Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15)a
Ini adalah ayat Alkitab yang sangat mudah dimengerti oleh setiap orang Kristen. Ayat ini sejernih Kristal: jika anda tidaTy_zb1823k mengampuni, Allah tidak akan mengampuni Anda. Bacalah sekali lagi dan perhatikan syaratnya: Anda mengampuni; Anda diampuni – Anda tidak mengampuni; Anda tidak diampuni. Ini adalah ayat yang serius. Allah menganggap pengampunan sebagai sesuatu yang besar, penting dan utama. Ini merupakan salah satu pilihan terbesar yang dapat mengubah hidup kita selamanya.
Kata pengampunan digunakan sebanyak 143 kali dalam PB. Itu adalah istilah hukum yang berarti “melepaskan seseorang dari suatu kewajiban.” Dalam konteks keuangan, itu adalah gagasan mengenai pembatalan hutang. Firman Tuhan di atas bukan sedang mengatakan bahwa Anda mendapatkan pengampunan dengan mengampuni, namun Yesus sedang mengatakan bahwa orang yang telah menerima pengampunan dari Allah akan sangat mudah menjadi orang yang mengampuni. Yesus sedang menunjukan bahwa ketika Anda melepaskan orang lain melalui pengampunan, Allah dapat membebaskan Anda dari beban dan kungkungan dari sikap tidak mengampuni.
Ketika kasih Allah menembus hati Anda lebih dalam dan lebih sungguh-sungguh, Anda menjadi lebih pemaaf. Anda akan sangat mudah memaafkan orang lain. Orang lain mungkin tidak mengerti mengapa Anda mengampuni atau bagaimana bisa Anda memaafkan, tetapi hal itu seharusnya mendorong beberapa orang bertanya kepada Anda, ‘Apa yang membuat Anda menjadi seorang yang mudah memaafkan?”
Mengampuni adalah sebuah keputusan. Itu adalah tindakan yang dimulai dari kehendak atau kemauan. Itu adalah pilihan, bahkan lebih daripada itu, pengampunan adalah gaya hidup orang percaya.
Ketika Anda membaca kalimat di atas, Anda mungkin sedang berpikir satu dari dua hal: (1) Apa? Baiklah, mengapa tidak?, atau (2) Itu gila. Mengapa? Dia bahkan tidak dapat melihat saya. Saya benar-benar tidak akan mau melakukannya. Pengampunan bagaikan tangan yang diangkat, Anda memutuskan sesuatu. Hal itu sederhana. Jangan mengagungkannya. Jangan membuat hal itu lebih besar daripada hal yang sebenarnya.
Definisi Pengampunan
Pengampunan adalah sebuah pilihan yang Anda buat untuk membebaskan seseorang dari penjara yang Anda buat bagi mereka yang menyakiti Anda (James Macdonald, Sepuluh pilihan terpenting bagi Anda).
Sekarang pergilah dengan bebas. Bebas dari apa? Ketika seseorang menyakiti Anda, mereka mengambil sesuatu dari Anda yang bukan milik mereka. Itu menciptakan suatu kewajiban atau hutang, yakni kewajiban emosional.
Pengampunan adalah sebuah keputusan untuk melepaskan atau membatalkan seseorang dari kewajiban atau hutang yang terjadi ketika orang tersebut melukai Anda (William Hines, meninggalkan masa lalu).
Tidak mengampuni adalah sebuah penyakit kanker di dalam jiwa Anda. Anda membawanya berkeliling bersama Anda selagi ia memakan Anda dari dalam. Satu-satunya pilihan yang tersisa bagi anda adalah mengampuni. Jika tidak, kepahitan akan memakan Anda sampai habis seperti cuka.
Pengampunan adalah proses merangkai kembali amarah dan luka batin seseorang di masa lalu, dengan tujuan untuk memulihkan kedamain orang itu pada masa lalu serta menghidupkan kembali tujuan dan pengharapan orang itu untuk masa depan (Dr. Dick Tibbits, forgive to love).
Pengampunan Adalah Sebuah Krisis dan Sebuah Proses
Krisis. Langka pertama adalah dengan melihat sikap tidak mengampuni tersebut sebagai dosa. Anda harus tahu bahwa Allah tidak akan mengampuni Anda jika Anda tidak mengampuni orang lain. Berhentilah berasionalisasi dan berusaha untuk menjelaskannya, membelanya, berpegang terhadapnya, bersukacita akannya. Anda harus mengatakan, “saya tidak menginginkan ini dalam kehidupan saya. Saya harus mengampuni.
Proses. Hal ini berarti pada esok hari ketika Anda melihat orang yang telah melukai Anda, luka Anda akan kembali ke pikiran Anda, – itu pasti. Anda perlu berjanji kepada diri Anda sendiri bahwa Anda tidak mengingatkan hal itu padanya, Anda tidak akan mengingatkan hal itu pada orang lain, dan yang paling jauh, Anda tidak akan mengingatkan hal itu pada diri Anda sendiri. Jangan meninjau ulang hal itu: jangan membuat diri anda kelelahan karena hal itu. Jangan biarkan hal itu berputar-putar di dalam kepala Anda.
Beberapa orang melakukan kesalahan dengan menceritakan kepada orang lain bahwa ia telah mengampuni orang. Ada masalah dengan ketulusannya jika ia menganggap mengampuni orang lain merupakan prestasi atau kehebatannya. Pengampunan harus tulus iklas dan tanpa syarat.
Di dalam krisis Anda memutuskan memaafkan dia; di dalam proses, Anda menjalani kehidupan Anda dengan tidak menarik pembayaran bagi rasa sakit yang diberikannya kepada Anda. Jika anda gagal dalam proses tersebut, Anda harus kembali ke masa krisis dengan memohon pertolongan Tuhan agar memampukan Anda mengampuni orang lain.
Alasan-Alasan yang Salah Mengapa Kita Tidak Mengampuni
Lukanya terlalu besar.
Tidak bermaksud menganggap remeh rasa sakit dari apa yang telah terjadi, tetapi percayalah, ukuran dari luka tersebut bukanlah alasan untuk menggenggamnya. Semakin besar rasa sakit tersebut , semakin Anda harus menyingkirkannya. Percayalah bersama Tuhan Anda sanggup mengampuninya
Waktu akan menyembuhkannya.
Waktu tidak menyembuhkan apa pun. Luka tersebut tidak akan pergi hanya karena Anda membalikan beberapa halaman di kalender. Waktu Tuhan untuk mengampuni menurut Alkitab adalah sekarang. Ampunilah dan jangan mengingat-ingat lagi.
Menyerahkannya kepada Tuhan.
Ini adalah alasan yang paling tidak masuk di akal yang mungkin cukup sering kita dengar. “Saya tidak bisa mengampuninya sekarang, saya menyerahkannya kepada Tuhan saja, biar Tuhan yang beracara” atau “saya berserah saja pada Tuhan.” Perkataan ini bukan saja sangat tidak sopan, tapi juga bodoh dan jahat. Tuhan tidak mungkin dipermainkan seperti itu. Tuhan bukanlah satpan kita, yang sesuka hati kita memerintahnya. Dia adalah Allah yang kudus, yang tidak pernah mentolerir dosa apapun. Dosa kita adalah tanggung jawab kita. Mengampuni orang yang bersalah kepada Anda merupakan tanggung jawab Anda seratus persen.
Saya akan mengampuni ketika dia meminta maaf.
Sebenarnya waktu kita tidaklah cukup lama untuk menunggu hari tersebut. Bisa jadi dia tidak akan pernah datang atau ia sudah pergi ke suatu tempat dan tidak pernah lagi memikirkan Anda. Karena itu jangan bertahan pada sikap tidak mengampuni. Hal itu akan membahayakan hubungan Anda dengan orang lain yang tidak terlibat dan menimbulkan akar pahit (Ibr.12:15).
Tidak ada yang lebih pahit daripada kepahitan. Seperti batubara di tangan Anda, semakin erat Anda menggenggamnya, semakin Anda akan terbakar olehnya. Lagi pula, mengampuni asalkan orang tersebut meminta maaf bukanlah ciri orang Kristen sejati.
Saya tidak dapat mengampuni jika saya tidak dapat melupakan.
Itu adalah Pemahaman terbalik. Dengar, Anda tidak akan melupakan sampai anda mengampuni. Tidak mengampuni adalah pilihan untuk membelai luka tersebut—“Saya tidak akan melupakannya.”
Memang benar, mengampuni bukan berarti Anda tidak ingat apa-apa lagi, melainkan Anda memilih melupakan dan tidak mencoba mengingat-ingat luka itu. Pengampunan berarti Anda mengizinkan Allah menyembuhkannya, tidak peduli apa pun itu. Bekas luka itu bisa muncul di pikiranmu, tetapi itu tidak menyakitkan lagi.
Anda pasti ingat dengan kisah Yusuf dan semua perlakuan jahat yang dialaminya. Dalam Kejadian 41:51 memberitahukan kita, “Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: “Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.”
Jika saya mengampuninya, dia akan melakukannya lagi. Seorang harus membuatnya membayar atas luka yang ditimbulkannya.
Tugas kita adalah mengampuni. Biarkan Tuhan melakukan apa yang menjadi hakNya. II Tesalonika 1:6 dan Roma 12:19 memberitahukan kepada kita bahwa pembalasan adalah hak Tuhan. Dan lagi, mengampuni seseorang bukan berarti Anda menempatkan diri dalam suatu posisi untuk dilukai lagi. Jika pengampunan ini untuk yang sekian kali, Anda bisa mengingatkan dia lagi apa yang pernah dia lakukan kepada Anda asalkan itu demi kebaikannya.
Bagaimana dengan Lukas 17:3? Bukankah kita boleh mengampuni jika ia mau bertobat. Kalau begitu Yesus tidak seharusnya menanggung hukuman dosa dengan mengampuni kita. Sebab sebelum kita bertobat Yesus sudah mengampuni kita (Roma 5:6). Dan sebelum manusia menyesal, Yesus sudah terlebih dahulu berkata kepada Bapa, “Ya Bapa, ampunilah mereka” (Luk.23:34).
Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk tidak mengampuni. Jika Anda mengaku sudah diselamatkan, tidak mungkin bagi Anda untuk tidak dapat mengampuni orang, kecuali memang Anda tidak sungguh-sungguh bertobat.
Pengampunan Tidak Memiliki Batasan
Pengampunan tidak mengenal batasan. Entah itu hal-hal kecil atau besar, keluarga anda atau bukan, sekali atau berkali-kali.
Kita sering mendengar, “Kesabaran ada batasnya.” Demikian juga dengan pengampunan. Apakah itu benar?
Tentu tidak. Itu gagasan yang menyesatkan. Petrus pernah mengajukan pertanyaan tersebut kepada ketika Yesus mengajarkan pengampunan. “ Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?” (Mat.18:21). Apa jawab Yesus, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali (22).
Ada yang bertanya, apakah 77 kali atau 490 kali kita mengampuni? Maksud perkataan Yesus adalah janganlah menghitung.
Berhentilah menyimpan angka. Teruslah mengampuni. Tidak ada suatu pun yang dapat terjadi di dalam kehidupan Anda yang tidak dapat ditaklukkan oleh pengampunan. Dan tidak ada sesuatu pun dari masa lalu Anda yang mana Anda tidak dapat terbebas darinya melalui pengampunan.
Mengapa Saya memilih Mengampuni?
Jawaban yang singkat adalah: karena saya sudah diampuni. Kesadaran dan rasa syukur saya akan pengampunan yang telah saya terima secara langsung berhubungan dengan kerelaan saya untuk mengampuni. Orang yang telah mengalami pengampunan Allah adalah orang-orang pemaaf. Kita tidak mengampuni dengan sempurna, tetapi kita bertumbuh dalam kerelaan dan kemampuan untuk mengampuni.
“Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesrah dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu (Efs.4:31-32).
Ketika Anda menyadari bahwa Anda memiliki pengampunan yang tak ternilai harganya, yang mana Anda tidak layak mendapatkannya, Anda akan membuat pilihan untuk mengampuni orang lain. Pikirkan itu!
Akibat yang Ditimbuklan Dari Sikap Tidak Mengampuni
Menahan pengampunan adalah sebuah pilihan yang bodoh, tanpa perhitungan, merusak dan menghancurkan.
Pertama, hubungan Anda dengan Tuhan kurang harmonis. Mustahil hubungan seseorang dengan Tuhan akan tetap dan terus baik bila ia tidak mengampuni orang.
Saya (alki) belum lama ini diundang berkhotbah di persekutuan kompleks perumahan. Saya biasanya mengawali khotbah saya dengan menanyakan seperti apa hubungan mereka secara pribadi dengan Tuhan. Dengan gembira mereka menjawab, “puji Tuhan, baik sekali.” Namun, ada kejanggalan sesudah itu, ketika saya membahas mengenai pengampunan, ternyata 90 persen dari mereka memiliki masalah yang sangat serius mengenai pengampunan, bahkan lebih parah lagi beberapa dari mereka bukan saja tidak mengampuni lebih dari itu mereka bahkan membenci dan dendam dengan seseorang yang pernah menyakiti hati mereka.
Banyak orang Kristen berkepribadian ganda menjalani kehidupannya. Mereka merasa baik, nyaman, bahkan terus melayani Tuhan, padahal hubungan mereka dengan Tuhan mengalami persoalan besar. Allah tidak mungkin menerima korban cacat (baca: Mat. 5:23; Mark. 11:25). Tuhan tidak berkenan dengan apapun yang kita lakukan dan berikan kepada-Nya sebelum Anda membereskan dosa tersebut.
Kedua, hubungan Anda dengan orang lain rusak. Dosa itu agresif dan posesif. Dosa menuntut, berkembang seperti kanker. Saya banyak menyaksikan banyak orang Kristen karena tidak cepat membereskan dosa tidak mengampuni ini pada akhirnya menjurus pada dosa-dosa lainnya, yakni menggosip, menjelek-jelekkan orang, dan sudah pasti akan membencinya.
Ketiga, reputasi Anda rusak. Anda akan dikenal orang pemarah, pendendam, dan munafik.
Keempat, hasil-hasil yang hancur. Tidak sedikit orang Kristen karena tidak mengampuni ia akhirnya meninggalkan keanggotaan gereja. Iblis tentu menginginkan lebih dari itu. Tidak cukup orang yang bermasalah yang diincarnya, Iblis kemudian menggunakan orang itu untuk menyeret orang lain dalam masalahnya. Bisa karena Suami tidak mau bertobat dari dosa tidak mengampuni, ia kemudian melibatkan istrinya, anak-anaknya, lalu teman-temannya. Dosa makin besar dan semakin besar.
Banyak sekali kerusakan yang terjadi dalam pernikahan, pekerjaan, bisnis, gereja, pertemanan, dan persaudaraan dikarenakan tidak adanya pengampunan. Sikap tidak mengampuni menciptakan sebuah pusaran di dalam pusat kehidupan yang menarik segala sesuatu ke dalam kehampaanya yang menghancurkan.
Tentukan Pilihan Anda
Allah memiliki rencana selangkah demi selangkah berkaitan dengan pengampunan. Jika Anda sedang bergumul dengan masalah pengampunan, ada langkah yang yang harus Anda lakukan.
Rendahkan Hatimu. Hakikat dari dosa adalah kesombongan/egoisme. Dosa kesombongan adalah akar dari banyak sekali persoalan yang muncul. Banyak teolog, psikolog, dan konselor berasumsi bahwa ego manusia yang tidak dikendalikan adalah sumber kekacauan baik dalam keluarga maupun dalam gereja. Oleh sebab itu, pinti gerbang menuju suatu kemenangan adalah rendah hati. Orang yang rendah hati tidak mencari pembenaran dan pembelaan. Ia melihat semua yang dimilikinya karena Tuhan dan bantuan orang lain. Rendah hati mengungkapkan dirinya melalui kejujuran, ketulusan dan ketaatan sepenuhnya kepada Tuhan apapun akibatnya. Rendah hati tanpa membantah-bantah, tanpa syarat bersedia mengampuni orang yang bersalah kepadanya.
Kemudian, taruhlah wajah mereka di hati Anda sekarang. Dan ampunilah mereka. Lepaskanlah beban itu. Dan, bersyukurlah kepada Tuhan.
Bawa pergumulan itu kepada Tuhan. Angkatlah kepalamu dan hatimu kepada-Nya. Izinkan Tuhan untuk mengingatkan Anda akan nama-nama dan wajah mereka yang akan Anda ampuni, baik di masa lalu ataupun di masa kini. Berhentilah mencari-cari alasan.
Terakhir, berdoalah bagi orang-orang yang melukai Anda. Awalnya, hal ini mungkin sangat sulit dilakukan, tetapi Anda harus melakukannya. Kemudian, perhatikan apa yang terjadi.
0 Silakan Berkomentar:
Posting Komentar