Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Apa Alkitab Itu?

Etimologi

Istilah Alkitab berasal dari kata “Al-Kitab” (bahasa Arab) yang berarti “buku” atau “kitab”. Dalam bahasa bahasa Inggris disebut the Bible atau Holy Bible yang berarti Kitab Suci, yang diambil dari kata Yunani, “biblos” – Kitab.

Alkitab adalah Kitab Suci yang diinspirasikan/diilhamkan Allah kepada para penulis sehingga mereka menulis kitab Suci sesuai dengan keinginan Allah, tanpa salah, secara keseluruhannya, bukan hanya dalam bentuk pikiran, tetapi juga kata-katanya adalah pilihan Allah, secara sempurna.

Kanon Alkitab

Kata kanon berasal dari akar kata “reed” atau buluh (bah. Inggris “cane”; bah Ibr. “Ganeh”; bah. Yunani “kanon” dan bah. Indonesia diterjemahkan “patok”). Kata “kanon” dalam kaitannya dengan Alkitab berarti “daftar kitab-kitab yang diterima/diakui secara sah.” Alkitab adalah sebuah ukuran yang telah ditetapkan, atau sebuah ukuran yang telah pasti, yang tidak boleh ditambahkan maupun dipendekkan.

Alkitab terdiri dari 66 bagian yang disebut dengan kitab, 39 PL dan 27 PB. Ditulis dalam kurun waktu 1500 tahun, dari tahun 1500 BC – 100 AD oleh 35 penulis selama lebih dari 35 generasi, dari segala lapisan masyarakat. Ditulis diberbagai tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda-beda. Ditulis dalam dua bahasa yang berbeda: Bahasa Ibrani (PL) dan Yunani (PB).

Kriteria Kanon Alkitab

Enam pertanyaan yang diajukan untuk menerima atau menolak apakah kitab itu bersifat kanonik atau tidak:

1. Apakah kitab itu ditulis oleh Nabi dan Rasul Allah? (Ul. 18:18; 1br. 1:1; 2 Pet. 1:20-21).
2. Apakah isinya harmonis?
3. Apakah kitab itu diteguhkan oleh tindakan Allah? (Markus 16:20; Ibrani 2:4).
4. Apakah isinya mengatakan kebenaran tentang Allah? (Ulangan 18:22; Galatia 1:8).
5. Apakah kitab itu memiliki kuasa Tuhan? (Ibrani 4:12).
6. Apakah kitab itu diterima oleh umat/jemaat Tuhan? (1 Tesalonika 2:13).

Pandangan Allah tentang Firman-Nya

Pandangan apa pun yang bisa dipertanggungjawabkan mengenai suatu keyakinan Kristen seharusnya didasarkan pada apa yang Allah katakan tentang keyakinan tersebut. Pandangan Allah tentang firmanNya dapat dibagi menjadi empat kategori umum: otoritas, kejelasan, keperluan, dan kecukupan.

o Otoritas Alkitab

Semua kata di dalam Alkitab adalah kata-kata Allah. Oleh sebab itu, tidak mempercayai atau menaatinya sama dengan tidak mempercayai atau menaati Allah sendiri. 2 Timotius 3:16, menjelaskan bahwa seluruh tulisan di dalam Alkitab diilhamkan/diinspirasikan/dinafaskan oleh Allah. Kata-kata dalam Alkitab diilhamkan Allah secara langsung kepada penulis (Why 2:1, 8, 12), melalui wawancara dan riset (Lukas 1:1-4). Dan pada kesempatan yang lain, Roh Kudus memberikan inspirasi dalam pikiran penulis tentang apa yang telah diajarkan Yesus.

Bagaimanapun cara kata-kata itu sampai kepada penulis, kata-kata yang dituliskan itu merupakan suatu perluasan dari mereka – kepribadian, keahlian, latar belakang, dan pengalaman mereka. Namun, kata-kata itu juga sepenuhnya merupakan kata-kata yang Allah ingin mereka tuliskan- kata-kata yang dinyatakan Allah sebagai kata-kataNya sendiri.

Jika Allah menyatakan bahwa kata-kata dalam Alkitab adalah kata-kataNya sendiri, maka jelas bahwa tidak ada otoritas tertinggi lain selain Alkitab itu sendiri. Kata-kata di dalam Alkitab lebih dari sekedar kebenaran; kata-kata itu adalah kebenaran itu sendiri (Yoh 17:17). Oleh sebab itu, segala sesuatu yang sesuai dengan Alkitab adalah benar dan segala sesuatu yang tidak selaras dengan Alkitab adalah tidak benar.

