“Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak
orang yang terhuyung-huyung [tertipu - KJV] karenanya” (Amsal 20:1).
Mengatakan bahwa kita boleh minum minuman beralkohol dalam takaran yang terkontrol memang terdengar masuk akal, tetapi sedikit sekali pemabuk yang sejak awal berniat menjadi pemabuk. Tidak dapat disangkal sama sekali bahwa orang yang tidak pernah minum tidak akan pernah menjadi pemabuk. Sebagaimana dikatakan almarhum Bruce Lackey: “Bagaimanakah anggur beralkohol menipu? Dengan cara yang sama yang dipromosikan oleh orang-orang hari ini, dengan mengatakan bahwa minum sedikit itu tidak apa-apa. Semua orang mengakui bahwa minum terlalu banyak itu buruk. Bahkan perusahaan minuman keras pun memberitahu kita untuk tidak minum lalu menyetir, tetapi mereka bersikukuh bahwa dalam jumlah yang kecil, hal itu tidaklah buruk.
Tetapi, itulah sifatnya yang sangat menipu. Siapakah yang tahu seberapa sedikit dia harus minum? Para ahli menemukan bahwa setiap orang berbeda-beda. Bisa saja satu ons mempengaruhi seseorang, tetapi untuk orang lain diperlukan lebih banyak. Orang yang sama pun akan bereaksi kepada alkohol secara berbeda dalam situasi yang berbeda. Jadi, ide bahwa sedikit alkohol saja tidak akan berakibat buruk adalah menipu, dan siapa yang tertipu tidaklah bijak!” Saya ragu bahwa Nuh berencana untuk mabuk, tetapi anggur adalah pencemooh, dan konsekuensinya luas. Seorang individu tidak bisa tahu apakah ia akan mengontrol alkohol ataukah alkohol yang akan mengontrol dia. Instruksi dalam Amsal 20:1 memberitahu saya bahwa orang yang bijak menjauhi alkohol sama sekali. Bahkan gereja yang bekompromi pun mengakui bahwa Alkitab melarang kemabukan, tetapi bisakan mereka menggaransi bahwa dengan minum secara terkontrol mereka tidak akan pernah mabuk? Dapatkah mereka menggaransi bahwa mereka tidak akan menggoda seseorang untuk menjadi seorang pecandu alkohol, atau menggoda seorang mantan pecandu alkohol untuk mulai minum alkohol lagi? Tidak tidak bisa, karena “anggur adalah pencemooh.”
Mengatakan bahwa kita boleh minum minuman beralkohol dalam takaran yang terkontrol memang terdengar masuk akal, tetapi sedikit sekali pemabuk yang sejak awal berniat menjadi pemabuk. Tidak dapat disangkal sama sekali bahwa orang yang tidak pernah minum tidak akan pernah menjadi pemabuk. Sebagaimana dikatakan almarhum Bruce Lackey: “Bagaimanakah anggur beralkohol menipu? Dengan cara yang sama yang dipromosikan oleh orang-orang hari ini, dengan mengatakan bahwa minum sedikit itu tidak apa-apa. Semua orang mengakui bahwa minum terlalu banyak itu buruk. Bahkan perusahaan minuman keras pun memberitahu kita untuk tidak minum lalu menyetir, tetapi mereka bersikukuh bahwa dalam jumlah yang kecil, hal itu tidaklah buruk.
Tetapi, itulah sifatnya yang sangat menipu. Siapakah yang tahu seberapa sedikit dia harus minum? Para ahli menemukan bahwa setiap orang berbeda-beda. Bisa saja satu ons mempengaruhi seseorang, tetapi untuk orang lain diperlukan lebih banyak. Orang yang sama pun akan bereaksi kepada alkohol secara berbeda dalam situasi yang berbeda. Jadi, ide bahwa sedikit alkohol saja tidak akan berakibat buruk adalah menipu, dan siapa yang tertipu tidaklah bijak!” Saya ragu bahwa Nuh berencana untuk mabuk, tetapi anggur adalah pencemooh, dan konsekuensinya luas. Seorang individu tidak bisa tahu apakah ia akan mengontrol alkohol ataukah alkohol yang akan mengontrol dia. Instruksi dalam Amsal 20:1 memberitahu saya bahwa orang yang bijak menjauhi alkohol sama sekali. Bahkan gereja yang bekompromi pun mengakui bahwa Alkitab melarang kemabukan, tetapi bisakan mereka menggaransi bahwa dengan minum secara terkontrol mereka tidak akan pernah mabuk? Dapatkah mereka menggaransi bahwa mereka tidak akan menggoda seseorang untuk menjadi seorang pecandu alkohol, atau menggoda seorang mantan pecandu alkohol untuk mulai minum alkohol lagi? Tidak tidak bisa, karena “anggur adalah pencemooh.”
0 Silakan Berkomentar:
Posting Komentar