Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Ayah yang Sengaja Menelantarkan Anak

Bayangkan,  jika  ada  seorang  ayah yang  tersusupi  nasehat  teman-temannya  yang  jahat,  bahwa  anak-anaknya  sesungguhnya  bukan  anak  kandungnya  dan  sebaiknya  ia  tidak  menyekolahkan  mereka. Teman-teman  pemaboknya menasehatinya  demikian  agar  anak-anaknya tetap  bodoh  dan  tidak  bisa  mengritik  ayah mereka  yang  hidupnya  berantakan  dan tercela.

Karena  filosofi  hidupnya  yang  salah, dan cara hidupnya  yang  buruk,  ia  terjebak dalam  nasehat  tersebut.  Ia  tidak  mengajarkan kepada anak-anaknya, yang sebenarnya adalah  anak  kandungnya,  filosofi  kehidupan yang  baik  dan  sikap  moral  yang  terpuji. Akibat  jangka  panjangnya  ialah  mereka akan  turun-temurun  hidup  terbelakang  dan tak  bermoral.

Ayah  yang  memanipulasi anak-anaknya ini memberi mereka makan permen dan kue tar  tanpa  makanan  padat.  Anak-anaknya senang  tanpa  mengerti  bahwa  itu  bukan makanan  yang  sehat.  Mereka  akan  terus menerus  bertingkah  dan  bersikap  seperti anak-anak.

Gereja  Tanpa  Pengajaran  Doktrinal
Saya  yakin  cerita  di  atas  tidak  pernah ada,  oleh sebab itu saya pasang kata “jika”. Cerita di atas hanya ada dalam bentuk rohaninya  saja,  dan  sangat  nyata  dalam  bentuk kerohaniannya. Seorang  Gembala  Jemaat  sesungguhnya dapat disamakan dengan posisi seorang ayah  bagi  anggota-anggota  jemaatnya. Tuhan  menempatkan  posisi   Gembala Jemaat  seperti  seorang  gembala  domba  yang tiap-tiap  hari  menjaga  dan  menuntun domba-dombanya  untuk  mendapatkan rumput  yang  hijau  dan  air  yang  segar. Gembala  yang  baik  tidak  mungkin membiarkan  domba-dombanya  kelaparan dan  kehausan.  Ia  akan  dengan  setia dan penuh usaha mencari rumput  yang hijau dan air  yang segar  bagi domba-dombanya. Jika ada  gembala  yang  sengaja  menuntun domba-dombanya ke tempat yang tidak ada rumput  dan  tidak  ada  air,  dapat  dipastikan  itu adalah  musuh  dari  pemilik  domba,  bukan gembala  yang  setia,  atau  kemungkinan  ia adalah gembala upahan yang tidak bertanggung  jawab.

Saya  pernah  mendengar seorang  Gembala  Jemaat  yang  dalam  keadaan  setengah marah berkata bahwa di gerejanya tidak ada doktrin dan mereka tidak  suka doktrin, dan ia  tidak  mau  mengajarkan  doktrin  kepada jemaatnya.  T entu  saya  terperanjat  kaku  sejenak  dengan  wajah  yang  sangat  amat  heran memandang  kepadanya. Rupanya Gembala Jemaat  tersebut  termakan konsep  yang  salah  (terhasut),  seolah-olah  doktrin  adalah  sesuatu  yang  jahat  dan doktrin  akan  membuat  kerusakan  pada  jemaatnya atau  akan  memecah belah  keutuhan jemaatnya.  Konsep yang  salah  tersebut  telah membuatnya  memutuskan  untuk  tidak mengajarkan  doktrin  kepada  anggota jemaatnya,  tanpa  menyadari  bahwa  kata doktrin  artinya  pengajaran.

Menghasilkan  Generasi Orang  Kristen  Bodoh
Akibat  tidak  memperhatikan  perkara doktrinal,  anggota  jemaatnya  tidak  mengerti tentang  pengajaran yang dapat memastikan mereka  masuk  Sorga.  Anggota  jemaatnya hanya  diajarkan  bahwa  mereka  perlu  percaya kepada Yesus, bahwa Ia pernah hidup, bahwa Ia adalah Tuhan, maka mereka akan masuk  Sorga.  Anggota  jemaatnya  kebanyakan  disuguhkan  lelucon,  lawak  dan berbagai  cerita  pengalaman.  Mereka dikhotbahi dengan khotbah-khotbah devosional di sekitar  kehidupan  sehari-hari  yang  hampir sama  dengan  pengajaran  di  TV  yang  dibawakan  oleh  “Moria  Togu.” Sudah  pasti  anggota  jemaatnya  tidak mengerti  tentang  cara  Adam  dan  orang-orang  Perjanjian  Lama  masuk  Sorga. Mereka  juga  tidak  tahu  apakah  bayi  dan orang  yang  lahir  cacat  mental  mati  akan masuk Sorga atau Neraka. Anggota jemaat-nya  tidak  tahu  apa  akibatnya  jika  mereka jatuh  dalam  dosa,  misalnya berbohong  atau berzinah.  Apakah mereka akan  tetap  masuk Sorga  jika  mereka  jatuh  ke  dalam  dosa?

Tentu mereka lebih tidak tahu lagi tentang nasib orang-orang benar di zaman PL  yang meninggal, apakah mereka langsung pergi ke  Sorga  atau  harus  menunggu  kebangkitan Kristus? Anggota  jemaatnya  lebih  tidak  tahu lagi  tentang  Alkitab  yang  ada  di  tangan mereka. Mereka tidak  tahu  alasan  mereka mempercayai tulisan Rasul Paulus sebagai firman  Tuhan. Mereka lebih  tidak  tahu  lagi mengapa Alkitab  PL  39  kitab  dan  PB  27 kitab.  Anggota  jemaat  mereka  tidak  tahu alasan kita tidak  bisa menerima kitab-kitab Apokripa  (deuterokanonika)  yang  gereja Katholik tempatkan  di  antara  Maleakhi dan Matius  sebagai  firman  Tuhan.  Mereka  lebih tidak tahu lagi siapa yang memasang pasal dan  ayat  pada  Alkitab.

Kami dapatkan orang Kristen generasi ini  adalah orang Kristen generasi terlantar karena “para ayah” mereka sengaja menelantarkan  mereka, dan menghambat mereka  menyerap  pengetahuan.  Berabad-abad lamanya  Gereja  Roma  Katholik  melarang umatnya  membaca  Alkitab  dan  bertanya. Kebanyakan  orang  Kristen  tidak  tahu sistem penggajian pelayan Tuhan yang sesuai  Alkitab. Ketika orang  Kristen bermimpi  mereka tidak  tahu  masihkah boleh  percaya  kepada  mimpi?  Coba  pembaca  menguji diri sendiri,  jika    Anda orang Kristen, bahkan Kristen sejak lahir , berapa banyakkah  Anda  tahu  tentang  kekristenan  yang Anda imani?  Mengapakah ada banyak hal yang  Anda  tidak  tahu?  Sudahkah  terjadi pembodohan  pada  dirimu?

Iblis  Menyusup  Ke  Dalam  Gereja

Dalam  kitab  Yudas,  yang  hanya  satu pasal,  ayat  4,  “Sebab  ternyata  ada  orang tertentu  yang  telah  masuk menyelusup di tengah-tengah  kamu,  yaitu  orang-orang yang  telah  lama  ditentukan  untuk  dihukum. Mereka  adalah  orang-orang  yang  fasik, yang  menyalahgunakan  kasih  karunia Allah kita  untuk melampiaskan hawa nafsu mereka.”

Iblis  masuk menyelusup ke dalam kekristenan.  Ketika  iblis  melawan  dari  luar, itu  sama  sekali  tidak  mendatangkan bahaya terhadap  kekristenan. Tetapi  ketika  iblis menyelusup masuk, maka kekristenan  dilemahkan  dari  dalam.  Pendidikan  theologi digantikan dengan filsafat. Penafsiran ayat Alkitab yang seharusnya literal digantikan dengan  sistem  alegorikal. Kurang-lebih  seribu  tahun,  satu  milenium,  Gereja  Roma  Katholik  mengungkung  orang-orang  Kristen,  tidak  memperbolehkan  orang  untuk  bertanya.  Efeknya bahkan  masih  terlihat  hingga  sekarang, dimana  banyak  umat  Katholik tidak  pernah berpikir  kritis  tentang  iman  mereka.  Dan mereka  memilih  marah  ketika  orang  lain mempertanyakan  iman  mereka.

Pada tahun 1517, Martin Luther mempertanyakan  pengajaran  GRK  dengan memakukan  95  kesalahan  GRK  yang ditemukannya  di  pintu  gereja  Wittenberg. Sejak  saat  itu  gerakan  pencerahan  dalam keimanan  bergerak,  dan  GRK  berusaha keras  membungkam  Luther.

Saat  Luther  memakukan dalilnya,  John Calvin baru berumur 8 tahun, lahir 10 Juli 1509.  Pada  tahun  1534  Calvin  merekomendasi dua orang wanita memasuki biara Katholik. Dua tahun  kemudian,  tahun  1536 ia menerbitkan buku terkenalnyaInstitutio Christianae  Religionis.  Inti  pengajaran Calvin  ialah  bahwa  Allah dalam  kekekalan, dalam  SATU  DEKRIT  telah  menetapkan segala  sesuatu,  termasuk  dosa.  Ia  menegaskan  bahwa Allah menetapkan Adam jatuh ke  dalam  dosa,  bahkan  semua  dosa  serta kejahatan  di  muka bumi  adalah  ketetapan Allah. Apakah ini  sebuah  penyusupan  ke dalam  tubuh  kekristenan  yang  sedang bersemangat  untuk  mencari  kebenaran?

Setelah  iblis tidak berhasil menghancurkan kekristenan dari luar lalu ia mengubah  taktik  dengan  menyusup  ke dalam,  menjadi theolog,  dan  menawarkan theologi  aneh  untuk  menghambat  pergerakan  penyebaran  kebenaran  ke  berbagai bagian  dunia?

Michael Servetus,  seorang  yang  tidak percaya  tentang  Tritunggal,  mengirim  30 pucuk  surat  mengritik  pengajaran  Calvin yang  menguasai  kota  Geneva,  namun Calvin  tidak  membalasnya.  Suatu  ketika Servetus  ada  keperluan  ke  kota  Geneva, saat  itu  dia  ditangkap  dan  dibakar  hidup-hidup  atas  perintah  John  Calvin.

Jika  orang  Kristen  hanya  mendengarkan  khotbah  devosional  dan  penguraian filsafat,  mana mungkin mengetahui hal-hal yang demikian.  Akibatnya, ada orang yang mengunjungi  gereja  John  Calvin  puluhan tahun  namun  ia  tidak  tahu  bahwa  Calvin mengajarkan  Allah  telah  menetapkan semua  kejahatan  di  muka  bumi. Kemudian,  Charles  Parham,  William Seymour  memunculkan  sebuah  gerakan untuk  pembaptisan  Roh  Kudus,  yang gulirannya  hingga  kini  kita  kenal  dengan nama  gerakan  Kharismatik.  Mengapakah disebut  “kharismatik”?    Jawabannya, karena  penekanannya  pada  kharisma  sang pemimpinnya.  Mereka  tidak  perlu  belajar theologi,  mereka  dari  berbagai  latar  belakang, misalnya pengusaha apotik, kontraktor ,  pedagang,  dan  lain  sebagainya,  yang yakin  memiliki  kharisma  untuk  menarik perhatian,  memukau  orang,  seperti  Joel Osteen,  maka  mereka  langsung  menjadi inspirator  bagi  pengikut  mereka. Orang-orang yang datang mendengarkan Joel  Osteen jumlahnya  seperti  penonton  sepak  bola  World  Cup,   dan  isi  khotbahnya,  ya  tentang  kehidupan  sehari-hari. Misalnya  Suami  harus  setia  kepada  istri, dan  istri  harus  menghormati  suami,  serta bagaimana  menghormati  dan  menghargai orang  lain.  Kita pasti  temukan  pengajaran yang  sama  baik  di  vihara  maupun  di  mesjid.

Ketika  diwawancarai  oleh  Larry  King  di CNN, Joel  Osteen tidak  berani  menyatakan dengan  tegas  bahwa Y esus  Kristus adalah satu-satunya  jalan  untuk  masuk  Sorga. Gerakan  Kharismatik  mengambil model anti-doktrin dan anti-akal budi sambil  menyerukan  pengulangan  peristiwa pencurahan Roh Kudus. Mereka tidak  mau menelusuri  Alkitab  secara  sistematis  dengan  akal  budi.  Padahal  Tuhan  menegaskan bahwa  kita  harus  mengasihi Allah dengan segenap  hati,  segenap  jiwa,  dan  juga  dengan  segenap  akal  budi  kita. Akhirnya  mereka  memang  dirasuki roh, namun roh apakah yang merasuki mereka? Kita tahu, tanpa Doktrin Keselamatan (soteriology) yang alkitabiah seseorang tidak  mungkin  dilahirbarukan  di  dalam Kristus. Dan tanpa  kelahiran baru mustahil seseorang  dimeteraikan  oleh  Roh  Kudus (Ef.1:13). Lalu, roh apakah yang merasuki orang-orang yang tidak dilahirkan kembali di  dalam  Kristus  itu? Seharusnya  jika  seseorang  dimasuki Roh  Kudus,  yaitu  Roh  Kebenaran,  atau Roh yang menginspirasikan Alkitab, maka orang  tersebut  akan  semakin  tertarik  pada kebenaran  Alkitab  dan  akan  sangat  antusias menyelidiki  kebenaran  Alkitab.  Orang-orang yang memiliki Roh Kudus di dalam hati mereka akan senang membahas kebenaran Alkitab.  Kalau  ada  kesenangan  dan semangat  penyelidikan  Alkitab  maka orang tersebut  akan  sangat  memahami  doktrin kekristenan  yang  alkitabiah.  Bagaimanakah mungkin jika  seseorang  berkata bahwa ia  dipenuhi  Roh  Kudus  namun  tidak mengerti doktrin kekristenan bahkan yang sangat  sepele?

Keadaan-keadaan  gereja  akhir  zaman sesungguhnya  sedang  menggenapi  nubuatan  Alkitab.  Tuhan  pernah  berkata,  “…  jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk 18:8).  Tuhan memberitahu  kita  keadaan  kekristenan akhir zaman dengan memperlihatkan sikap pesimismeNya  terhadap  keadaan  iman orang Kristen akhir zaman.  Tuhan mengindikasikan  pada  saat  menjelang kedatanganNya  di  bumi  akan  sulit  ditemukan  iman kekristenan  yang  murni  dan  benar . Bisakah kita lihat dan simpulkan, bahwa iman  orang Kristen akhir  zaman  sedang dirusak.  Kekristenan  sedang  dibawa  ke dalam  keadaan  seperti  seorang  anak  yang selalu  diberi  permen  dan  susu  tanpa  makanan  padat?  Kekristenan  sedang  diasuh oleh  penyusup  yang  diselundupkan  antiKristus. Sesungguhnya  yang  sedang  terjadi di dalam kekristenan ialah usaha pendangkalan pemahaman. Ada usaha anti-Kristus untuk  membuat  orang  Kristen  menolak doktrin  (pengajaran)  yang  solid  namun sebaliknya  menerima  dongeng-dongeng nenek  tua.  ***

Sumber: Pedang Roh Edisi 76

0 Silakan Berkomentar: