Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

MITOS AIR BAH KAFIR: BAHTERA KUBUS DAN BAHTERA BUNDAR

Sejak penemuan Babylonian Gilgamesh Epic (cerita tentang Gilgamesh dalam budaya Babel kuno) pada abad ke-19, para skeptik telah berusaha memakai cerita-cerita tentang air bah dari suku-suku penyembah berhala untuk menyerang Alkitab. Namun, sama seperti semua usaha untuk menyerang Alkitab lainnya, ini pun penuh kelemahan. Tablet Gilgamesh yang pertama ditemukan pada tahun 1850an oleh Henry Layard, di reruntuhan Niniwe dan diterjemahkan pada tahun 1872 oleh George Smith dari British Museum. Isinya antara lain adalah cerita yang disampaikan oleh seorang tokoh bernama Utnapishtim kepada Gilgamesh tentang bagaimana ia bisa lolos dari air bah dan mendapatkan hidup yang kekal. Beberapa versi cerita ini telah ditemukan belakangan. Bertentangan dengan kisah Alkitab yang agung, Gilgamesh Epic ini sekali nampak jelas terlihat sebagai mitos kafir yang sangat konyol. Para ilah kafir dalam cerita ini sungguh lemah, saling bersaing, dan menipu satu sama lain. Sama konyolnya, bahtera yang dipakai Gilgamesh adalah berbentuk kubus, yang pastinya sangat tidak stabil bahkan dalam laut yang tenang sekalipun! Belakangan ini, Irving Finkel dari British Museum juga telah menerjemahkan satu lagi kisah kafir kuno tentang air bah, dan yang satu ini menggambarkan sebuah bahtera yang bundar bentuknya, sebesar lapangan bola, terbuah dari rangka kayu yang diikat dengan tali. Wow, berapa kokoh bahtera seperti itu menghadapi badai paling buruk sedunia! Finkel mengobservasi bahwa ada perahu-perahu bundar, yang disebut coracle, yang dipakai di sungai-sungai, dan itu memang benar, tetapi perahu untuk sungai bukanlah perahu untuk lagu. Sebagai kontras, bahtera dalam kitab Kejadian dideskripsikan berukuran 150 meter kali 25 meter kali 15 meter, mirip dengan proporsi kapal-kapal modern seperti tanker minyak dan kapal-kapal kargo. Tabletnya Finkel tidak diketahui asalnya. Ia mendapatkannya dari “seseorangy yang ayahnya mendapatkannya dari Timur Tengah setelah Perang Dunia II” (“British Museum: Prototype of Noah’s Ark Was Round,” The Times of Israel, 24 Jan. 2014). Jadi, tidak seoranpun tahu dari mana datangnya, siapa yang menulisnya atau kapan ditulisnya. Klaim Finkel bahwa tablet itu berusia 4000 tahun adalah tebakan saja. Namun tablet ini, dengan ceritanya yang konyol, tanpa sejarah kuat, dipakai untuk menggulingkan Perjanjian Lama yang didukung oleh Yesus Kristus, Anak Allah, sebagai tulisan yang diilhamkan. Jangan tertipu oleh kata-kata skeptik. Manusia sering kali salah, tetapi Alkitab belum pernah salah. “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya” ( 2 Pet. 3:3).

EDITOR: Banyaknya cerita-cerita tentang air bah di berbagai suku dan kebudayaan membuktikan bahwa air bah benar-benar pernah terjadi, dan bahwa sifatnya universal, sehingga semua suku bangsa mengetahuinya. Tetapi, dari semua kisah tentang air bah, yang tercatat dalam Alkitab-lah yang masuk akal, yang lainnya sangat konyol. Ini membuktikan bahwa kebenaran peristiwa ini tercatat dalam kitab Kejadian.

Sumber:www.wayoflife.org

0 Silakan Berkomentar: