Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

TIDAK ADA UNTA DI ZAMAN ABRAHAM?

Sebuah laporan tanggal 10 Februari di New York Times berjudul “Camels Had No Business in Genesis.” Laporan itu mengutip klaim dari arkeolog Universitas Tel Aviv, Erez Ben-Yosef dan Lidar Sapir-Hen bahwa “unta kemungkinan tidak atau sedikit berperan dalam kehidupan patriarkh awal Yahudi seperti Abraham, Yakub, dan Yusuf.” Pandangan ini didasarkan pada  kurang ditemukannya tulang unta dari periode waktu itu. Ini adalah argumen kuno dari tidak ditemukannya sesuatu yang sudah sejak lama dipatahkan. Kita juga tidak akan menemukan tulang bison di Amerika Barat walaupun jutaan ekor pernah hidup di sana. Faktanya, ada bukti arkeologis tentang unta di Mesir, Mesopotamia, dan Siria, yang berasal dari zaman sebelum Abraham bahkan. (Lihat K.A. Kitchen, Ancient Orient and Old Testament, Chicago: InterVarsity, 1966, hal. 79-80.) Karena Abraham berasal dari Mesopotamia (Ur dan Haran), tidaklah sulit untuk melihat bahwa dia membawa unta-unta bersama dirinya ketika ia pindah ke Kanaan. Lebih lanjut lagi, Alkitab tidak mengatakan bahwa unta dipakai luas di Kanaan. Misalnya, tidak dikatakan bahwa orang Filistin memakai unta. Kata “unta” muncul 25 kali di Kejadian, dan setiap kalinya pasti mengacu kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Dr. Andrew Steinmann, profesor Ibrani di Concordia University, Chicago, menunjukkan bahwa kesalahan ada pada pihak para arkeolog Universitas Tel Aviv yang salah membaca Alkitab. Mereka berasumsi bahwa Alkitab mengatakan unta dipakai luas di Kanaan pada zaman Abraham, padahal Alkitab tidak mengatakan hal itu (“Does the Camel Study Really Prove,” Breitbart.com, 17 Feb. 2014). Para arkeolog yang skeptis telah sering mencoba menyerang Alkitab dari dasar tidak ditemukannya sesuatu dari penggalian arkeologis dan sumber-sumber luar Alkitab. Ini adalah metode prominen yang dipakai oleh kaum liberal di bagian awal abad 18. Sebagai contoh, karena mereka tidak memiliki bukti luar Alkitab pada waltu itu, bahwa manusia bisa menulis sebelum 1000 SM, mereka mengklaim bahwa Musa tidak mungkin menulis Hukum Taurat, dan karena tidak ada bukti luar Alkitab tentang suku Het atau kota Ur, atau orang Filistin, atau Raja Daud, mereka pastinya tidak eksis. Dalam kasus-kasus ini dan banyak sekali lainnya, arkeologi akhirnya menyuguhkan bukti luar Alkitab yang mereka cari dan argumen dari “tidak ditemukannya sesuatu” gagal total. Namun “tidak ditemukannya sesuatu” masih dipakai untuk menyerang Alkitab. Kita harus mengakui bahwa para skeptis ini gigih. Ini mengingatkan saya tentang apa yang dikatakan seorang wanita yang berpikiran positif ketika ditantang untuk mengatakan satu hal positif mengenai Iblis. Dia menjawab, “Dia selalu aktif bekerja

Sumber : www.wayOfLife.org

0 Silakan Berkomentar: