Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

mengalami Tuhan tidak harus spektakuler

Yohanes 20:29

20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."


Menjadi pengertian dan konsep yang mengakar dalam pikiran orang Timur, bahwa mengalami Tuhan harus secara spektakuler, karena Allah adalah Allah yang spektakuler; yang dahsyat dan luar biasa. Hal ini dipicu oleh konsep agama-agama kafir yang selalu menghubungkan pengalaman mereka dengan Allah mereka yang hampir selalu secara spektakuler, secara khusus melalui ritual atau upacara agama mereka. Untuk hal-hal yang spektakuler yang bisa atau diharapkan terjadi dalam ritual tersebut biasanya harus ada pemimpin atau tokoh agama yang menjadi pemandunya atau mediator antara umat dan dewa atau allah yang disembah. Hal-hal spektakuler menjadi sebuah keharusan untuk dapat terjadi bagi sebagian mereka. Itulah sebabnya tidak sedikit ritual mereka disertai demonstrasi untuk menunjukkan kekuatan Allah mereka.


Konsep kafir ini rupanya “diimport” oleh orang-orang Kristen yang tidak mengenal kebenaran dalam gereja Tuhan. Itulah sebabnya dalam acara-acara kebaktian di beberapa gereja, diharapkan terjadi mukjizat atau hal-hal yang dahsyat. Sehingga terjadi proses pemaksaan diri untuk mengalami Tuhan. Di sebagian gereja, emosilah yang dipompa sedemikian rupa, seakan-akan mereka mengalami Tuhan. Akhirnya terjadi penipuan atau pemalsuan hadirat Tuhan. Liturgi gereja atau misa dibuat sedemikian rupa agar jemaat sakan-akan merasakan hadirat Tuhan dan bertemu dengan Tuhan. Sejatinya hal ini adalah penipuan terhadap jemaat. Tetapi hal ini telah berlangsung selama bertahun-tahun sehingga menjadi irama wajar dan standar. Tidak mungkin dalam suatu kebaktian pemimpin puji-pujian dan pendeta serta jemaat benar-benar bisa mengalami Tuhan kalau memang setiap harinya mereka tidak berurusan dengan Tuhan secara normal dan natural. Normal artinya sebagaimana mestinya, natural artinya tidak dibuat-buat atau wajar saja.



Mengalami Tuhan bukan berarti harus mengalami kejadian-kejadian yang spektakuler. Sebagaimana bila kita berurusan dengan seseorang secara utuh, demikian pula jika kita berurusan secara utuh dengan Tuhan. Secara utuh artinya dalam segala keadaan kita berurusan dengan Tuhan. Baik pada waktu keadaan ekstrim, misalnya masalah berat, juga dalam masalah ringan. Pada waktu suka maupun duka. Pada waktu membutuhkan mukjizat maupun tidak. Dalam hal ini perlu ditambahkan bahwa tidak semua orang yang mengalami mukjizat takut akan Allah. Tetapi orang yang bergaul dengan Tuhan atau mengalami Tuhan setiap hari pasti ia membangun sikap takut akan Allah secara benar.



Alami Tuhan secara normal dan natural, dalam segala keadaan, baik suka maupun duka, itulah hidup bersama Tuhan yang benar.

PENYESATAN DI DALAM GEREJA-GEREJA- TELAH DINUBUATKAN DALAM ALKITAB

“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa” (II Tesalonika 2:3).



Ungkapan ‘murtad’ di sini dapat diterjemahkan ‘kemurtadan.’ Penggunaan artikel mengindikasikan bahwa Paulus melihat adanya penyesatan secara spesifik. Implikasinya adalah bahwa sebelum ‘hari Tuhan,’ akan ada kejadian yang ditandai oleh kemurtadan dari orang-orang yang mengaku telah diselamatkan.

Kata “kemurtadan” ini berasal dari kata Yunani “apostasia” yang berarti “pembelotan” dari, atau “meninggalkan” “iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 3). Perhatikan bahwa Rasul menjelaskan kepada kita ini harus terjadi “terlebih dahulu,” sebelum manusia durhaka, yaitu Antikristus “dinyatakan.” Jadi, kemurtadan spesifik dari iman “haruslah datang dahulu,” sebelum Antikristus dinyatakan pada masa Kesusahan Besar. Dr. Charles C. Ryrie berkata bahwa Kemurtadan adalah “suatu pemberontakan agresif melawan Allah yang akan mempersiapkan jalan bagi munculnya manusia durhaka”

Kemurtadan terakhir ini tidak akan muncul tiba-tiba pada periode Kesusahan Besar. Ini mulai dengan suatu gerakan yang disebut sebagai “Pencerahan,” yang telah muncul pada abad pencerahan dan telah mengkarakteristik “Zaman Akali.” Dalam gerakan ini akal manusia menggantikan iman di dalam Alkitab sebagai Firman Allah yang diwahyukan. Dalam bukunya yang berjudul The New Paganism Dr. Harold Lindsell (1913-1998) berkata bahwa Pencerahan “… akan membalikkan apa yang gereja mula-mula telah lakukan dan membawa ke Eropa dan dunia Barat Paganisme Baru (Penyembahan Berhala Baru) pada umumnya; Paganisme Baru menyingkirkan gereja dari posisi agama dan budaya kuncinya dan membawa apa yang sekarang kita sebut dengan Era Pasca-Kristen. [Sebagai hasil dari Pencerahan] di dunia Barat, iman Kristen ada dalam lautan paganisme dan situasi yang tidak lebih baik. Ini justru lebih buruk” (Harold Lindsell, The New Paganism, Harper and Row, 1987, hlm. 45). Pada tiga ratus tahun yang lalu “Pencerahan telah menyerang Kekristenan dalam perjuangan hidup dan mati” (Lindsell, ibid.). Hari ini kita masih hidup dalam “perjuangan antara hidup dan mati.”

Tiga orang yang muncul dari Pencerahan: Johann Semler (1725-1791), Charles Darwin (1809-1882) dan Charles G. Finney (1792-1875). Semler adalah bapa dari metode kritik historis, yang menurunkan otoritas Alkitab. Darwin adalah bapa dari teori evolusi natural, yang menggeser pandangan Alkitabiah tentang manusia sebagai ciptaan istimewa. Finney adalah bapa dari decisionisme, yang menggantikan keselamatan melalui anugerah dengan kemampuan manusia, yang telah membangkitkan kembali ajaran bidat kuno dari Pelagius (sekitar 354-418 AD).

Kritik terhadap Alkitab, penerimaan teori evolusi, dan munculnya decisionisme telah memenuhi gereja-gereja dengan orang-orang yang belum bertobat – yang semakin menjauh dari iman dalam dua ratus tahun terakhir – menghasilkan kemurtadan hari ini di dunia berbahasa Inggris. Dalam khotbah ini saya akan mendiskusikan secara singkat total kemurtadan di gereja-gereja “arus utama,” dan kemurtadan yang sedang bertumbuh di antara gereja injili, “Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad” (II Tesalonika 2:3).

I. Pertama, kemurtadan total dari gereja-gereja “arus utama.

Yang saya maksudkan dengan “arus utama” adalah denominasi-denominasi besar, seperti gereja-gereja United Presbyterians, United Methodists, Episcopalians, United Church of Christ (yang menghasilkan Barack Obama), cabang-cabang utama dari Lutheranisme, dan gereja-gereja Baptis Amerika, yang “semoderat” dengan gereja-gereja Baptis Selatan, terdiri dari orang-orang seperti Jimmy Carter. II Petrus 2:1 berkata,

“Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka” (II Petrus 2:1).

Berhubungan dengan ayat itu, Dr. John F. Walvoord (1910-2002) berkata,

Nubuatan ini tidak hanya menubuatkan tentang orang-orang tidak percaya dalam dunia yang tidak percaya… Nubuatan ini adalah suatu prediksi bahwa dalam kedok para pengajar Kristen akan muncul dalam pelajaran sejarah gereja orang-orang yang mengingkari doktrin-doktrin pentingnya. Dalam perikop ini [dalam II Petrus 2:1) perhatian kita ditujukan kepada kenyataan bahwa mereka akan mengajarkan penyesatan-penyesatan yang menghancurkan, yang akan menghancurkan iman, pengajaran-pengajaran yang akan… mengingkari Tuhan yang menjadikan mereka… Seseorang yang (1) mengingkari pribadi Yesus Kristus dan (2) mengingkari bahwa Ia telah mati di kayu Salib untuk dosa-dosa kita dan bahwa Ia telah membeli kita dengan darah-Nya sendiri yang mahal bukanlah doktrin Kristen yang sepele; Ini adalah intisarinya. Orang yang mengingkari pribadi dan pekerjaan Yesus Kristus dalam definisi alkitabiah bukanlah orang Kristen sama sekali. Ia adalah anti-Kristen; ia menentang Injil; ia adalah seorang bidat, seorang yang belum diselamatkan….
Mereka sedang mengajar bahwa Yesus Kristus bukanlah Anak Allah, bahwa kematian-Nya di kayu salib tidak memiliki hubungan dengan pengampunan Allah atas dosa-dosa kita… para dosen di fakultas teologi baik di sekolah tinggi maupun universitas dengan sadar mendeklarasikan diri mereka sebagai para atheis… Atheisme dalam departemen Alkitab dari sekolah milik gereja adalah baru di abad kita ini. Banyak orang Kristen tidak menyadari luas dan dalamnya ketidakpercayaan yang telah merambah gereja, dan penyangkalan terhadap doktrin utama tentang pribadi Kristus dan karya-Nya bagi kita di kayu Salib yang tersebar luas. Petrus telah mengantisipasi hal itu sejak dulu. Tidak perlu menunggu penggenapan [dari nubuatan Petrus]. Itu telah tergenapi sekarang.
Bukan hanya para teolog yang telah mengumumkan bahwa mereka adalah para atheis, mereka juga telah mengumumkan bahwa Allah dari Alkitab telah mati dan tidak ada lagi karena Ia tidak pernah benar-benar ada. Mereka juga mengajar bahwa moralitas Alkitab telah mati. Mereka mengklaim suatu moralitas dibutuhkan hari ini yang cocok dengan situasi modern kita. Mereka menganjurkan untuk membuang moralitas lama, khususnya yang berhubungan dengan masalah seks, dan memperkenalkan standard-standard modern atau yang longgar. Dunia kita sudah sangat ingin sekali mendengar ini dari orang-orang yang mengklaim sebagai jurubicara gereja, untuk memberikan kebebasan kepada mereka untuk hidup layaknya binatang dari pada sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kita sedang hidup pada hari ketika amoralitas diumumkan sebagai moralitas, dan ketika suatu klaim dibuat untuk standard kehidupan yang baru yang mengabaikan apa yang Alkitab ajarkan (John F. Walvoord, Th.D., in Prophecy and the Seventies, edited by Charles L. Feinberg, Th.D., Ph.D., Moody Press, 1971, hlm. 112-115).

Dr. Walvoord menulis lebih dari 40 tahun yang lalu. Ia adalah seorang teolog yang sangat terhormat, dan pernah menjadi rektor di Dallas Theological Seminary. Saya mengenal beliau, dan beliau pernah berkhotbah di gereja kita. Saya tahu bahwa apa yang beliau katakan sungguh benar, karena saya tamat dari dua seminari liberal saat itu. Ini mungkin mengejutkan beberapa orang bahwa yang disebut gereja-gereja “arus utama” sekarang sedang menganjurkan pemberkatan nikah bagi homoseksual dan gay. Namun itu tidaklah mengejutkan saya. Saya telah mengetahui bahwa mereka telah mengarah ke sana sejak 40 tahun yang lalu.

Jadi, hari ini kita melihat kemurtadan total dari denominasi-denominasi “arus utama.” Mungkin ada orang-orang Kristen sejati yang ada tersebar di antara gereja-gereja tersebut, namun mereka bertumbuh semakin sedikit dan semakin sedikit seiring dengan tahun-tahun yang berlalu. Seperti yang dikatakan Dr. Walvoord tentang seseorang yang mengingkari pengejaran-pengajaran utama dari Injil, “[Ia] bukanlah orang Kristen sama sekali… ia adalah seorang bidat, seorang yang belum diselamatkan.” Ketika Anda menyusuri jalan-jalan di Pasadena, California, dan melihat bangunan-bangunan besar gereja tua, gereja-gereja itu hampir semua digembalakan oleh laki-laki (maupun perempuan) yang belum pernah diselamatkan, dan demikian juga para professor di Fuller Seminary di Pasadena, karena seminari itu telah tenggelam dalam gelapnya teologi liberalism.

“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad...” (II Tesalonika 2:3).

Kembali ke abad 19 Spurgeon (1834-1892) berkata, “Gereja sedang terkubur dalam hujan lumpur panas dari bidat modern” (“The Blood Shed for Many,” The Metropolitan Tabernacle Pulpit, Pilgrim Publications, 1974 reprint, hlm. 374). Pada tahun 1901 William Booth (1829-1912), pendiri dari Bala Keselamatan, sebagaimana kemudian tertulis, berkata,

Bahaya utama yang akan kita hadapi di abad ke-20 adalah agama tanpa Roh Kudus, Kekristenan tanpa Kristus. Pengampunan tanpa pertobatan, keselamatan tanpa kelahiran kembali, politik tanpa Allah, dan sorga tanpa neraka” (The War Cry, 5 January, 1901, hlm. 7).

Kedua orang tersebut berasal dari abad sembilan belas dan mereka telah memberikan prediksi yang benar-benar telah terjadi di gereja-gereja di zaman kita ini.

II. Kedua, meningkatnya kemurtadan di antara gereja-gereja evangelikal.

Orang-orang evangelikal sampai beberapa tahun belakangan ini, telah memproklamirkan doktrin-doktrin Alkitab fundamental tentang pribadi dan pekerjaan Kristus. Bagaimanapun, tidaklah semua demikian di antara banyak orang-orang evangelikal hari ini. Dengan mata kepala saya sendiri saya telah menyaksikan enam nubuatan berikut ini benar terjadi dalam lima puluh tahun terakhir ini. Ini sesungguhnya menyakitkan saya untuk mendaftarkan kematian yang terus meningkat di antara gereja-gereja evangelikal.

1. Banyak orang evangelikal yang belum bertobat. Perumpamaan tentang Sepuluh Gadis menggambarkan kebenaran yang sangat mengerikan di hari-hari terakhir. “Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak” (Matius 25:2-3). Separuh dari mereka tidak memiliki Roh Kudus, yang digambarkan dengan minyak. Sehingga, separuh dari mereka belum diselamatkan. Ketika Kristus, sang mempelai datang, Ia berkata kepada gadis-gadis bodoh itu, “Sesungguhnya aku tidak mengenal kamu” (Matius 25:12). Sungguh menyedihkan, pada hari-hari yang jahat ini, sangat banyak orang evangelikal yang belum bertobat, dan tidak akan siap ketika Yesus datang. Dr. W. A. Criswell berkata bahwa 75% dari anggota gereja masih terhilang. Dr. A. W. Tozer berkata bahwa 90% belum diselamatkan. Billy Graham muda berkata bahwa 85% dari antara orang evangelikal masih terhilang. Estimasi-estimasi dari para pemimpin Kristen ini menunjukkan kondisi evangelikalisme hari ini yang sangat menyedihkan.

2. “Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur” (Matius 25:5). Perhatikan bahwa Kristus berkata, “mengantuklah mereka semua lalu tertidur.” Dr. John F. Walvoord berkata, “Ada gereja-gereja hari ini yang begitu dingin dan mati pada Minggu malam – yang belum lama ini memiliki kebaktian malam yang berkembang. Terlalu banyak gereja hari ini hanya memiliki satu kebaktian setiap minggu, Minggu pagi… Kita sedang hidup di zaman ketika gereja memiliki banyak masalah” (ibid., hlm. 112). Juga, di manakah para pemenang jiwa? Di Los Angeles saya tidak tahu tentang gereja lain selain gereja kami sendiri yang memiliki setiap anggota terlibat dalam program memenangkan jiwa. Saya ingat ketika ini bukan suatu kasus, namun itulah sekarang ini. Tuhan tolonglah kami! “Mengantuklah mereka semua lalu tertidur” (Matius 25:5).

3. “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Matius 24:12). Kebanyakan dari gereja kita memiliki sedikit jika bukan tidak memiliki persekutuan, dan tidak memiliki penjangkauan jiwa-jiwa terhilang mingguan. Itu karena para anggotanya tidak memiliki kasih satu dengan yang lainnya, dan tidak memiliki kasih bagi mereka yang terhilang! Pendeta saya, Dr. Timothy Lin, yang juga seorang professor seminari dan presiden seminari. Dr. Lin berkata, “Percaya di dalam Tuhan kita haruslah mutlak, dan saling mengasihi antara satu dengan yang lainnya juga harus mutlak… Kiranya gereja di akhir zaman berpikir tiga kali tentang ini” (Timothy Lin, Ph.D., The Secret of Church Growth, First Chinese Baptist Church, 1992, hlm. 28, 29). “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Matius 24:12).

4. “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8). Dr. Lin berkata, “Konteks dari ayat ini jelas mengindikasikan bahwa kata ‘iman’ di sini mengacu pada iman di dalam doa. Dan pernyataan Tuhan kita adalah suatu ratapan karena Jemaat-Nya akan kehilangan iman dari doa pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali” (ibid., hlm. 94, 95). Lagi, Dr. Lin berkata, “Orang sering berkata bahwa tak ada bedanya apakah… Anda berdoa sendiri di rumah atau berdoa bersama saudara dan saudari di gereja. Pernyataan seperti itu hanyalah penghiburan diri dari kemalasan, atau…suatu ketidaktahuan akan kekuatan doa!”  Lukas 18:8 menunjukkan bahwa orang-orang Kristen di akhir zaman akan meninggalkan doa bersama, demikian juga doa pribadi. Banyak gereja sekarang memiliki studi Alkitab tengah minggu daripada kebaktian doa. Betapa menyedihkannya ini benar-benar terjadi di hari-hari terakhir ini!

5. “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?” (II Petrus 3:4). Dalam konteks dari II Petrus 3:1-9, Petrus sedang menulis kepada orang-orang Kristen, untuk menjadi “waspada” akan nubuatan-nubuatan tentang Kedatangan Kedua, karena mereka dipengaruhi oleh orang yang bertanya, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?” Dr. Ed Dobson memberikan suatu tanda tentang hari-hari terakhir yaitu akan ada pengabaian akan tanda-tanda kedatangan Yesus yang tersebar luas” (Dr. Ed. Dobson, The End, Zondervan Publishing House, 1997, hlm. 160). Sahabat saya Dr. C. L. Cagan mengingatkan saya bahwa empat puluh tahun yang lalu ada ketertarikan besar akan tanda-tanda Kedatangan Kristus yang kedua di antara orang-orang evangelikal. “Namun sekarang ketika tanda-tanda itu tergenapi secara literal hampir setiap hari, mereka justru memiliki ketertarikan yang sangat sedikit di dalam nubuatan.” Mengabaikan tanda-tanda Kedatangan Kristus yang Kedua di antara orang-orang evangelikal adalah tanda tentang hari-hari terakhir itu sendiri! – dan suatu gejala keduniawian para anggota gereja di waktu-waktu yang jahat ini.

6. “Mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (II Timotius 4:3). Rasul Paulus meminta kita untuk “berkhotbah” (4:2). Namun ia menubuatkan bahwa orang-orang di gereja-gereja akhir zaman “tidak akan tahan” mendengar khotbah, namun akan “mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” Lima puluh tahun yang lalu ada khotbah yang luar biasa di banyak mimbar kita. Hari ini kita hanya memiliki “pengajaran” ayat per ayat di kebanyakan mimbar. Dr. Lin berkata, “Seorang professor Teologi Sistematika dari suatu seminari di West Coast membuat pernyataan ini: ‘Saya pikir pengajaran dan khotbah persis sama!’ Saya tidak setuju sama sekali dengan pernyataan itu. Pengajaran dan khotbah memiliki dua kategori yang berbeda. Sebagai seorang profesor seminari, ia bahkan tidak dapat membedakan pengajaran dan khotbah. Kemudian dapatkah para mahasiswanya berkhotbah? Jawabannya jelas ‘tidak.’ Berdiri di mimbar, banyak tamatan seminari hari ini hanya dapat memberikan kuliah, namun tidak dapat berkhotbah. Seorang pendeta yang tidak tahu bagaimana berkhotbah seperti jurumasak yang tidak dapat memasak!... Kesuraman gereja di hari-hari terakhir ini bukan karena kurangnya pendeta, namun berlimpahnya pendeta yang [tidak dipanggil oleh Tuhan]” (ibid., hlm. 20, 21).

Hari ini kita melihat kondisi penyesatan yang mengerikan di gereja-gereja arus utama, dan kondisi menyedihkan dari kebanyakan gereja evangelikal. Kami akan sangat kecewa jika kita tidak melihat berbagai kondisi yang telah dinubuatkan dalam Alkitab ini. Berbicara tentang kedatangan-Nya, Tuhan Yesus Kristus berkata,

“Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Lukas 21:28).

Tanda-tanda kedatangan Kristus seharusnya menghiburkan kita di hari-hari penyesatan yang gelap ini. Ketika orang-orang berkata, “Anda terlalu rajin pergi ke gereja,” ingat bahwa keluhan mereka adalah suatu tanda bahwa Yesus akan datang segera. Ketika mereka berkata, “Anda terlalu rajin berdoa” atau “Anda terlalu rajin menginjil,” ingatlah bahwa ini juga suatu tanda bahwa Yesus segera datang! Biarpun yang lain mengantuk dan tertidur, seperti yang dilakukan para gadis bodoh itu, marilah kita tetap terjaga! Terjagalah dalam kebaktian doa! Terjagalah ketika ini adalah saatnya memenangkan jiwa! Terjagalah pada saat mendengar khotbah!

“Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Lukas 21:28).

 Dan jika Anda masih belum diselamatkan, ini adalah saatnya Anda terbangun dari dosa, percaya Yesus, dan diselamatkan! Alkitab berkata,

“Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu” (Efesus 5:14).


“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa” (II Tesalonika

SUMBER
APOSTASY IN THE CHURCHES –
FORETOLD IN BIBLE PROPHECY)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

ANDA SELAMAT BUKAN KARENA ANDA LAHIR DARI KELUARGA KRISTEN

Sudahkah Anda menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda secara pribadi? Sebelum Anda menjawab, ijinkan saya menjelaskan pertanyaan ini. Untuk memahami pertanyaan ini, terlebih dahulu Anda perlu mengerti “Yesus Kristus,” “pribadi,” dan “Juruselamat.
Siapa itu Yesus Kristus? Banyak orang akan mengakui Yesus sebagai orang baik, guru yang agung, atau bahkan sebagai nabi Tuhan. Semua ini memang benar, tapi tidak betul-betul menjelaskan siapa Dia sebenarnya. Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus adalah Allah menjadi manusia (lihat Yohanes 1:1-14). Allah datang ke dalam dunia ini untuk menyelamalamatkan kita dari dosa, mengajar kita, memperbaiki kita, mengampuni kita, - dan mati bagi kita! Yesus Kristus adalah Allah, Sang Pencipta, Tuhan yang berkuasa. Sudahkah engkau menerima Yesus ini?
Apa itu Juruselamat dan mengapa kita membutuhkan Juruselamat? Alkitab memberitahu kita bahwa kita semua telah berdosa, melakukan hal-hal yang jahat (Roma 3:10-18). Sebagai akibat dari dosa kita, kita pantas menerima murka dan penghakiman Tuhan. Satu-satunya hukuman yang pantas untuk dosa melawan Tuhan yang kekal adalah hukuman yang kekal (Roma 6:23, Wahyu 20:11-15). Itu sebabnya kita membutuhkan Juruselamat!
Yesus Kristus datang ke dunia ini dan mati menggantikan kita. Kematian Yesus, sebagai Allah dalam wujud manusia, adalah pembayaran yang cukup untuk dosa-dosa kita (2 Korintus 5:21). Yesus mati untuk membayar dosa-dosa kita (Roma 5:8). Yesus membayar harga yang harus kita bayar sehingga kita tidak perlu membayarnya. Kebangkitan Yesus dari antara orang mati membuktikan bahwa kematianNya sudah cukup untuk membayar hutang dosa kita. Itu sebabnya Yesus adalah satu-satunya Juruselamat (Yohanes 14:6; Kisah Rasul 4:12). Apakah engkau percaya kepada Yesus sebagai Juruselamatmu?

Apakah Yesus Juruselamat Anda secara “pribadi?” Banyak orang memandang keKristenan sekedar sebagai ke gereja, melakukan upacara-upacara Kristen, dan tidak berbuat dosa. Itu bukan keKristenan. KeKristenan yang sejati adalah hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda secara pribadi berarti menempatkan iman dan kepercayaan Anda secara pribadi kepadaNya. Tidak seorangpun dapat diselamatkan karena iman orang lain. Tidak ada yang dapat diampuni karena melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Satu-satunya cara untuk diselamatkan adalah dengan secara pribadi menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda, percaya pada kematianNya sebagai pembayaran dosa Anda, dan kebangkitanNya sebagai jaminan hidup kekal (Yohanes 3:16). Apakah Yesus adalah Juruselamatmu secara pribadi?
Jikalau Anda mau menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda dan menerima pengampunan dari Tuhan, berikut ini adalah sebuah doa yang dapat Anda doakan. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya percaya kepada Yesus yang akan menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini adalah sebuah cara untuk mengungkapkan kepada Tuhan bahwa Anda beriman kepadaNya dan untuk berterima kasih kepadaNya untuk keselamatan yang Dia sediakan bagi Anda. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang seharusnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya berbalik dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk diselamatkan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang indah – karunia hidup kekal! Amin!”


Menurut 2 Korintus 5:17, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Ada dua kata bahasa Yunani yang diterjemahkan “baru” dalam Alkitab. Yang pertama adalah neos yang merujuk pada sesuatu yang baru saja dibuat, namun sudah ada lainnya yang serupa. Kata yang diterjemahkan baru dalam ayat ini adalah kata kainos yang berarti sesuatu yang dibuat tanpa ada yang serupa yang pernah ada. Di dalam Kristus kita dijadikan ciptaan yang sama sekali baru, sebagaimana pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi-Allah menciptakannya dari yang tidak ada, dan demikian pula dengan kita. Dia bukan hanya membersihkan diri kita yang lama; Dia membuat kita sama sekali baru dan diri yang baru ini adalah bagian dari Kristus sendiri. Ketika kita ada di dalam Kristus, kita “mendapat bagian dalam kodrat illahi” (2 Petrus 1:4). Allah sendiri, berdiam di dalam hati kita. Kita ada di dalam Kristus, dan Dia di dalam kita.

Ketika kita ada di dalam Kristus dan Dia di dalam kita, kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru, diregenerasikan, diperbaharui, dan ini berpusat pada hal-hal rohani, sementara natur yang lama berpusat pada hal-hal yang duniawi. Natur baru adalah dalam persekutuan dengan Allah, taat kepada kehendak-Nya dan diabdikan untuk melayani Dia. Ini adalah hal-hal yang natur lama tidak mampu lakukan atau bahkan tidak memiliki niat. Natur lama mati kepada hal-hal dari roh dan tidak dapat membangkitkan diri sendiri. Natur itu “mati dalam pelanggaran dan dosa-dosa” (Efesus 2:1), dan hanya dapat dihidupkan kembali dengan kebangkitan supranatural yang terjadi ketika kita datang kepada Kristus dan didiami oleh-Nya. Dia memberi kita natur yang sama sekali baru dan suci serta hidup yang tidak dapat rusak. Hidup kita yang lama, yang sebelumnya mati terhadap Allah karena dosa, dikuburkan, dan kita dibangkitkan untuk “hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).
Di dalam Kristus kita dipersatukan dengan Dia dan bukan lagi hamba-hamba dosa (Roma 6:5-6); dihidupkan bersama dengan Kristus (Efesus 2:5); menjadi serupa dengan gambar-Nya (Roma 8:29); bebas dari hukuman dan tidak berjalan menurut daging, namun menurut Roh (Roma 8:10, dan menjadi anggota tubuh Kristus bersama dengan orang-orang percaya lainnya (Roma 12:5). Orang-orang percaya sekarang memiliki hati yang baru (Yehezkiel 11:19), dan diberkati dengan “segala berkat rohani di dalam sorga” (Efesus 1:3).
Kita mungkin akan memikirkan mengapa kita sering tidak hidup dengan cara yang digambarkan sekalipun kita telah memberi hidup kita kepada Kristus dan kita yakin akan keselamatan kita. Hal ini adalah karena natur baru kita mendiami tubuh jasmani kita yang lama dan keduanya bertentangan satu dengan yang lainnya. Natur lama sudah mati, namun natur baru masih memerangi “tubuh” lama yang didiaminya. Kejahatan dan dosa masih ada, namun seorang percaya kini melihatnya dengan perspektif baru, dan tidak lagi dikendalikan oleh kejahatan dan dosa sebagaimana dulu. Di dalam Kristus kita kini bisa memilih untuk menolak dosa, sementara dalam natur yang lama kita tidak sanggup. Sekarang kita bisa memilih mau memberi makan kepada natur baru melalui Firman Tuhan, doa dan ketaatan, atau memberi makan kepada daging dengan mengabaikan hal-hal itu dan terlibat dalam dosa.

Ketika kita berada di dalam Kristus, “Dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37) dan dapat bersukacita dalam Juruselamat kita yang telah memungkinkan segalanya! Di dalam Kristus kita dikasihi, diampuni, dan dijanjikan keselamatan. Di dalam Kristus kita ditebus, dibenarkan, diperdamaikan, dipilih dan diangkat menjadi anak. Di dalam Kristus kita menang, penuh dengan sukacita dan damai, diberikan makna kehidupan yang sejati. Betapa sukacitanya kita mendapatkan kasih karunia dari Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Saatnya Anda menerimaNya jangan tunda, apalagi menolakNya terimalah saat ini, detik ini dan jangan katakan besok atau lusa baru saya terima tetapi detik ini terimalah Dia dan Aminkan di dalam hatimu seluruh karya penebusanNya di kayu salib maka Anda mendapatkan kepastian masuk sorga.

Pewahyuan Alkitab sudah sempurna

Alkitab Sempurna Berarti Lengkap

“Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap,”
I Korintus 13:8-10.

Saya akan memberi perhatian khusus pada kata “sempurna.” “Sempurna” di dalam ayat tersebut adalah “teleion” berbentuk kata SIFAT, nominative netral. Bukan “teleios” yang berbetuk kata adverb atau kata keterangan. Apa perbedaan dari kedua kata ini. Kata SIFAT “teleion” berarti merujuk pada kesempurnaan atau kelengkapan “yang bersifat” misalnya, hukum, peraturan, tata tertib, dll. Sedangkan Kata keterangan/ adverb pada teleios merujuk pada keterangan waktu dan tempat.

Banyak kalangan yang menafsirkan yang sempurna adalah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Sehingga merekamelegalkan wahyu-wahyu liar di luar Alkitab dan mengklaim bahwa wahyu tersebut berasal dari Tuhan.

Saya ingin mengkoreksi pandangan tersebut. Bahwa kata “sempurna” di dalam ayat tersebut TIDAK berbentuk kata keterangan (adverb) “teleios” melainkan berbentuk kata SIFAT ‘teleion. Sehingga TIDAK BISA diartikan sebagai kedatangan Tuhan Kedua Kali karena hal tersebut merujuk pada kata keterangan.

Oleh karena bentuk katanya adalah kata SIFAT nominative netral “teleion” maka sempurna yang dimaksud adalah LENGKAP yang merujuk pada “hukum yang lengkap.” Apakahhukum yang sempurna/ lengkap itu? Jawabannya adalah ALKITAB.
Dan setelah yang sempurna/ lengkap/ teleion tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Apakah yang tidak sempurna itu? Yang tidak sempurna adalah yang berhubungan dengan pewahyuan /apokalupsis. Karena WAHYU TUHAN sudah sempurna yaitu ALKITAB dari Kejadian 1:1 sampai Wahyu 22:21 selesai ditulis maka Tuhan sudah tidak mendatangkan Wahyu tambahan lagi.

Alkitab Tidak Boleh Ditambahi Dengan Wahyu Lain
Alkitab adalah wahyu Tuhan yang sempurna/ lengkap, sehingga TUHAN sudah tidak menurunkan lagi wahyuNya baik TULISAN maupun LISAN Apakah Kitab-kitab agama lain Firman Allah? Jawabannya BUKAN Firman Allah, karena di luar Alkitab, tidak ada Firman Allah tertulis.

Demikian juga dengan kasus seseorang yang dapat berbicara langsung dengan Tuhan, Mendapat penglihatan dari Tuhan, Bahasa Roh, Nubuat, dll, Itu semua BUKAN DARI TUHAN. Karena setelah Wahyu 22:21 selesai ditulis Tuhan sudah tidak menurunkan wahyuNya, baik wahyu lisan (spoken word) maupun wahyu tertulis (written word).

Bagaimana dengan rhema? Rhema adalah perkataan Tuhan, merujuk pada kesempurnaan wahyu Tuhan yaitu Alkitab, maka TUHAN sudah tidak mendatangkan lagi rhema.

Apabila kita ingin mendapatkan pengajaran yang bersifat devosional maupun doktrinal tidak perlu cari-cari wahyu lain di luar Alkitab, cukup dengan “+ Doa Tiap Hari* Baca Kitab Suci + Kalau Mau Tumbuh._

Kita tidak perlu mencari extra biblical authority (wahyu di luar Alkitab) karena dapat dipastikan yang berperan bukan lagi TUHAN.
.
Posisi alkitabiah, berhati alkitabiah, berpikir alkitabiah.

(Buku "HEAVEN Is FOR REAL/SORGA ITU NYATA) buku yang menyesatkan di kalangan Kristen

sebuah buku tentang seorang anak lelaki berusia empat tahun yang katanya mengunjungi Surga, telah terjual 1,5 juta eksemplar dan saat ini sedang menduduki peringkat #6 di daftar bestseller Amazon. Buku ini juga telah memecahkan rekor penjualan penerbit Thomas Nelson dan sangat populer bahkan di kalangan Baptis Independen.

Seorang gembala sidang memberitahu saya bahwa buku ini “sedang beredar di banyak kelompok Baptis Independen; banyak yang merekomendasikannya.” Buku ini ditenggarai sebagai kisah nyata dari Colton Burpo, putra dari seorang gembala sidang Metodis yang katanya mengunjungi Surga saat menjalani sebuah operasi darurat. Di sana dia bertemu dengan seorang saudari perempuannya yang telah meninggal dan kakek buyutnya, melihat Yesus dan Allah Bapa dan Roh Kudus dan Setan, dan mempelajari berbagai hal yang tidak dinyatakan dalam Kitab Suci.

Kita tidak meragukan bahwa anak kecil itu benar-benar merasa yakin bahwa dia mengunjungi Surga, tetapi kita tidak percaya sedikitpun bahwa itu benar-benar terjadi.

-Pertama, buku ini bertentangan dengan kesaksian Rasul Paulus, yang mengatakan bahwa dia adalah yang terakhir untuk melihat Kristus yang telah bangkit (1 Korintus 15:8).

Pengalaman Paulus ini digambarkan di Kisah Para Rasul dan tidak ada insiden lain lagi Kristus menampakkan diri kepada orang lain [Editor: Rasul Yohanes melihat Yesus dalam kitab Wahyu, tetapi rasul Yohanes sudah pernah menyaksikan kebangkitan Yesus sebelum Paulus, jadi Paulus tetap adalah orang yang terakhir menjadi saksi kebangkitan Yesus].

Paulus memberikan kesaksian ini dalam konteks sedang memberikan bukti saksi-saksi mata akan kebangkitan Kristus. Semua bukti yang kita perlukan sudah terdapat dalam kesaksian Kitab Suci dan saksi-saksi mata ini. Lebih lanjut lagi, Paulus mengatakan bahwa ketika dia mengunjungi Surga, dia mendengar hal-hal yang dia tidak boleh ceritakan
(2 Kor. 12:4).

Jadi jelas bahwa seseorang tidak dapat mengunjungi Surga lalu menggambarkan semua yang dia lihat dan dia dengar di sana.

Kedua, buku Heaven Is For Real bertentangan dengan penekanan Allah terhadap prioritas dan kecukupan iman dan Kitab Suci.

Buku ini mengandung kesaksian-kesaksian tentang bagaimana orang telah menjadi percaya kepada Allah dan Surga karena kunjungan Colton ini, tetapi Alkitab mengatakan bahwa tanpa iman, tidak mungkin berkenan kepada Allah (Ibr. 11:6), dan iman timbul dari pendengaran akan Firman Allah, bukan oleh tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban (Roma 10:17). Ketika memberitahukan tentang orang kaya dan Lazarus, Yesus mengajarkan bahwa jika seseorang tidak mendengarkan Kitab Suci, ia “tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati”
(Luk. 16:31).

Semua tanda dan pewahyuan yang kita perlukan sudah terdapat dalam Alkitab

buku ini mengandung kesaksian tentang bagaimana orang
tlah percaya kepada Allah dan Surga karena kunjungan Colton ini, tetapi Alkitab mengatakan bahwa tanpa iman, tidak mungkin berkenan kepada Allah (Ibr. 11:6), dan iman timbul dari pendengaran akan Firman Allah, bukan oleh tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban
(Roma 10:17).

Ketika memberitahukan tentang orang kaya dan Lazarus, Yesus mengajarkan bahwa jika seseorang tidak mendengarkan Kitab Suci, ia “tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati”
(Luk. 16:31).

Semua tanda dan pewahyuan yang kita perlukan sudah terdapat dalam kanon Kitab Suci yang telah komplit (Yoh. 20:30-31). Alkitab cukup untuk membuat manusia Allah “diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim. 3:16-17). Allah telah memberitahu kita segala sesuatu yang Ia ingin kita tahu tentang Surga pada saat ini.

-Ketiga, buku Heaven Is For Real bertentangan dengan pengajaran langsung Alkitab. Sebagai contoh, Colton mengatakan bahwa kuda Yesus berwarna pelangi (hal. 63), sementara Alkitab mengatakan bahwa warnanya adalah putih (Wah. 19:11). Colton mengatakan bahwa Roh Kudus menembakkan kuasa dari Surga (hal. 125), sementara Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus turun dari Surga pada hari Pentakosta [Editor: dan bahkan sebelum itu (Yoh. 20:22)] dan Dia adalah kuasa tersebut (Kis. 1:8).

Colton mengatakan bahwa semua orang memiliki sayap di Surga kecuali Yesus (hal. 72), bahwa malaikat Gabriel duduk di sebelah kiri takhta Allah (hal. 101), bahwa Roh Kudus berwarna biru dan duduk di sebuah kursi dekat takhta Allah (hal. 102), dan “untuk teman-teman Katolik kita,” buku tersebut dengan senang mengatakan bahwa Maria berdiri di Surga di samping Yesus (hal. 152).

Mungkin sebagian orang akan bertanya, bagaimanakah Colton dapat tahu berbagai rahasia tentang saudari perempuannya yang telah meninggal sejak dalam kandungan dan juga berbagai fakta tentang kakek buyutnya yang tidak pernah diberitahukan kepadanya. Jawabannya adalah setan-setan.

Paulus memperingatkan bahwa Iblis mengubah dirinya menjadi malaikat terang dan para pelayannya menyamar sebagai pelayan kebenaran (2 Kor. 11:14-15). Buku Heaven Is For Real juga mempromosikan penglihatan-penglihatan anak jagoan, Akiane Kramarik, yang mulai “melihat Surga” sejak umur empat (hal. 141-144). Colton mengklaim bahwa “Yesus” yang dia lihat di Surga sama dengan “Yesus” yang Akiane gambarkan dari penglihatan-penglihatannya pada waktu usia sembilan tahun. Tetapi iman Akiane adalah tipe New Age yang percaya “Allah” yang samar-samar tidak jelas. Ini adalah mistikisme agama, bukan iman pada Wahyu yang tidak dapat salah dari Allah dan darah pengorbanan Kristus. Bahkan jika kita tahu bagaimana rupa Yesus, kita dilarang oleh hukum Allah untuk membuat patung atau gambar itu
(Kel. 20:4)

APAKAH YESUS KRISTUS SUDAH ADA SEBELUM PERJANJIAN BARU

SIAPAKAH MALAIKAT JEHOVAH DI PERJANJIAN LAMA, APAKAH INI TERTUJU KEPADA YESUS KRISTUS DAN SIAPAKAH YANG BERTEMU DENGAN ABRAHAM, MUSA, DANIEL, GIDEON DLL. APA JAWABAN ALKITAB TENTANG INI. BACALAH SAMPAI SELESAI TULISAN INI. TUHAN YESUS KRISTUS MENUNTUN ANDA.

Kitab Perjanjian Lama sering menuliskan istilah kata Malaikat Tuhan yang berkaitan dengan Angelologi, adalah berhubungan dengan Wahyu misterius tentang malaikat Tuhan. ini Khususnya terdapat dalam Perjanjian Lama dimana kita menemukan penampakan malaikat ini yang disebut sebagai Malaikat Tuhan, atau lebih tepatnya " Malaikat yehovah". Beberapa peneliti Alkitab memahami penampakan Tuhan Yesus Kristus sebelum inkarnasiNya. suatu penelitian saksama terhadap konteks dan rinciannya akan membantu para murid untuk menentukan apakah benar demikian atau tidak. selain itu, perbedaan antara Teofani dan inkarnasi Tuhan Yesus Kristus akan membantu pemahaman seseorang terhadap penampakan-penampakan ini.

A. INKARNASI
Arti kata inkarnasia adalah "Allah yang membungkus DiriNya dengan daging". Allah membungkus DiriNya dalam wujud manusia di dalam Kristus. Dia adalah Allah yang mengambil wujud manusia. (I Tim. 3:16). Ketika Anak Allah yang abadi dilahirkan oleh perawan Maria, ini bukan sekadar teofani yang sementara, ini adalah inkarnasi. Dia sekarang kekal dibungkus oleh tubuh. Teofani adalah manifestasi sementara dari Anak Allah sebelum salib. Inkarnasi adalah manifestasi kekal anak Allah. Teofani mengambil wujud manusia, lalu lenyap. Inkarnasi diperanakkan dan dilahirkan dalam wujud manusia, dan selanjutnya setelah kebangkitan, secara kekal dimuliakan. Manusia yang dimuliakan di atas kristus Allah. Anak yang kekal.

B. TEOPHANY
Kata ini berasal dari dua kata Yunani: "Theos"yang berarti "Allah" dan Phaneroo", yang berarti "penampakkan". Teofani secara sederhana adalah penampakkan Allah dan lebih khusunya dalam Perjanjian Lama, teofani adalah suatu penampakkan dari Anak Allah sebelum InkarnasiNya. Teofani adalah manifestasi sementara dalam wujud manusia. Teofani juga disebut sebagai Kristofani, penampakan-penampakan perjanjian Lama dari Kristus Pra-Inkarnasi.
Teofani adalah manifestasi sebelum salib dan pewahyuan Tuhan Yesus Kristus sebelum InkarnasiNya. Ini adalah persiapan atas InkarnasiNya ( Yoh. 1:1-3;14-18).
Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah yang tidak diciptakan dan abadi, dan mengambil hakikat dan wujud malaikat bagi DiriNya, dan dinyatakan sebagai Malaikat Tuhan sampai Dia mengambil hakikat dan wujud manusia bagi DiriNya dalam kelahiran dari seorang perawan ( Ibr. 2:16; I Tim 3:16; Yoh 1:1-3,14-18).

Berikut ini adalah sejumlah wahyu penting tentang Malaikat Tuhan. sebagian besar, karena konteksnya, menunjuk pada kristus Allah pra-Inkarnasi.

1. Tuhan menampakkan diri kepada Adam (Kej. 2:16; 3:11, 15). Dia menubuatkan datangnya inkarnasi sebagai penih perempuan.

2. Tuhan mengangkat Henokh ke surga ( Kej 5:24).

3. Tuhan berbicara kepada Nuh ( Kej. 6:9).

4. Abraham menerima panggilan dari Tuhan, atau Yehovah Jireh (Kej. 12:1;22:11-15).

5. Malaikat Tuhan melayani Hagar dan Ismael ( Kej. 16:7-11;21:17).

6. Malaikatlah yang berjalan dihadapan pelayan Abraham untuk mempersiapkan tunangan bagi Ishak (kej. 24:7,40)

7.Yakub bergumul dengan seseorang yang disebut Malaikat, seorang manusia, dan Allah, dan yang namanya adalah rahasia yang ajaib (Kej. 31:11;32:24-32;Hos. 12:3-5). Malaikat ini membebaskan Yakub (Kej. 48:16).

8. Malaikat dalam semak yang menyala-nnyala yang memanggil Musa merupakan pewahyuan Tuhan Allah Dia disebut sebagai Malaikat yang namanya AKU ADALAH AKU, atau TUHAN ALLAH (Yehovah Elohim). (Kel. 3:2, 14-15; Bil 20:16; Kis 7:30,35).

9. Ada pewahyuan tentang malaikat dalam tiang api yang memimpin dan menuntun israel menuju tanah terjanji (Kel. 14:19-24; 32:34;33;2)

10. Malaikat Yehovah memberikan Hukum Taurat kepada Musa, ditengah-tengahkumpulan malaikat (Kis 7:35, 38,53; Gal. 3:19; Ibr 2:2).

11. Bileam melihat Malaikat Tuhan dengan Pedang terhunus (Bil. 22:22-35; II Pet. 2:15).

12. Pemimpin malaikat-malaikat Tuhan yang tampak pada Yosua adalah Kristofani (Yos. 5:13-14 serta Ibr. 2:10

13. Malaikat memperingatkan Israel mengenai ketidak taatan (Hak 2:1-4; 5:23).

14. Gideon diperlengkapi oleh Malaikat Tuhan yang namanya adalah Yehovah Kedamaian kita (Hak 6:11-22).

15 Manoah dan istrinya, orang tua Simon, mendapat pewahyuan dari Kristus Allah. Pribadi yang misterius ini, dalam konteksnya disebut sebagai manusia, Malaikat dan Tuhan, Namanya adalah Ajaib, atau Rahasia yang Ajaib (Hak. 13:3-21)

16. Allah mengutus seorang Malaikat untuk menghancurkan 70.000 orang Israel ketika Daud berdosa dalam menghitung rakyatnya (I Taw. 21:12-30; II sAM 24:15-17).

17. Seorang Malaikat menyediakan makanan bagi Elia (I Raja. 19:5-7; II Raja 1:3, 15)

18. Malaikat Tuhan membantu 185.000 bangsa Asyur dalam semalam sehingga menyelamtkan Yehuda (II Raja. 19:35; Yes. 37:36)

19. Tuhan menampakkan diri kepada Yesaya dalam penglihatan (Yes. 6:1-13 serta Yoh 12:39-41).

20. Penampakkan manusia keempat dalam perapian yang menyala-nyala juga diterima sebagai Teofani atau Kristofani, Nebukadnezar menyebutnya sebagai Anak Alllah (Dan. 3:28)

21. Seorang malaikat mengatupkan mulut singa-singa dan menjaga Daniel (Dan. 6:23).

22. Malaikat yang menjelaskan penglihatan-penglihatan kepada Zakharia disebut sebagai Malaikat Tuhan (Za. 1:9;11,19, 2:3, 3:1-6, 4:1-5; 5:5,10).

23. Malaikat- Pembawa Berita Perjanjian adalah Tuhan Yesus Kristus (Mal. 3:1).
Tuhan Yesus bukan sekadar malaikat atau makhluk ciptaan seperti yang diajarkan oleh saksi jehovah. Teofani ini hanyalah menifestasi dimana Dia menampakkan diri sebagai malaikat, atau sebagai manusia, sebelum inkarnasi-Nya.

C. WAHYU
Kitab Wahyu berisi catatan-catatantentang Anak Allah yang bangkit dan dimuliakan, yang dilihat oleh Yohanes sebagai Malaikat Jehovah. Suatu pemikiran tentang catatan-catatanini dalam konteks mereka akan memoperjelas fakta ini.

1. Malaikat -Pemberi Meterai yang datang dari meterai dari Allah yang hidup menunjuk pada Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada malaikat yang biasa yang bisa melakukan pemeteraian dari Roh dan nama Allah ( Why. 7:2).

2. Malaikat-Imam dengan pendupan emas yang mempersembahkandoa orang-orang kudus pada mezbah emas dihadapan Allah menunjuk pada Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada malaikat biasa yang bisa mengambil doa-doa orang-orang kudus dan mempersembahkannya kepada Allah. Ada satu perantara antara Allah dan manusia, manusia Yesus Kristus bukan Maria. Doa dan penyembahan kepada malaikat-malaikat dilarang (Why 8:1-3).

3. Malaikat-Penebus, yang diselubungi awan, wajahnya seperti matahari yang memiliki satu buku yang terbuka dalam tanggnNya, yang suaraNya seperti suara singa, dan yang disebut " Kedua saksi-KU" tentu menunjuk sekali lagi pada Tuhan Yesus Kristus bukan pada makhluk malaikat yang melayani (Why. 10:1-5, 8-10;11:1).

4. Malaikat- Penghukum yang menerangi bumi dengan kemuliaanNya menunjuk paa kristus juga ( Why. 18:1).

5. Malaikat-Pengikat, yang mengikat Iblis dan melemparkan ke dalam jurang maut selama seribu tahun juga menunjuk pada Yesus Kristus. Dialah manusia yang lebih kuat yang mengikat manusia kuat, dan selanjutnya menghancurkan rumahnya. Ini secara hukum digenapi di Kalvari (Why. 20:1-3 serta Mat. 12:28-29).
Dalam Alkitab, Anak Allah, dipandang sebagai Allah-Manusia, Pembawa Berita perjanjian (Mal. 3:1-2), Pembawa Berita Yehovah.

Dia yang merupakan Pencipta para malaikat (Kol. 1:16), dan yang lebih baik daripada malaikat-malaikat (Ibr. 1:4-5), dan disembah oleh malaikat-malaikat (Ibr. 1:6), sebagai Anak Allah yang kekal. yang dijadikan sedikit lebih rendah daripada malaikat- malaikat untuk menebus umat manusia (Ibr. 2:6-9). Dalam perjanjian Lama, Dia menampakkan Diri sebagai malaikat dan manusia. Dalam Perjanjian Baru, dia dilahirkan sebagai manusia, namun dilihat dalam penglihatan sebagai seorang malaikat. Dia tidak menjadi malaikat untuk menebus malaikat-malaikat yang jatuh, tetapi Dia menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia yang jatuh, tetapi Dia menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia yang jatuh. Dalam Perjanjian Lama Dia secara khusus dipandang sebagai Yehovah-Malaikat dalam teofani. Dalam Perjanjian Baru Dia dipandang sebagai Yehovah-Manusia dalam inkarnasi.

D. KESIMPULAN
Kekekalanlah yang akan menyingkapakan pelayanan yang telah malaikat telah melaikat lakukan bagi umat percaya, orang-orang yang menerima keselamatan (Mat. 18:10; Mzm. 91:11-12). Para malaikat akan memelihara tugas mereka atas kita. Orang percaya boleh bersyukur kepada Allah untuk pelayanan yang tak tampak dari roh-roh yang melayani ini (Ibr. 1:13-14; 12:22-24). Namun, harus terus diingat bahwa menusia dilarang untuk menyembah malaikat, sebagaimana terlihat dalam ajaran sesat di jemaat Kolose, atau melebihi apa apa yang dinyatakan dalam Firman Allah. Semua penyembahan harus ditujukan kepada ke-allahan yang kekal, Bapa, Anak dan Roh kudus, Pencipta dan pemerintah atas seluruh makhluk ciptaan (Kol. 1:16; 2:18; Why. 22:9; I Pet. 3:22).

Kekekalan akan membawa seluruh makhluk yang kudus bersama-sama dalam satu iabdah penyembahan besar yang universal, pada saat oran-orang yang ditebus dari dunia berkumpul bersama kumpulan malaikat yang tak terhitung jumlahnya dalam sion surgawi, Yerusalem yang baru, menyembah serta melayani Allah dalam kekekalan (Why. 4-5; Ibr. 12:22-24).

GEREJA SEHAT VS GEREJA SESAT

Pada saat ini semakin sulit membedakan gereja manakah yang benar-benar dibangun untuk melayani Allah, umat kristen yang suam-suam kuku mudah terkecoh oleh berbagai pelayanan mereka yang palsu. Tepat seperti apa yang dituliskan dalam Matius 7:22-23, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”".

Ada beberapa cara mudah mengidentifikasi gereja-gereja yang tersesat ke dalam pengajaran yang salah.
Ciri-ciri Gereja Sehat :
1. Percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya firman Allah yang absolut/pasti dan tanpa salah (2 Tim. 3:16). Tidak boleh di tambah maupun dikurangi, baik secara tertulis maupun lisan (Ams. 30:5-6; Yer. 20:2; Pengkhotbah 3:14; Mat. 5:18; Why 22:18-19).
2. Keselamatan/kepastian masuk sorga adalah kasih karunia melalui iman di dalam Yesus Kristus, dan bukan melalui perbuatan atau perantara lain (Ef. 2:8-9; Kis. 4:12; Yoh. 3:16; 14:6).
3. Percaya bahwa gereja bersifat lokal dan independen (Mat. 16:18; 18:15-20; 1 Kor. 12:12-31). Berfungsi sebagai agen penyelamatan (Markus 16:15; Roma 10:13:15), pemuridan (Mat. 28:19-20; 1 Tim. 4:6), dan tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim 3:15).
4. Menjangkau jiwa-jiwa melalui kebenaran yang Alkitabiah, bukan dengan hal materi, jasmani dan duniawi.


Ciri-ciri Gereja Sesat:
1. Percaya otoritas lain di luar Alkitab (extra biblical authority). Ada wahyu tambahan secara tertulis maupun lisan (nubuatan, bahasa roh, mimpi, penglihatan dll). Luar biasanya lagi katanya, “saya mendengar langsung suara Tuhan dan diajar Tuhan langsung.”
2.Percaya di luar Yesus Kristus ada keselamatan. Baptisan, perjamuan kudus, rajin melayani/perbuatan baik dapat menyelamatkan.
3. Percaya gereja bersifat universal/katolik/am (kepausan/sinode).
4. Menjangkau jiwa-jiwa dengan hal-hal materi, jasmani dan duniawi (teologia sukses, dengan pertunjukan entertainment, menggembar-gemborkan “di sini ada mujizat, ada berkat”).
Semoga tulisan ini berguna bagi anda.

YESUS WAFAT BUKAN HARI JUMAT TAPI RABU SORE

Kebanyakan dari kita menganggap bahwa Yesus mati pada "Jumat Agung" dan bangkit dari antara orang mati pada "Easter" (Paskah) Minggu pagi. Oleh karena Yesus berkata Ia akan bangkit pada "hari ketiga," ada yang menghitung bagian dari hari Jumat sebagai satu hari, hari Sabtu sebagai hari kedua, dan sebagian hari Minggu sebagai yang ketiga. Itu menunjukkan bahwa terkadang sebuah ekspresi seperti "hari ketiga" dapat termasuk hanya bagian dari hari itu, yaitu sebagian dari satu hari yang termasuk dihitung sebagai sehari penuh. Ensiklopedia Yahudi berkata, bahwa hari saat pemakaman, meskipun pemakaman itu mungkin terjadi pada akhir petang, dihitung sebagai hari pertama dari tujuh hari masa perkabungan.


Contoh lain dari bagian dari hari yang dihitung untuk sehari penuh, sebagaimana adanya, terdapat pula di dalam Alkitab, seperti pernyataan berikut ini oleh Yesus: ……"Lihatlah Aku mengusir iblis dan menyembuhkan orang hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Namun Aku harus berjalan hari ini dan besok dan hari berikutnya; sebab tidak semestinya seorang nabi mati diluar kota Yerusalem" (Luk 13:32-33). Dalam kasus ini, "hari ketiga" akan berarti sama seperti "hari yang berikutnya (setelah besok)"—tiga hari, walaupun hanya bagian dari hari-hari itu yang terlibat. Banyak orang merasa bahwa ini menerangkan elemen waktu antara pemakaman dan kebangkitan Kristus. 


Bagaimanapun juga, ada orang-orang Kristen lain, yang sama-sekali tidak puas dengan penjelasan ini. Yesus sering berkata Ia akan bangkit pada "hari yang ketiga" (Mat 16:21; Mrk 10:34). Tetapi Ia juga berkata, dari jangka waktu dan memberikan tanda spesifik dari kemesiasan-Nya sebagai tiga hari dan tiga malam. "Sebagaimana Yunus berada tiga hari dan tiga malam dalam perut ikan paus", Ia berkata, "demikian juga Anak Manusia akan TIGA HARI DAN TIGA MALAM dalam perut bumi" (Mat 12:38-40). 

Bahwa ekspresi "hari yang ketiga" secara alkitabiah bisa termasuk tiga hari dan tiga malam, dapat dilihat dalam Kejadian 1:4-13: "Elohim (Allah) memisahkan terang dari gelap. Dan Elohim menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Dan malam (gelap) dan pagi (terang) adalah HARI PERTAMA…dan malam (gelap) dan pagi (terang) adalah HARI KEDUA …dan malam (sekarang tiga periode malam) dan pagi (sekarang tiga periode terang) adalah HARI KETIGA." Ini memberikan satu contoh tentang bagaimana istilah "hari ketiga" dapat dihitung dan ditunjukkan agar termasuk dalam tiga hari dan tiga malam.

Kendatipun kami telah lama menyokong pandangan yang akan kami ketengahkan di sini—yang dimasukkan ke dalam perhitungan tiga hari dan tiga malam penuh—kami akan bersegera menyatakan bahwa sebagai orang Kristen, fakta yang kita percaya, bahwa Yesus pernah hidup, mati dan bangkit kembali, adalah sangat lebih penting daripada sedikit keterangan kita yang bisa tawarkan tentang elemen waktu dari pemakaman-Nya.


dapat disimpulkan bahwa Yesus wafat pada hari rabu sore, (karena dalam kalender Yahudi, Dimana hari dimulai pada petang hari dan berakhir pada petang hari kembali) bertepatan kaum Farisi hendak melaksanakan Hari Raya Roti Tidak Beragi yang jatuh pada Tgl 15 nisan awal. Inilah yang disebut “Hari Persiapan” atau “Sabat Hari Raya” yang jatuh pada rabu sore atau kamis awal. pada Tgl 14 Nisan awal, yang jatuh pada hari selasa petang.
Yang dimaksud dengan hari persiapan, dimana akan jatuh Sabat, bukanlah Sabat mingguan yaitu Sabtu, melainkan Sabat hari raya. Hari raya apa? Hari Raya Roti Tidak Beragi. Imamat 23:5-7
Yesus diinterogasi dan pada jam ketiga atau jam sembilan Yesus disalibkan (Mrk 15:25). Jam 12.00 kegelapan menyelimuti Golghota (Mat 27:45). Jam 15.00, Yesus wafat (Mat 27:46). Sebelum pukul 18.00, Yesus diturunkan dari kayu salib karena menjelang Sabat Hari Perayaan Roti Tidak Beragi (Yoh 19:38-42). Rabu malam kamis Yesus berada dalam rahim bumi sampai Sabat petang.
murid-murid menemukan mayat Yesus tidak ada (Mat 20:1). Namun Yesus telah bangkit pada hari minggu pagi. Tidak ada yang tahu pasti jam berapa Dia telah bangkit. Kemungkinan Sabtu petang atau tengah malam Yesus telah bangkit. Kebangkitan-Nya tepat tiga hari tiga malam (rabu malam kamis dihitung sebagai kamis, karena pergantian hari Yahudi, dimulai petang). Kamis malam jum’at dihitung jum’at. Jum’at malam dihitung sabtu). Sabtu petang atau hari Minggu awal/Pagi, Yesus telah bangkit dari maut.


Karena ada duabelas jam dalam satu siang dan duabelas jam dalam satu malam (Yoh 11:9-10), bila kita hitung "tiga hari tiga malam" penuh, ini akan sama dengan 72 jam. Tetapi apakah unsur waktu tepat 72 jam? Yesus seharusnya ada di dalam kubur selama "tiga hari dan tiga malam" dan bangkit "setelah tiga hari" (Mrk 8:31). Kami tidak punya alasan untuk menghitung ini sebagai sedikit kurang dari satu masa kurang dari 72 jam. Di lain pihak, apabila Ia akan dibangkitkan dari antara orang mati "dalam tiga hari" (Yoh 2:19), ini tidak akan sedikit lebih dari 72 jam. Untuk memadukan pernyataan-pernyataan yang bervariasi ini, hal itu tidak kelihatan tak masuk akal untuk menganggap bahwa jangka waktu itu adalah tepat 72 jam. Betapapun juga, Elohim (Allah) adalah Elohim dari KETEPATAN. Dia membuat segala sesuatu tepat pada agenda waktu. Tidak ada yang kebetulan dengan Dia. 
Adalah "ketika kegenapan waktunya tiba"—bukan satu tahun terlalu cepat atau satu tahun terlalu lambat—"Elohim (Allah) mengutus Anak-Nya" (Gal 4:4). Waktu untuk pengurapan-Nya sudah ditentukan sebelumnya dan dikatakan oleh Daniel, demikian juga saat ketika Dia akan "dipotong" untuk dosa manusia. Mereka yang mencoba membunuh-Nya sebelum ini gagal, sebab "waktu"-Nya belum juga tiba (Yoh 7:8). Dan bukan saja tahun dan waktu kematian-Nya, tetapi jamnya itu sendiri adalah suatu bagian dari rencana ilahi. "Bapa", Yesus berdoa, "jamnya telah datang…" (Yoh 17:1).
Karena telah ada waktu yang tepat bagi-Nya untuk dilahirkan, suatu waktu yang tepat bagi pengurapan-Nya, suatu waktu yang tepat bagi pelayanan-Nya dimulai, suatu waktu yang tepat bagi kematian-Nya, kita tidak mempunyai masalah untuk percaya bahwa ada juga suatu jangka waktu yang tepat di antara pemakaman dan kebangkitan-Nya—tepat sekali 72 jam. Jika ini benar, maka kebangkitan itu terjadi pada jam yang sama dari hari yang Yesus dikuburkan—hanya saja tiga hari kemudian. Jam berapa dari hari itu? 

Yesus mati segera setelah "jam kesembilan" atau jam tiga siang (Mat 27:46-50). "Maka datanglah orang Yahudi menghadap Pilatus, karena itu adalah hari persiapan, bahwa tubuh-tubuh itu tidak boleh tinggal di salib pada hari sabat, (sebab hari sabat adalah hari penting,) supaya kaki-kaki mereka dapat dipatahkan dan agar mayat mereka dapat dibawa pergi…tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus…Ia telah mati" (Yoh 19:31-33). Sampai saai ini, "malam telah datang" (Mrk 15:42), pada saat itu akhir petang. Hukum Taurat berkata: "Mayatnya tidak boleh tinggal sepanjang malam pada [tiang] pohon itu, tetapi haruslah kamu menguburkan dia pada hari itu juga" (Ul 21:23). Dalam sisa waktu pada hari itu sebelum matahari terbenam, sebelum hari besar sabat mulai, Yusuf dari Arimatea memperoleh izin untuk memindahkan tubuh itu. Ia dan Nikodemus menyiapkan izin untuk memindahkan tubuh itu untuk pemakaman dengan kain linen dan rempah-rempah, dan meletakkannya dalam kubur yang dekat disitu (Yoh 19:38-42)—semuanya ini selesai sebelum matahari terbenam. 
Apabila kebangkitan berlangsung pada saat yang sama dari hari itu seperti saat Yesus dikuburkan—hanya tiga hari kemudian—maka ini akan menempatkan kebangkitan dekat pada saat matahari terbenam bukan matahari terbit, seperti yang umumnya dianggap. Suatu kebangkitan matahari terbit akan memerlukan satu malam ekstra—tiga hari dan empat malam. Ini tentu saja bukanlah kasusnya. Mereka yang datang ke kubur pada saat matahari terbit, ketimbang menyaksikan kebangkitan persis pada waktunya, mendapati bahwa kubur itu sudah kosong (Mrk 16:2). Kisah Yohanes mengatakan kepada kita bahwa Maria Magdalena datang ke kubur ketika "hari masih GELAP" pada hari pertama minggu itu dan Yesus TIDAK ADA di sana (Yoh 20:1-2). 

Para penulis injil menceritakan beberapa kunjungan ke kubur itu yang dilakukan oleh murid-murid pada hari pertama dari minggu itu. Dalam setiap kejadian, mereka mendapati kubur itu KOSONG! Seorang malaikat berkata "Ia tidak ada disini; sebab Ia telah bangkit, seperti yang dikatakan-Nya" (Mat 28:6). Hari pertama dari minggu itu adalah ketika murid-murid itu mendapati bahwa Ia telah bangkit (Lukas 24:1-2; dsb), tetapi tidak dimanapun juga Alkitab benar-benar berkata ini adalah saat kebangkitan. 
Satu-satunya ayat yang sepertinya mengajar suatu kebangkitan Minggu pagi adalah Markus 16:9. "Sekarang ketika Yesus telah bangkit pagi-pagi sekali pada hari pertama dari minggu itu, Ia menampakkan diri mula-mula kepada Maria Magdalena…" Tetapi ayat ini tidak berkata bahwa pagi-pagi sekali pada hari pertama minggu itu Yesus "sedang bangkit" ["rising"] atau Ia bangkit ["did rise"] pada saat itu. Dikatakan bahwa ketika hari pertama dari minggu itu tiba, Ia TELAH BANGKIT ["was risen"]—kalimat waktu lampau telah terjadi [past perfect tense]. Oleh sebab tidak ada tanda baca dalam manuskrip Yunani yang darinya Perjanjian Baru kita diterjemahkan, maka ungkapan "pagi-pagi hari pertama dari minggu itu" dapat saja dengan benar—ada orang berfikir lebih tepat—berkaitan dengan saat Yesus menampakkan diri kepada Maria. Dengan hanya menempatkan koma setelah kata "bangkit" ["risen"], maka kata ini akan dibaca: "Sekarang ketika Yesus telah bangkit, pagi-pagi sekali pada hari pertama dari minggu itu Ia menampakkan diri mula-mula kepada Maria Magdalena." Ini rupanya menjadi arti yang awalnya dimaksudkan, karena ayat yang mengikutinya menunjukkan bahwa Markus sedang mencatat macam-macam penampakan diri yang Yesus buat, tidak menerangkan pada hari yang mana kebangkitan terjadi. 

Ketika Minggu pagi tiba, Yesus sudah selesai bangkit, kebangkitan itu sendiri telah berlangsung tepat sebelum matahari terbenam dari hari sebelumnya. Hitung ke belakang tiga hari akan membawa kita ke hari Rabu. Akankah ini membuat tiga siang dan tiga malam antara pemakaman dan kebangkitan Kristus? Ya. Rabu malam, Kamis malam, dan Jumat malam—tiga malam; juga hari Kamis, Jumat dan Sabtu—tiga siang. Ini akan membuat suatu jumlah yang tepat tiga hari dan tiga malam atau 72 jam. Satu hari setelah Rabu adalah Kamis, dua hari setelah Rabu adalah Jumat, dan "hari yang ketiga" setelah Rabu pasti adalah Sabtu. Kata-kata dari dua murid dalam perjalanan ke Emmaus sedikit lebih sulit. "Tetapi kami percaya bahwa Dialah seharusnya telah membebaskan Israel", mereka berkata, "dan disamping semuanya ini, hari ini adalah hari ketiga sejak hal-hal ini terjadi" (Luk 24:21). Karena Yesus menampakkan diri kepada murid-murid ini pada hari pretama dari minggu itu (ayat 13), dan ini adalah "hari ketiga sejak hal-hal ini terjadi", akankah ini tidak menunjukkan bahwa Yesus mati pada hari Jumat? Ini akan bergantung pada bagaimana kita menghitung. Jika bagian dari satu hari dihitung sebagai satu hari penuh, maka hari Jumat mungkin dimaksudkan. Di pihak lain, satu hari "sejak" Jumat pastilah Sabtu, hari yang kedua "sejak" Jumat pastilah Minggu, dan hari ketiga "sejak" Jumat pastilah Senin! Cara menghitung ini tidak akan menunjukkan hari Jumat.

Dalam mencari untuk menawarkan suatu penjelasan, saya mengajukan berikut ini: Mereka telah berbicara tentang "segala hal-hal ini yang telah terjadi" (ayat 14)—lebih dari hanya satu kejadian. Jika "hal-hal ini" sudah temasuk penangkapan, penyaliban, pemakaman, dan pemasangan meterai dan menjaga kubur, semua hal-hal ini tidak terlaksana sampai hari Kamis. Kita sudah tahu, Yesus disalibkan pada hari "persiapan" (Rabu). Hari berikutnya (Kamis), yang menyusul hari persiapan, para imam kepala dan orang-orang Farisi pergi bersama-sama menghadap Pilatus, dan berkata, Tuan kami ingat bahwa penyesat itu, ketika Ia masih hidup berkata, "Setelah tiga hari Aku akan bangkit lagi. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari ketiga, jika tidak, murid-muridNya datang pada malam hari dan mencuri Dia" (Mat 27:62-66). Untuk alasan ini, kubur itu disegel dan dijaga. "Hal-hal ini" belum sepenuhnya selesai—belum "terlaksana"—sampai kubur itu disegel dan dijaga. Ini terjadi, seperti yang sudah kita lihat, pada hari Kamis dari minggu itu, hari penting. Jadi hari Minggu akan menjadi "hari ketiga sejak hal-hal ini terjadi", tetapi bukan hari ketiga sejak penyaliban. 

Karena Yesus telah disalib pada hari sebelum hari sabat, kami dapat mengerti mengapa ada orang telah berfikir mengenai hari Jumat sebagai hari penyaliban. Tetapi hari sabat yang menyusul kematian-Nya bukanlah sabat mingguan, tetapi suatu hari sabat tahunan—"karena sabat adalah hari yang penting [hari besar] (Yoh 19:14, 31). Sabat ini dapat jatuh pada hari apa saja dari minggu itu dan tahun itu rupanya jatuh pada hari Kamis. Ia disalib pada hari persiapan (Rabu), dan hari berikutnya adalah hari penting sabat (Kamis), kemudian hari Jumat dan diikuti oleh sabat mingguan (Sabtu). Memahami bahwa ada dua sabat pada minggu itu, menjelaskan bagaimana Kristus bisa disalib pada hari sebelum sabat tiba—namun memenuhi tanda-Nya dari tiga hari dan tiga malam.

Suatu perbandingan yang saksama dari Markus 16:1 dan Lukas 23:56 memberikan bukti-bukti lebih lanjut ada dua hari sabat di minggu itu—dengan satu hari kerja di antara keduanya. Markus 16:1 berkata: "Dan ketika telah lewat hari sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, dan Salome, membeli [bought]* rempah-rempah yang harum agar mereka dapat datang dan mengurapi-Nya." Ayat ini menyatakan bahwa saat itu setelah hari sabat ketika wanita-wanita ini membeli rempah-rempah mereka. Namun, Lukas 23:56 menyatakan bahwa mereka siapkan rempah-rempah itu dan setelah menyiapkannya mereka beristirahat pada hari sabat: "Dan mereka pulang, dan menyediakan rempah-rempah dan minyak urapan dan beristirahat pada hari sabat sesuai dengan perintah Tuhan." Ayat yang satu berkata adalah setelah hari sabat perempuan-perempuan itu membeli rempah-rempah; ayat yang lain berkata mereka menyiapkan rempah-rempah sebelum hari sabat. Karena mereka tidak bisa menyiapkan rempah-rempah itu sampai mereka membelinya dahulu, maka bukti untuk dua sabat yang berbeda dalam minggu itu meyakinkan.

Dalam majalah Eternity, editornya, Donald Grey Barnhouse, berkata: "Saya pribadi telah selalu bertahan bahwa ada dua hari Sabat dalam minggu terakhir Tuhan kita— Sabat hari Sabtu dan Sabat Paskah, yang terakhir adalah pada hari Kamis. Mereka bersegera menurunkan tubuh-Nya setelah penyaliban pada hari Rabu dan Dia berada tiga hati tiga malam (sekurang-kurangnya 72 jam) dalam kubur." Ia mengutip bukti dari Gulungan Laut Mati yang akan menempatkan Perjamuan Malam Terakhir pada hari Selasa. Tidak semua tradisi menyokong penyaliban hari Jumat. Ia mengutip dari sebuah jurnal Roma Katholik yang diterbitkan di Perancis bahwa "suatu tradisi Kristen purba, dibuktikan oleh Didascalia Apostolorum demikian juga oleh Epiphanius dan Vitorinus dari Petau (wafat tahun 304) memberikan Selasa malam sebagai tanggal dari Perjamuan Malam Terakhir dan menentukan suatu puasa untuk hari Rabu untuk memperingati penangkapan Kristus.
Walaupun teguh berpegang pada penyaliban hari Jumat, Enskilopedia Katholik berkata bahwa tidak semua sarjana Alkitab telah mempercayai cara ini. Epiphanius, Lactantius, Wescott, Cassiodorus dan Gregory dari Tours disebut-sebut yang menolak hari Jumat sebagai hari penyaliban.
Dalam bukunya "Bible Questions Answered" [Pertanyaan Alkitab Dijawab], W. L. Pettingill, memberikan pertanyaan dan jawaban: Pada hari apa dalam minggu itu Tuhan kita disalib? Bagi kita tidak pelak lagi bahwa penyaliban adalah pada hari Rabu.'The Companion Bible [Alkitab Sahabat] diterbitkan oleh Oxford University Press, dalam Appendix [tambahan]nya no. 156 menjelaskan bahwa Kristus disalibkan pada hari Rabu. 

Dalam Alkitabnya Dake's Annotated Reference Bible, Finis Dake telah berkata dalam catatannya atas Matius 12:40: "Kristus sudah mati selama tiga hari penuh dan tiga malam penuh. Dia telah diletakkan di dalam kuburan pada hari Rabu sesaat sebelum matahari terbenam dan telah bangkit pada akhir dari hari Sabtu pada saat matahari terbenam. …Tidak ada pernyataan yang berkata bahwa Dia dikuburkan pada hari Jumat saat matahari terbenam. Ini akan membuat Dia berada dalam kubur hanya satu siang dan satu malam, dan membuktikan ucapan-Nya sendiri tidak benar.
Kutipan-kutipan yang diberikan disini dari berbagai pelayan Tuhan adalah spesial penting sebab keyakinan ini adalah bukan posisi umum yang diterima dari berbagai organisasi gereja yang dengannya mereka tergabung. Dalam kasus demikian, manusia berbicara dari pendirian, bukan saja hati nurani. Seperti itu adalah kasus dari R.A. Torrey, penginjil yang terkemuka dan Dekan Institut Alkitab, yang kata-katanya (ditulis tahun 1907) menyimpulkan dengan baik posisi dasar yang kami telah sampaikan disini. "…Menurut tradisi dari gereja yang secara umum diakui, Yesus disalibkan pada hari Jumat…dan bangkit dari kematian pada amat pagi sekali dari hari Minggu berikutnya. Banyak pembaca Alkitab kebingungan untuk mengetahui bagaimana jangka waktu antara akhir petang hari Jumat dan awal pagi hari Minggu dapat dihitung menjadi tiga hari dan tiga malam. Nampaknya itu agaknya menjadi dua malam, satu hari dan satu bagian yang sangat kecil dari hari lainnya. 

"Solusi dari ini rupanya sukar disarankan oleh banyak komentator adalah 'satu hari dan satu malam' ialah cara sederhana lain untuk mengatakan 'satu hari', dan bahwa orang Yahudi kuno menghitung sebuah bagian dari satu hari sebagai sehari penuh…Ada banyak orang yang tidak benar-benar puas dengan solusi ini, dan penulis bebas untuk mengakui bahwa itu tidak samasekali memuaskan dia. Nampaknya bagi saya menjadi suatu yang sementara… 

"Alkitab tidak dimanapun juga berkata atau secara tidak langsung menyatakan bahwa Yesus disalibkan dan mati pada hari Jumat. Alkitab berkata bahwa Yesus disalibkan pada "hari sebelum Sabat"…Sekarang Alkitab tidak biarkan kita berspekulasi dalam hal sabat yang mana yang dimaksudkan dalam kejadian ini…adalah bukan hari sebelum sabat mingguan, (yaitu hari Jumat), tetapi itu adalah hari sebelum sabat Paskah, yang datang tahun itu pada hari Kamis—itulah yang dikatakan, hari dimana Yesus Kristus disalib ialah hari Rabu. Yohanes menjadikan ini sejelas siang hari. 

"Yesus dikubur pada hari Rabu sesaat sebelum matahari terbenam. Tujuh puluh dua jam kemudian…Ia bangkit dari kuburan. Ketika para wanita mengunjungi lobang kubur itu sesaat sebelum fajar di pagi hari itu, mereka mendapati kuburan itu sudah kosong.
"Secara absolut tidak ada yang pro penyaliban hari Jumat, tetapi segala sesuatu dalam ayat-ayat Alkitab diharmoniskan dengan sempurna oleh penyaliban hari Rabu. Adalah menakjubkan sekali betapa banyak ayat-ayat nubuatan dan khas dari Perjanjian Lama sudah terpenuhi, dan betapa banyak cerita-cerita yang seolah-olah berbeda dalam injil diluruskan apabila tiba saatnya kita mengerti bahwa Yesus mati pada hari Rabu, dan bukan pada hari Jumat.

Diterjemahkan oleh: Ev. David Lusikooy, Juni 2001
dari: Babylon Mystery Religion (Bab 18)
Catatan: Semua ayat diterjemahkan sesuai dengan King James Version (bukan LAI)

HARTA KARUN KEKRISTENAN

Motivasi yang murni, moral yang tinggi, dan pengajaran yang benar, adalah harta karun kekristenan sejak diletakkan dasarnya oleh para Rasul. Tiga sukat gandum tersebut adalah nilai kekristenan yang tidak terhingga. Jika kekristenan serius menjaga ketiga harta karun tersebut, maka kekristenan akan tetap bernilai tinggi di mata setiap manusia. Motivasi yang tertuju pada hanya untuk menyenangkan hati Tuhan sambil menyingkirkan semua godaan materi, jasmani dan duniawi, adalah harta karun pertama kekristenan.
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengar ahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Fil.3:13-14).

Dengan motivasi yang hanya untuk menyenangkan hati Tuhan dan mengejar panggilan sorgawi, pasti akan menghasilkan moral yang tertinggi. Dan itulah yang telah merubah Rasul Paulus dari seorang penganiaya menjadi seorang yang tanpa balas ketika dianiaya.
Bukan hanya dianiaya tanpa balas, bahkan yang setia menjaga lidah, serta selalu berpikir untuk melakukan hal-hal yang kita ingin orang lain lakukan kepada kita (Mat.7:12). Sepanjang sejarah kekristenan, moral orang Kristen adalah jati diri kekristenan yang dikagumi semua orang.
Bersamaan dengan motivasi yang murni, moral yang tinggi, adalah pengajaran yang benar (alkitabiah). Firman Tuhan adalah kebenaran (Y oh,-17:17), bahkan Tuhan sendiri adalah kebenaran (Yoh. 14: 6). Pengajaran yang diajarkan dan diterima dengan akal sehat dan didasarkan pada Alkitab, adalah pengajaran yang benar.

Jadi, sesungguhnya tiga harta karun kekristenan; motivasi, moral dan pengajaran yang benar, memiliki efek saling mempengaruhi. Doktrin yang alkitabiah akan menghasilkan moral yang alkitabiah dan motivasi yang alkitabiah demikian sebaliknya.

Tetapi belakangan ini kita melihat gereja tersusupi nabi-nabi palsu yang motivasinya ialah mencari materi. Mereka mengambil seluruh persembahan sebagai milik mereka tanpa ada yang membatasi mereka. Tidak heran kalau banyak pebisnis yang gagal mengalihkan profesi mereka menjadi pebisnis rohani. Dengan bermodalkan cerita seperti yang biasa disampaikannya pada saat ia masih menjadi motivator di bisnis materi, dan ia tambah dengan bumbu ayat-ayat Alkitab, ia berhasil memukau pendengarnya. Sebenarnya sangat gampang mencium pemimpin gereja yang memiliki motivasi tidak murni. Biasanya mereka hanya berhasil menggaet orang-orang yang memang datang ke gereja untuk tujuan materi juga.
Karena motivasi yang tidak murni, selanjutnya pasti membawa efek pada moral. Selanjutnya kita bisa lihat kondisi keluarga Kristen masa kini. Istri ikut besuk sampai tidak memperhatikan suami dan anak, bapak naik-turun Sorga sementara anak keluar-masuk penjara. Di penjara penuh dengan “para rasul” karena Petrus, Paulus, Thomas ada dalam daftar penghuni penjara. Apakah Anda heran?
Orang yang datang kepada Tuhan dengan motivasi yang salah, tidak mungkin menginginkan pengajaran yang alkitabiah. Sebaliknya pengajaran yang alkitabiah akan menyakiti hati mereka. Mereka bukan mau bertobat, melainkan datang ke gereja karena mendengar dari teman-teman mereka bahwa ada berkat (materi), bahkan ada doorprize. Tadinya mereka mau ke dukun gunung Kawi, tetapi kata teman mereka bahwa pendeta anu lebih manjur dari dewa gunung Kawi.

Mudah-mudahan Anda yang membaca tulisan ini adalah orang yang sungguh ke gereja untuk mencari kebenaran. Bukan menyombongkan diri, tetapi Anda bisa bersama-sama kami mengamati bahwa semakin hari telah semakin sulit mendapatkan gereja yang tetap setia memberitakan kebenaran yang berani menanggung resiko dipandang sebagai gereja yang aneh, selain GBIA. Tetapi demi mengasihi Tuhan dan kebenaranNya, kami mau bertahan pada motivasi yang termurni, yaitu yang hanya untuk memuliakan Tuhan, dan menjunjung moral tertinggi, serta kokoh pada pengajaran yang alkitabiah, yang didasarkan pada ayat-ayat Alkitab melalui penelaahan akal sehat.**

Sumber: Jurnal Teologi Pedang Roh edisi 81 Oktober-November-Desember 2014

Musuh yang paling hebat bagi iman kristen

Iblis telah mengubah strateginya. Dia mempelajari dari dahulu bahwa dia tidak dapat mengalahkan Kristus dan orang-orang kristen dengan permusuhan dan penganiayaan. “Darah para martir adalah benih gereja.” Pekerjaan Tuhan selalu bertumbuh dalam masa kesusahan, penganiayaan dan pengorbanan. Setan telah mengubah caranya. Dia telah “mengikut serta dengan kita.” Paulus memperingatkan para Penatua mengenai hal ini dalam Kisah Para Rasul 20:28-30. Bandingkan juga dengan Yudas 4; Efesus 4:14; Matius 7:15; Ulangan 13:1-5; Efesus 5:6; 2 Tesalonika 2:3,4; II Yohanes 7.

Musuh yang paling hebat bagi iman kristen bukan musuh yang diluar, yaitu musuh yang secara terang-terangan melawan dan mencari kesempatan untuk menghancurkan iman kristen dan Alkitab. Musuh yang paling ditakuti dan paling efektif ialah musuh yang di dalam – yang mengaku diri sebagai orang kristen, yang memakai gaya bicara dan kata-kata kristen, yang mengenakan pakaian/jubah kristen, memakai titel kristen dan berpartisipasi dalam upacara keagamaan yang dianggap kristiani—namun sebenarnya mereka adalah srigala-srigala yang memakai pakaian domba.


Tanda-tanda Nabi Palsu.

1. “Menyamar seperti domba.”

2. Berseru, “Tuhan, Tuhan.”

3. “Bukankah kami bernubuat demi namaMu?”Perhatikan Mereka Suka Bernubuat/Mendengar suara Tuhan

4. “Mengusir setan-setan demi namaMu?”Perhatikan Mereka Suka Menengking-Nengking Setan Mirip dengan Dukun

5. “Mengadakan banyak mujizat demi namaMu?”Perhatikan Mereka suka Mengembor-gemborkan Mujizat

6. “Sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.”

7. “Kamu sekalian pembuat kejahatan.”


Pesan Nabi-Nabi Palsu.

1. Mereka mengkhotbahkan/memberitakan “injil yang lain” – 2 Korintus 11:4; Galatia 1:8,9

2. Mereka mengkhotbahkan “Yesus yang lain” – 2 Korintus 11:4.

3. Mereka mengkhotbahkan “roh yang lain” – 2 Korintus 11:4.



Metode Nabi-Nabi Palsu.

1. Khotbah/pemberitaan mereka adalah duniawi dan manusiawi – Yesus yang manusiawi, keselamatan yang duniawi, kekudusan yang duniawi.

2. Khotbah/pemberitaan mereka adalah populer di Gandrungin Orang dunia Seputar Masalah Berkat-Berkat dan Mujizat

3. Khotbah/pemberitaan mereka hebat atau punya kekuatan.

a. Kekuatan Suggestion Sama Dengan Perdukunan

b. Kekuatan logis

c. Kekuatan kata-kata Motivasi

d. Kekuatan kepribadian

e. Kekuatan psikologi massa.


Ancaman Nabi-nabi Palsu. – Yeremia 23:9-11, 13, 14, 16.

1.Nabi-nabi palsu mengesampingkan orang dari Tuhan kepada kebohongan – Yeremia 5:30,31; 2 Petrus 2:1-3.

2. Mereka membuat “jalan kebenaran dihujat.”Yeremia 23:15



<p>Bagaimana Nabi-nabi Palsu dapat dikenali?</p>


Mereka dapat diketahui melalui:


1. Semangat – Matius 23:15.Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

2. Kebenaran – Matius 7:15. "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas

3. Moralitas – Orang-orang farisi adalah orang-orang yang paling agamawi dalam masa mereka.

<p>Mereka dapat dikenali melalui:</p>1. Melalui buah-buah mereka – Matius 7:16-20.

2. Melalui roh Mereka – 1 Yohanes 4:1

3. Melalui penyangkalan mereka terhadap Tuhan Yesus – 2 Petrus 2:1; Yudas 4; 2 Yohanes 7, 9-11.

Kalau Anda mengetahui bahwa mereka adalah nabi-nabi palsu, jangan kembali untuk mendengarkannya kedua kali! Pisahkan dirimu jauh-jauh darinya. Bongkarlah rahasia mereka.




Sikap yang Alkitabiah terhadap nabi-nabi palsu

1. Nabi-nabi PL mencela pemimpin-pemimpin agama palsu – Yesaya 28:7; Yeremia 23:11; Yehezkiel 13:3,4; Mikha 3:10,11.

2. Yesus dan Rasul-rasul mencela pemimpin-pemimpin agama-agama palsu – Matius 7:15; 2 Petrus 3:17; 2 Timotius 4:3-7; Roma 16:17,18; Yudas 4,13.




Nasehat

2 Korintus 13:5-8
Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.
Tetapi aku harap, bahwa kamu tahu, bahwa bukan kami yang tidak tahan uji.
Kami berdoa kepada Allah, agar kamu jangan berbuat jahat bukan supaya kami ternyata tahan uji, melainkan supaya kamu ini boleh berbuat apa yang baik, sekalipun kami sendiri tampaknya tidak tahan uji.
Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran.

BERBAHAGIALAH MEREKA YANG MISKIN DI HADAPAN ALLAH

Dr. Suhento Liauw dalam program radio Through the Bible mengatakan bahwa, “ketika seseorang memiliki sikap hati yang miskin di hadapan Allah, orang yang demikianlah yang dapat merendahkan hatinya di hadapan Allah.” Perbedaan orang kaya dan orang miskin ialah orang kaya hidup dengan mengandalkan kekayaanNya, sebaliknya orang miskin hidup dengan mengandalkan belas-kasihan. Apabila seseorang tidak memiliki sikap hati yang mengandalkan belas-kasihan Tuhan di dalam hidupnya, maka sangat sulit baginya untuk mengakui kekuatan Tuhan dalam hidupnya.
Yesaya 61: 1 mendeskripsikan bahwa Kristus datang kepada orang-orang yang tertindas, orang-orang yang hidupnya senantiasa mengharapkan belas-kasihan pembebasan, itulah sebabnya Mazmur 34: 7 menyatakan, bahwa Tuhan mendengarkan seruan orang-orang yang tertindas. Sikap hati miskin di hadapan Allah ialah sikap hati yang muncul dari kesadaraan akan kemahakuasaan Allah dan ketidakberdayaan diri untuk menghadapi kehidupan sekarang dan yang akan datang tanpa pertolongan Tuhan.

Mereka Yang Miskin Mengandalkan Belas Kasih Tuhan
Mereka yang memiliki sikap hati miskin di hadapan Allah akan selalu mengandalkan belas kasihan, mereka meyadari bahwa dosa-dosa yang telah diperbuat telah membelenggu kehidupannya sehingga hidup dalam perhambaan. Kesadaran bahwa segala usaha untuk menyelesaikan belenggu dosa-dosa dengan kekuatan sendiri adalah sia-sia, akan membawa orang yang demikian untuk datang kepada Tuhan dengan memohon belas-kasihan pengampunan. Dari hati yang mengharapkan belas kasih Tuhan inilah akan terpancar sikap yang selalu menjunjung tinggi Tuhan dalam hidup dan senantiasa mengandalkan Tuhan dalam seluruh hidupnya. Dan itulah yang dialami dan dilakukan Daud dalam hidupnya.
Hidup orang yang miskin di hadapan Allah senantiasa diperhadapkan dengan pergumulan akan kehidupan daging, ketidakberdayaan mengatasi kedagingan akan mendorong keinginan untuk tunduk sepenuhnya pada kedaulatan Allah, menjadi seseorang yang hidup berdoa dan hidup bergaul dengan Allah. Melakukan firman Tuhan dan menjadi orang-orang yang hidup tunduk pada kedaulatan Allah adalah suatu pergumulan yang tiada putus-putus dalam kehidupan orang-orang yang telah lahir baru, mengubah diri sendiri dari seorang yang tidak sabar menjadi sabar membutuhkan pertolongan Roh Kudus, orang yang hidupnya diliputi kekuatiran membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk berubah menjadi orang yang hidup dalam damai sejahtera, orang yang diliputi perasaan kepahitan membutuhkan Roh Kudus supaya dapat berubah menjadi seseorang yang hidup dalam kasih dan sukacita. Saudaraku, kita semua memiliki pergumulan terhadap sifat-sifat kedagingan yang mengekang hidup, hanya Roh Kudus yang sanggup menolong kita untuk berubah. Roh Kudus akan menolong kita bilamana kita tunduk sepenuhnya pada kedaulatanNya (Efesus 4: 17-32), maukah Anda dipimpin Roh Kudus? Sebab hanya Roh Kuduslah kunci kelimpahan hidup kita!

Mereka Yang Miskin Di Hadapan Allah Adalah Orang Bijaksana
Orang yang miskin di hadapan Allah menjalani hidup dengan mengandalkan belas kasih Tuhan, sehingga mereka tidak akan membuat keputusan dengan mengandalkan pengertian sendiri, sepenuhnya mereka mengandalkan hikmat Tuhan. Tidak ada hikmat yang menyamai hikmat Tuhan di muka bumi ini, sehingga orang-orang yang hidup dengan mengandalkan belas-kasih Tuhan akan menjadikan dirinya bijaksana oleh karena hikmat Tuhan. Saudaraku, Alkitab sudah memberitahukan bahwa berbahagialah orang yang merenungkan firman siang dan malam dan melakukan dalam hidupnya, ia akan berhasil dan beruntung, ia seperti pohon yang di tanam di tepi aliran air yang menghasilkan buah tepat pada waktunya (Yosua 1:7-9, Mazmur 1:1-3).

Bila Anda membutuhkan seorang konselor maka firman Tuhan dan doa adalah konselor terbaik di muka bumi ini, firman Tuhan dan doa sanggup mengubah apa yang mustahil menjadi sesuatu yang tidak mustahil, mengubah apa yang sulit berubah menjadi dapat berubah. Saudaraku, hikmat dan kebijaksanaan tertinggi di muka bumi ini terdapat dalam firman Allah dan doa, orang-orang yang memusatkan hidupnya pada firman Tuhan dan doa menjadi orang-orang paling bijaksana. Jangan kamu bodoh, karena kebodohan adalah jalan yang ditempuh orang yang tidak mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5: 17). Mempelajari firman Allah dengan segenap hati akan memberikan banyak pengertian yang dapat menuntu kehidupan kepada kekekalan Surgawi, menyanggupkan kita membedakan keinginan Tuhan yang harus dilakukan dan keinginan Tuhan tidak boleh dilakukan (Yohanes 8: 31-32, Roma 12: 1-2). Sikap hati miskin di hadapan Allah adalah salah satu kunci kemenangan orang-orang lahir baru di muka bumi ini, jangan remehkan sikap hati ini!

LIMA LANGKAH KE SURGA (OLEH DR SUHENTO LIAUW)

Langkah Pertama:
I. Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta Langit dan Bumi
beserta segala isinya

Alam semesta yang sangat kompleks dan serasi,
terutama manusia yang berakal budi, tidak mungkin jadi secara
kebetulan yang didahului sebuah ledakan dan dilanjutkan dengan
berevolusi.
Firman Tuhan Berkata:
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Kitab Kejadian 1:1
Allah menciptakan makhluk berakal budi yaitu malaikat dan
manusia. Sebagian malaikat menentangNya dan kepada mereka
diberikan nama lain, yaitu iblis, dan akan dihukum di neraka.
Kalau kita percaya adanya Surga dan Neraka, maka tentu kita juga
percaya adanya Allah yang tinggal di Surga serta iblis yang akan dihukum di Neraka.
Setiap orang yang tidak percaya adanya Allah tidak mungkin bisa
masuk Surga karena Allah tidak mungkin mengijinkan orang yang
tidak percaya kepadaNya untuk pergi ke tempatNya.
Iblis sangat sukses mempengaruhi manusia. Terbukti hampir semua
manusia percaya akan keberadaan iblis dan bahkan banyak yang takut
kepadanya, sebaliknya mereka malah mengatakan tidak ada Allah.
Mereka tidak sempat berpikir bahwa kalau tidak ada Allah maka tidak
ada iblis, bahkan alam semesta pun tidak ada.
Tentu jauh lebih logis untuk percaya bahwa anda yang berakal budi
diciptakan oleh Allah yang berhikmat daripada berevolusi yang
berawal dari sebuah ledakan atau berubah dari monyet yang mungkin
pernah anda piara.
Anda percaya ada Allah? [ ] ya atau [ ] tidak
Kalau percaya, mari kita lanjutkan ke langkah kedua

Langkah Kedua:
II. Mengakui bahwa anda adalah orang berdosa.
Sesudah malaikat menentang Allah, kemudian ia mempengaruhi manusia agar juga
menentang Allah. Dengan sikap yang sangat jahat sepasang manusia
pertama yang diciptakan mengikuti jejak malaikat yang jahat (iblis).
Sikap mereka itu telah menyebabkan Allah mengusir mereka.
Seterusnya mereka melakukan semakin banyak hal yang jahat terhadap
Allah, antara lain mengatakan bahwa Allah tidak ada, dan mereka
hidup mengabaikan Pencipta mereka. Akhirnya terbentuklah sifat-sifat
yang semakin jahat.
Firman Tuhan Berkata:
…dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi
dan bahwa segala kecenderungan hatinya
selalu membuahkan kejahatan semata-mata.
Kitab Kejadian 6:5
Seterusnya setiap manusia yang lahir dari sepasang manusia
tersebut mewarisi sifat nenek moyangnya, yaitu menyukai kejahatan.
Ketika seorang bayi dilahirkan ia telah memiliki sifat jahat yang
mendorongnya melakukan kejahatan. Itulah sebabnya tanpa perlu
belajar tiap-tiap manusia bisa melakukan kejahatan. Sifat hati yang
cenderung berdosa. Dari kecil hingga dewasa manusia senantiasa melakukan dosa baik
di saat belum sadar maupun sesudah akil-balik. Ada yang mencuri
uang Rp.50.- dan ada yangmerampok uang Rp.50 miliar. Masalahnya
bukan pada jumlahnya, melainkan sifat perbuatannya.
Firman Tuhan Berkata:
Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
Surat Roma 3:10
Anda Seorang Berdosa? [ ] ya atau [ ] tidak
Kalau anda mengaku ya, mari kita lanjutkan ke langkah ketiga

Langkah Ketiga:
III. Memahami cara menyelesaikan masalah dosa.
Dosa manusia telah mengakibatkan manusia tidak bisa kembali ke Surga yang maha
kudus. Sifat hati manusia yang cederung berbuat dosa menyebabkan
ia tidak layak kembali ke Surga. Manusia memerlukan hati yang baru,
yaitu yang tidak memiliki sifat dosa, jika ia ingin kembali ke Surga.
Manusia bukan hanya memerlukan hati yang kudus, bahkan perbuatan
yang telah dihasilkan oleh hati yang jahat itu perlu dibereskan.
Tentu bukan dibereskan dengan rituil ibadah, amal, dan puasa. Perbuatan
jahat (dosa) itu hanya dapat dibereskan dengan penghukuman.
Semua pemerintah di dunia tahu bahwa kalau seseorang melanggar
hukum maka orang itu harus dihukum, bukan disuruh bertapa,
berpuasa, beramal, apalagi menyelenggarakan rituil ibadah. Menurut
akal sehat dan Alkitab, dosa hanya dapat dibereskan dengan penghukuman.
Karena dosa hanya dapat diselesaikan dengan penghukuman, maka
untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, Allah
segera menjanjikan JURUSELAMAT. Nama YESUS artinya adalah
Juruselamat. Allah akan menjatuhkan hukuman kepada Sang Juruselamat
yang tidak berdosa sebagai ganti orang berdosa. Dan setiap orang
yang setuju bahwa dosanya ditanggung Sang Juruselamat, dosanya
akan dihitung Allah telah terhukumkan atau telah terselesaikan.
Sebelum Sang Juruselamat tiba, Allah menyuruh manusia yang percaya
pada janjiNya untuk melakukan ibadah simbolik yang mensimbolkan
Sang Juruselamat dan proses penggantian penerimaan hukuman
yang akan dilakukanNya, dengan menaruh seekor anak domba di atas
mezbah dan menyembelihnya. Domba menggambarkan Sang Juruselamat,
dan penyembelihannya menggambarkan penghukuman yang akan
dijatuhkan pada Sang Juruselamat. Ibadah domba korban.
Menyembelih domba sebagai korban adalah ibadah yang Allah
perintahkan sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Ibadah ini
diperintahkan untuk menggambarkan cara penyelamatan yang direncanakan
Allah. Adam & Hawa melakukan dan mengajarkan kepada
anak-anak mereka sehingga Habel melakukannya dengan tepat.
Selanjutnya Allah memerintahkan Musa melestarikan ibadah ini pada
setiap hari Paskah hingga Juruselamat yang dijanjikan atau
disimbolkan tiba. Siapakah Juruselamat yang disimbolkan itu? Allah menuliskan
tanda-tanda untuk mengenalNya dalam kitab Perjanjian Lama (PL).
Kitab PL ditulis dari 1500 tahun hingga 400 tahun Sebelum Masehi.
Allah menuliskan sekitar 300 tanda agar manusia tidak salah
mengenalNya, antara lain; dilahirkan oleh perempuan perawan
(Yes.7:14), lahir di Betlehem (Mi.5:1), memasuki Yerusalem
menunggang keledai (Zak.9:9) dan lain sebagainya. Dalam sejarah
manusia dari Adam hingga saat ini tidak ada seorang pun yang
menggenapi semua tanda yang tertulis selain Yesus yang dilahirkan
di kota Betlehem dan dibesarkan di Nazaret.
Allah mengutus Yesus dan membiarkanNya disalibkan
sebagaimana seekor domba dikorbankan. Ia menanggung dosa semua
manusia agar manusia berdosa bisa diselamatkan dari penghukuman.
Tanpa penghukuman Yesus di kayu salib dosa manusia tidak
terselesaikan.

Firman Tuhan Berkata:
Dia (Yesus) yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya (Allah)
menjadi dosa karena kita, supaya kita dibenarkan oleh Allah (II Kor.521)
Yesus tersalib di kayu salib untuk menanggung dosa dunia,
tentu juga termasuk dosa anda. Ia sengaja datang untuk
menggantikan anda menanggung dosa.
Firman Tuhan Berkata:
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran (I
Pet.2:24) .
Hanya ada satu cara menyelesaikan dosa, yaitu dihukum. Setuju?
Kalau anda setuju, mari kita lanjutkan ke langkah keempat

Langkah Keempat:
IV. Mengenal Lingkup Anugerah Yesus Kristus.
Ketika Yohanes Pembaptis melihat Yesus, ia berkata:
Lihatlah Anak Domba Allah,
yang menghapus dosa dunia (Yoh.1:29).
Yesus diutus Allah ke dalam dunia untuk menanggung dosa semua
manusia (Ibr.2:9). Posisinya persis seperti domba korban yang
disembelih demi menggantikan manusia yang berdosa. Ini
menunjukkan kasih Allah yang amat besar. Sesungguhnya masalah
yang dihadapi manusia itu bukan lagi kejatuhannya ke dalam dosa
karena jalan keselamatan dari Allah telah tersedia.
Ketika Ia hampir menyerahkan RohNya, Ia berseru, “sudah selesai!”
Tentu maksudnya jalan keselamatan bagi manusia sudah selesai.
Yesus telah menyelesaikannya dengan menanggung hukuman dosa
manusia di kayu salib. Kemudian Ia bangkit untuk membela orang
yang percaya kepadaNya di hadapan Allah.
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu
salib,… (I Pet.2:24)
Karena penghukuman atas Yesus adalah penghukuman atas dosa
seisi dunia, atau dosa semua orang (dari Adam hingga manusia
terakhir), maka bayi yang belum berdosa secara perbuatan, melainkan
hanya berdosa dalam posisi dan sifat hati, tentu sudah secara otomatis
terselesaikan. Demikian juga dengan orang yang sakit jiwa sejak
belum akil balik, atau mereka yang lahir dalam keadaan cacat mental.
Mereka pasti masuk Surga.
Tetapi bagi kita yang bertumbuh dewasa dan melakukn dosa dengan
kesadaran kita, maka syarat untuk masuk kedalam lingkup
penanggungan Yesus, atau disebut lingkup anugerah Yesus ialah
bertobat dan percaya kepadaNya dengan segenap hati. Bertobat artinya
merasa bersalah dan menyesali dosa yang telah kita lakukan serta
bertekad tidak mengulanginya lagi. Dan percaya artinya menyetujui
atau mengaminkan penghukuman Yesus di kayu salib sebagai
pengganti kita. Seharusnya kitalah yang disalibkan, tetapi Yesus telah
menggantikan kita menerima hukuman kita. Jadi melihat serta
mengaminkan bahwa Yesus telah menggantikan kita dihukumkan, dan
sekarang kita sedang menggantikan Yesus hidup. Hidup kita sekarang
ini bukan milik kita melainkan milik Yesus. Dan sejak kita bertobat
dan percaya, maka kita berusaha hidup menurut Alkitab karena itu
adalah petunjuk Yesus bagi orang yang sedang menghidupi kehidupan
milikNya.

Kapan saja orang yang telah bertobat dan percaya dengan segenap
hati mati, PASTI akan masuk surga, karena seluruh dosanya, dari lahir
hingga yang terakhir akan dibuatnya, telah ditanggung Yesus di kayu
salib. Jika ia jatuh ke dalam dosa (tanpa direncanakan), dosa tersebut
telah ditanggung Yesus di kayu salib. Yesus memerintahkan muridNya
yang jatuh lagi untuk mengaku dosa dan bangkit lagi untuk bertekad
tidak mengulanginya lagi. Setiap murid yang telah bertobat dan
percaya jatuh ke dalam dosa pasti akan merasa bersalah kepada Yesus,
dan jika tidak maka itu tanda bahwa ia belum bertobat dan percaya.
Orang yang telah bertobat dan percaya hidup bersukacita dan tahu
bahwa ia harus mematuhi perintah Yesus di dalam Alkitab. Ia tahu
bahwa ia melakukan itu karena ia telah diselamatkan bukan agar
diselamatkan. Ia juga akan mencari gereja untuk menggabungkan diri
karena ia tahu bahwa membentuk jemaat adalah kehendak
Juruselamatnya. Ia akan giat berbuat baik kepada siapa saja bukan agar
bisa masuk surga, melainkan karena sudah pasti masuk sorga. Ia akan
berusaha menjalankan hidup dengan sebaik-baiknya, atau semanismanisnya
karena ia murid Yesus yang pasti masuk sorga.
Tahukah anda bahwa Yesus Telah menanggung dosa anda?
Anda harus menentukan sikap terhadapNya.

Langkah Kelima:
V. Mengambil Keputusan.
Mengetahui adanya jalan keselamatandan segala keindahan keadaan orang yang telah bertobat dan percaya
tidak menjadikan seseorang secara otomatis diselamatkan. Melainkan
mengambil keputusan untuk melangkahkan kaki ke jalan itu baru bisa
memperoleh keselamatan. Mengetahui adanya makanan yang lezat
tidak membuat seseorang menjadi kenyang, melainkan mengambil
keputusan untuk memakan makanan itu.
Ketahuilah bahwa Yesus telah menanggung dosamu sebelum
engkau lahir. Kini setelah anda mengetahuinya anda hanya diminta
untuk melakukan satu hal, yaitu dengan iman menyerahkan dosa anda
kepadanya dengan mengaku bahwa anda adalah orang berdosa dan
menyatakan menyambut kebaikan hatinya menggantikan anda
menerima penghukuman.
Alkitab berkata bahwa semua itu dilakukan dengan iman, bukan
dengan kekuatan kita. Keselamatan itu anugerah Allah yang telah
Tuhan Yesus kerjakan untuk kita.
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.
Efesus 2:8 Maukah anda dengan iman mengatakan bahwa:
Anda adalah orang berdosa dan anda berterima kasih kepada
Yesus yang telah menggantikan anda?
Sangat sederhana, namun keputusan ini sangat penting. Keputusan ini
akan menentukan kepastian keselamatan jiwa anda.
Ucapkanlah!
Yesus, saya mengaku bahwa saya seorang berdosa.
Terima kasih atas pengorbananmu di kayu salib.
Saya menyambutMu sebagai Juruselamat saya. Amin.
Setelah Mendapat Kepastian Masuk Surga
Karena anda telah menyambut anugerah Tuhan Yesus, maka kini
anda sudah mendapat kepastian masuk Surga. Selanjutnya anda memerlukan
gereja agar iman anda terpelihara bahkan semakin bertumbuh.
Ia berjanji akan menjemput kita. Kita harus bersiap-siap
menghadapi dua hal; yaitu kita yang lebih dulu berangkat kepadaNya
melalui kematian atau Dia yang datang kembali menjemput kita.
Untuk itu kita memerlukan hal-hal berikut:
1. Kita memerlukan teman seiman agar ada persekutuan yang
indah dan saling menguatkan.
2. Kita memerlukan bimbingan rohani. Masih ada banyak hal yang
perlu kita ketahui dan lakukan untuk Tuhan kita yang telah
menyelamatkan kita.
3. Kita memerlukan pelajaran firman Tuhan agar kita dapat
menguatkan orang lain bahkan mengajarkan kepada mereka halhal
yang belum mereka ketahui.
Semua itu hanya bisa kita dapatkan kalau kita menggabungkan
diri dengan sebuah jemaat lokal. Namun kita harus berhati-hati
memilih gereja lokal karena pada akhir zaman ini iblis telah menyusup
masuk ke dalam gereja untuk menyimpangkan pengajarannya. Gereja
lokal yang dikehendaki Tuhan untuk kita ialah gereja lokal yang
mengajarkan dan mentaati seluruh Alkitab.