dari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa adalah kesombongan, ketidakjujuran, dan kemalasan. Bukan hanya kesombongan dan kebohongan yang membawa seseorang ke neraka, kemalasan juga adalah dosa serius yang sangat merugikan dan mematikan. Perhatikan berapa banyak yang menghadiri kebaktian minggu dibandingkan dengan pendalaman Alkitab. Bahkan jika dibandingkan dengan acara-acara non-gereja lainnya, kelas pendalaman Alkitab selalu sepi pengunjunga. Dosa kemalasanlah adalah salah satu asalannya.

10. Ketidaktaatan. Meskipun belajar teologi adalah perintah Tuhan dalam Alkitab, toh masih banyak orang percaya yang tidak menaatinya. Walaupun alasan ini terdengar eneh bagi orang yang sudah diselamatkan, jumlah kehadiran dan konsistensi kehadiran adalah bukti bahwa ketidaktaan menjadi salah satu alasan bagi sejumlah orang yang enggan belajar teologi (Sproul, Essential Truth of Christian Faith).
 

APAKAH TEOLOGI ITU?
Teologi berasal dari dua kata Yunani, theos (Tuhan) dan logos (ide, wacana, pengetahuan, percakapan, argumentasi). Jadi, teologi berarti “percakapan tentang Tuhan, atau lebih lengkap pemikiran tentang Tuhan yang dinyatakan dalam pernyataan-pernyataan tentang Tuhan.”
Dr. Charles C. Ryrie mengatakan, “Secara sederhana teologi berarti memikirkan mengenai Tuhan dan mengekspresikan pemikiran-pemikiran tersebut dalam suatu cara tertentu. Bahkan Ateis pun punya suatu teologi – mereka berpikir tentang Tuhan, menolak keneradaan Tuhan, dan menyatakannya melalui cara hidup mereka” (Charles C. Ryrie, Teologi Dasar, hal.9).
Pemikiran tentang Tuhan hanya tepat jika sejalan dengan pikiran Tuhan tentang diri-Nya; teologi bisa disebut baik hanya jika kita membiarkan kebenaran Tuhan yang disingkapkan – yaitu pengajaran Alkitab – meresapi pikiran kita.

Teologi yang benar dan sehat menghasilkan suatu kehidupan yang kudus dan bertumbuh dalam penganalan akan Allah (Kolose 1:9-10). Teologi yang sehat bukan hanya dinyatakan melalui suatu pengakuan atau kredo, tetapi melalui kehidupan yang berbuah. Teologi harus mempengaruhi hidup kita secara pribadi dan menjadikan kehidupan kita serupa dengan gambar Kristus. Inilah tujuan final dari teologi (Ryrie, Teologi Dasar, hal. 11-12).
Jadi sebelum berbicara teologi, teolog perlu terlebih dahulu mendengar. Teologi adalah suatu upaya untuk mendengarkan Roh Kudus yang berbicara dalam kitab suci dan kemudian menerapkan apa yang Kitab Suci katakan untuk memperbaiki dan mengarahkan hidup kita.

SIAPAKAH TEOLOG ITU?
Sebutan atau julukan teolog diberikan kepada mereka yang membantu proses ini. Dalam satu pengertian, setiap orang Kristen adalah teolog. Berbicra saja tentang Tuhan, apa pun itu, dan Anda akan menjadi teolog, sama seperti halnya dengan mengetuk tuts piano, Anda menjadi pianis, apa pun bunyi yang dihasilkan.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Anda melakukannya dengan baik atau buruk. Tetapi dalam pembicaraan sekuler, sebutan pianis umumnya ditujukan bagi pemain piano yang andal. Demikian pula dalam pembicaraan dikalangan orang Kristen, sebutan teolog ditujukan bagi mereka yang dalam pengertian tertentu “mengkhususkan diri” dalam mempelajari kebenaran Allah.

APAKAH PERANAN TEOLOG?
Adakah tugas tertentu yang dapat kita harapkan untuk mereka lakukan bagi kita? Ada. Teolog ternama, J. I. Packer dengan sangat baik menganalogikan teolog dengan spesialis sampah. Anggaplah teolog sebagai spesialias sampah Gereja. Peran mereka adalah untuk mendeteksi dan mengurangi pencemaran intelektual dan untuk memastikan, sejauh yang mampu dilakukan manusia, bahwa kebenaran Tuhan Sang Pemberi Hidup, mengalir dengan murni tanpa tercemar, ke dalam hati orang Kristen.
Panggilan mereka mewajibkan mereka bertindak sebagai insinyur air jemaat yang melalui khotbah, pengajaran, dan penelaan kitap suci, berupaya agar kebenaran bisa mengalir dengan kuat dan mantap. Mereka (para teolog) harus menguji airnya dan menyaring apa saja yang membingungkan pikiran, mencemari keadilan, dan merusak cara pandang orang Kristen terhadap hidup mereka. Jika mereka melihat orang Kristen tersesat, mereka harus menarik orang itu kembali ke relnya; jika mereka mendapati yang bingung, mereka harus menguatkan (J.I. Packer, Rencana Allah Bagi Anda, hal.1-8).

TEOLOG ADALAH PEMBUAT PETA
Kehidupan Kristen adalah perjalanan lintas-negara, mencakup pagar dan selokan, tanjakan dan turunan, dataran dan tanah berbatu, gurun dan rawa. Badai dan kabut secara berkala menghalangi sinar matahari. Peta bertujuan membuat orang yang sedang berpergian bisa setiap saat menemukan jalan, apapun kondisi tanah dan bagaimanapun cuacanya. Dengan peta yang baik, ia akan mengenali daerah sekelilingnya, mengaitkan apa yang ia temukan dengan bentangan yang lebih luas, dan mengetahui kemana ia harus melangkah.

Teolog yang benar bertujuan memperlengkapi para murid Kristus untuk taat. Peta yang dibuat oleh teolog bukan hanya dimaksudkan untuk dimiliki sebagai kekayaan intelektual belaka, melainkan untuk dipakai agar orang percaya mengetahui arah disaat ia berjalan sebagai musafir yang mengikuti Tuhannya.
Peta teologis yang terbaik harus jelas dan memiliki tujuh syarat dasar:

Pertama, peta tersebut akurat dalam penyajian materinya, baik secara manusia maupun Alkitab. Ini merupakan syarat mutlak.

Kedua, peta tersebut berpusat pada Allah, menyadari kedaulatan ilahi sebagai inti dari segala sesuatu dan menunjukan kendali Tuhan atas setiap masalah.

Ketiga, peta tersebut bersifat doksologis, memuliakan Tuhan atas karyanya yang mulia dalam penciptaan, pemeliharaan, dan kasih karunia, dan mendorong sukacita, penyembahan dan pemujahan dalam segala keadaan.

Keampat, peta ini berorientasi pada masa depan, sebab kekristenan merupakan agama pengharapan.

Kelima, peta ini terkait dengan Kristus dalam dua hal. Di satu sisi, peta ini menyatakan Sentralitas Yesus, Sang Perantara, Nabi, Imam, dan Raja, dalam seluruh urusan Allah pada masa kini dan rencana-Nya bagi masa depan umat Tuhan.

Keenam, peta semacam ini berpusat pada Gereja. Alkitab menghadirkan Gereja sebagai pusat rencana Allah. Orang Kristen tidak dimaksudkan untuk hidup secara individu, tetapi untuk bersekutu dengan sesama orang percaya lainnya.

Ketujuh, peta teologis yang baik berfokus pada kebebasan. Teologi yang benar terus mendorong kita untuk mengambil keputusan yang disadari dan bertanggung jawab tentang bagaimana kita akan menjalani hidup. Ia juga tidak pernah lupa bahwa keputusan Kristen merupakan komitmen untuk bertindak berdasarkan prinsip (bukan asal-asalan), dikerjakan dengan bebas (bukan karena tekanan atau paksaan dari luar), dan didorong terutama oleh kasih akan Tuhan dan akan keadilan (bukan karena takut). (Packer, Rencana Allah Bagi Anda).

COBAAN BAGI SEORANG TEOLOG
Mereka yang menggeluti teologi, baik sebagai profesional atau karena tertarik, harus berperang melawan cobaan kembar. Yang pertama adalah menganggap diri sebagai orang Kristen superior karena tahu lebih banyak dari orang lain. Yang kedua adalah membebaskan diri dari berbagai kewajiban yang mengikat orang lain, seolah-olah keahlian mereka memasukkan mereka ke dalam kelas tersendiri yang tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan biasa.
Setiap manusia yang telah jatuh, digoda untuk menjadi sombong dalam hal-hal tertentu, sebab kesombongan merupakan inti dari warisan dosa asal kita; dan pencobaan ini pasti harus dihadapi oleh para teolog, rohaniawan, pengajar dan gembala.

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa berteologi adalah perintah Tuhan (Matius 22:37). Tanpa berteologi, kita tidak akan menemukan jalan keselamatan (Roma 10:17; 1 Kor. 15:2; Efesus 2:8-9). Dan tanpa berteologi, kita tidak akan pernah bisa memahami kehendak dan rencana Tuhan (Roma 12:2; 1 Tim. 2:3-4). Teologi adalah untuk semua orang. Semua orang perlu menjadi seorang teolog. Faktanya memang semua orang adalah teolog – entah ia seorang teolog yang baik atau buruk, amatir atau profesional. Ketika kita memikirkan tentang Tuhan dan konsep-konsep berkenaan dengan-Nya, kita sedang berteologi.

Lima Belas Akibat Buruk Dari Khotbah yang Dangkal

Khotbah telah menjadi “bisnis rohani” besar yang digemari oleh para pencari pemuasan diri atas kekosongan perasaan dan telinga mereka. Tak ayal, banyak gereja telah menggantikan khotbah yang alkitabiah dengan banyolan atau lelucon (2 Tim. 4:3-4). Tak dapat disangkal, pengkhotbah-pengkhotbah demikian begitu laku keras. Melihat fenomena ini, Saya memeriksa apa yang terjadi ketika para pengkhotbah modern mengutamakan para pemburu kesenangan telinga dari pada khotbah yang sebenarnya.
Semua orang yang mengenal segala sesuatu tentang pelayanan saya tahu bahwa saya telah berkomitmen untuk berkhotbah ekspositori (Khotbah yang menguraikan secara rinci isi Alkitab). Ini adalah keyakinan saya yang tak tergoyahkan bahwa penyampaian Firman Tuhan harus selalu menjadi inti dan fokus pelayanan gereja (1 Timotius 4: 2). Dan khotbah Alkitab yang tepat harus sistematis, eksposisi, teologis, dan berpusat pada Kristus.


Khotbah demikian sangat jarang saat ini. Ada banyak komunikator berbakat dalam kekristenan modern, tetapi saat ini khotbah-khotbah cenderung pendek, dangkal, tema-tema khotbah yang membuai ego manusia dan berfokus pada masalah yang hambar seperti hubungan antar manusia, kehidupan yang “sukses”, masalah emosional, dan praktek-praktek duniawi lainnya – dan bukan tema-tema kebenaran yang Alkitabiah. Seperti mimbar modern yang terbuat dari kaca plastik, demikian juga halnya pesan-pesan khotbah tersebut ringan dan tanpa substansi, bermutu rendah dan dangkal, tidak bertahan dan tertanam di benak para pendengar.
Saya baru-baru menjadi tuan rumah (host) diskusi di Expositors’ Institute, sebuah seminar kelompok kecil tentang khotbah yang diselenggarakan oleh Shepherds’ Fellowship. Dalam persiapan untuk seminar itu, saya mengambil buku catatan kuning dan mulai mendaftar efek negatif dari jenis khotbah dangkal yang begitu marak dalam kekristenan modern ini.
Awalnya saya pikir saya mungkin bisa menyebutkan sekitar sepuluh, ternyata dengan cepat daftar saya berjumlah enam puluh satu point. Saya kemudian meringkasnya menjadi lima belas point penting. Berikut ini akibat-akibat buruk dari khotbah-khotbah yang dangkal yang memenuhi mimbar-mimbar gereja dewasa ini :

1. Merampas otoritas Allah atas jiwa.
Apakah seorang pengkhotbah berani menyatakan firman Tuhan atau tidak, pada akhirnya adalah soal otoritas. Siapa yang memiliki hak untuk berbicara dalam gereja? Pengkhotbah atau Tuhan? Segala sesuatu yang menggantikan pemberitaan Firman, di situ otoritas Allah telah dirampok. Betapa sering saya mendengarkan khotbah-khotbah yang berisikan pikiran dan filsafat dari pengkhotbah itu sendiri. Anda mungkin juga sering mendengar seorang pengkhotbah berkata: Saya ingin mengkhotbahkan apa yang ada di hati saya, yang muncul dipikiran saya, atau yang saya pelajari dari guru saya. Betapa sombongnya ia melakukannya! Bahkan, sulit untuk membayangkan ada sesuatu yang lebih kurang ajar yang bisa dilakukan oleh seseorang seperti yang dilakukan oleh seseorang berkhotbah Tuhan yang sejatinya dipanggil untuk menguraikan Firman Tuhan.

2. Melepaskan kepemilikan Kristus atas gereja-Nya.
Siapakah Kepala gereja? Apakah Kristus benar-benar sumber utama pengajaran dalam gereja? Jika demikian, lalu mengapa begitu banyak gereja tidak setia menyuarakan kebenaran Firman Tuhan? Ketika kita melihat pelayanan masa kini, kita melihat program dan metode yang merupakan buah dari rekayasa manusia dan pragmatisme lainnya. Para pakar pertumbuhan gereja pada dasarnya telah merebut kendali agenda gereja dari Kepala sejati, yakni: Tuhan Yesus Kristus.
Pengkhotbah masa kini yang mengabaikan firman Tuhan telah menghasilkan umat-umat yang suka berkelahi dan kadang-kadang saling membunuh. Ketika Yesus Kristus ditinggikan di antara umat-Nya, kuasa-Nya terwujud dalam gereja. Ketika gereja dipimpin oleh orang-orang yang suka berkompromi, pragmatis, yang mengubah injil sesuai budaya dan keinginan manusia, hasilnya adalah sebuah gereja tanpa kuasa ilahi dan gereja tanpa kebenaran.

3. Menghambat Pekerjaan Roh Kudus.
Dengan alat apa Roh Kudus melakukan pekerjaan-Nya? Dengan Firman Tuhan – Alkitab. Roh Kudus menggunakan Firman sebagai alat pembaruan (1 Pet. 1:23;. Yakobus 1:18). Roh Kudus juga menggunakan Alkitab sebagai sarana pengudusan (Yohanes 17:17). Bahkan, itu adalah satu-satunya alat yang Roh Kudus gunakan (Ef. 6:17). Jadi, ketika pengkhotbah mengabaikan Firman Allah, mereka telah menghalangi karya Roh Kudus. Alhasil, keristenan penuh dengan orang-orang Kristen yang lumpuh rohani atau berkerohanian dangkal dan palsu.

4. Mendemonstrasikan kesombongan dan ketidaktundukan.
Pendekatan utama “pelayanan” masa kini adalah Firman Allah sengaja dipermainkan, salib Kristus pelan-pelan ditolak, teguran Injil pelan-pelan ditanggalkan, dan “acara kebaktian” sengaja dirancang agar sesuai dengan keinginan orang-orang berdosa. Itu tidak lain adalah penolakan untuk tunduk kepada mandat Alkitab bagi gereja. Kelancangan pelayan-pelayan Tuhan yang mengikuti cara tersebut, bagi saya sungguh mengerikan.

5. Ini memisahkan pengkhotbah itu sendiri dari kasih karunia penguduskan yang terus-menerus dari Firman Tuhan.
Manfaat pribadi terbesar yang saya dapatkan dari berkhotbah adalah pekerjaan yang Roh Allah lakukan pada diri saya sendiri ketika saya belajar dan mempersiapkan diri setiap minggu dalam menyiapkan khotbah. Minggu demi minggu, tugas eksposisi yang teliti menjaga hati saya sendiri fokus dan lekat pada Alkitab, dan Firman Tuhan memelihara saya sementara saya mempersiapkan diri untuk menggembalakan domba-domba saya. Jadi saya secara pribadi diberkati dan diperkuat secara rohani melalui kegigihan dan ketekunan saya. Saya tidak akan pernah meninggalkan pelayanan mengkhotbahkan Alkitab, jika tidak ada tugas yang lebih penting dari itu. Mempersiapkan Khotbah yang benar bagi semua pengkhotbah merupakan anugerah, di mana Firman-Nya menyucikan, menguduskan dan melindungi para pengkhotbah dari kekeringan rohani.