Jika Alkitab mengiyakan sesuatu yang bertentangan dengan fakta, maka Alkitab tidak dapat dipercaya. Dan jika Alkitab tidak dapat dipercaya, maka Allah sendiri juga tidak dapat dipercaya. Mempercayai bahwa Alkitab menegaskan suatu yang salah sama dengan tidak memepercayai Allah sendiri. Tidak mempercayai Allah sendiri berarti menempatkan diri Anda sebagai otoritas yang lebih tinggi dengan pengertian yang lebih dalam terhadap topik itu daripada Allah sendiri.

Oleh sebab itu, karena Alkitab menegaskan bahwa dirinya adalah perkataan Allah sendiri, maka kita harus berusaha untuk memahami kata-kata itu, karena dengan melakukannya, kita berusaha memahami Allah sendiri.

o Kejelasan Alkitab

Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga semua hal yang diperlukan untuk menjadi seorang Kristen, hidup sebagai orang Kristen, dan bertumbuh sebagai orang Kristen menjadi jelas. Firman Allah itu sedemikian jelas dan dapat dipahami sehingga orang tak berpengalaman sekalipun dapat dibuatnya menjadi bijak. Akan tetapi, hal-hal yang dari Allah hanya dapat dinilai secara rohani (1 Korintus 2:14).

Ketika seseorang tidak setuju dengan penafsiran yang benar dari kitab suci, masalahnya tidak terletak pada Kitab Sucinya, karena Allah-lah yang membimbing proses penulisannya sehingga pasti dapat dipahami. Namun, masalahnya ada pada kita. Kadang kala karena keterbatasan kita, kita gagal memahami dengan benar apa yang secara khusus diajarkan Alkitab. Karenanya, kita harus berdoa sebelum membaca Alkitab, meminta Tuhan menyatakan kebenaran kata-kataNya kepada kita.

o Pentingnya Alkitab

Sungguh suatu hal yang benar bahwa segala sesuatu yang diperlukan untuk menjadi orang Kristen, hidup sebagai orang Kristen, dan bertumbuh sebagai orang Kristen disajikan secara jelas dalam Alkitab. Apa makna/arti hidup, apa tujuan hidup, bagaimana menjalani kehidupan itu sudah Tuhan firmankan dalam Alkitab. Tanpa Alkitab kita tidak dapat mengetahui hal-hal ini.

Namun, hidup Kristen tidak hanya dimulai dengan Alkitab, tetapi harus selalu berjalan seturut dengan Alkitab. Matius 4:4, “manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Sama seperti tubuh jasmani kita memerlukan makanan jasmani setiap hari, demikian juga tubuh rohani kita memerlukan makanan dari firman Allah setiap hari. Mengabaikan pembacaan Alkitab secara teratur akan menurunkan kesehatan jiwa dan rohani kita.

o Kecukupan Alkitab

Kurang lebih 50 persen isi Alkitab meliputi sejarah manusia. Kurang lebih 25 persen Alkitab berisi perintah untuk hidup di masa kini, kira-kita 25 persennya lagi berisikan nubuat-nubuat yang telah, sedang dan akan digenapi. Dan 100 persen semuanya adalah firman Tuhan.

Alkitab berisi semua perkataan atau kehendak Allah. Semua yang diperlukan untu menjalani kehidupan yang berhasil/sukses, baik di dunia maupun di sorga telah ditulis dalam Alkitab (2 Tim. 3:16-17). Inilah makna bahwa kitab suci adalah “cukup”.

Abraham Lincoln

Presiden AS ke-16“Andai tidak ada Alkitab, kita tidak akan tahu mana yang baik
dan mana yang jahat”

John Adams

Presiden AS ke-2 berkata, “Saya jadikan kebiasaan menbaca habis Alkitab setiap tahun. Saya melakukannya beberapa tahun.”

Ulys S. Grant

Presiden AS ke-18 berkata, “Berpeganlah teguh pada Alkitab sebagai sauh kebebasan anda; tulislah ajarannya dalam hati anda dan terapkan dalam kehidupan anda.”

Theodore Roosevelt

Prsiden AS ke-26 berkata, “Jika orang tidak femiliar dengan Alkitab, maka ia rugi besar dan sebaiknya, ia cepat-cepat berusaha memperbaiki kesalahannya itu.”

Ronald Reagen

Presiden AS ke-40, berkata, “Di dalam Alkitab terdapat semua jawaban untuk masalah yang pernah diketahui oleh manusia. Saya berharap bangsa Amerika akan membaca dan mempelajari Alkitab. Keyakinan kokoh saya ialah bahwa nilai abadi yang disajikan dalam halaman-halaman Alkiab mempunyai makna yang besar bagi masing-masing kita. Alkitab bisa menyentuh hati kita, memerintahkan pikiran kita, dan menyegarkan jiwa kita.

Sumber: The Encyclopedia of Religius Quotations

0 Silakan Berkomentar: