Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

menghidupkan Firman Tuhan

Dari Alkitab kita dapat memperoleh begitu banyak pengertian mengenai siapa Allah yang benar. Dari pengetahuan pengenalan akan Allah tersebut kita membangun hubungan dengan Allah, menghadirkan Dia dalam hidup ini. Hal ini sama dengan “menghidupkan Firman Tuhan” dalam hidup kita. Apakah Tuhan terasa atau terbukti hidup atau mati dalam kehidupan seseorang juga tergantung dari masing-masing individu merespon anugerah Tuhan. Orang-orang yang tidak menghargai Tuhan secara pantas tidak akan mengalami Allah yang hidup di dalam kehidupannya. Dalam hal ini betapa pentingnya pemberitaan Firman yang benar untuk memperkenalkan Allah yang benar. Dari pengenalan akan Allah yang benar tersebut seseorang membangun pergaulan pribadinya dengan Tuhan.

Pemberita Firman harus dapat mengerti kebenaran dari Alkitab secara benar dan sistematis untuk diajarkan kepada jemaat. Pemberitaan Firman yang salah akan menutup pintu sama sekali seseorang bisa berinteraksi dengan Allah. Ini adalah awal penyesatan. Itulah sebabnya Tuhan sangat marah terhadap penyesat (Mat. 18:6). Orang percaya harus sungguh-sungguh berhati-hati terhadap siapa dan apa yang kita dengar. Pengalaman orang lain dengan Tuhan, baik yang tertulis dalam Alkitab maupun kesaksian orang yang kita dengar sekarang ini memang bisa menjadi pelajaran yang berharga, tetapi bagaimana pun setiap kita memiliki pengalaman yang tidak ada duanya. Pengalaman mereka hanya menjadi pembanding. Bahkan pengalaman tokoh-tokoh iman, tidak boleh diimport dalam hidup pribadi secara mentah. Pengalaman mereka belum tentu bisa diterapkan persis dalam hidup kita. Tentu yang pertama yang kita harus tangkap adalah esensi dari kisah tersebut mengenai Pribadi Allah, kedua kecenderungan-kecenderungan hati seseorang yang bisa memberi pelajaran bagi kita.
Biaya untuk menghidupkan Tuhan dalam kehidupan kita masing-masing sehingga kita menemukan pengalaman khusus tersebut, ada dua.

Pertama, korban Tuhan Yesus Kristus yang memberi jalan kepada manusia untuk bisa bersekutu dengan Allah. Setiap orang bisa menghampiri Allah sebagai Bapa, bukan hanya para imam seperti pada jaman Perjanjian Lama (Ibr. 12:18-25). Allah Bapa mau menyambut kita sebagai anak-anak-Nya dan berbicara setiap hari melalui Firman yang Tertulis Yaitu Alkitab.

Kedua, segenap hidup kita tanpa batas. Orang yang mengalami Tuhan atau menghidupkan Tuhan di dalam hidupnya untuk memiliki pengalaman khusus dan nyata dengan Tuhan, haruslah mempertaruhkan segenap hidupnya untuk itu. Di balik semua kesibukan, fokus kita adalah Tuhan, yaitu bagaimana mengalami Tuhan setiap hari. Segenap hidup ini juga termasuk di dalamnya untuk hidup dalam kesucian (2Kor. 6:17-18).

0 Silakan Berkomentar: