Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Pandangan Medis Atas Kesembuhan Mujizat

Ketika kita bicara tentang kesembuhan illahi dalam konteks masa kini, kita berbicara tentang hal yang biasanya dinamakan mujizat. Kamus The Shorter Oxford English mengatakan bahwa sebuah mujizat adalah sebuah kejadian ajaib yang melampaui kuasa alam yang diketahui, sehingga dianggap sebagai campur-tangan khusus dari Allah atau sesuatu perantara supranatural. Dalam hal kesembuhan, suatu mujizat didefinisikan sebagai sebuah peristiwa yang menunjukkan penguasaan atas hukum alam dan membuktikan bahwa perantara tersebut berasal dari Allah atau didukung secara khusus oleh Allah.

Jelas tidak diragukan bahwa Allah dapat menyembuhkan dengan cara ajaib, dan juga tidak diragukan bahwa Allah memang menyembuhkan dengan cara yang ajaib pada masa Alkitab. Saya sama sekali tidak meragukan bahwa orang yang lumpuh tangannya dipulihkan secara sempurna atas perintah Tuhan Yesus. Apa yang kita perlu tanyakan di dalam diri kita adalah, apakah Allah pada masa kini masih menyembuhkan dengan cara mujizat sebagai sebuah prosedur yang umum? Jawaban yang diserukan ialah, 'Tentu saja! Yesus tidak pernah berubah sejak dahulu, sekarang dan selamanya.' Saya percaya dengan ayat ini, namun saya harus sungguh-sungguh memahami dalam pengertian apa Kristus tidak pernah berubah. Ia tidak berubah di dalam pribadi, tetapi bukan di dalam maksud. Ada suatu masa, ada suatu tempat, dan ada suatu tujuan.

Seandainya saya harus mengangkat tongkat Musa (dan untuk itu saya kira jika saya mendatangi cukup banyak gereja Katolik, maka saya bisa mengumpulkan cukup banyak pusaka keramat) dan seandainya saya harus mengulurkan tongkat ini ke atas Laut Merah dan kemudian berjalan di atasnya, maka ini akan merupakan resep untuk masuk kuburan berair. Ada suatu masa, ada suatu tempat, ada suatu maksud. Bangsa Israel berjalan selama empat puluh tahun di padang gurun, namun pakaian mereka tidak pernah lusuh, mereka tidak memerlukan sepatu baru, makanan mereka tersedia secara ajaib setiap pagi, dan selama mereka berjalan di dalam ketaatan kepada Allah, tidak ada penyakit yang menghampiri mereka. Namun, saya tidak yakin jika pada saat ini saya berjalan selama empat puluh tahun di gurun Sinai, saya tidak memerlukan perlengkapan pakaian, mendatangi tukang sepatu atau menyediakan bekal makanan sehari-hari, atau berpikir bahwa saya tidak akan tersentuh oleh penyakit-penyakit di sekitarnya. Ada suatu masa, ada suatu tempat, ada suatu maksud.

Ada suatu pendirian bahwa segala kesembuhan itu berasal dari Allah. Bagaimana sebuah irisan yang dilakukan oleh seorang ahli bedah bisa menyembuhkan, jika secara fakta hal itu mengabaikan Allah Yang mengendalikan segala hal sedemikian rupa? Saya mengakui dalam suatu pendirian, bahwa segala

kesembuhan berasal dari Allah, tetapi kita harus mempertimbangkan apakah kesembuhan mujizat yang jelas itu merupakan cara penyembuhan Allah yang normal terhadap orang Kristen masa kini. Saya menerima persoalan gawat yang mengesankan bahwa semuanya bisa disembuhkan oleh mujizat, asalkan mereka cukup beriman. Saya ingin menyampaikan bahwa hal ini tidak sesuai dengan Kitab Suci, hal ini tidak sesuai dengan pengalaman dan sangat merusak.

Beberapa Pertimbangan Medis

Izinkan saya untuk memberikan sejumlah pendapat dari aspek medis yang penting untuk disadari jika kita harus menguji pernyataan-pernyataan kesembuhan yang terdapat dimana-mana. Faktor pertama adalah bahasa para dokter. Suatu malam setelah saya berkhotbah di dalam sebuah gereja injili di Leeds, seorang wanita mendatangi saya, dan dengan hangat menyalami saya dan berkata, 'Professor, saya datang untuk mendengarkan anda, karena saya adalah pasien anda dan arthritis di tangan saya benar-benar telah hilang. Ini merupakan mujizat.' Demikianlah yang terjadi, dalam arti bahwa Allah telah melakukan proses penyembuhan di dalam kehidupannya, tetapi saya tidak dapat mengatakan bahwa itu adalah mujizat dalam arti bahwa kita telah menentukan – suatu kejadian luar biasa yang melampaui kuasa-kuasa alam yang dikenal, dst. Banyak pasien yang berkonsultasi di ruang praktek saya yang bertambah sehat dengan lebih cepat daripada yang saya perkirakan berdasarkan pengobatan yang diberikan. Dalam keadaan demikian, seorang dokter dapat dengan enteng berkata kepada sang pasien, ' Sayang, ini sebuah mujizat,' namun ia tidak mengartikan hal tersebut dalam pengertian yang baru saja didefinisikan, namun dalam pengertian bahwa kondisi itu menerima pengobatan yang diberikan atau penyakit itu langsung berkurang lebih cepat daripada yang diperkirakan. Sang pasien juga dapat segera pulang dan mengatakan hal yang persis, 'Dokter mengatakan ini adalah sebuah mujizat.' Namun jika sang pasien mengira hal itu merupakan sebuah mujizat dalam pengertian yang sedang kita bahas, maka sang pasien tidak memahami bahasa dokter.

Faktor kedua yang harus kita perhitungkan dalam menguji kesembuhan mujizat adalah bagaimana sang pasien memandang penyakitnya. Saya mengajar mahasiswa medis saya bahwa ada tiga hal yang dikatakan pasien yang tidak boleh dipercayai. Pertama, berapa banyak alkohol yang mereka minum. Kedua, apakah mereka pernah menderita penyakit kelamin, dan ketiga, apa yang dikatakan dokter 'lain'. Anda akan tercengang apa yang dipercayai orang mengenai perkataan dokter. Sebuah penelitian menarik mengenai hal ini dilakukan di London Hospital Rheumatology Clinic dimana wawancara dengan para pasien direkam (atas izin mereka). Setelah itu para pasien langsung ditanya tentang isi wawancara tersebut. Ada seorang pasien yang relatif masih muda yang ditenangkan oleh dokter bahwa gejala penyakit yang dikeluhkannya adalah bukan arthritis yang serius, sehingga harapannya sangat bagus. Ia keluar dari ruang konsultasi dan dalam dua menit diwawancarai, salah satu pertanyaannya adalah, 'Apa yang dikatakan dokter mengenai harapan penyakit itu?' 'Oh,' katanya, 'ia mengatakan bahwa saya akan lumpuh pada saat menginjak usia empat puluh.' Wanita ini masuk ke ruang konsultasi dengan pikiran di dalam benaknya dan tidak ada yang bisa mengubahnya. Ia benar-benar jujur atas apa yang disampaikannya, tetapi ada bukti obyektif bahwa ia sama sekali salah.

Pasien kerapkali tidak bisa memahami sifat atau tingkat keseriusan kondisi mereka. Saya berikan sebuah contoh yang berasal dari sebuah gereja Anglikan yang bisa dijadikan penekanan yang bagus untuk pelayanan penyembuhan. Seorang wanita dari gereja ini yang menderita sakit perut mengatakan kepada kelompok doa gereja itu bahwa ia akan masuk rumah sakit minggu depan untuk pembedahan besar. Tentu saja mereka berdoa untuknya. Ia keluar dari rumah sakit kira-kira empat belas hari kemudian dan menyampaikan kepada kelompok tersebut, bahwa operasi itu mengungkapkan bahwa penyakitnya sama sekali telah hilang, dan mereka memuji Tuhan atas pelepasan besar ini.

Kebetulan ada seorang ahli bedah di dalam jemaat tersebut, yaitu seorang yang sangat bersimpatik kepada gerakan kesembuhan, kalau tidak ia tidak akan berada disitu. Atas izin sang pasien, ia mendapat izin untuk melihat catatan medis itu dan membahasnya dengan ahli bedah yang melakukan pembedahan. Ia mendapatkan bahwa ahli bedah itu sangat enggan melakukan pembedahan dan hanya karena dibujuk dengan penekanan berat dari sang pasien dan dokter umumnya, ia mau melakukannya. Ia membuka daerah perut dan seperti yang telah diperkirakannya, ia tidak menemukan apa-apa kecuali usus besar yang aktif.

Karena itu, ia menjahit kembali perut wanita itu dan sakit perutnya pun menghilang, namun wanita itu segera terserang migrain (sakit kepala) yang semakin parah. Perhatikan perspektif yang berbeda: bagi kelompok kesembuhan, hal ini merupakan sebuah mujizat. Bukankah mereka telah mendengarkan kesaksian dari pasien tersebut? Ia menderita sakit perut dan pembedahan besar diperlukan untuk membereskannya; mereka berdoa untuknya, ahli bedah melakukan operasi, dan tidak ditemukan apa-apa. Tetapi dari perspektif sang ahli bedah muncul cerita yang lain sama sekali, dan kita bisa merasakan signifikansi bahwa gejala penyakit wanita ini segera beralih dari sakit perut ke sakit migrain.

Faktor ketiga yang harus kita pertimbangkan adalah kesulitan untuk mengukur respon di dalam penyembuhan. Saya memimpin sebuah tim riset klinis di University of Leeds, dimana ukuran respon merupakan sebuah bidang yang mendapat perhatian khusus. Bagaimana anda mengukur respon manusia? Jelas terdapat gejala-gejala yang subyektif, tetapi hal tersebut tentu saja sulit untuk diukur, karena hal itu sangat tergantung kepada apa yang dikatakan sang pasien, dan kita harus memikirkan skala analog visualnya agar bisa menguji apa yang dikatakan. Contoh yang tepat adalah sakit, yang merupakan sebuah gejala subyektif, seperti yang direfleksikan dalam syair berikut:

There was a faith-healer of Deal, [Ada seorang penyembuh-iman dari Deal

Who said, 'Although pain isn't real, Yang berkata, 'Walau sakit itu tidak nyata,

When I sit on a pin, Ketika aku duduk di atas sebuah jarum

And it punctures my skin, Dan ia menusuk kulitku,

I dislike what I fancy I feel.' Aku tidak suka rasa yang ada di dalam bayanganku.']

Itulah yang disebut dengan istilah gejala semi-subyektif, yaitu gejala (tanda) yang mengandung unsur obyektif, namun dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif. Saya secara khusus tertarik pada intensitas angka pengukur tekanan dan telah melakukan penelitian untuk menunjukkan bahwa intensitas penunjuk tekanan pasien rheumatoid sangat lemah pada awal pagi hari dan kemudian meningkat ketika hari makin siang. Menarik untuk mempelajari faktor-faktor subyektif yang mempengaruhi intensitas penunjuk tekanan, karena dengan mudah orang akan mengira bahwa hal ini merupakan suatu ukuran obyektif. Akhirnya si pasien hanya bisa menekan dynamometer pneumatik1, dan memperhatikan kolom air raksa serta melihat hasil ukuran tensinya. Namun ukuran penunjuk tekanan tidak sepenuhnya obyektif, namun semi-obyektif. Sebuah contoh misalnya, ketika atlit angkat-besi Arab sedang mengangkat besi, pada saat tertentu mereka akan berteriak, Allah!' dan terangkatlah besi yang berat itu. Ini bukan hanya sekedar seruan alim, namun hal itu sungguh-sungguh membantu mereka untuk tampil lebih baik. Sebuah eksperimen dilakukan dimana seseorang menekan dynamometer ketika sebuah revolver ditembakkan di belakang mereka, dan sungguh menakjubkan betapa tingginya angka penunjuk meteran yang terjadi!

Demikian juga halnya dengan semua cara obyektif untuk mengukur faktor-faktor medis, tetapi saya ingin menekankan beberapa kesulitan pengukuran obyektif itu. Kita seringkali mengambil contoh perpanjangan-kaki karena kejadian yang ajaib. Ini merupakan bidang ketertarikan saya karena ada sejenis penyakit arthritis yang bisa menyerang anda jika anda mengalami perbedaan panjang kaki, yang kami sebut dengan istilah arthropathy kaki-panjang. Saya mengetahui sebuah gereja dimana ada seseorang yang keluar dengan luapan sukacita, karena sebuah kakinya kelihatan tumbuh setengah inchi. Namun, tidak mungkin mengukur dengan tepat perbedaan setengah inchi pada kaki. Saya telah mencoba bertahun-tahun, dan hal itu tidak bisa dilakukan, meskipun dengan sinar – X. Jadi jika ada orang yang mengatakan, 'Saya melihat kaki yang tumbuh setengah inchi,' apapun yang akan anda katakan kepada mereka, anda boleh menghilangkan hal itu dari pikiran anda. Hal itu tidak mungkin dilakukan secara ilmiah.

Sepanjang mengenai perbedaan panjang kaki, ada sejumlah faktor penyebabnya. Memang benar kaki bisa memendek, dan pemendekan itu memang nyata. Seseorang bisa menderita pemendekan kaki yang

nyata oleh karena kemiringan tulang pinggul, sehingga dalam hal ini kita harus menyadari apa yang akan terjadi dengan pemanjangan kaki hanyalah merupakan masalah tulang pinggul yang berada dalam keadaan seimbang.

