Menyanyi dengan musik Sorgawi merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap orang yang telah dibenarkan melalui penebusan Yesus Kristus, karena kewarganegaraannya adalah kewarganegaraan sorgawi (Filipi 3: 20). Nyanyian rohani dengan musik Sorgawi memberikan nilai-nilai inspirasi Sorgawi dalam hidup orang benar, nilai-nilai inspirasi nyayian dengan musik Surgawi memotivasi kehidupan orang benar untuk menyatakan kehidupan Sorgawi di dunia (Yakobus 2: 22).
Musik bersumber dari Sorga, digunakan untuk memuji dan memuliakan Allah sepanjang waktu. Pujian dan kemulian pada Allah sangat menyenangkan hatiNya, oleh sebab itu Allah sangat mengasihi Lucifer, malaikat pemimpin pujian (Yehezkiel 28: 13-14). Lucifer membalas kasih Allah padanya dengan pemberontakkan, Lucifer melakukan kecurangan, ia ingin mencuri kemuliaan dari semua ciptaan Allah dan ingin menempatkan diri sebagai penganti Allah, karena perbuatan keji tersebut Allah mengusir Lucifer dari Sorga, dan menyebutkan dengan sebutan Setan, serta Iblis bagi para pengikutnya.
Setan menguasai tubuh daging manusia karena keberhasilannya menipu manusia untuk memberontak pada Allah, kuasa Setan terhadap tubuh daging manusia digunakannya untuk mendorong manusia melawan Allah dengan berbagai cara, salah satu cara ialah dengan musik, dengan musik Setan mengajak manusia mengujat Allah dengan ibadah buatan pengikutnya (Kolose 2: 18). Musik yang memiliki nilai Sorgawi telah dirusak Setan dan pengikutnya menjadi duniawi dan penuh dengan kecemaran perbuatan kedagingan (Galatia 5: 19-21).
I. Perbedaan Musik Sorgawi dan Musik Duniawi
Musik Sorgawi mencerminkan nilai rohani dalam style-nya, penuh dengan buah Roh (Galatia 5: 22-23). Musik Sorgawi mendorong manusia untuk memuliakan Allah, karena itulah sifat kekudusan, keteraturan dan kasih Allah ada dalam alunan musik Sorgawi, Sehingga pesan yang mempengaruhi emosi manusia berisikan nilai-nilai Sorgawi. Musik Sorgawi yang mempengaruhi empat gelombang otak manusia (alpha, beta, theta dan delta) akan membuat kondisi orang yang menyanyikan dan mendengarkannya memiliki kedamaian, ketenangan, penuh kasih dan secara tidak langsung dapat meninggalkan sifat-sifat kedagingan yang duniawi.
Sedangkan Musik duniawi mencerminkan nilai-nilai keduniawian yang penuh dengan kedagingan dalam style-nya (Galatia 5: 19-21), iramanya membuat otak stress yang menghasilkan perasaan fly akibat kinerja hormon opiods (sejenis hormon tubuh yang berfunsi seperti morfin). Musik duniawi memuaskan ego manusia bukan untuk memuliakan Allah dan di dalam iramanya tercermin keegoisan manusia, serta pemberontakan terhadap Allah. Nilai-nilai sensualitas dan entertainment dieksposkan dalam musik duniawi, sehingga menghasilkan kepuasan dan kebanggaan diri bukan kemulian dan keagungan pada Allah, dan pastinya akan membangkitkan sifat-sifat kedagingan yang duniawi
Tuhan mengingatkan dan berharap supaya orang-orang percaya menjauhi segala sesuatu yang bersifat duniawi, sebab segala sesuatu yang bersifat duniawi merupakan musuh Allah (1 Yohanes 2: 15-17, Yakobus 4: 4). Seharusnya setiap orang percaya tidak memiliki kesenangan untuk mendengar dan menyanyikan musik duniawi dalam kehidupan sehari-hari, apalagi mengadopsi style musik duniawi dalam gereja. Gereja yang mengadopsi style musik duniawi telah mematikan kehidupan rohani dan menumbuhkan kehidupan keduniawian dalam lingkungan rohani, gereja yang demikian pasti akan menilai keberhasilan dalam setiap bentuk pelayanan dari nilai kedagingan.
II. Bentuk Musik Sorgawi
Tidak ada kebudayaan yang netral demikian pula dengan musik, tidak ada musik yang netral. Style musik mengandung nilai moral didalamnya, sebab itu bentuk musik yang didengar seseorang akan memberi pengaruh moral dalam kehidupannya. Memberikan teks firman Tuhan atau kata-kata rohani dalam style musik duniawi tidak dapat merubah pengaruh nilai moral kedagingan oleh yang mendengar dan menyanyikannya.
Struktur musik Sorgawi menolong seseorang untuk menata pikiran dan jiwanya, struktur yang memberikan rangsang ke otak melalui getaran-getaran yang komplek yang diterima telinga dan organ-organ tubuh yang lain. Musik Sorgawi memiliki tatanan komposisi yang cemerlang strukturnya yang lahir dari keteraturan struktur musik dan dengan style musik inilah Tuhan Yesus pernah bernyayi (Matius 26: 30).
Hanya style musik hymne yang memiliki kecemerlangan struktur yang lahir dari keteraturan musik, memiliki frase yang simetris dan balance, memiliki keteraturan harmoni yang membentuk simetris yang sempurna antara tiap frase pada gerakan melodinya, sehingga menghasilkan ritme yang indah. Struktur musik yang demikian dapat membantu seseorang untuk melepaskan segala ikatan keduniawian yang penuh kedagingan.
Struktur musik Sorgawi menolong seseorang untuk menata pikiran dan jiwanya, struktur yang memberikan rangsang ke otak melalui getaran-getaran yang komplek yang diterima telinga dan organ-organ tubuh yang lain. Musik Sorgawi memiliki tatanan komposisi yang cemerlang strukturnya yang lahir dari keteraturan struktur musik dan dengan style musik inilah Tuhan Yesus pernah bernyayi (Matius 26: 30).
Hanya style musik hymne yang memiliki kecemerlangan struktur yang lahir dari keteraturan musik, memiliki frase yang simetris dan balance, memiliki keteraturan harmoni yang membentuk simetris yang sempurna antara tiap frase pada gerakan melodinya, sehingga menghasilkan ritme yang indah. Struktur musik yang demikian dapat membantu seseorang untuk melepaskan segala ikatan keduniawian yang penuh kedagingan.
Komposisi musik Alkitabiah memiliki tiga prinsip; memiliki proporsi yang benar, keutuhan sebuah karya, dan kejernian atau kecemerlang sebuah karya (proporsi, integritas, dan claritas), dan ketiga prinsip ini hanya dimiliki oleh style musik-musik hymne. Oleh sebab itu, Alkitab menekankan pada orang-orang percaya untuk menyanyikan nyanyian rohani dengan style hymne (Efesus 5: 18-19) dalam keseharian dan terutama dalam berjemaat.
Keteraturan struktur komposisi yang lahir dari kecemelangan struktur musik tidak dimiliki oleh Contemporary Christian Music (CCM) yang hanya mentrasformasikan teks firman Tuhan atau kata-kata rohani ke dalam berbagai jenis style musik tanpa mempertimbangan nilai moral yang terkadung dalam style musik tersebut. Nilai sebuah karya musik rohani bukan hanya terdapat pada syairnya saja namun juga style musik, yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupan rohani seseorang. Hanya musik hymne-lah yang memenuhi standar nilai rohani, baik dalam kadungan style musik maupun syairnya, oleh sebab itulah Tuhan Yesus bernyanyi dengan style hymne (Matius 26: 30), dan Rasul Paulus memerintah setiap jemaat bernyanyi dengan style musik hymne(Efesus 5: 18-19).
Contoh Musik Alkitabiah
Keteraturan struktur komposisi yang lahir dari kecemelangan struktur musik tidak dimiliki oleh Contemporary Christian Music (CCM) yang hanya mentrasformasikan teks firman Tuhan atau kata-kata rohani ke dalam berbagai jenis style musik tanpa mempertimbangan nilai moral yang terkadung dalam style musik tersebut. Nilai sebuah karya musik rohani bukan hanya terdapat pada syairnya saja namun juga style musik, yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupan rohani seseorang. Hanya musik hymne-lah yang memenuhi standar nilai rohani, baik dalam kadungan style musik maupun syairnya, oleh sebab itulah Tuhan Yesus bernyanyi dengan style hymne (Matius 26: 30), dan Rasul Paulus memerintah setiap jemaat bernyanyi dengan style musik hymne(Efesus 5: 18-19).
Contoh Musik Alkitabiah
III. Jemaat Yang Kudus Bernyanyi Dengan Musik Sorgawi
Jemaat atau gereja adalah tubuh Tuhan, tubuh Kekudusan sebuah jemaat tidak ditentukan oleh jumlah orang, banyaknya dana yang dimiliki atau fasilitas, melainkan ditentukan oleh pengajaran dan praktek yang kudus. Kudus berarti bagian yang dipisahkan atau dibersihkan, jemaat yang kudus adalah jemaat yang dipisahkan dari filosofi duniawi dan pengaruh dunia dengan segala keinginan (1 Yohanes 3: 17).
Contemporary Christian Music (CCM) telah metransformasi gereja menjadi lingkungan atau pelayanan duniawi bukan lagi menjadi lingkungan atau pelayanan rohani sebagaimana yang dicita-citakan Tuhan (1 Timotius 3: 15). Pengaruh Contemporary Christian Music (CCM) telah merubah standar-standar moral kehidupan orang kristen sesungguhnya menjadi duniawi dan kedagingan. Oleh karena itu, jemaat yang kudus pasti menolak mengunakan Contemporary Christian Music (CCM) dan tetap memilihara musik-musik Alkitabiah dengan iman dan pengertian yang benar (Roma 12: 1-2).
Bernyayi dengan musik Sorgawi dalam berjemaat berarti menyatakan kemuliaan jemaat tersebut dihadapan malaikat yang hadir dan menjadi tubuh yang benar-benar kudus dihadapan Allah (1 Petrus 1: 16), inilah yang menjadi nilai utama sebuah jemaat dihadapan Allah. Oleh sebab itu, marilah kita terus bernyayi dengan musik-musik hymne di jemaat GBIA sampai Tuhan datang kembali menjemput kita semua. MARANATHA!
Contemporary Christian Music (CCM) telah metransformasi gereja menjadi lingkungan atau pelayanan duniawi bukan lagi menjadi lingkungan atau pelayanan rohani sebagaimana yang dicita-citakan Tuhan (1 Timotius 3: 15). Pengaruh Contemporary Christian Music (CCM) telah merubah standar-standar moral kehidupan orang kristen sesungguhnya menjadi duniawi dan kedagingan. Oleh karena itu, jemaat yang kudus pasti menolak mengunakan Contemporary Christian Music (CCM) dan tetap memilihara musik-musik Alkitabiah dengan iman dan pengertian yang benar (Roma 12: 1-2).
Bernyayi dengan musik Sorgawi dalam berjemaat berarti menyatakan kemuliaan jemaat tersebut dihadapan malaikat yang hadir dan menjadi tubuh yang benar-benar kudus dihadapan Allah (1 Petrus 1: 16), inilah yang menjadi nilai utama sebuah jemaat dihadapan Allah. Oleh sebab itu, marilah kita terus bernyayi dengan musik-musik hymne di jemaat GBIA sampai Tuhan datang kembali menjemput kita semua. MARANATHA!
0 Silakan Berkomentar:
Posting Komentar