Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kemurahan dan Kekerasan Allah

Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga” (Roma 11:22). Frase “kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya” merangkum dua aspek dari karakter Allah yang sepertinya, bagi manusia berdosa, saling bertentangan dan membingungkan. Bagaimanakah Allah bisa baik namun juga keras? Bagaimanakah Dia bisa baik ketika Dia membiarkan penderitaan eksis di dunia ini? Bagaimanakah Dia bisa Allah yang kasih namun menjebloskan manusia ke neraka yang kekal? Pertanyaan-pertanyaan ini telah digumuli manusia selama ribuan tahun. Jawabannya sederhana sekaligus kompleks; jawabannya terletak pada karakter Allah. Kita harus berhadapan dengan Allah yang eksis, bukan ilah yang kita mau ciptakan menurut pemikiran kita, yang adalah berhala. Kita harus mempercayai pewahyuan yang telah Allah berikan kepada kita, karena kita tidak memiliki cara lain untuk mengenal karakter Allah. Kita bisa belajar tentang kuasa dan hikmat Allah dari terang penciptaan, tetapi kita tidak bisa tahu karakterNya selain dari pewahyuan yang lebih tinggi, yang telah Allah berikan dalam kasih karunia kepada kita dalam Kitab Suci. Di sana kita menemukan bahwa Allah yang eksis ini adalah baik; Dia adalah pengasih dan penyayang di luar batas pemahaman; tetapi Dia juga adalah kudus dan adil; dia adalah pemberi hukum yang bajik dan hakim atas pemberontakan. Kedua aspek karakter Allah ini terlihat jelas pada kayu salib, peristiwa sentral dalam sejarah.

Di sana kita melihat kekerasan Allah, betapa mengerikannya keadilanNya, kedalaman kekudusanNya, sampai-sampai Ia mengharuskan kematian AnakNya dalam penderitaan yang sedemikian; tetapi di sana juga kita melihat kebaikan Allah yang luar biasa, ketika Ia mengambil hukuman yang seadilnya ditimpakan kepada makhluk-makhlukNya, ke atas diriNya sendiri. Betapa keras; betapa baik! Sebenarnya, kekerasan Allah adalah bagian dari dan cocok sempurna dengan kebaikanNya. Adalah baik bahwa Allah itu bajik, kudus, dan adil. Ini adalah fondasi dari hukum dan keteraturan di alam semesta yang diciptakan. Jika Allah tidak membuat hukum-hukum yang bajik bagi makhluk-makhlukNya, dan jika Dia tidak menegaskan hukum-hukum itu, akan ada anarki dan chaos, sebagaimana kita lihat di dunia sekarang ini. Sementara para penjahat melihat hukum dan polisi sebagai sesuatu yang keras, masyarakat mengerti bahwa hal-hal ini adalah baik. “Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya.” Dan ayat ini mengajarkan kepada kita, bahwa Allah memberikan kehendak bebas kepada manusia, sehingga manusia bisa memilih, apakah ia akan menerima kebaikan Allah, atau berurusan dengan kekerasan-Nya.

 sumber: www.wayoflife.org

0 Silakan Berkomentar: