Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

YESUS PUNYA ISTERI?


Karen King, profesor agama di Harvard, USA, baru-baru memaparkan paper tentang penemuan secarik papirus sebesar kartu nama dari abad IV yang ditulisi 8 baris kalimat koptik Mesir kuno. Disitu katanya ada tulisan Yesus berbicara kepada para muridnya … isteriku. Papirus itu tidak menyebutkan bahwa Yesus menikah, tapi apakah kalimat ...”istriku” itu berarti bahwa Yesus pernah menikah?
          Menghadapi setiap paper tentang penemuan yang disodorkan kita harus waspada. Papirus itu disodorkan dalam kotak kaca, dan terdiri dari selembar papyrus berukuran kartu nama dengan tulisan koptik yang dikatakan berasal Mesir dari abad-IV yang berisi a.l. dialog Yesus dan para murid dimana Yesus mengatakan ‘isteriku’. Melihat kondisi papyrus yang parah, Anne Marie Lodewijk yang menulis paper itu bersama King menyebut bahwa terkesan bahwa papyrus itu berasal dari tumpukan sampah, King sendiri tidak menyebutkan sumbernya, karena otentitas papyrus itu belum teruji namun sudah disebar luaskan melalui media masa maka kita tidak perlu menanggapinya dengan serius. Huruf-huruf tulisan dalam papyrus itu mengindikasikan adanya rekayasa, sebab berbeda dengan papyrus-papirus gnostik koptik yang belakangan banyak ditemukan yang ditulis dengan pena yang tulisannya jelas, papyrus Karen King menunjukkan adanya tulisan ganda yaitu adanya latar belakang samar-samar berupa tulisan asli dan diatasnya ditimpa dengan tulisan lebih baru yang menggunakan marker pen.

Yesus Yang Mana ?
          Dalam papirus itu disebutkan tentang Yesus, tapi Yesus yang mana, sebab dimasa Yesus hidup pun nama Yesus sudah banyak digunakan (Mat.27:17; Kol.4:11) dan dalam empat abad sudah banyak sekali pengikut Yesus yang bernama Yesus, sehingga menganggap setiap ‘Yesus yang memiliki murid’ sebagai Yesus dari Nazaret yang hidup empat abad sebelumnya adalah merupakan generalisasi yang berlebihan. Bila papirus itu memang otentik dan bisa dibuktikan berasal dari abad-IV berarti istilah ‘isteri’ juga memiliki arti kiasan dalam ajaran gnostik koptik Mesir seperti halnya istilah ‘ciuman’ (yang digembar-gemborkan The Da Vinci Code) yang artinya bukan ciuman fisik. Dalam khasanah gnostik koptik yang berasal abad-III – IV banyak istilah hubungan suami isteri digunakan untuk menunjukkan hubungan erat spiritual antara guru-murid yang terjadi dalam komunitas yang bersifat esoterik dimana mereka mengajarkan bahwa hal-hal yang bersifat daging itu najis dan mereka mencari ‘gnosis.’ Jadi istilah ‘ciuman’ dan ‘isteri’ adalah bagian dari ikatan esoteris komunitas itu.
          Dalam Injil Kanonik yang ditulis oleh saksi mata tidak disebutkan bahwa Yesus memiliki seorang isteri. Sejauh ini berita tentang hidup Yesus yang tidak bersumber pada Injil Kanonik lebih merupakan spekulasi dan sensasi. Memang wajar kalau Yesus sebagai manusia mau menikah namun tidak semua laki-laki beristeri, maka tidak beristeri juga wajar karena Rasul Paulus juga tidak beristeri! Apalagi, Yesus bukan sekedar manusia, Ia adalah ‘Allah yang menjadi daging’, ‘Ia Anak Allah’ bahkan ‘Ia adalah Tuhan’ (Yoh.13:13), karena itu wajar jikalau Ia tidak beristeri karena misinya menjadi penebus umat manusia bukan untuk hidup berkeluarga.
          Kesimpulan bahwa Yesus memiliki isteri hanya dari secarik papyrus yang belum jelas keabsahannya  adalah kesimpulan yang prematur, apalagi belum dibuktikan siapa yang dimaksudkan dengan Yesus dalam papyrus itu dan apakah papyrus itu abash dan tulisan yang diatas tulisan aslinya itu asli atau hasil rekayasa dengan marker pen oleh seseorang yang motivasinya ingin menebarkan sensasi.


Bagaimana Sikap Kita ?
Umat kristen jangan mudah panik atau terkecoh menghadapi isu-isu sensasional mengenai Yesus, melainkan hendaknya menjaga imannya dan menyelidiki Alkitab ‘apakah semuanya benar demikian’ (Kis.17:11) dan hendaklah kita bertumbuh dalam iman “sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” (Efs.4:14)
Dalam beberapa dasawarsa terakhir banyak sensasi soal ‘Yesus mempunyai isteri’ dilontarkan orang melalui buku maupun film. Film ‘Jesus Christ Superstar’ (1973) menggambarkan Yesus yang frustrasi dan berpacaran dengan Maria Magdalena. Dalam film ‘The Last Temptation of Christ’ (1988) Yesus digambarkan berjuang melawan nafsunya sendiri dan ketika di salib, ia mengkhayalkan menikahi Maria Magdalena sambil pacaran dengan Marta dan ketika Maria Magdalena meninggal mengawini Marta dan punya banyak anak. Barbara Thiering dalam bukunya ‘Jesus the Man’ (1993) mengemukakan bahwa Yesus tidak mati disalib dan setelah melarikan diri mengawini Maria Magdalena dan setelah melahirkan dua anak bercerai dan mengawini Lydia. Buku Michael Baigent et.al. ‘Holy Blood Holy Grail’ (2002) dan buku Dan Brown ‘The Da Vinci Code’ (2006) memaparkan bahwa Yesus tidak mati disalib melainkan mengawini Maria Magdalena dan kemudian memiliki anak yang tinggal di Perancis Selatan dan Inggeris.
Yang lebih menghebohkan adalah buku/film ‘The Lost Tomb of Jesus’ (2007) yang menceritakan ditemukannya peti-peti tulang (osuari) di kuburan keluarga di Talpiot dengan nama-nama pada peti ‘Yesus anak Yusuf, Mariamne e Mara, Yudah anak Yesus’ dan disimpulkan bahwa Yesus (yang dianggap identic dengan Yesus dari Nazaret) tidak mati disalib, melainkan kawin dengan Maria Magdalena (yang dianggap identik dengan Mariamne) dan kemudian memiliki anak bernama Yudah berdasarkan tulisan peti tulang itu. Yesus disitu disebut ‘Anak Yusuf’ padahal dalam Injil Kanonik Ia biasa disebut ‘Yesus orang Nazaret.’ Lain lagi dengan James D. Tabor, dalam bukunya ‘Jesus Dynasty’ (2006) ia menolak anggapan bahwa Yesus mengawini Maria Magdalena tapi setelah film ‘The Lost Tomb of Jesus’ ia menganut pendapat bahwa Yesus mengawini Maria Magdalena yang juga bernama Mariamne. Ada lagi legenda soal petualangan Yesus bahwa ia tidak mati disalib tapi menikahi Maria Magdalena dan pergi ke Kashmir dan beranak cucu dan dikuburkan di Srinagar. Di jepang juga ada legenda mirip Kashmir tapi Yesus pergi ke Jepang Utara dan kuburannya ada di Herai.

Karen King dan Agenda Jesus Seminar
          Melihat sosok Karen King kita jangan mudah terkecoh dibalik profesorat Harvardnya, sebab terlebih di kalangan ilmu-ilmu sosial, motivasi dan agenda orang yang menyebarkan ikut berperan. Karen King adalah fellow dari ‘Jesus Seminar,’ organisasi yang motivasi dan agendanya mendiskreditkan Yesus dan biasa menyebar-luaskannya sensasi yang belum teruji melalui mass-media. Sebagai contoh, Karen L. King dalam bukunya ‘The Gospel of Mary of Magdala’ (2003) menyebut tidak ada indikasi dalam naskah gnostic koptik  bahwa dalam Injil Maria Magdalena Maria adalah isteri Yesus. Namun, ketika diramaikan isu ‘The Lost Tomb of Jesus’ dimana diklaim bahwa ditemukan kuburan keluarga yang memuat peti-peti tulang (osuari) dengan nama-nama Yesus anak Yusuf, Mariamne-e-Mara, Yudah anak Yesus,dan mengklaim bahwa ‘Yesus Anak Yusuf’ itu Yesus dari Nazaret dan Mariamne-e-Mara itu Maria Magdalena, dan bahwa Yudah itu anak mereka berdua, Karen L. King mendukungnya, padahal dalam bukunya ‘The Gospel of Mary of Magdala’ yang setebal 230 halaman itu ia tidak sekali pun menyebut bahwa Maria Magdalena mempunyai nama alias ‘Mariamne,’ ini bukan kesimpulan ilmiah melainkan spekulasi sensasi.
          Apa agenda umum dibalik penulisan buku dan pembuatan film-film kontroversial itu? Agendanya jelas yaitu ‘Menolak Injil Yesus Kristus.’ Misi anti Kristus ini terungkap dalam beberapa cara, yaitu a.l.: Pertama, ‘Menolak Ketuhanan Yesus’, dan Yesus diturunkan menjadi sekedar manusia darah daging yang terikat nafsu-nafsunya yang kemudian mati disalib atau secara alami; Kedua ‘Kemanusiaanya direndahkan dengan Skandal-skandal’ seperti Yesus berpacaran dengan Maria Magdalena (Jesus Christ Superstar) dan mengawini Maria dan Marta (The Last Temptation of Christ), bercerai dengan Maria Magdalena dan menikah dengan Lydia (Jesus The Man). Yesus dianggap frustrasi dan mati dalam kegagalan dan Judas dijadikan pahlawan (The Last Temptation of Christ), Yudas yang menyelamatkan Yesus melalui kematiannya agar Yesus dibebaskan dari kedagingannya (injil Yudas); dan Ketiga ‘Menolak Kekristenan Historis dan menekankan kekristenan alternatif’ yang melebihkan Injil-Injil dan tulisan gnostik koptik diatas Injil Kanonik dengan banyak ditemukannya naskah-naskah gnostik koptik yang berasal dari abad-III – IV.
          Umat kristiani hendaknya menyikapi isu-isu miring tentang Yesus dengan tenang dan senyum, dan kiranya “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” (1 Kor.1:3)
 
Sumber: YABINA ministry

0 Silakan Berkomentar: