Berikut ini diadaptasi dari “Faithfulness in God’s House” oleh Gembala Terry Coomer, www.fortheloveofthefamily.com
–
“Sudah pasti, terkadang akan ada situasi darurat yang menyebabkan
seseorang tidak menghadiri acara berjemaat, tetapi saya telah menemukan
bahwa orang-orang yang longgar dalam hal kehadirannya pada hari Minggu
selalu memiliki isu-isu rohani dan biasanya keluarganya dan anak-anaknya
yang terkena dampak. (Mereka dipimpin oleh emosi, bukan dipimpin
Alkitab). Bertahun-tahun lalu, ada seseorang di gereja kami yang bekerja
di suatu perusahaan mobil, yang membayarnya dua kali lipat jika ia
bekerja pada hari Minggu. Dia seringkali mengambil lembur hari Minggu
tersebut untuk mendapatkan uang.
Ia memiliki dua anak yang tumbuh besar kacau sekali dan ia menghabiskan
uang yang banyak sekali untuk mengeluarkan mereka dari berbagai
masalah. Pada akhir hidupnya, karena menderita suatu penyakit, dia duduk
di kursi roda. Dia memberitahu saya, “Pak Gembala, saya kini merasa
seharusnya saya tidak pernah melakukan itu, bekerja pada hari Minggu;
saya kehilangan anak-anak saya dan lihatlah hidup mereka!” Enam bulan
terakhir hidupnya, dia duduk di kursi roda itu, memandang keluar dari
jendela, sambil menangisi keluarganya. Semua anak-anaknya hanya tertarik
tentang berapa banyak uang yang akan mereka dapatkan ketika ayah mereka
meninggal. Dia telah membesarkan anak-anak yang egois. Di masa lalu
saya adalah seorang penerbit suatu surat kabar, seorang direktur di
perusahaan kami, dan saya memiliki beberapa orang yang bekerja bagi
saya. Saya memastikan bahwa karyawan-karyawan saya mengerti kami tidak
bekerja pada hari Minggu. Seorang teman gembala pernah memberitahu saya,
“Ada orang-orang lain yang bisa melakukan tugas itu, dan Tuhan bisa
menyediakan pekerjaan bagimu yang tidak mengharuskan engkau tidak
berjemaat.” Saya setuju. Ketika saya diselamatkan, saya bermain bisbol
secara profesional bagi organisasi San Francisco Giants. Saya dulunya
seorang pelempar bola (pitcher), tetapi saya tahu saya tidak bisa
meneruskan hal tesebut karena mereka main bisbol pada hari Minggu dan
Alkitab memerintahkan agar saya berjemaat.
Saya tahu banyak orang dalam dunia yang berorientasi sport ini tidak
ingin anak-anaknya ketinggalan aktivitas-aktivitas seperti itu. Tidak
setia berjemaat demi bermain sport memperlihatkan kurangnya pengertian
rohani dan akan berakibat kehilangan hati anak tersebut. …Ketika
olahraga menjadi ilah, kehancuran rohani akan terjadi. …Karena orang
lain membuat keputusan yang buruk, bukan berarti saya harus ikut. Saya
seharusnya ingin anak-anak saya tumbuh besar dan berjalan dengan Tuhan,
tetapi ini tidak akan terjadi jika ada dosa yang disengaja dalam hidup
saya. Allah memberkati kesetiaan; dia tidak memberkati kemalasan. “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai” (1 Kor. 4:2).
sumber: www.wayoflife.org
0 Silakan Berkomentar:
Posting Komentar