Dalam sebuah gereja Baptis yang dihadiri oleh seorang anggota keluarga saya, terdapat seorang wanita yang sakit punggung. Ia pergi ke kebaktian kesembuhan John Wimber dan pulang dengan luapan kegembiraan, karena sakit punggungnya telah disembuhkan. Famili saya menanyakan cara penyembuhan itu dan diberitahu, 'Ya, seseorang menumpangkan tangan ke atas saya dan memberitahukan bahwa sakit punggung saya disebabkan oleh perbedaan panjang kaki saya, dan bahwa jika saya pulang dan mengukur kaki saya, maka saya akan mendapatkan bahwa kaki saya sama panjangnya dan sakit punggung saya akan hilang.' Wanita itu pulang dan, surprises, surprise, ketika ia mengukur kaki-kakinya ternyata sama panjangnya. Saya bisa mengatakan, bahwa itu bukan cara yang buruk untuk mencapai hasil. Tentu saja si pasien tidak menyadari adanya perbedaan yang diperkirakan sebelumnya. Dengan menyesal harus saya katakan bahwa ternyata tiga bulan kemudian terungkap sakitnya kambuh kembali. Kesulitan yang kita hadapi dalam mengukur respon harus dipahami dengan baik, karena hal itu berkaitan dengan pertimbangan medis atas pernyataan tentang kesembuhan, yang saya percaya mayoritasnya adalah palsu.

Faktor keempat yang harus kita pertimbangkan adalah kesalahan diagnosis terhadap penyakit. Anda mungkin pernah membaca tentang seorang wanita yang diberikan ganti rugi sebesar GBP 94,000 (Poundsterling) oleh Pengadilan Tinggi pada tahun 1986, karena operasi mastectomy bilateral yang dilakukan terhadapnya, yaitu kedua buah dadanya diangkat. Penyebabnya adalah karena ia memiliki sebuah tonjolan yang dikira kanker, sehingga operasi dilakukan. Diagnosis itu bukan saja didasarkan kepada pemeriksaan klinis. Sebuah jaringan yang dibekukan telah dipersiapkan dan diperiksa di bawah mikroskop, namun meskipun sebuah diagnosis yang salah telah terjadi, wanita tersebut akhirnya bertambah kaya dengan GBP 94,000.

Kesalahan demikian bisa merupakan hal yang sangat memalukan dokter dan menjadi kesusahan bagi sang pasien. Dua tahun yang lalu saya dikunjungi seorang pria yang sudah berumur enam puluhan yang terjangkit penyakit kuning, seluruh badannya gatal dan sangat kurus. Saya sangat prihatin dan segera membawanya ke rumah sakit. Pemeriksaan kami dengan menggunakan ultrasound terhadap perutnya, menunjukkan bahwa ia menderita kanker liver (hati) stadium dua. Saya ke departemen yang berkaitan untuk memeriksa hasil ini, karena hal tersebut jelas sangat menakutkan dan penting. Namun, saya yakin bahwa dengan teknologi modern, hasil pemeriksaan tersebut sama sekali tidak diragukan. Bayangkan perasaan senang campur malu saya ketika setahun kemudian, sang pasien datang ke klinik saya, semua gejala penyakitnya telah hilang. Kesalahannya terletak pada diagnosis. Kita tidak boleh mengira bahwa dokter itu sempurna.

Alexis Carrel dalam bukunya, Voyage to Lourdes (Perjalanan ke Lourdes) menceritakan tentang bagaimana ia menyaksikan kejadian sebuah tumor perut menghilang di Lourdes. Ia menceriterakan bahwa ia pasti akan sangat terkesan kalau tidak karena fakta bahwa ia telah mendidik di Charing Cross Hospital dimana Mr. Norman Lake, seorang ahli bedah, kerapkali bercerita tentang seorang pasien yang menderita tumor perut yang menyakitkan dan 'sulit dipahami'. Empat kali mereka membawa pasien tersebut ke kamar bedah, dan setiap kali begitu mereka membius sang pasien, tumornya lenyap. Pada kali keempat, mereka memutuskan untuk meneruskan operasi, dan ketika mereka membedah perut tersebut, sang ahli bedah langsung melihat sebuah volvulus usus besar terlepas. Volvulus terjadi ketika suatu organ tubuh terbelit dengan sendirinya. Pria ini pada dasarnya memiliki usus besar yang aktif yang terbelit sendiri, sehingga menyebabkan sakit perut dan menyebabkan bengkak atau tumor. Sang ahli bedah kini jelas mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada kejadian-kejadian sebelumnya – dengan relaksasi yang terjadi karena pembiusan, volvulus tersebut telah terlepas.

Faktor kelima yang harus dicamkan adalah penyakit yang bisa berubah-ubah. Ada kejadian penyakit yang menghilang mendadak secara menyolok yang jarang terjadi, bahkan di antara para penderita kanker, namun peristiwa-peristiwa itu tercatat dengan baik. Saya saat ini sedang menulis sebuah buku dengan dokter yang lain tentang penyakit rheumatik. Saya sangat stress beberapa waktu yang lalu ketika mengetahui bahwa kolega saya tidak bisa menulis pada saat itu, karena terkena serangan multiple sclerosis (pengerasan jaringan sel berganda). Ia mengalami kesulitan berbicara, kesulitan menulis dan sakit yang umum. Sebenarnya, beberapa tahun sebelumnya di Afrika Selatan sudah pernah terjadi tahapan awal yang kemudian sembuh sama sekali, tetapi kini kejadiannya tidak bisa dianggap enteng. Saya benar-benar gembira beberapa bulan kemudian ketika mengetahui bahwa semua gejala penyakit tersebut sekali lagi menghilang dan kolega saya dapat menyampaikan bagian tulisan yang diharapkan dengan jadwal yang hanya terlambat sedikit. Kita harus menyadari tentang adanya sifat alami penyakit yang dapat berubah-ubah.

Keenam, faktor yang sangat signifikan adalah kekuatan psikis. Seringkali pasien berkata kepada saya, 'Apakah itu karena gangguan syaraf saya, dokter?' Saya berhati-hati menjawab pertanyaan itu, karena jika saya menjawab secara sederhana, 'Ya,' maka mereka akan berpikir saya mengatakan bahwa mereka sedang berkhayal. Saya tidak percaya bahwa penyakit itu adalah khayalan. Jika pasien sakit, maka mereka memiliki penyakit. Saya mengajarkan mahasiswa medis saya bahwa setiap orang yang melintasi ambang pintu operasi, berarti ada sesuatu yang tidak beres dengan mereka, meskipun ternyata tidak ada yang salah dengan mereka. Saya tidak percaya bahwa penyakit itu adalah khayalan. Namun, tidak diragukan bahwa jika seseorang 'terkatung-katung' atau tegang, maka ketegangan ini dengan sendirinya akan menimbulkan gejala-gejala fisik. Saya tahu bahwa jika saya dalam tekanan berat, saya akan mengalami sakit di seputar leher. Faktor-faktor psikologis dapat muncul sendiri sebagai penyakit fisik, dan ternyata dalam kebanyakan penyakit fisik terdapat unsur-unsur psikologis.

Sekali lagi, kita ambil contoh rheumatoid arthritis (radang sendi); tidak diragukan bahwa ini merupakan sebuah penyakit sendi yang nyata, fisik, meradang, dan kadang-kadang merusak. Dan meskipun demikian, jika terjadi kehilangan di dalam keluarga atau jika terjadi ketegangan atau gangguan seperti misalnya suami meninggalkan rumah, si pasien sering mengalami gejala-gejala kemarahan yang menambah buruk keadaan.

Atau ambil contoh persoalan asma. Kita mengakui bahwa di dalam penyakit ini seringkali terdapat penyebab yang mempengaruhi, hal itu bisa karena sifat keturunan, namun ada tiga unsur utama penyebabnya: infeksi, alergi dan psikologis. Jadi jika seorang pasien pilek, selanjutnya ia bisa mengalami serangan asma. Dalam musim tertentu, karena ia alergi dengan tepung sari (bunga) tertentu, ia bisa juga terserang asma. Tetapi ada juga yang dikarenakan unsur psikologis. Hal ini diillustrasikan dengan baik oleh sebuah peristiwa yang terjadi di Liverpool, dimana saya dididik. Ada seorang penderita asma yang alergi terhadap bunga mawar dan selalu mengalami serangan asma jika ia mengunjungi sebuah taman mawar. Ia masuk ke ruang praktek utama saya yang secara tidak sengaja terdapat sekuntum bunga mawar di atas meja, dan ia langsung terserang asma. Sebenarnya itu adalah sebuah mawar plastik. Jelaslah bahwa aspek psikologis penyakit tidak boleh diremehkan.

Aspek psikologis merupakan hal yang amat penting jika kita menganalisis apa yang terjadi di dalam kebaktian kesembuhan tertentu. Ketika tim John Wimber mengadakan sebuah kebaktian kesembuhan di Leeds, lima kolega saya (dokter-dokter Kristen) hadir. Mereka sangat marah atas apa yang mereka saksikan, sehingga kemudian menuliskan sebuah laporan atas reaksi mereka itu. Saya akan mengutip apa yang mereka katakan itu.

Ada satu jam nyanyian koor yang diulang-ulang mengawali acara itu. Sejumlah orang yang lumayan banyaknya terhuyung-huyung dan menggeliat memulai nyanyian sejak dari awal. Tidak ada waktu untuk pembacaan Alkitab sebagaimana seharusnya. Orang-orang yang berkumpul sama sekali tidak dipanggil untuk berdoa memohon pengampunan dosa dan bertobat. 'Angkatlah tanganmu. Rasakan kehangatan yang datang kepadamu. Kelopak matamu akan menjadi berat. Engkau akan merasa seperti mau jatuh; ada yang akan berseru-seru. Tidak apa-apa. Engkau bisa melihat Roh Kudus memenuhi orang-orang, kuasa Allah memenuhi banyak orang.'

Orang-orang yang dilayani oleh tim pelayanan kesembuhan itu dikumpulkan dari para hadirin oleh seorang anggota tim yang memegang mikrophone untuk menyampaikan kata-kata pengetahuannya. Ia menyampaikan gambaran gejala-gejala sakit atau penyakit yang diderita oleh

orang-orang yang hadir. Mereka yang digambarkan itu diminta untuk maju ke depan. Daftar kondisi itu sudah cukup memenuhi gambaran umum bagi setiap kelompok yang ada di dalam jumlah lima ratus orang atau lebih.

Para sukarelawan dibuat tidak sadar sementara mereka ditumpangi tangan. Mereka tidak sadar dan akan, kami yakin, mendengar apa yang dikatakan kepada mereka. Mereka tetap berada dalam keadaan tersebut selama bermenit-menit dengan beraneka perilaku terguncang-guncang, bergetaran, tersenyum, jatuh, terayun-ayun dan mengoceh. Berbagai ekspresi itu kemudian dipamerkan kepada hadirin. Kami didorong untuk percaya bahwa senyum dan gerakan disana-sini itu merupakan bukti jelas yang dapat dilihat bahwa Roh Kudus telah turun.

Orang-orang lain di dalam seluruh gedung itu ikut-ikutan menjadi tidak sadar. Para pengunjung diberitahu bahwa Roh Kudus akan menuntun beberapa orang untuk berteriak atau menarik nafas dalam-dalam. Ketika seseorang menanti dihipnotis, maka hal-hal tersebut akan langsung terjadi seperti itu. Tertawa yang tak terkendali, menangis, mengerang, tertawa terbahak-bahak dan tersedu-sedu, bercampur dengan bisikan-bisikan dari begitu banyak orang yang ingin turut memberikan penghiburan rohani kepada saudara-saudara yang terkena penyakit, membuat keadaan lebih sulit lagi untuk mengikuti perkembangan acara resminya.

Suara anggota-anggota tim dari pengeras suara menggelegar,

'Keadaan semakin panas dimana-mana. Berikan kami lebih lagi, Tuhan. Hancurkan ikatan itu. Bebaskan hati mereka. Biarkan mereka merdeka. Relaks.'

Kelima dokter itu, salah satunya merupakan seorang psikiater terkemuka negeri ini, menggambarkan hal ini sebagai hipnotis. Sang psikiater mengakui bahwa itu memang 'sebuah penampilan yang sangat ahli yang berisikan segala ciri-ciri induksi hipnotis yang ada di dalam buku-buku'. Kesimpulan dari kolega-kolega saya tersebut adalah sebagai berikut:

Hipnotis yang disertai sugesti merupakan sebuah alat psikologis yang sangat kuat. Ia mempunyai banyak kegunaan. Penyakit psikosomatik dan gejala-gejala penyakit yang berhubungan dengan syaraf dalam jangka pendek sangat besar kemungkinannya merespon perawatan ini. Menghilangkan sakit pada saat mencabut gigi atau saat melahirkan relatif tidak asing dengan hipnotis. Dalam tim kebaktian Wimber, kami tidak melihat adanya perubahan apapun atas organ tubuh yang disembuhkan dan penyakit fisik yang dikatakan. Perhatian yang diberikan kepada banyak peserta yang digunakan terhadap orang-orang disampingnya mendatangkan sugesti yang sangat besar yang tak diragukan lagi terjadi pada saat berbagai keadaan tidak sadar.

Keadaan terhipnotis, meskipun sadar, bukanlah penguasaan diri, akal-budi Kristus di dalam kita atau pembaharuan akal-budi seperti yang dimaksudkan di dalam Alkitab. Menggambarkan ketidaksadaran tersebut, ciri-cirinya yang dapat dilihat dan didengar, atau kesembuhan apapun yang dialami sebagai hasil legitimasi sempurna hipnotis – atau menggambarkan hal ini sebagai pekerjaan Roh Kudus adalah suatu penipuan. Mendorong teknik yang menghasilkan hipnotis dan histeria dan mengajarkan bahwa seseorang harus mempelajari bagaimana melaksanakan ketetapan kerajaan Allah atas roh-roh jahat, penyakit dan alam adalah sesat; hal tersebut adalah penggambaran yang keliru.

Saya tidak bisa menekankan lagi persetujuan saya kepada kesimpulan yang sudah sangat kuat ini.

Penelitian Medis Terhadap Kesembuhan Iman

Semua analisis terperinci mengenai klaim kesembuhan selama bertahun-tahun tidak berhasil memberikan bukti bahwa kesembuhan telah dicapai, kecuali untuk jenis penyakit yang dalam dunia medis disebut keadaan fungsional. Masalah ini banyak dibahas di dalam sebuah buku bagus yang diterbitkan oleh Christian Medical Fellowship berjudul Some Thoughts on Faith Healing ("Beberapa Pemikiran tentang Kesembuhan Iman"), yang diedit oleh Edmunds dan Scorer.

Mungkin salah satu penelitian tentang kesembuhan mujizat paling awal yang dilakukan pada abad ini adalah yang dilakukan oleh sebuah komisi Anglikan yang dipimpin oleh sembilan imam Anglikan yang terkenal dan dibantu oleh sebelas dokter. Kesimpulan mereka disampaikan berikut ini. Mereka menyatakan bahwa tidak ada perbedaan fundamental yang tajam dan tegas yang dapat ditarik diantara penyakit organik (dimana terdapat perubahan struktural pada organ tubuh) dan penyakit fungsional (dimana tidak terdapat perubahan struktural, namun penyakit itu mempunyai penyebab psikologis). Namun, mereka terpaksa menyimpulkan bahwa kesembuhan iman dan rohani, seperti juga semua pengobatan yang menggunakan sugesti, bisa efektif secara permanen hanya dalam kasus-kasus yang umumnya disebut penyakit fungsional dan bahwa hal-hal yang dikatakan pengecualian itu masih demikian diperdebatkan, sehingga tidak bisa diperhitungkan.

Pada tahun 1920 Canon Grinstead dari Oxford memeriksa hasil dari dua misi kesembuhan yang dipimpin oleh para imam Anglikan, dan melaporkan bahwa surat-surat yang dikirim ke semua dokter dan imam di daerah yang bersangkutan tidak menghasilkan informasi apapun yang definitif mengenai kasus organik yang disembuhkan, walaupun terdapat banyak sekali bukti kesembuhan penyakit fungsional.

Sekali lagi British Medical Association mengadakan penelitian yang lebih mendalam baru-baru ini. Mereka menggunakan sebuah kuesioner yang diiklankan dengan luas yang dikirimkan kepada sejumlah besar dokter dan organisasi yang berkecimpung dalam pelayanan kesembuhan rohani atau iman, dan mereka membentuk sebuah komisi wawancara yang diketuai oleh seorang konsultan yang sangat dihargai dan sangat terbuka pikirannya. Mereka menyaring semua bukti dan berikut ini adalah kesimpulan laporan mereka:

Kami mendapatkan bahwa sementara pasien yang menderita penyakit psikogenik dapat disembuhkan dengan berbagai metode kesembuhan rohani, seperti yang terjadi dengan metode-metode sugesti dan bentuk-bentuk lain dari perawatan psikologis yang digunakan para dokter, kami tidak menemukan bukti bahwa penyakit-penyakit organik yang semata-mata disembuhkan hanya oleh cara-cara demikian.

Bukti menunjukkan bahwa kasus-kasus jenis demikian manapun yang dinyatakan disembuhkan, besar kemungkinan adalah merupakan contoh salah diagnosis, salah perkiraan, remisi, atau kemungkinan sembuh sendiri. Sebaliknya, karena ada berbagai faktor, baik yang berasal dari tubuh maupun pikiran, yang dapat mempercepat suatu penyakit, maka terdapat juga banyak faktor kondusif bagi pemulihan kesehatan. Pelayanan religius apapun latar belakangnya, bisa saja mempunyai pengaruh yang penting terhadap kehidupan emosional dan rohani sang pasien, sehingga menyumbangkan pemulihan.

Kita bisa mengutip survey demi survey dengan nada yang sama. Dr. Louis Rose, seorang konsultan psikiatri di Rumah Sakit St. Bartholomew, memperhatikan masalah ini selama lebih duapuluh tahun. Profesor John Dundee, seorang Profesor Anaesthetics di Queen's University, Belfast, baru-baru ini memperhatikan kasus-kasus yang dinyatakan menerima kesembuhan dari Centre for Christian Renewal ('Pusat Pembaharuan Kristen'). Ia memperhatikan total tigapuluh dua kasus dan menyimpulkan: --

Sebagai hasil dari survey ini, saya lebih cenderung memberikan pendapat, bukan mengkritik peranan Gereja dalam menyembuhkan semua orang. Saya tidak menemukan bukti yang tegas atau yang tidak perlu dipersoalkan lagi mengenai kesembuhan mujizat, namun saya memang bertemu pasien-pasien yang bertumbuh pikiran dan rohaninya. Dokter yang di dalam pemeliharaan Tuhan dapat menolong tubuh, psikiater dapat menolong pikiran, dan saya percaya dengan konsep bahwa pikiran dapat mempengaruhi perbuatan tubuh di dalam kehidupan ini dan nasib jiwa seseorang untuk selama-lamanya.

Profesor Dundee memandang peran Gereja dalam konteks tersebut, maka demikian juga penelitian-penelitian lain yang telah kita rujuk. Baru-baru ini sahabat saya Duncan Leighton, seorang penginjil, mendapat bea siswa perjalanan ke Afrika dan Amerika dari Kodak. Ia menulis sebuah artikel berjudul, Signs? One Wonders ('Tanda-tanda?, Orang Bertanya'), dimana ia melaporkan sendiri penyelidikannya terhadap kesembuhan mujizat:

Pada tahun 1984 di Afrika, saya mengikuti tim Derek Prince menelusuri Zambia dimana mereka menyatakan telah terjadi ribuan kesembuhan mujizat. Kami tidak menemukan satupun. Dr. Eric Rea memeriksa sebuah kasus mujizat bertambah panjangnya kaki dan menyatakan bahwa hal tersebut adalah cerita bohong. Surat saya yang meminta informasi terperinci kepada Derek Prince diteruskan ke bawah sampai akhirnya jatuh ke tangan Brian Bentley yang mengetahui seseorang yang disembuhkan sinusnya.

Duncan Leighton kemudian pergi ke California untuk melihat beberapa kelompok kesembuhan disana. Roger Ziegler, seorang chiropractor (orang yang menyembuhkan penyakit dengan pengobatan tulang punggung) California yang merupakan seorang Kristen berkata seusai sebuah kebaktian kesembuhan, 'Hampir setengah dari kasus sakit punggung yang saya tangani disembuhkan di tempat ini.'

Ini merupakan semacam kesaksian yang kami terima dari mereka yang memandang secara obyektif dan simpatik kepada pernyataan kesembuhan yang berlangsung dalam suatu waktu yang lama. Karena itu melalui pertimbangan medis, kita harus mengerti makna yang dimaksud dokter ketika mereka secara terbuka menggambarkan remisi sebagai suatu 'mujizat'. Kita juga harus memahami kemungkinan bahwa pasien bisa salah paham atas apa yang sebenarnya dikatakan mengenai keadaan mereka. Kita harus mengerti kesulitan mengukur respon pengobatan. Kita harus memahami kesalahan yang dilakukan oleh para dokter di dalam diagnosis. Kita harus tahu bahwa penyakit itu bisa berubah-ubah, meski penyakit yang kelihatan paling menakutkan sekalipun, dan kita tidak boleh menganggap remeh kekuatan psikis.

Yesus Kristus adalah sama, dahulu, sekarang dan selama-lamanya di dalam pribadi, namun tidak selalu di dalam maksud, dan bukti yang saya kumpulkan secara pribadi tentu saja menunjukkan bahwa maksudNya pada zaman ini sangat berbeda dengan maksudNya pada masa Alkitab. Tentu saja ada alasan yang baik mengapa pada masa kehadiranNya di dunia, kita membutuhkan pembuktian (otentikasi) siapakah diriNya, demikian juga kita perlu otentikasi para rasul sebagai para pemberita Injil.

"Kesembuhan' Yang Mencemarkan Kristus

Saya dapat memastikan bahwa orang yang menyatakan diri memiliki karunia kesembuhan adalah mencemarkan pribadi Kristus, karena jika (dan ini merupakan 'jika' yang berat) ada sembilan puluh sembilan kesuksesan dan hanya satu kegagalan, inipun akan mencemarkan Kristus, karena Dia tidak
pernah gagal. Jika berkata kepada seseorang, 'Di dalam nama Yesus bangkit dan berjalanlah,' tetapi ia masih terbaring di Gerbang Indah Bait Allah, maka itu adalah sebuah kegagalan yang mengacu kepada pribadi dan kuasa Kristus, dan hal ini selalu terjadi.

Di sebuah perguruan tinggi dekat rumah saya terdapat Christian Union dimana pandangan kharismatik semakin berpengaruh di dalamnya. Seorang gadis yang merupakan anggota Christian Union ini patah pergelangan kakinya dan juga terjangkit cacar air. Ia ditempatkan ke bangsal pengasingan (karantina) dimana beberapa anggota komisi membesuknya, berdoa untuknya, memastikan bahwa ia telah disembuhkan, dan menyelundupkan dia keluar lewat jendela bangsal pengasingan itu. Tetapi pada saat ia melewati lapangan menuju tempat tinggalnya, ia begitu sakit sehingga mereka harus mengembalikan dia ke bangsal pengasingan. Apa hubungannya perbuatan demikian dengan perkara Kristus?

Di
departemen saya, karena para kolega saya tahu bahwa saya seorang Kristen, maka ketika pasien datang ke klinik yang menyatakan diri mengalami kesembuhan mujizat, biasanya mereka mengacu kepada

saya dengan mengatakan, 'Kami pikir anda ingin melihat kasus ini, Prof.' Salah satu pasien terakhir yang diacukan kepada saya dengan cara demikian adalah seorang wanita yang mengalami rheumatoid arthritis, yang menceritakan kepada Pendaftar Senior saya bahwa ia telah disembuhkan di Dales Bible Week. Saya berkata kepadanya, 'Wah, itu menarik sekali.' Sebagai dokter, jelas bukan pada tempatnya saya mencurahkan keraguan dan mencemooh masalah ini. Kemudian saya berkata, 'Boleh saya lihat tangan anda?'

Tanpa malu-malu wanita itu menjulurkan tangannya, tetapi tangannya benjol-benjol dan tidak berbentuk, sehingga tidak masuk akal. Beberapa aktivitas penyakit rheumatoidnya telah berkurang, hal tersebut tidak diragukan, tetapi kecacatan dan kerusakannya bisa dilihat semua orang – saya harus mengatakan bahwa itu sungguh berbeda dengan kesembuhan-kesembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus. Keadaan menyedihkan ini mengingatkan saya tentang seorang peternak sapi di tempat pemerahan susu, yang terkejut melihat adegan susu yang sudah diperah dituang kembali ke dalam palungan. Ia bertanya kepada pemerah susu apa yang sedang dilakukannya, dan si pemerah susu berkata, 'Wah, sapi ini kelihatan agak lemah, jadi saya pikir saya akan mengembalikan susunya.' Saya merasa wanita malang ini seperti demikian, berpikir bahwa ia dapat dikembalikan seperti semula.

Ketika tim John Wimber mengunjungi Leeds seorang gadis yang menderita masalah psikiatrik berat jatuh berteriak dan ia menyatakan dirinya telah disembuhkan, namun tiga bulan kemudian ia masuk ke sebuah rumah sakit jiwa. Begitu banyak cerita keberhasilan yang kita dengar dari jauh, namun para dokter yang membidanginya melihatnya dengan pandangan lain. Orang yang pernah membaca buku Canon Michael Green, I Believe in the Holy Spirit ('Saya Percaya Roh Kudus') akan tahu bahwa ia mengutip contoh-contoh kesembuhan di Afrika, dari tempat-tempat terjadinya kebaktian kesembuhan besar. Anda akan tertarik mengetahui pandangan dari seorang dokter misi yang telah melayani di daerah tersebut selama bertahun-tahun. Ia menulis:

Selama karier saya di negeri ini sejak tahun 1944, terdapat banyak laporan tentang kesembuhan, khususnya di kedua sisi Danau Nyasa, yang kini disebut Danau Malawi. Letupan pada tahun 1973 di daerah Dar es Salaam merupakan kejadian satu-satunya di luar daerah Danau Nyasa yang pernah saya dengar. Semua letupan yang saya temukan disertai pola yang serupa, yaitu popularitas dahsyat yang diawali dengan ribuan orang yang tertarik hadir ke pertemuan, kemudian diikuti dengan semakin berkurangnya hadirin secara bertahap. Ketika popularitas telah surut, maka letupan itu berakhir dan para organisatornya pindah ke daerah yang lain. Kesan saya sendiri adalah bahwa sama sekali tidak ada apa-apa di dalam kesembuhan-kesembuhan tersebut, dan bahwa popularitas awal dari kebaktian-kebaktian tersebut surut sementara hasil aktualnya diketahui. Saya belum pernah menemukan satu kasuspun tentang kesembuhan yang tidak diragukan yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan medis terhadap kondisi klinis tersebut sebelum dan sesudah kejadian yang dinamakan kesembuhan itu.

Ini merupakan kesan dari orang yang berada di lapangan, karena itu saya ingin menekankan bahwa pernyataan-pernyataan palsu adalah mendiskreditkan pribadi Kristus. Bukan itu saja, mereka meruntuhkan otoritas Firman Allah. Berapa banyak di antara kita yang merasa sedih oleh kesaksian David Watson yang demikian merusak berdasarkan fakta di dalam siaran radio dimana ia bukan hanya mengatakan satu kali, tetapi dua atau tiga kali, 'Satu hal yang menguatkan saya adalah bahwa di seluruh dunia para nabi mengatakan penyakit ini tidak akan sampai mati.'

Sering kali, dalam pengalaman saya, 'kesembuhan' gerakan kharismatik terikat dengan perkataan nubuatan dan perkataan pengetahuan seperti itu. Saya mengutip dari kebaktian John Wimber di Leeds, 'Engkau menerima suatu kata pengetahuan; Allah ingin engkau menyerukannya. Engkau pernah berbuat salah, tidak apa-apa, carilah yang berikutnya!' Betapa tidak alkitabiahnya dan tidak wajarnya hal itu, namun perkataan-perkataan itu memang diucapkan. Hal ini bukan diucapkan di belakang tim John Wimber, karena hari berikut dari kebaktian yang dipertanyakan itu, ada pertemuan untuk para pemimpin dan pelayan Kristen serta beberapa kolega medis saya hadir juga untuk menyatakan keberatan mereka yang kuat atas

apa yang terjadi. Ketika mereka bertindak demikian, mereka diberitahu bahwa adalah tindakan salah menggunakan akal-sehat untuk menilai permasalahan ini. Apa yang dibutuhkan orang Kristen, katanya, adalah merasakan jamahan (sentuhan) Allah. Namun, kita harus menegaskan bahwa melangkahi akal-sehat dengan cara demikian adalah mendiskreditkan Firman Allah dan meruntuhkan otoritasnya.

Simaklah beberapa perkataan Jonathan Edwards mengenai orang yang menolak roh kepekaan:

Mereka menganggap penyelidikan kritikal terhadap perbedaan antara kasih karunia yang sejati dan tiruan, atau setidak-tidaknya yang sangat sibuk dalam penyelidikan demikian dan menghabiskan waktu untuknya, merupakan hal yang tidak sopan dan tidak pada tempatnya; lebih cenderung untuk mengaburkan karya Roh Allah daripada menyebar-luaskannya; membelokkan akal-sehat mereka sendiri dan akal-sehat orang lain, demikian anggapan mereka, dimana dari situ Allah pada waktu yang sedemikian luar biasa secara khusus memanggil mereka hadir. Seruan itu adalah, 'Oh, tidak ada bahaya disesatkan, jika kita hanya giat untuk agama dan penuh dengan Roh Allah serta hidup di dalam iman! Jika kita hanya mengikut Tuhan, maka tidak usah takut akan disesatkan! Mari terus maju, jangan berhenti dan menghalangi pekerjaan baik dengan mempertahankan dan menghabiskan waktu untuk kritik dan pemikiran jasmaniah ini!' Ini merupakan perkataan yang banyak kita dengar, sehingga mereka masuk ke padang gurun, dan terjebak oleh semak dan duri padang gurun.

Saya tidak bisa menberikan dukungan yang kuat. Ketika pernyataan mujizat yang tak berdasar tidak dinilai sebagaimana mestinya, maka pribadi Kristus telah didiskreditkan, Firman Allah diruntuhkan, orang Kristen ditipu, dan sekelompok orang percaya yang mudah ditipu lahir. Seumur hidup saya tidak bisa memahami bagaimana bisa timbul sebuah panggung yang mempraktekkan pelayanan kesembuhan, padahal banyak di antara mereka yang terlibat di dalamnya memiliki kacamata (untuk melihat). Smith Wigglesworth, seorang penyembuh terkenal masa lalu, menyebut mereka eye-crutches (menarik mata, enak untuk ditonton), dan memang begitu adanya.

Sekali lagi, sekedar untuk menekankan kerawanan penipuan yang berkaitan dengan kesembuhan kharismatik, saya akan pindah ke peristiwa lain yang terjadi di perguruan tinggi Christian
Union. Ketuanya, yang sangat cenderung pada pandangan ini, suatu ketika hadir dalam studi Alkitab mingguan dalam keadaan flu berat, dan kemudian terserang masuk angin. Anak muda itu jelas sedang sakit berat, tetapi ia meyakinkan semua orang tentang keadaannya dengan mengatakan: 'Saya ingin memberitahukan anda bahwa Allah telah menyembuhkan saya, tetapi si iblis menahan penyakit itu disitu.' Ini sungguh merupakan penipuan yang disodorkan kepada kita, khususnya kepada orang-orang muda Kristen.

Saya ingin mengatakan kepada para penyembuh mujizat demikian, 'Mohon beritahu saya, mengapa anda tidak bisa dijumpai di rumah sakit?' Hal yang serupa juga ingin saya katakan kepada para nabi kemakmuran itu, 'Harap beritahu saya, mengapa anda tidak bisa dijumpai di Ethiopia, di Sudan atau di India dimana saya telah bertemu dengan banyak orang yang miskin harta dunia, namun mempunyai kekayaan rohani yang membuat diri saya merasa kecil?'

Kejahatan Kesembuhan Mujizat

Di luar perusakan yang dilakukan gerakan kesembuhan mujizat terhadap iman, adalah suatu pengajarannya yang jahat karena dengan menyatakan bahwa semua orang bisa disembuhkan asal mereka memiliki iman yang cukup, maka hal ini menambah penderitaan banyak orang sakit. Di Horsforth, di pinggiran kota Leeds, Don Double mengadakan sebuah kampanye kesembuhan. Mr. Double menyembuhkan beraneka penyakit ringan pada malam yang berbeda dan kebetulan suatu malam ia menyembuhkan seorang tuli, dan seorang sahabat saya yang telinganya tuli sebelah berpikir ia akan mendapat kesembuhan. Tangan ditumpangkan ke atasnya dan ia diberitahu telah disembuhkan, tetapi ia berkata, 'Belum.' Sang penyembuh mengatakan, 'Ya, engkau sudah disembuhkan.' Sahabat kita ini berkeras, 'Tidak, saya belum sembuh,' hanya untuk diberitahu, 'Yah, itu pasti karena engkau tidak cukup

beriman.' Setelah perdebatan singkat yang seru, kemudian sang penyembuh meneruskan ke barisan orang tuli. Ketika aktivitas kesembuhan usai, sahabat saya berpaling kepada wanita yang dekat di sebelahnya dan berkata, 'Apa yang engkau peroleh, sayang?' dan ia menjawab dengan telapak tangan dilengkungkan di telinganya, 'Anda bilang apa?'

Kita bisa dibuat geli oleh cerita-cerita demikian, namun ada kalanya hal tersebut berubah sangat menekan. Suatu kali saya memimpin sebuah tim penginjilan ke pulau kecil Man dan di dalam rombongan ada seorang anak muda dari Bible College yang menderita epilepsi (ayan). Ia telah jatuh hati dengan kesembuhan mujizat ini, sehingga meninggalkan pengobatannya. Pada malam itu, seperti juga semuanya tidur di tempat tidur di dalam tenda, ia mendapat serangan ayan berat, sehingga dalam kejadian itu, kencingnya membasahi seluruh tempat tidurnya. Tentu saja peristiwa itu bukan hal yang memalukan, tetapi betapa malunya hal tersebut bagi anak muda yang malang ini. Itu sama sekali bukan kesalahannya; tetapi akibat kebodohan dari orang-orang yang mengatakan bahwa ia telah disembuhkan.

Konsekuensi dari jaminan demikian bisa lebih menyedihkan dan juga sangat merusak. Saya mempunyai sahabat lain yang puteranya meninggal karena leukemia dalam usia sebelas tahun, tetapi suami-isteri ini dijanjikan dan diberi jaminan kesembuhan atas anak mereka dan mereka berdua sangat percaya janji itu. Kesedihan mereka hampir tidak tertahankan.

Saya teringat sebuah gereja dimana sepasang suami-isteri mempunyai seorang anak yang sakit berat dan cacat karena cystic fibrosis2.
Cystic fibrosis disebabkan oleh gen yang terpendam, artinya yang dibawa oleh kedua pasangan. Jika dua orang pembawa gen tersebut menikah, maka ada kemungkinan besar keturunannya mengidap cystic fibrosis. Pasangan itu ke dokter untuk berkonsultasi tentang keluarga masa depan dan dokter menasehatkan untuk tidak melahirkan anak lagi, dengan menjelaskan bahwa ada satu perempat kemungkinan bahwa anak yang lain juga akan mengalami hal yang sama. Mereka menerima keadaan itu. Suatu hari di gereja mereka ada seorang yang berdiri dan mengucapkan kata-kata pengetahuan yang mengatakan, 'Engkau akan memiliki anak yang normal.' Maka merekapun mempunyai anak lagi, tetapi anak itu lebih berat sakitnya dibandingkan anak yang pertama, sehingga sejak itu mereka harus merawat seorang anak yang paling cacat.

Saya teringat sebuah gereja dimana ada sepasang suami-isteri yang tidak memiliki anak, setelah diperiksa penuh dan diberitahu bahwa mereka tidak bisa mempunyai anak, mereka memahami keadaan mereka. Secara alami mereka sangat menginginkan anak. Suatu hari seseorang berdiri di dalam kebaktian dan menyatakan mendapat kata-kata pengetahuan: 'Dalam sebelas bulan engkau akan mendapat anak.' Delapanbelas bulan berlalu, pasangan itu masih belum mempunyai anak dan gembala jemaat itu harus menyediakan waktu penggembalaan untuk memberikan konsultasi kepada kedua orang percaya yang iman Kristennya hancur karena apa yang dinamakan kata-kata pengetahuan ini.

William Nolan adalah seorang ahli bedah terhormat di Amerika Serikat, seorang yang penuh perhatian yang mengajukan diri sebagai sukarelawan untuk kebaktian-kebaktian kesembuhan terkenal almarhumah Kathryn Kuhlman. Ia datang dengan pikiran yang terbuka, keinginannya adalah untuk menolong. Akhirnya ia terpaksa meninggalkan organisasi itu dan menulis sebuah buku yang berjudul, Healing: A Doctor in Search of a Miracle ('Kesembuhan: Seorang Dokter yang Mencari Mujizat'). Di bawah ini adalah tulisannya.

Perasaan saya berkecamuk mengenai studi berikut ini. Di satu sisi saya merasa Kathryn Kuhlman adalah seorang wanita yang tulus, taat, dan berdedikasi yang sungguh-sungguh percaya bahwa ia melakukan kehendak Allah; saya tidak ingin menyakitinya. Di sisi yang lain saya tidak yakin bahwa betapapun baiknya apa yang dilakukan Miss Kuhlman adalah tidak jauh melebihi sakit yang diakibatkannya. Saya tidak bisa menghapuskan bayangan orang-orang lumpuh, anak-

anak idiot dan tangisan mereka, serta orang-orang tua yang hancur hatinya dari pikiran saya, dan segala kekecewaan jahat lainnya.

Kesimpulan-kesimpulan demikian dapat diulangi lagi dan lagi. Namun harus ditekankan bahwa pengajaran kesembuhan mujizat ini bukan saja merusak, tetapi seringkali merupakan bencana. Saya ingat seorang dokter umum yang merupakan sahabat baik saya, seorang wanita Kristen yang baik yang telah banyak membawa jiwa kepada Kristus, tetapi ia mengalami depresi yang berat. Untung depresinya dapat dikendalikan dengan pengobatan. Pelayanan konselingnya merupakan salah satu yang sangat saya hargai, sehingga saya sering mengirim pasien depresi saya untuk mendapatkan pertolongannya. Sayangnya ia ikut sebuah kelompok yang bergerak dalam pengajaran kesembuhan mujizat, dan ia diberitahu bahwa ia telah disembuhkan. Karena itu ia melepaskan pengobatannya, namun tiga minggu kemudian ia gantung diri.

Saya ingat seorang yang lain, seorang gadis dari kota Leeds, yang menderita epilepsi berat, namun untung ia di bawah pengobatan. Ia juga ikut dengan sebuah kelompok kharismatik yang serupa, dan seperti halnya dengan yang lain, ia melepaskan pengobatannya. Suatu hari ia bepergian ke Harrogate, ketika turun dari bus, mendadak ia mendapat serangan epilepsi berat dan jatuh terlindas ban mobil yang mendekat, sehingga tewas seketika. Secara tegas dan jujur saya menyalahkan kematian dua orang Kristen yang sangat berguna itu kepada orang-orang yang menyebarkan pengajaran yang demikian membawa bencana itu, dan saya menyatakan dengan sekeras-kerasnya bahwa pengajaran itu menyusahkan, pengajaran itu menghancurkan, dan pengajaran itu secara ekstrim berbahaya.

Pada akhir tahun 1986 John Wimber memimpin salah satu kebaktian kesembuhannya di pusat pertemuan Harrogate. Ada seorang peserta yang tinggal di rumah saya dan sementara saya merasa tidak sopan untuk bertentangan dengan seorang tamu, ia mendesak dengan mengangkat masalah ini untuk didiskusikan, maka kami membahasnya bersama. Ketika saya menguraikan argumentasi dan data yang dikemukakan di dalam paragraf ini, tamu saya menjawab, 'Saya tidak mau melempar bayi yang ada di dalam air mandi.' Hanya ada satu jawaban atas perasaan ini: itu bukan seorang bayi yang di dalam air mandi, itu adalah seekor harimau, dan kita harus menyadari itu.

Pengajaran kesembuhan-mujizat ini demikian sering menambah penderitaan orang-orang yang menderita. Alangkah kejamnya mengatakan bahwa orang-orang yang tidak bisa sembuh karena mereka tidak cukup imannya! Ada seorang yang sedang menderita, yang memohon kesembuhan, dan yang tidak disembuhkan. Orang ini kini memiliki dua masalah yang harus ditanggulangi: perasaan tentang ketidakcukupan rohani yang berat, dan penyakitnya yang asli. Sebagai seorang dokter saya merasakan itu dengan kuat, dan hal itu saya rasakan lebih kuat lagi sebagai seorang Kristen, karena pengajaran ini mencuri penghiburan Kitab Suci kepada orang-orang percaya.

Di dalam 2 Korintus 1: 3-4 kita diberitahu – Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Adakalanya penyakit dan penderitaan datang ke kita, sehingga kita bisa diperlengkapi untuk memberikan penghiburan kepada orang lain yang akan menempuh jalan yang serupa.

Belum lama ini ada seorang pelayan misi pantai di tempat saya melayani sedang berkeliling dengan sepedanya dan ditabrak oleh sebuah lorry dan menjadi lumpuh bagian bawah tubuhnya. Ia tidak memiliki orang tua, namun banyak di antara kami yang berada di sisi pembaringannya untuk berusaha membantunya. Kami berusaha yang terbaik, namun tahukah anda dari mana ia mendapat penghiburan terbesarnya? Kami menulis surat kepada Joni Eareckson memberitahukan tentang keadaannya dan ia menjawab dengan surat yang indah, hangat, penuh perhatian, dan prihatin. Surat itu berasal dari seorang wanita lumpuh berusia empatpuluhan, yang menceritakan kecelakaan dahsyat yang dialami dan perjuangan yang dilewatinya sebelum ia menemukan tempat peristirahatan di dalam Kristus, bukankah ini merupakan penghiburan yang tak terkira yang bisa kami berikan kepada anak muda kita ini? Mengapa? Karena wanita

tersebut telah lama terbaring di pembaringan; ia telah mengalami semuanya. Ia tahu persis penderitaan jiwa dan kekacauan pikiran sang anak muda, sehingga ia bisa memberikan penghiburan seperti penghiburan yang Tuhan berikan kepadanya.

Tentu kita bisa melihat pelajaran sejarah dan memahami bahwa hal ini selalu terjadi. Jemaat Kristen merupakan jemaat yang menderita. Allah mempunyai maksud besar di dalam penderitaan. Kita ingat dengan Fanny Crosby, sang penulis nyanyian pujian yang buta sejak usia enam minggu. Kita ingat akan William Cowper, penulis nyanyian pujian lainnya yang mengalami gangguan depresi. Kita ingat dengan Amy Carmichael, yang seringkali menyendiri di rumah karena penyakitnya. Saya ingat akan Dr. Mary Verguese yang juga seorang penyandang lumpuh, namun Allah demikian memakainya, sehingga ia bisa menulis, 'Ia mengambil kakiku dan memberikan sayap kepadaku.' Banyak orang mengalami hal-hal demikian selama bertahun-tahun.

Kita mempunyai tanggungjawab besar untuk memupuk persatuan yang hangat, penuh perhatian, dan berdoa di dalam persekutuan, sehingga orang-orang sakit, baik yang di dalam pikiran maupun jasmaninya, akan mengetahui bahwa ada sekumpulan orang yang sungguh-sungguh peduli, dan yang sungguh-sungguh berdoa. Kita harus memiliki perhatian yang besar untuk orang-orang yang menderita, karena mereka adalah bagian dari tubuh Kristus, dan jika mereka sakit, kita turut merasa sakit bersama mereka. Namun kita tidak boleh lupa bahwa penghiburan terbesar sering malah diberikan oleh orang-orang yang mengalami penderitaan yang serupa.

Masih ada satu pikiran akhir yang sangat penting, yaitu gelombang pengajaran kesembuhan mujizat masa kini mengurangi kesaksian Kristen kita. Ipar perempuan saya berusia tigapuluhan ketika ia terkena kanker tenggorokan. Pada mulanya terjadi salah dignosis mengenai keadaannya, hal ini dapat dipahami karena keadaan yang sulit, dan ketika diagnosis yang benar diperoleh, keadaan penyakitnya tidak bisa dioperasi. Sebelum ia meninggal, ia mengumpulkan keluarga, dan dengan mengelilingi piano mereka bernyanyi:

I am not skilled to understand

What God has willed, what God has planned.

I only know at God's right hand

Stands One Who is my Saviour.

[Aku tidak mampu memahami

Apa kehendak Allah, apa rancangan Allah

Aku hanya tahu di sebelah tangan kanan Allah

Berdiri Juruselamatku.]

Inilah kesaksian nyata seorang Kristen – bukan karena saya disembuhkan jasmaninya, namun karena saya berani menghadapi kematian dan mengetahui bahwa oleh karena kebaikan penebusan Juruselamat, saya akan bisa menghadap Allah dengan tenang, mengetahui bahwa di sebelah tangan kanan Allah berdiri seorang Juruselamat yang menjadi milik saya. Tidak ada lagi yang lebih penting daripada itu, dan segala hal yang mengurangi kebenaran yang melimpah itu, berarti menghina Injil kasih karunia Allah. Saya sampaikan bahwa pada masa kini orang Kristen telah melakukan hal yang keluar dari perspektif dan kehilangan apresiasi mereka kepada inti Injil – di sebelah kanan Allah berdiri sang Juruselamat.

Dengan demikian, pengajaran kesembuhan mujizat ini merupakan ancaman besar, pertama, bahwa ia mendiskreditkan (mencemarkan) pribadi Kristus karena karena kegagalan yang sangat jelas, ketika kita menyatakan melayani seorang Juruselamat yang tidak pernah gagal. Kedua, ia meruntuhkan Firman, karena ia meninggikan semacam 'wahyu' baru – yang dinamakan kata-kata pengetahuan atau nubuatan. Ketiga, ia memperdayakan orang Kristen dan menurunkan sekelompok orang percaya yang mudah ditipu, yang sebetulnya tertipu dalam segala hal. Keempat, ia menambah kesengsaraan orang-orang yang menderita, kerapkali membuat orang tertekan dan bahkan bencana. Kelima, ia menghilangkan penghiburan orang Kristen. Dan yang terakhir, ia seringkali mengurangi kesaksian Kristen.>

Di kutip dari sumber:HEALING EPIDEMIC

Kekeliruan mengenai Roh jahat

Para pendeta kharismatik tentu saja tidak pernah membaca Alkitab dengan benar dan berpendapat bahwa roh-roh jahat ada di depan mata. Mereka berpendapat bahwa banyak sekali orang, baik orang tidak percaya maupun Kristen, secara berat atau ringan dirasuki oleh roh-roh jahat tanpa menyadari sama sekali. Aneh jika harus mengatakan, bahwa mayoritas besar gembala-gembala injili tradisional di Barat jarang sekali berjumpa dengan kasus kerasukan roh jahat seperti yang digambarkan dalam Perjanjian Baru (kejadian menyeramkan ini lebih sering ditemukan di Timur). Namun para pendeta kharismatik merasa setiap hari mereka bergumul dengan korban kerasukan roh jahat! Barangkali roh-roh jahat cukup bodoh untuk diseret ke hadapan para pengusir setan (exorcists) seperti serangga yang tertarik pada lampu, atau barangkali orang-orang tersebut yang ingin melihat roh-roh jahat dimana-mana.

Repotnya para pendeta kharismatik menjadi pengusir setan (kalo saya bilang tidak beda dengan yang tivi2 skarang ini sperti Dunia lain,tukul jalan2 dll) itu telah mengembangkan sebuah mental konfrontatif yang berbeda dengan sikap gelap Roma terhadap roh-roh jahat. Orang-orang yang disebut pengusir setan itu lebih suka langsung terlibat di dalam peperangan fisik, merasakannya, melihat dan mendengar kuasa-kuasa kegelapan serta menyerangnya dengan otoritas kata-kata yang dramatis daripada memahami peperangan rohani seperti yang diajarkan Alkitab, dimana iblis diperangi dengan perlengkapan senjata doa, pengajaran, kesaksian, hidup yang kudus, ketaatan pada Alkitab dan iman kepada pengharapan. Ini sungguh berbeda dengan gambaran peperangan rohani yang diberikan oleh Paulus di dalam kitab Efesus 6 : 10-20. Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging - kata Paulus - namun para pendeta kharismatik kelihatannya menginginkan musuh yang dapat mereka sentuh. Mereka tidak puas hanya terlibat di dalam melawan kekuatan besar pencobaan dan pengaruh iblis, tetapi mereka ingin kontak langsung dengan kehadirannya dalam bentuk roh-roh jahat yang merasuki orang.

Paulus tidak menyuruh kita menghubungkan permasalahan emosional dan jasmaniah yang tak terhitung itu dengan kehadiran roh jahat secara literal yang tinggal di dalam keberadaan kita, atau membalas dengan melakukan serangan verbal langsung kepada musuh ini. Paulus memberitahukan bahwa perjuangan kita adalah melawan kuasa-kuasa yang tidak kelihatan dan umumnya tidak bisa diketahui - kuasa-kuasa jahat rohani dari dunia luar (yakni di dalam ruang angkasa). Ia memberitahukan bahwa kita harus menggunakan ketopong dan perlengkapan senjata Allah, karena hal ini akan membentengi dan melindungi kita dari komunikasi langsung atau hubungan rohani yang intim dengan penguasa-penguasa kegelapan, sementara kita bisa menghadapi pengaruh iblis dan juga bisa melakukan peperangan penginjilan terhadapnya.

Beberapa pernyataan paling ganjil yang ada di dunia, dapat ditemukan di dalam kata-kata mengenai kerasukan roh jahat yang di ucapkan oleh para pendeta kharismatik yang telah tunduk kepada pola berpikir salah. Disitu dipenuhi asap tebal berisi konsep-konsep berbahaya yang bergantung di antara tahyul Romawi abad pertengahan dan pemikiran-pemikiran agama-agama berhala Timur. Seorang kharismatik dari dunia barat John Wimber mewakili pandangan dari banyak kharismatik,ketika ia menyatakan: 'Kita dipanggil untuk membebaskan lahan bagi Yesus Kristus, mengembalikan lahan dari roh-roh pendusta... Jika kita berhasil dalam peperangan ini, maka korban-korban kuasa Setan akan terbebas... Kita harus menghadapi sang musuh; kita harus bertempur. Seperti Yesus sendiri, kita mempunyai tugas: mengumumkan kerajaan Allah dan mendemonstrasikannya dengan menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat'.
mengumandangkan perkataan tersebut, yang mengatakan bahwa Yesus sendiri memberikan otoritas dan kuasaNya atas roh-roh jahat kepada murid-murid, sehingga mereka (dan kita juga) dapat menerapkan otoritas Allah yang mengatasi kuasa-kuasa kegelapan.

Dasar pernyataan ini sekali lagi adalah amanat kepada duabelas murid (dan juga tujuhpuluh murid), ketika mereka diutus ke seluruh kota Israel untuk mengumumkan kedatangan kerajaan Kristus. Kita telah mengkaji misi unik tersebut yang keliru dianggap sebagai pola kerja jemaat yang berkesinambungan.1 Janji Tuhan bahwa tanda-tanda khusus akan menyertai rasul-rasul yang percaya (Markus 16) juga dikutip secara keliru sebagai pembenaran pelayanan pengusiran setan (exorcism) oleh orang Kharismatik Namun, tidak adanya bukti ayat yang masuk akal menjadi lebih nyata memaksakan untuk kembali kepada perkataan Tuhan di dalam Matius 18: 18 - Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

Setiap orang yang membaca Matius 18 dapat memahami bahwa ini hanyalah penafsiran Alkitab yang 'hit and run' ('tabrak lari'), karena perkataan yang dikutip tersebut sama sekali tidak ada hubungan dengan melepaskan orang dari roh-roh jahat. Perkataan tersebut adalah mengenai disiplin jemaat dan bagaimana kita harus bersikap terhadap orang-orang Kristen yang jatuh ke dalam dosa. Dengan membumbui prosa-prosa mereka ke dalam ayat-ayat tersebut, para pendeta kharismatik berusaha mengamankan kredibilitas pengusiran roh-roh jahat. Kita harus ingat bahwa mereka memperoleh pemikiran tersebut terutama bukan karena hasil dari mempelajari Alkitab, tetapi karena menanggapi pikiran, refleksi dan mimpi mereka sendiri seolah-olah hal tersebut merupakan komunikasi yang diinspirasikan Tuhan.

Dapatkah Roh-roh Jahat Menyebabkan Penyakit?

Dalam pandangan para pendeta kharismatik, apakah sebenarnya yang dapat dilakukan oleh roh-roh jahat? Katanya roh-roh jahat berada di belakang berbagai penyakit jasmaniah dan mental, dan bahwa mereka masuk ke dalam diri manusia (dalam berbagai tahapan), sehingga dapat mengendalikan segala atau beberapa aspek kehidupan manusia. Para pendeta kharismatik terus saling berbeda pendapat mengenai hal-hal detail, tetapi mereka sama-sama meyakini bentuk tertentu mengenai kemungkinan (hal yang lumrah) bahwa roh jahat juga bisa tinggal di dalam orang-orang Kristen. Mereka berusaha membuktikan bahwa roh-roh jahat bisa menjadi penyebab banyak penyakit dengan menggunakan lima perikop Alkitab. Kutipan tersebut dianggap menunjukkan bahwa roh-roh jahat dapat menyebabkan kebisuan, kebutaan, penyakit ayan, demam dan kelumpuhan, tetapi seperti biasa, perikop-perikop yang dikutip itu jelas sekali disalahgunakan. Tiga perikop tersebut adalah mengenai orang yang dirasuki roh jahat dan kondisi jasmaninya menunjukkan tanda luar yang menyedihkan.
Salah satu perikop tersebut adalah tentang penyembuhan ibu mertua Petrus dan sama sekali tidak menyebutkan roh-roh jahat! Para pendeta kharismatik menafsirkan ada roh jahat dalam perikop ini hanya karena Yesus 'menghardik' demam itu. (Di tempat yang lain Ia menghardik angin dan gelombang laut, jadi agaknya para pendeta kharismatik percaya angin dan gelombang laut juga dapat dirasuki roh-roh jahat).

Satu-satunya perikop kutipan kharismatik yang masuk akal untuk menunjukkan bahwa roh jahat dapat menyebabkan suatu penyakit tanpa 'merasuki' orang tersebut adalah Lukas 13: 10-17, dimana kita diberitahu tentang seorang wanita yang lumpuh selama delapan belas tahun karena roh yang membuat lemah. Memang, cukup bukti bahwa wanita malang ini dirasuk roh jahat, karena kemudian Yesus menggambarkan wanita itu sebagai orang yang - yang diikat Iblis. Ia adalah tawanan yang terikat, yang penderitaan berat fisiknya merupakan manifestasi dan refleksi nyata dari keterikatan berat pada tawanan roh jahat. Injil membedakan penyakit karena sebab 'alami' dan penyakit karena kerasukan roh jahat, dan tidak ada dasar alkitabiah yang mendukung dugaan bahwa roh-roh jahat bebas untuk menimbulkan penyakit di luar konteks kasus yang sepenuhnya kerasukan roh jahat.

Satu-satunya kasus di dalam Alkitab mengenai seorang yang menderita penyakit yang disebabkan Setan tanpa disertai kerasukan roh jahat adalah Ayub. Namun agar bisa membuat Ayub sakit, Setan harus mendapat izin dari Allah. Ini memastikan bahwa kuasa yang mengakibatkan penyakit bukan berasal dari Setan dan roh-roh jahatnya (di luar konsekwensi kerasukan roh jahat). Karena itu, ketika para penyembuh kharismatik secara dogmatis mengatakan bahwa penyakit-penyakit tertentu berasal dari roh jahat, maka berarti mereka telah bertindak di luar pengajaran Alkitab mengenai hal yang dapat dilakukan roh jahat, atau tidak mengikuti teladan Tuhan Yesus dan rasul-rasulNya. Sejak kapan Yesus dan para rasul pernah memperlakukan penyakit seseorang yang tidak dirasuki roh jahat dengan cara seolah-olah ada roh jahat yang harus dikeluarkan dari organ tubuh tertentu, atau dari persendian, maupun anggota badan? Gagasan-gagasan demikian banyak terdapat di dalam kepercayaan berhala, namun tidak di dalam Alkitab. Menurut Alkitab, penyakit orang yang tidak kerasukan bukanlah karena adanya roh-roh jahat di dalam tubuh, karena itu kegiatan menyembuhkan penyakit dengan mengusir roh-roh jahat benar-benar merupakan hal yang nonsense.

Bagaimana Kita Tahu Orang Kerasukan Roh Jahat?

Jika roh-roh jahat tidak bisa seenaknya tinggal di dalam bagian-bagian tubuh untuk menyebabkan penyakit jasmaniah, bagaimana dengan pribadi yang sepenuhnya kerasukan roh jahat? Benarkah tindakan para pendeta kharismatik yang merasa melihat segala sesuatu ada pengaruh roh jahat itu? Dalam hal ini semua pendeta kharismatik kelihatannya sungguh tidak memperhatikan posisi theologis dasar yang dipertahankan oleh kebanyakan pengajar Kristen selama beberapa generasi - yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada saat kedatanganNya di dunia, menutup kuasa Setan dan pasukannya untuk memasuki dan merasuki jiwa-jiwa yang tidak mengundangnya. Salah satu tanda besar kedatanganNya sebagai Mesias, yang menandakan permulaan masa Injil, adalah pembatasan yang amat besar, dalam hal ini terhadap kuasa-kuasa kegelapan.

Evangelikal tradisional mempertahankan bahwa sejak saat itu, kerasukan roh jahat hanya bisa terjadi, jika terdapat undangan yang sangat kuat atau menyerah kepada campur tangan roh jahat, seperti menyerah kepada suatu roh yang sudah tidak asing atau berinteraksi dengan okultisme. Pemberhalaan, sihir, satanisme atau gaya hidup yang sepenuhnya ditujukan untuk mengejar kejahatan merupakan faktor-faktor yang menurut Alkitab dapat membuat orang rawan invasi roh jahat, namun roh-roh jahat telah dilarang merasuki jiwa-jiwa dengan seenaknya.* Namun pada posisi sebaliknya, semua pendeta kharismatik meneruskan asumsi bahwa kelanjutan kerasukan roh jahat masa kini sama persis dengan yang terjadi pada masa Kristus. Namun, karena kasus-kasus kerasukan roh jahat yang nyata dalam prakteknya sulit ditemukan, mereka harus berbohong, memindahkan tiang gawang dengan mengubah total gambaran mengenai kerasukan roh jahat.

Di dalam Alkitab, orang yang dirasuki roh jahat dengan berbagai cara dicengkeram oleh amukan yang dahsyat atau penyakit sawan (ayan), berteriak-teriak dengan suara yang bukan suaranya, mengeluarkan kekuatan fisik yang luar biasa, berubah menjadi gila, memperlihatkan hal-hal yang gaib, dan kadang-kadang menjadi tuli, bisu, buta atau lumpuh yang disebabkan oleh kuasa yang timbul dari kondisi mereka. Mereka mengenal Kristus dan hamba-hambaNya dan kerapkali menjerit terhadap mereka. Ciri-ciri kerasukan demikian menyeramkan dan nyata sehingga keluarga dari orang yang kerasukan tidak ragu bahwa anggota keluarganya itu sungguh-sungguh kerasukan. Sebaliknya orang 'kerasukan'nya  biasanya menderita penyakit yang sangat berbeda dengan yang tercatat di dalam Alkitab, sehingga ia bisa mengatakan - 'Kebanyakan orang yang kerasukan tidak menyadarinya'. Ia terjadi bagai sebuah kejutan - bahkan mengagetkan - bagi keluarga dan sahabat-sahabat yang mendengarnya! Gambaran para pendeta kharismatik mengenai penyakit biasa sama sekali berbeda dengan kerasukan roh jahat di dalam Alkitab!

Barangkali untuk menghindari keadaan yang memalukan ini, para kharismatik memutuskan untuk sama sekali tidak menggunakan istilah 'kerasukan roh jahat' (demon possession), tetapi memilih istilah yang lebih umum - yakni 'kerasukan' (demonised). Istilah pungutan baru yang menggigit ini bagaimanapun lebih memperluas dan mengaburkan konsep perbuatan roh jahat dibandingkan yang ditemukan di dalam Alkitab. Tanpa perlu menjelaskan kenapa para penderitanya tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit seperti yang dicatat Alkitab, para penyembuh kharismatik kini dapat menunjukkan kepada orang yang tergerak hatinya dan menyatakan mereka 'kerasukan' oleh sejumlah roh jahat.

Bagaimana kita bisa mengatakan orang 'kerasukan'? Dengan ayat-ayat manakah para pendeta kharismatik memberi petunjuk untuk membuat diagnosis? Jawabannya adalah - tidak ada. Daftar sakit penyakit bukan diambil dari Alkitab, namun dari khayalannya sendiri. Ia mengatakan bahwa orang dapat kerasukan jika menjadi pecandu obat-obatan atau alkohol, atau jika terikat dorongan napsu, dosa seksual, kebohongan, mencuri, membunuh atau makan tidak teratur (barangkali berkisar antara masalah rakus sampai masalah tidak ada napsu makan).

Demikian juga, seseorang dapat kerasukan jika ia berada dalam cengkeraman depresi, gelisah, emosi, membenci diri-sendiri, tidak mau memaafkan orang, atau dendam. Indikasi-indikasi lain yang dianggap sebagai demonisasi (kerasukan) adalah termasuk penyakit kronis (terutama jika penyakit itu ada di dalam keluarga!), dan sejarah keluarga yang berantakan misalnya pecandu alkohol atau child abuse (penyiksaan terhadap anak-anak). Katanya pengalaman-pengalaman buruk seperti diperkosa, ditinggalkan orang tua atau mengalami kecelakaan kendaraan juga bisa membuka 'kesempatan' bagi roh-roh jahat untuk masuk ke dalam kehidupan orang Kristen maupun orang non-Kristen.

Kita yakin tidak setiap orang yang mengalami permasalahan-permasalahan tersebut harus dikatakan kerasukan, namun banyak yang memang. Jika demikian, bagaimana kita bisa mengetahui mana yang ya dan mana yang tidak? Seperti yang selalu dilakukan pendeta kharismatik malah kita dijauhkan dari Alkitab, yang kelihatannya sama sekali tidak berguna untuk menjawab hal-hal demikian, dan iman kita dituntun kepada orang  yang merupakan orang-orang Kristen super yang berkarunia mujizat, yang diperlengkapi untuk melakukan tugas-tugas diagnosis tersebut. Dibutuhkan laki-laki dan wanita yang memiliki karunia ketajaman (dapat melihat hal-hal yang tersembunyi dan belum terjadi) dan siapa saja yang menginginkan pengetahuan mengenai keadaan penderita. Hanya mereka yang bisa merasakan apakah seorang penderita itu kerasukan atau tidak. Menghadapi pertentangan ini, perikop Alkitab seperti Matius 4: 24 dan 8: 16 menunjukkan bahwa kerasukan roh jahat yang sesungguhnya sama sekali tidak seperti penyakit-penyakit 'umum' (baik mengenai tubuh maupun pikiran), sehingga mudah sekali untuk diketahui dan dibedakan.

Bisakah Roh Jahat Merasuki Orang Percaya?

Para pendeta kharismatik mengajarkan bahwa banyak sisi kehidupan orang Kristen lahir baru bisa dikendalikan roh jahat, namun ia dipaksa keras untuk membuktikan pandangannya, sehingga dia bahkan mengklasifikasi Raja Saul sebagai seorang yang percaya. 'Gejala-gejala penyakit' yang disebutkannya - ledakan kemarahan yang tiba-tiba, membunuh, takut, sihir dan bunuh diri - semuanya nyata merupakan tanda-tanda seorang percaya yang kerasukan roh jahat! Tentu saja di dalam Perjanjian Lama Saul merupakan contoh utama ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kepada Tuhan; di dalam hatinya jelas tidak terdapat pekerjaan kasih karunia. Karena terdesak untuk mendapatkan contoh orang-orang Kristen kerasukan di dalam Alkitab, bahkan Yudaspun dipaksakannya sebagai orang yang percaya (para pendeta kharismatik lupa bahwa Yudas digambarkan sebagai anak yang akan binasa). Celakanya lagi Petrus diberi label sebagai orang yang 'kerasukan' sementara hanya karena Tuhan mengatakan - Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum...

Ketika pendeta kharismatik menyatakan bahwa orang Kristen beresiko 'berbalik kepada Setan' (kerasukan) jika mereka terus tidak mengaku dosa, dengan memberi contoh mengenai Ananias dan Safira untuk membuktikan pendapatnya, sementara dua contoh ini jelas merupakan kekalahan terhadap pencobaan yang sangat kuat dari Setan, tak satu katapun di dalam Kisah Para Rasul yang mengatakan bahwa mereka kerasukan. Dalam kejadian tersebut secara pribadi mereka bertanggungjawab penuh atas dosa mereka, karena tidak pernah mereka lepas kendali dalam pengertian bahwa roh jahat mengendalikan kehidupan mereka. Disamping itu, pendapat mengenai mereka kerasukan mengimplikasikan bahwa Petrus menggunakan cara yang salah sama sekali dalam menghardik keras mereka. Ia seharusnya melakukan apa yang akan dilakukan oleh para kharismatik dan memerintahkan roh (-roh) jahat itu untuk pergi. Seharusnya Petrus menggunakan 'otoritas kerajaan'nya (istilah yang digunakan oleh para pendeta kharismatik tersebut) sebagai kepatuhan kepada perintah yang dinyatakan dalam Markus 16. Betapa akan berbedanya Kisah Para Rasul jika para rasul bertindak seperti pengajaran kaum kharismatik ekstrim masa kini.

Banyak pendeta kharismatik berkhayal ketika mengatakan bahwa orang Kristen tanpa sadar bisa kerasukan karena roh-roh jahat yang diwariskan dari orang tua tidak pernah diusir keluar. Sekalipun ia tidak bisa membelokkan ayat-ayat Alkitab untuk disesuaikan dengan pemikiran ini dan terpaksa mencari dukungan dari praktek gereja Romawi abad ketiga yang membawa semua penganut barunya ke dalam ritual eksorsisme untuk mengeluarkan roh-roh jahat.

Beberapa pendeta kharismatik takut dengan pemikiran bahwa orang Kristen bisa kerasukan, namun apapun istilah yang mereka gunakan, pada akhirnya mereka semua mengajarkan bahwa roh-roh jahat dapat menyerbu jiwa atau tubuh orang yang percaya dalam bentuk tertentu. misalnya, mengatakan bahwa orang Kristen tidak dapat dirasuki, tetapi dapat ditekan. Namun ia hanya memainkan kata-kata, karena ia mengajarkan bahwa setan-setan 'penekan' harus diperintahkan untuk keluar dan melepaskan cengkeramannya. Rumusnya adalah bahwa mereka harus diperintahkan keluar - 'dan tekanan dipatahkan di dalam nama Yesus dan oleh kuasa darahNya'.

Para kharismatik tidak memberikan petunjuk yang lebih tentang bagaimana orang-orang percaya dapat mengetahui apakah mereka ditekan oleh roh jahat. Yang dapat ia katakan adalah bahwa 'rasanya seolah-olah anda ada di dalam kurungan dan ingin dibebaskan; atau suatu awan gelap turun ke atas diri anda dan anda merasa sulit sekali memuji Tuhan atau berdoa'. Pengalaman demikian belum tentu disebabkan oleh roh-roh jahat, bagaimana kita dapat memastikan kapan ya, atau kapan bukan? Masalah diagnosis besar muncul sekali, namun tidak dapat memecahkannya. Sedihnya, kita dibiarkan sepenuhnya berserah kepada imajinasi subyektif kita - atau berserah kepada orang-orang yang dianggap mempunyai karunia ketajaman tertentu. Imajinasi menjadi tuhan!

Para pendeta kharismatik tersebut jelas tidak bisa memberikan tuntunan yang alkitabiah untuk mendiagnosis kerasukan roh jahat atau penekanan terhadap orang-orang percaya, karena Alkitab sama sekali tidak menyebut tentang roh-roh jahat yang menekan orang-orang percaya. Alkitab juga tidak mengatakan bahwa roh-roh jahat harus ditengking 'dengan kuasa darah',. Sebenarnya formula primitif eksorsisme ini merupakan suatu hal yang menghasilkan ceritera vampir, hanya saja vampir lari karena takut melihat sinar yang direfleksikan dari sebuah salib perak, roh jahat diusir oleh orang Kristen yang menyerukan kalimat berisi rujukan kepada nama dan darah Yesus.

Biarawan-biarawan Romawi pada masa kegelapan menjadi makmur karena mengubah darah Kristus menjadi suatu rumus magis, dan banyak pengusir setan masa kini sedang mempraktekkan pelayanan mencolok yang sedang berkembang dengan cara serupa. Darah domba bukan digunakan sebagai mantera atau jampi-jampi untuk mengusir roh-roh jahat. Wahyu 12: 11 memberitahu kita bahwa orang-orang kudus mengalahkan iblis karena darah Domba melindunginya, bukan karena mereka meneriakkannya seperti sebuah mantera magis. Mereka juga dimenangkan oleh karena perkataan kesaksian mereka dan kesetiaan menyangkal diri sampai pada akhirnya.

Dalam kasus orang Kristen kharismaik yang percaya bahwa mereka kerasukan atau tertekan, kebanyakan pendeta kharismatik mengatakan bahwa eksorsisme-pribadi (self-exorcism; pengusiran setan secara pribadi) dapat dilaksanakan tanpa bantuan dari orang lain, namun konsekuensi tragis pemikiran tersebut terhadap

kehidupan orang-orang percaya mudah sekali ditebak. Bayangkan pengaruh kemerosotan moral atas orang-orang yang sakit atau tertekan ketika mereka mendengar bahwa permasalahan mereka adalah disebabkan roh-roh jahat. Dan bagaimana jika mereka berusaha memerintahkan roh jahat keluar dari kehidupannya, kemudian tidak mengalami pemulihan atau kelepasan? Bayangkan penderitaan dan kemungkinan juga kengerian karena harus membayangkan bahwa masih ada roh jahat yang mencengkeram kuat terhadap mereka! Atau bagaimana dengan orang-orang percaya, yang dengan sesat menghindari kenyataan, melarikan diri dari tanggungjawab pribadi atas dosa-dosa mereka dengan menyalahkan dosa-dosa tersebut adalah karena tekanan roh jahat?

Bagaimana dengan kenyamanan dan penghiburan yang terenggut dari orang-orang percaya yang mengalami masalah karena janji perlindungan Allah diluluh-lantakkan oleh teori yang mengatakan bahwa roh jahat dari neraka dapat langsung menyerang ke dalam kepribadian mereka, meskipun tubuh mereka adalah bait bagi Roh Kudus? Jelas, orang Kristen memang terlibat dalam peperangan besar menghadapi tipu-muslihat dan pencobaan iblis, tetapi di dalam Perjanjian Baru tidak menyebutkan bahwa pencobaan dapat ditolak melalui memerintahkan roh-roh jahat melepaskan cengkeraman dan meninggalkan pikiran atau tubuh orang Kristen. Setan dikalahkan dengan menyangkal keberhasilan di dalam pencobaan. Atau jika ia menyusun serangan dengan bisikan depresif, ia dapat ditolak jika orang percaya berusaha memegang teguh kepada penghiburan dan janji Firman Tuhan.

Ketika Yakobus mengatakan, Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (Yak.4: 7 penerjemah), ia memberitahukan kita bahwa hal ini dapat dilakukan dengan mendekat kepada Allah, membersihkan tangan kita, memurnikan hati kita, sedih dan menyesali dosa-dosa kita, dan merendahkan diri kita di hadapan Allah, sehingga Ia bisa meninggikan kita. Yakobus tidak mengatakan apa-apa tentang mengusir roh (-roh) jahat dengan darah Yesus, dan penulis Perjanjian Baru yang lainpun tidak mengatakannya. Bagaimana penjelasan kaum kharismatik tentang keadaan yang mengatakan bahwa Tuhan kelihatannya membiarkan jemaatNya menunggu selama 2.000 tahun sampai 'rasul-rasul' modern menambahkan supplemen ke dalam pengajaran Alkitab?

Sama sekali tidak mungkin roh jahat bersama-sama Roh Kudus tinggal di dalam tubuh atau jiwa seorang yang sungguh-sungguh telah percaya. Kata Paulus, Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? (1 Kor. 6: 19). Sekali kita bertobat, Roh Kudus akan tinggal di dalam kita dan tidak akan meninggalkan kita, karena kita memiliki janji Juruselamat tersebut: Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran ... sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu (Yoh. 14: 16-17).

Para pendeta kharismatik kerapkali merujuk kepada perkataan Paulus di dalam 2 Tim. 2: 26 mengenai orang yang terperangkap oleh iblis. Orang-orang tersebut diyakini sebagai orang-orang percaya yang entah bagaimana menjadi kerasukan roh jahat, namun orang yang membaca perikop itu akan melihat bahwa bukan demikian maksudnya. Paulus mengatakan bahwa utusan-utusan Allah harus cakap mengajar - dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya (2 Tim. 2: 25-26).

Harus diklarifikasi bahwa orang-orang yang dimaksudkan disini adalah orang-orang keras kepala yang menolak Injil yang perlu diselamatkan. Juga jelas kelihatan bahwa mereka sama sekali bukan kerasukan roh jahat, tetapi hanya karena menerima tawaran Setan dengan menanggapi segala godaannya seperti yang banyak dilakukan oleh orang-orang duniawi. Ada perbedaan yang sangat besar antara dikalahkan oleh pencobaan dan kerasukan roh jahat!

Kerasukan roh jahat atas orang yang sungguh-sungguh percaya di dalam Kristus merupakan suatu kemustahilan theologis, dan ini juga termasuk jenis kerasukan yang dinamakan 'tekanan' oleh yang lainnya.

Apakah Masa Kini Kita Harus Menengking Roh-roh Jahat?

Kita akan menghabiskan banyak waktu untuk mengomentari berbagai kontradiksi pokok di antara para para pendeta kharismatik yang terkemuka, tetapi cukup kita ambil salah satu contoh saja - yakni prosedur mengusir roh jahat. Beberapa pendeta kharismatik memaksakan bahwa pengusir roh jahat pertama-tama harus mengetahui nama-nama roh jahat yang merasuki orang (contoh - 'Aku belum pernah menyebutkan sesuatu itu roh jahat sampai aku sungguh-sungguh berbicara dengan roh jahat itu ... Aku mengatakan: Di dalam nama Yesus, aku memerintahkan engkau, roh, sebutkan namamu.') Namun, penyembuh dan pengusir roh jahat internasional terkemuka lainnya mengatakan bahwa hal ini menggelikan dan tidak perlu, dan menegaskan bahwa selama seseorang sungguh-sungguh memegang otoritas atas roh-roh jahat, maka ia harus bisa langsung memerintahkan mereka keluar. Segala doa yang panjang dan investigasi terhadap nama-nama roh jahat tidak ada gunanya.

Kebenaran yang nyata adalah bahwa semua pengajar tersebut sama sekali keliru dengan pemikiran mereka, karena Allah telah melarang interaksi verbal antara umatNya dan roh-roh jahat untuk selama-lamanya. Di luar pelayanan tanda eksorsisme yang dilakukan oleh Kristus dan para rasul sebagai wakil-wakil langsungNya (yang ditujukan untuk membuktikan kuasa illahiNya dan untuk meyakinkan kita bahwa Ia memiliki kuasa atas roh-roh jahat), tidak ada kontak langsung antara orang percaya dengan roh-roh jahat yang diperbolehkan atau ditentukan di dalam Perjanjian Baru.

Ulangan 18: 10-12 merupakan salah satu larangan absolut tentang keterlibatan atau transaksi dengan roh-roh jahat dalam bentuk apapun. Allah mengatakan: Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang ... menjadi petenung, ... peramal, ... penelaah, ... penyihir, ... pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi Tuhan ...

Kita harus sungguh-sungguh memahami mengapa pendekatan terhadap roh jahat merupakan kekejian yang berat. Ini bukan hanya sekedar masalah berpaling dari Tuhan dan mempercayai seseorang atau sesuatu di luar Tuhan, namun hal ini terutama karena setiap usaha langsung untuk berhubungan (termasuk berbicara) dengan roh jahat merupakan hal yang menjijikkan Tuhan. Prinsip di balik larangan ini adalah bahwa komunikasi langsung antara manusia dengan roh-roh jahat merupakan tindakan yang sangat hina dan menyakitkan di hadapan Tuhan, apapun alasan atau motivasinya. Kata Ibrani untuk menjijikkan berarti memuakkan atau memualkan. Roh-roh jahat adalah menjijikkan, roh-roh jahat penuh dengan kebencian, kebohongan, kelicikan dan bahaya maut. Kita mutlak tidak boleh mencampuri, ingin tahu, bertanya atau interaksi dengan mereka dengan cara dan keadaan apapun, meski dengan tujuan yang 'baik' sekalipun.

Untuk membantu kita memahami masalah tersebut, misalnya kita bayangkan reaksi orang tua yang membawa anak kecil yang baru belajar jalan ke luar kota, tiba-tiba melihat anak itu ingin menyelidiki sebuah saluran pembuangan kotoran yang bau busuk. Dalam hal ini, saluran itulah yang secara alami menimbulkan kejijikan dan kekuatiran orang tua itu, bukan motivasi si anak. Satu roh jahat dari jurang yang dalam sekali mencerminkan sebuah kuasa iblis yang jutaan kali lebih menjijikkan dan berbahaya dibandingkan dengan sejumlah saluran pembuangan. Di hadapan Tuhan komunikasi langsung apapun antara anak-anakNya dengan roh-roh kegelapan adalah sebuah kekejian. Kaum kharismatik sesat yang ingin menemukan roh-roh jahat untuk menanyai mereka, menunjukkan betapa dangkalnya pemahaman mereka atas keburukan yang tak terduga dan kelicikan dari roh-roh jahat tersebut.

Salah satu pelanggar yang disebutkan dalam Ulangan 18: 10-12 disebut orang yang bertanya kepada arwah (medium dalam terjemahan NIV, NASB). Dalam istilah Ibrani kata ini mencakup setiap tingkat komunikasi dengan roh, mulai dari tingkatan menanyakan nama roh sampai memimpin upacara untuk berhubungan dengan roh orang mati. Pelanggar lainnya disebut peramal (wizard dalam terjemahan AV). Istilah ini merujuk kepada 'orang yang mengetahui' atau seorang paranormal. Meski begitu tetap saja para penyembuh kharismatik berusaha keras untuk 'merasakan' pengetahuan yang kasat mata mengenai orang atau kejadian-kejadian. Apa yang mereka sebut dengan 'kata-kata hikmat dan pengetahuan' (menyelewengkan istilah alkitabiah) sama sekali tidak ada bedanya dengan pengaruh paranormal peramal-peramal purba!

Bahkan lebih parah lagi, para pengerja kharismatik modern sering berusaha menggali 'pengetahuan' dari dalam identitas dan maksud roh-roh jahat yang mereka kira berada di balik penderitaan orang. Beberapa pengerja kharismatik tersebut tidak diragukan lagi adalah tukang bohong murahan yang membuat-buat apa yang mereka namakan sebagai pengetahuan. Tetapi yang lain yang sudah sangat percaya dengan sistem theologis mereka, memaksakan indera mereka untuk terbuka dan sensitif dengan alam roh yang kasat mata, tidak menyadari bahwa Allah mengutuk segala jenis perbuatan spiritisme. Tak terhitung banyaknya pengusir setan Kristen yang cemar dan dangkal, yang menyombongkan diri di dunia Kekristenan dengan menarik orang-orang yang lemah pikirannya dengan pengetahuan dan kuasa dari roh-roh jahat. Mereka ada yang menjadi showmen (penghibur-penghibur panggung) pembohong. Ada juga yang sungguh-sungguh pengerja yang terperangkap di dalam kekacauan imajinasi dan histeria. (Jika orang demikian benar-benar bertemu dengan kasus asli kerasukan roh jahat, mereka akan sangat terkejut!) Namun tak pelak lagi ada di antara para pengusir roh jahat itu yang telah berusaha menembus alam roh dalam taraf tertentu, dan mereka telah menjadi 'orang-orang pintar' atau spiritists - yang menjijikkan di mata Tuhan, karena mereka telah menyentuh hal-hal yang dilarang. Sama sekali mustahil bagi seorang spiritist untuk berada di sisi Allah, karena spiritisme dalam segala bentuknya sungguh-sungguh amat menjijikkan Allah.

Dari sudut pandang yang lain, apa kata orang jika mereka mengira bahwa mereka dapat terlibat langsung dengan roh-roh jahat dan dapat bertahan dengan tidak tercemar? Mereka mengungkapkan betapa sedikitnya pemahaman mereka atas luasnya dosa dan kuasa roh-roh jahat yang mengerikan itu. Mereka mengatakan bahwa mereka menilai masalah tersebut tidak lebih berbahaya daripada kejahatan manusia, karena orang-orang yang disebut pengusir roh jahat itu barangkali telah menyusut sekedar melakukan perampokan bersenjata dengan sembunyi-sembunyi atau pencuri malam hari. Perhatikan mulut besar dan ketenangan yang menjadi ciri eksorsisme kharismatik! Mengapa roh-roh jahat sama sekali tidak dianggap! Satu atau dua lusin dapat diusir dalam sepuluh menit, dan selanjutnya mereka dapat berkhotbah seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Apa kata para pengusir roh jahat kharismatik itu kepada Allah ketika menghadapi alam roh sesat dengan - seperti yang terjadi - tangan kosong mereka? Mereka sedang mengatakan kepada Allah bahwa mereka tidak membutuhkan Anak Allah dan malaikat-malaikat kudus yang mewakili mereka di dalam arena perjuangan rohani yang kasat mata. Mereka tidak perlu seorang Wakil illahi, seorang Pelindung yang berkuasa, sebuah Tameng dan Pembela untuk melindungi mereka dari kuasa-kuasa kegelapan dan dari serangan langsung iblis dan kumpulannya. Mereka bebas keluar menghadapi musuh, melewati batas-batas garis pertempuran dan mengintai ke dalam jajaran tingkat pimpinannya. Para pengusir roh jahat itu telah menulis ulang doktrin-doktrin dasar Alkitab, yang menyatakan kepada Allah bahwa mereka tidak lagi butuh Yesus Kristus' untuk menghadapi peperangan rohani. Betapa kuatnya mereka! Alangkah hebatnya!

Hanya Tuhan Yesus yang dapat menghardik dan mengusir roh jahat, dan kita sekali-kali tidak boleh mengurangi keimamatanNya! Orang-orang percaya tidak boleh terpengaruh dengan pikiran-pikiran, bahwa mereka bisa memiliki kuasa dan otoritas untuk mengenal, menegur dan memerintah roh-roh jahat. Jika kita menghadapi sebuah kasus yang jelas merupakan kerasukan roh jahat yang cocok dengan tanda-tanda mengerikan yang diberikan di dalam catatan Alkitab, maka kita terpaksa menggunakan pelayanan doa dan, jika ada kesempatan, kita harus mendesak orang yang kerasukan-roh itu untuk datang kepada Kristus, satu-satunya Perantara antara Allah dan manusia, untuk keselamatan dan kelepasan. Kita juga tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan kemampuan kita; kita harus selalu mengantarkan orang kepada Kristus.

Masalah inilah yang diajarkan - ini adalah proses mengantar orang kepada Kristus untuk segala kebutuhan rohani mereka, karena kita sama sekali tidak mampu memenuhinya. Gereja orang Kharismatik bukan saja telah mengadopsi pemikiran kultus berhala, tetapi juga keimamatan Romawi yang mengkhayalkan bahwa manusia fana memiliki curahan kuasa Kristus untuk menghadapi iblis kegelapan. Kebenaran yang parah adalah bahwa para pendukung dan eksponen eksorsisme merupakan orang-orang yang beresiko paling tinggi dipengaruhi roh jahat, dan hal ini tak pelak lagi merupakan alasan utama mengapa Allah melarang percobaan-percobaan lancang terhadap masalah ini. Sekelompok orang kharismatik seperti benny hinn,Pariadji dll terus menentang perintah Allah dengan berusaha interaksi dengan roh-roh jahat. Sementara itu mereka mengesampingkan pikiran rasional dan menyerahkan diri ke dalam pengaruh pemikiran dan khayalan yang sembarangan, dan berharap agar hal tersebut memberikan kata-kata hikmat dan pengetahuan. Orang-orang inilah yang cepat atau lambat akan berhubungan dengan roh-roh yang sesungguhnya atau roh-roh yang sudah dikenal (familiar spirit), dan yang, oleh karena eksperimen teknik-teknik okultisme dan manipulasi roh, maka secara keji mereka dibukakan kuasa roh jahat.

Orang ingin tahu berapa banyak orang kharismatik ekstrim tersebut yang merupakan orang yang, walaupun tertipu keselamatannya, dengan arogan pindah ke pelayanan eksorsisme hanya untuk dieksploitasi oleh roh yang sudah dikenal (familiar spirit). Tidakkah ini ada nilainya, karena beberapa pengetahuan gaib mereka mengenai sasaran? Apakah hal ini bukannya menjelaskan bagaimana tanda-tanda dan mujizat mereka (seperti tanda dan mujizat nabi-nabi palsu dan pendeta-pendeta kultus berhala masa kini) kadang-kadang kelihatannya sungguh nyata dan tak dapat dijelaskan? Setan dan roh-roh jahatnya memiliki sejumlah kuasa tertentu atas alam semesta dan dapat meniru kesembuhan jasmaniah, memunculkan hal-hal yang gaib, levitasi (mengambang dan melayang di air atau di udara), telekinesis (menggerakkan sesuatu dari jauh), dan tanda-tanda dan mujizat tertentu lainnya (2 Tes. 2: 9). Tidak mungkinkah di antara para penyembuh kharismatik itu sendiri yang kerasukan?

Beberapa 'ayat bukti' kharismatik tidak Alkitabiah

Berikut adalah contoh perikop-perikop Alkitab yang disalahgunakan oleh para pendeta kharismatik untuk membuktikan bahwa pelayanan masa kini harus mengandung lanjutan eksorsisme yang terus menerus. Para pembaca blog ini dipersilakan untuk memperhatikan penyalahgunaan ayat-ayat yang menyolok tersebut.

1 Timotius 4: 1: Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Perkataan tersebut tidak mengacu kepada kerasukan roh jahat, maupun tentang mengusir roh-roh jahat. Kalimat itu menggambarkan orang-orang yang sangat berakal budi, namun suka memberontak yang mengajarkan doktrin-doktrin yang (barangkali tidak disadarinya) dibuat-buat dan mengesankan pikiran para cendekiawan fasik yang berasal dari roh-roh jahat.

1 Petrus 5: 8-9: Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Perikop ini adalah mengenai melawan berbagai cobaan Setan. Perikop ini memberitahu kita bahwa kita melakukan hal ini dengan memelihara kewajiban rohani kita, dan tidak mengatakan apa-apa tentang mengusir setan.

Yohanes 20: 21: ... Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Dasar pikiran yang diterapkan pada ayat ini adalah: seperti juga Yesus diutus oleh Bapa untuk mencapai berbagai tujuan - termasuk mengusir roh jahat - maka kita sekarang diutus untuk meneruskan semua aspek pelayananNya. Namun, dasar pikiran ini sungguh dangkal dan keliru, karena Juruselamat melakukan banyak hal yang tidak dapat kita lakukan, dan kita tidak boleh berusaha menirunya. Misalnya, Ia datang untuk menunjukkan keillahianNya dan untuk mati di Kalvari; ini adalah hal yang tidak mungkin kita lakukan. Perkataan Tuhan di dalam Yohanes 20 bertujuan untuk meneguhkan bahwa kita mempunyai amanat illahi yang harus dikerjakan. Amanat tersebut sama sekali bukan implikasi bahwa setiap pelayanan dan tindakan Tuhan harus kita tandingi.
Salam kasih..

KEDAULATAN ALLAH

Kedaulatan Allah berarti Allah memiliki suatu hak eksklusif untuk menguasai semua ciptaanNya, memiliki kendali penuh atas ciptaanNya yang memiliki yuridiksi hukum. Alkitab mendefinisikan kedaulatan Allah melalui hidup dan karyaNya secara aktif; Ia menciptakan, memelihara dan memerintah segala sesuatu yang dilakukan secara sempurna (Kej. 2: 3, Yesaya 64: 8).
Entitas kedaulatan Allah menjadi suatu masalah bagi mereka yang ingin memahami Allah yang tidak terbatas dengan pemikiran yang terbatas, sebab manusia hanya dapat mengenal Allah sejauh Allah memperkenalkan diri melalui firmanNya; sesuai dengan penjelasan Ulangan 29: 29
Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan anak-anak kita sampai selama-lamanya….
Pernyataan ayat di atas memberikan argument mendukung kesempurnaan yang mustahil dicapai dan menentang berbagai kemungkinan tindakan pertimbangan, perlu diingat bahwa tidak ada pilihan alternatif yang tersedia. Hal-hal yang tersembunyi tentang Allah tidak akan dipahami manusia, manusia hanya memahami Allah melalui hal-hal yang dinyatakan. Menjadi suatu kesesatan ketika dibuat pilihan alternatif bahwa manusia dapat memahami hal-hal yang tersembunyi bagi Allah, sebagaimana Calvnist merangkai konsep theologia, bahwa sebelum dunia diciptakan Allah sudah menetapkan kejatuhan manusia dalam dosa.
Yuridiksi Hukum Kedaulatan Allah
Yuridiksi hukum kedaulatan Allah merupakan hak eksklusif Allah untuk menguasai semua ciptaanNya dalam lingkup kerjaNya berdasarkan peraturan-perarturan yang bukan hanya mengikat ciptaanNya, tapi juga menjadi hakim atas ciptaanNya; sebagaimana pernyataan dalam kitab Kejadian 1: 31;
…Allah melihat segala yang diciptakan-Nya itu, sungguh amat baik….
Ayat di atas menetapkan batas pasti yang memisahkan asumsi tak berdasar dengan kesimpulan tak yang terelakkan, bahwa tidak ada ciptaan Allah yang jahat. Yuridiksi hukum kedaulatan Allah tidak meliputi kejahatan, karena tidak ada yang jahat dari Allah, oleh sebab itulah Allah menjadi hakim atas yang jahat. Akibat tidak memiliki pengertian yang benar mengenai yuridiksi hukum kedaualatan Allah menjadi sesat, seperti konsep theologia Calvinist yang salah mendefinisikan kedaulatan Allah.

Hak Eksklusif Allah Menguasai CiptaanNya
Allah berdaulat atas semua ciptaanNya, semua ciptaanNya di bawah kendaliNya (Mat. 10: 25). Allah yang menciptakan, Dia juga yang mengendalikan ciptaanNya ( I Taw. 29: 11), namun perlu diingat bahwa setiap ciptaanNya, dicipta berdasar maksud dan tujuan Allah. Manusia dicipta menurut gambar dengan rupa Allah dengan tujuan menguasai alam semesta dan memuliakan Allah. Allah menciptakan manusia, juga mengontrol seluruh hidup manusia (Luk. 12: 7), baik kehidupan pribadi maupun perjalanan sejarah umat manusia (Daniel 2, mimpi Nebukadnezar). Allah yang dinyatakan Alkitab adalah Allah yang berdaulat, mengontrol ciptaanNya dari kekekalan sampai pada kekekalan, itulah hak Eksklusif Allah atas ciptaanNya berdasarkan yuridiksi hukum.
Allah menyingkapkan diri melalui Alkitab, bahwa Allah adalah Allah yang tidak berubah, yang sama yang tak berubah dalam kekekalanNya sebagai Allah yang berdaulat. Namun ketidakberubahan Allah dalam Alkitab sangat berbeda dengan pemikiran Socrates dan Plato yang dirumuskan dalam pemikiran Calvinist, “Allah tak pernah berubah, sama terus, dan tak akan dipengaruhi oleh apapun juga di luar diriNya.” Allah adalah Allah yang jauh diseberang sana, yang kesepian, terisolir dan tak punya perasaan (James M. Boice, Foundation of the Christian Faith, Downer Grove, IL: IVP. 1986, p., 141). Allah yang benar tidak berubah dalam pengertian tidak menutup diri dari kenyataan bahwa Ia rela dipengaruhi dan bahkan memberikan reaksi yang sangat aktif atas kepatuhan dan ketidakpatuhan manusia (Yohanes 3: 36).
Perbedaan Kedaulatan Allah dengan Predestinasi dan Takdir
Kedaulatan Allah adalah kontrol Allah atas ciptaanNya atau pengawasan Allah atas ciptaanNya, sedangkan Predestinasi adalah ketetapan Tuhan atas ciptaanNya berdasarkan kemahatahuanNya, Takdir ialah ketentuan Tuhan atas hidup seseorang dan orang tersebut hanya menanti saja ketentuan Tuhan. Calvinist telah memberikan definisi yang salah mengenai predestinasi, sehingga pengertian predestinasi mereka tidak berbeda dengan pengertian takdir. Definisi Calvin mengenai predestinasi;
Panggilan kekal dari keputusan Allah, dimana Allah sendiri yang menetapkan hal-hal yang terjadi atas indifidu dari manusia…penetapan kehidupan kekal untuk beberapa dan kebinasaan untuk yang lain (H Orton Wiley, Christian Theology, Vol. 3 Kansas, Mo; Beacon Hill, 1952, p., 2135).
Sedangkan keseluruhan Alkitab mengenai definisi predestinasi ialah ketetapan Allah atas programNya bukan atas kehidupan pribadi seseorang. Ketetapan Allah atas programNya bersifat positif dan negatif, Yudas Iskariot memilih untuk mengenapi program Allah yang negatif. Inilah perbedaan mendasar antara definisi Predestinasi Alkitab dan Predestinasi Calvinist, serta takdir. Dalam definisi, Predestinasi Calvinist tidak berbeda dengan definisi takdir, yakni manusia tidak memiliki kehendak untuk menentukan pilihan hidup, karena hidupnya sudah ditentukan Tuhan (Ini sangat tidak Alkitabiah). Sedangkan definisi Alkitab mengenai predestinasi, bahwa Allah menentukan programNya berdasarkan ketetapan waktuNya (Gal. 4: 4) manusia memiliki kehendak bebas untuk memilih mengenapi program Allah yang negatif atau positif.
Predestinasi Ada Dalam Kedaulatan Allah
Alkitab tidak mengakui takdir sebagai kebenaran sebab itu, tidak perlu dibahas secara luas. Predestinasi ada dalam kedaulatan Allah artinya Program Allah ada dalam pengawasan Allah. Tidak ada program Allah yang tidak tergenapi, baik yang sifatnya postif dan negatif karena ada dalam kedaulatan Allah; seperti yang ditulisakan dalam 2 Petrus 3: 9
Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian,….
Walaupun dalam surat 2 Petrus 3: 9 ini menjelaskan mengenai hari kedatangan Tuhan, namun dalam kluasa pertama mengandung pemangkasan ekstensional artinya walaupun bagian ini berbicara mengenai hari Tuhan, namun menjelaskan juga pemahaman mengenai Kedaulatan Allah atas predestinasiNya yang tidak akan gagal. Oleh sebab itulah Allah berdaulat atas predestinasiNya, sedangkan manusia memenuhi predestinasi Allah sesuai dengan tuntutanNya; yang percaya mendapat hidup kekal; yang tidak percaya binasa (Yoh. 3: 36).
Kesimpulan
Jadi Predestinasi ada dalam Kedaulatan Allah atau ketetapan Allah ada dalam pengawasan Allah yang tidak menghilangkan kehendak bebas manusia, di dalam Predestinasi ada pilihan yang harus dibuat manusia berdasarkan kehendak bebas; memilih untuk mengenapi program positif atau negatif. Pilihan manusia atas ketetapan Allah ada dalam Kedaulatan Allah; mereka yang memilih mengenapi program positif mendapat kebaikan dari Allah berdasarkan kedaulatanNya (Roma 8: 28), sedangkan mereka yang memilih mengenapi program negatif mendapat malapetaka berdasarkan kedaulatanNya (Amsal 16: 4).
Calvinisme membangun definisi yang salah mengenai kedaulatan Allah dan predestinasi, sehingga menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan dalam kekristenan, menempatkan manusia sebagai mahkluk yang tidak dapat membuat pilihan dalam Predestinasi dan dalam Kedaulatan Allah, itulah sebabnya mereka sulit memahami antara Predestinasi, kedaualatan Allah dan Kehendak bebas manusia (untuk tahu lebih banyak mengenai definisi yang salah Calvinisme, silahkan baca buku-buku tulisan mereka dan tulisan-tulisan mereka di media online).
Jadi saudara-saudara yang terkasih, berhati-hatilah terhadap;
Nabi-babi palsu yang menyamar seperti domba (sepertinya mengajarkan ajaran Kristus), namun sesungguhnya serigala yang buas (sesungguhnya memiliki motivasi yang tidak murni; mengajarkan ajaran manusia untuk kepentingan duniawi) Matius 7: 21
Pengajar-pengajar yang tidak mengerti pokok-pokok ajaran Alkitab secara mutlak, yang sesat dalam ajaran dan omongan. 1 Timotius 1: 6-8
Filsafat yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia. (Kolose 2: 8) atau sikritist dalam kekristenan.
Usahakanlah diri Anda menjadi orang Kristen yang bertumbuh dalam pengertian yang benar, yang dapat membedakan ajaran Kristus dari ajaran setan (1 Tim. 4: 1-2) dan manusia (Kol. 2: 23) supaya tidak disesatkan dan menyesatkan oleh ajaran palsu manusia yang penuh kelicikan dan menyesatkan (Ef. 4: 14). Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik (1 Tes. 5: 21).

Sumber Oleh: Ev. Dance S Suat, S.Th., M.B. S.
(Missionary Independen Baptist Fundamental, GBIA Kupang-NTT)