6. Ini menutupi kebenaran sebenarnya dan melebihi pesan kita dan melumpuhkan penyembahan kita secara personal maupun kelompok.
Apa yang disampaikan kotbah-kotbah di beberapa gereja saat ini benar-benar tidak lebih baik daripada apa yang disampaikan oleh pengkhotbah-pengkhotbah di jaman kakek-nenek kita yang memberikan wejangan lima menit untuk anak-anak mereka sebelum melepas anak-anak mereka untuk bermain. Itu tidak berlebihan. Terlalu sederhanya, tidak memdalam, bahkan konyol. Dengn khotbah semacam itu tidak memungkinkan ibadah yang benar mendapat tempat, karena ibadah adalah pengalaman transenden. Ibadah seharusnya membawa kita pada suatu pengalaman rohani yang luar biasa bersama Tuhan dalam kebenaran. Jadi penyembahan yang benar hanya dapat terjadi jika kita memahami secara mendalam kebenaran rohani. Umat Tuhan hanya bisa mengalami pengalaman adikodrati / hadirat Tuhan sejauh mereka dibawa kepada kedalaman kebenaran Firman. Tidak ada cara bagi mereka untuk dapat memiliki pikiran luhur Allah kecuali kita telah tenggelamkan mereka kedalaman kebenaran murni Allah. Tapi khotbah saat ini sungguh tidak mendalam dan juga juga transenden. Tidak turun dan tidak naik. Hanya bertujuan untuk menghibur telinga (2 Timotius 4:3-4).
Penyembahan yang benar bukanlah sesuatu yang bisa dubuat-buat oleh seorang worship Leader dengan full band yang keras dan musik lebih sentimental. Semua itu hanya untuk memuaskan dan membangkitkan emosi orang. Tapi itu bukan ibadah yang sejati. Ibadah yang benar adalah respon dari hati atas kebenaran Allah (Yohanes 4:23). Anda sungguh dapat beribadah tanpa musik jika Anda telah melihat kemuliaan dan kedalaman apa yang Alkitab ajarkan.

7. Ini mencegah pengkhotbah dalam mengembangkan pikiran Kristus seutuhnya.
Pendeta atau pun gembala jemaat seharusnya di bawah penggembalaan Kristus. Terlalu banyak pengkhotbah masa kini yang jalan pikiran dibentuk oleh budaya, bukan pikiran Kristus. Mereka berpikir seperti dunia, tidak seperti Kristus. Terus terang, nuansa budaya duniawi begitu tidak relevan bagi saya. Saya hanya ingin tahu pikiran Kristus, dan membawa pikiran Kristus memengaruhi budaya dunia, tidak terkecuali dalam budaya apa pun. Apabila saya akan berdiri di atas mimbar dan menjadi wakil Yesus Kristus, saya ingin tahu bagaimana Ia berpikir – dan itu jugalah yang harus menjadi pesan saya kepada umat-Nya. Satu-satunya cara untuk mengetahui dan menyatakan pikiran Kristus adalah dengan setia belajar dan memberitakan Firman-Nya. Apa yang terjadi pada para pengkhotbah-pengkhotbah yang terobsesi pada “relevansi,” budaya, adalah bahwa mereka menjadi duniawi, bukan berorientasi pada Tuhan.

8. Terjadi krisis keteladanan rohani dan hilangnya kewajiban belajar Alkitab secara pribadi.
Apakah belajar Alkitab secara pribadi penting? Tentu saja. Tatapi teladan apakah yang ditunjukkan oleh pengkhotbah ketika dia mengabaikan Alkitab dalam khotbahnya sendiri? Mengapa umat akan berpikir mereka perlu mempelajari Alkitab jika pengkhotbahnya sendiri tidak melakukan studi serius dalam penyusunan khotbah-khotbahnya? Saat ini sudah ada gerakan pemburuh “khotbah ricu “(ringan dan lucu) yang di dalamnya terdapat banyak pengkhotbah-pengkhotbah modern yang berusaha memangkas sebanyak mungkin referensi ayat-ayat Alkitab dari khotbah – dan meminta para pengkhotbah untuk tidak beralih ke suatu bagian Alkitab tertentu – karena hal semacam itu membuat “pemburu khotbah ricu” tidak nyaman. (Beberapa gereja demikian secara aktif menghimbau jemaat mereka agar tidak membawa Alkitab ke gereja supaya tidak dipusingkan oleh banyaknya ayat-ayat Alkitab”). Seolah-olah adalah berbahaya memberikan jemaat kita banyak ayat-ayat Alkitab dan mengajarkan banyak hal tentang kebenaran Alkitab kepada jemaat kita.

9. Ini mencegah pengkhotbah menjadi suara Tuhan pada setiap masalah saat ini.
Yeremia 8: 9 mengatakan, “Orang-orang bijaksana akan menjadi malu, akan terkejut dan tertangkap. Sesungguhnya, mereka telah menolak firman TUHAN, maka kebijaksanaan apakah yang masih ada pada mereka?” Ketika saya berbicara, saya ingin menjadi utusan Allah. Saya sama sekali tidak tertarik menafsirkan Alkitab seperti apa yang telah dikatakan oleh beberapa psikolog, atau guru bisnis, atau dosen tentang suatu masalah. Jemaat saya tidak perlu pendapat saya; mereka perlu mendengar apa yang dikatakan Tuhan. Jika kita memberitakan Firman Tuhan sebagaimana yang dikatakan Alkitab, perkataan itu tidak boleh bersayap, bermakna dua atau memiliki kepentingan lain.

10. Melahirkan jemaat yang lemah dan apatis atas sebagaimana gembala mereka terhadap kemuliaan Allah.
Khotbah yang “memanjakan perasaan” mendorong orang-orang yang telah mengkonsumsinya memiliki kesejahteraan mereka sendiri. Ketika Anda berkata ke orang bahwa pelayanan utama gereja adalah semata-mata untuk memperbaiki apa yang salah pada mereka dalam artian apapun yang salah dalam kehidupan ini, untuk memenuhi kebutuhan mereka, untuk membantu mereka mengatasi kekecewaan mereka, dan sebagainya. Pesan yang tengah Anda sampaikan mengenai masalah mereka menjadi lebih penting daripada kebesaran Tuhan dan kemuliaan Kristus. Sekali lagi ini merupakan sabotase atas pelayanan sebenarnya. Inilah fenomena yang terjadi, yaitu khotbah yang selalu berpusat pada keinginan manusia telah melahirkan generasi yang lemah, lembek, mudah busuk, dan penyakitan. Sebuah generasi Kristen yang apatis, masa bodoh, tidak peduli dan tidak kristis.

11. Merampas orang dari satu-satunya sumber penolong sejati mereka.
Umat yang duduk di bawah khotbah yang dangkal menjadi tergantung pada kepandaian dan kreativitas pembicara. Ketika pengkhotbah menekankan khotbah-khotbah mereka dengan lampu laser dan asap buatan, klip video dan drama live, pesan yang mereka sampaikan adalah bahwa tidak ada doa-doa dari jemaat-jemaat yang duduk di bangku gereja yang bisa menyaring dan mencerna bahan yang mendalam bagi diri mereka sendiri. Trik-trik semacam itu menciptakan semacam mekanisme penyaluran yang tidak dapat digunakan umat untuk melayani diri mereka sendiri. Jadi, mereka menjadi kursi malas yang di temani kentang-kentang rohani, yang datang hanya untuk dihibur, dan apa pun muatan rohani yang dangkal yang mereka dapatkan dari kinerja mingguan pengkhotbah semua akan mereka dapatkan. Mereka tidak memiliki kerinduan mempelajari Alkitab, karena khotbah yang mereka dengar tidak merangsang dan menumbuhkan itu. Mereka dibuat kagum oleh kreativitas sang pendeta dan disugesti oleh kata-kata manis pengkhotbah, dimanipulasi oleh musik, dan itu menjadi membentuk cara pandang dan karakter kerohanian mereka.

12. Hal ini mendorong orang untuk menjadi acuh tak acuh terhadap Firman Tuhan dan otoritas ilahi.
Bisa ditebak, sebuah gereja di mana pemberitaan Alkitab diabaikan, mustahil untuk membuat orang untuk tunduk kepada otoritas Kitab Suci. Pengkhotbah yang selalu bertujuan pada pemenuhan “kebutuhan perasaan dan telinga pendengar” dan membuai kesombongan dari orang-orang duniawi tidak memiliki landasan saat menghadapi pria yang ingin menceraikan istrinya tanpa alasan. Pria itu akan berkata, “Anda tidak mengerti apa yang saya rasakan. Saya datang ke sini karena Anda berjanji untuk memenuhi “kebutuhan perasaan” saya. Dan saya kasih tahu, saya tidak merasa ingin terus hidup dengan wanita ini. “Anda tidak dapat menyuntikkan otoritas Alkitab ke dalamnya. Tentu saja Anda tidak akan bisa dengan mudah mengupayakan disiplin gereja. Itu adalah raksasa ciptaan khotbah yang dangkal. Tetapi jika Anda mencoba memerangi dosa dan menerapkan segala jenis prinsip yang berkuasa untuk menjaga gereja tetap murni, Anda harus memberitakan Firman Tuhan.

13. ini terletak pada orang-orang tentang apa yang sebenarnya mereka butuhkan, bukan apa yang Tuhan hendak Firmankan.
Dalam Yeremia 8:11, Allah mengutuk para nabi yang merawat luka orang dengan sekadarnya. Ayat itu sangat mengena bagi para pengkhotbah dangkal yang mengisi begitu banyak mimbar saat ini. Mereka menghilangkan kebenaran yang tegas tentang dosa dan penghakiman Allah. Mereka meredupkan bagian–bagian Alkitab yang berisikan teguran-teguran keras dari Kristus. Mereka berbohong kepada orang-orang tentang apa yang sebenarnya mereka butuhkan, menjanjikan mereka “pemenuhan” dan kesejahteraan duniawi – padahal apa yang benar-benar dibutuhkan orang adalah kebenaran Allah, wahyu Allah dan kekudusan Allah.

14. Ini melucuti kuasa mimbar.
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun;..” (Ibr. 4:12). Segala sesuatu yang lain impoten, hanya memberikan kuasa ilusi. Rencana manusia adalah tidak lebih penting daripada Alkitab. Kemampuan pemain sandiwara untuk memikat orang seharusnya tidak memikat kita lebih dari kemampuan Alkitab untuk mengubah kehidupan.

15. Ini menempatkan tanggung jawab pada pengkhotbah untuk mengubah orang-orang dengan kepandaiannya.
Pengkhotbah-pengkhotbah yang mengikuti cara-cara pelayanan masa kini pasti berpikir bahwa mereka memiliki kekuatan atau kuasa untuk mengubah orang. Itu pun, adalah ekspresi kesombongan yang menakutkan. Kita pengkhotbah tidak bisa menyelamatkan orang-orang, dan kita tidak bisa menguduskan mereka. Kita tidak bisa mengubah orang-orang dengan wawasan kita, kepintaran kita, dengan cara menyenangkan mereka, atau dengan menarik keinginan manusia mereka dan harapan dan ambisi mereka. Hanya ada satu yang bisa mengubah orang-orang berdosa. Itulah Tuhan, dan Dia melakukannya dengan Roh-Nya melalui Firman-Nya – Alkitab.
Jadi, beritakanlah Firman, meskipun saat ini dianggap ketinggalan zaman untuk melakukannya (2 Tim 4: 2). Itulah satu-satunya cara agar pelayanan Anda benar-benar berbuah. Selain itu, ini menjamin bahwa Anda akan berbuah dalam pelayanan, karena Firman Allah tidak pernah kembali kepada-Nya dengan sia-sia; selalu melaksanakan apa yang Dia kehendaki, dan berhasil dalam apa yang Dia suruhkan kepadanya. (Yesaya. 55:11).

Diterjemahkan oleh Sidi Pintaka dari artikel Fifteen Evil Consequences of Plexiglas Preaching oleh Dr. John MacArthur: http://www.gty.org.
Dr. John MacArthur adalah salah satu teolog yang paling disegani di dunia karena ketegasannya dalam mengungkapkan kebenaran dan kedalamannya dalam memahami kebenaran Alkitab.