Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Ia Membunuhku dengan Firman dari MulutNya

Morgan Edwards dilahirkan pada tanggal 9 Mei 1722 dan tumbuh dewasa pada masa pemerintahan George I (1714-27) dan George II (1727-60). Kedua raja ini “secara pribadi mendukung agar bukan hanya kebebasan beragama dapat diterapkan sejauh yang mungkin dicapai pada hari ini, namun juga dapat memperluas wilayah cakupannya.”

1 Trevethin Parish, di Monmouthshire, Wales, tempat Morgan Edwards dilahirkan, memiliki hubungan dengan Inggris dan Wales, dan banyak orang berbicara baik bahasa Inggris maupun Wales. Gereja tersebut [Trevethin Parish] juga telah menjadi salah satu pusat tempat orang-orang yang menentang Gereja Inggris, satu abad sebelum kelahiran Edwards.
Pada umur enam belas tahun, ia meninggalkan warisan Gereja Anglikannya dan menganut prinsip-prinsip Baptis. Peristiwa perpindahan imannya disebabkan oleh semangat antuasias dari para misionari Baptis muda yang dikirim dalam jumlah besar, sehingga hampir tidak ada desa di bagian timur maupun barat lembah Monmouthshire yang tidak mereka kunjungi. Ketika ia menjadi gembala Gereja Baptis di Philadelphia, banyak tahun kemudian, ia mengenang dalam sebuah khotbah sebagai berikut: Aku teringat waktu (dan tempatnya juga) ketika aku pertama kali menyerahkan diriku sebagai seorang yang terhilang; karena hingga waktu itu aku tertahan di antara dua pendapat tentang hal itu. Takut bahwa aku adalah sungguh-sungguh orang terhilang, membuat aku menjadi tidak nyaman, dan berharap agar hal itu tidaklah demikian, membuatku enggan menyerah terhadap keadaan itu. Tetapi kalimat ini melekat dalam pikiranku dengan cara yang tidak biasa terjadi, ‘Aku tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman!’ kemudian aku berkata, aku binasa, karena aku bersalah: Jika aku tidak dihukum, Allah pastilah seorang pembohong. Jadi Ia membunuhku dengan firman dari mulutNya. Kemudian perintah ini muncul, dan aku mati. Kemudian aku tahu, seperti apa keputusasaan itu. Dan engkau tidak dapat membayangkan guncangan apa yang kurasakan, ketika aku belajar banyak tentang Injil sehingga mengetahui bahwa aku bisa diselamatkan, dan bahwa Allah dapat tetap menepati Firman-Nya dan tidak mengirimku ke neraka.

2 Morgan Edwards mungkin mendapatkan pengalaman khotbahnya yang pertama-tama ketika terlibat dalam kampanye-kampanye penginjilan selama kebangkitan rohani yang terjadi akibat pemberitaan George Whitefield. Edwards masuk Bristol Academy, tempat ia mendapatkan pendidikan dalam Bahasa Ibrani, Bahasa Yunani, sejarah gereja, homiletik, dan sistematik teologia. Ia menasehatkan para pelayan Baptis yang tidak dapat atau tidak mau belajar untuk berbicara atau menulis Inggris dengan benar; ia percaya bahwa “kata-kata bagi seorang pengkhotbah adalah seperti alat-alat bagi seorang mekanik; dan jika seorang mekanik tidak memiliki alat-alatnya dalam keadaan baik, bukankah pekerjaannya akan menjadi sangat buruk meskipun ia memberikan usahanya yang terbaik?”

3 Ia datang ke Amerika pada tahun 1761, dan atas rekomendasi Dr. John Gill, ia menjadi gembala dari Gereja Baptis di Philadelphia, yang mengalami pertumbuhan yang pesat di bawah pelayanannya. Ia memiliki kemampuan yang istimewa sebagai seorang pengkhotbah dan sangat akademis dalam persiapan khotbahnya. Satu dekade berikutnya, ia pensiun sebagai seorang gembala dan ditunjuk menjadi penginjil keliling untuk Philadelphia Association. Edwards sangat peduli dengan perlunya pendidikan di dalam pelayanan Baptis dan dia sangat berpengaruh untuk mendapatkan piagam pendirian bagi Rhode Island College, yang kini dikenal sebagai Brown University. Ia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat bagian selatan, Irlandia, dan Inggris, untuk mencari dana bagi perguruan tinggi tersebut dan mendirikan sebuah perpustakaan. Sambil ia berperjalanan di bagian Selatan, ia mengkompilasi data mengenai kaum Baptis, yang membantu dia untuk berkontribusi kepada catatan-catatan sejarah kaum Baptis di Amerika. Orang-orang yang tertarik dengan sejarah Baptis berhutang kepada dia untuk banyak material yang tidak mungkin tersedia tanpa usahanya.
Sumber: This Day in Baptist History

0 Silakan Berkomentar: