Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Siapa Penulis Kitab Ibrani?

Paulus? Barnabas? Lukas? ataukah Apolos?

Ketika   membaca   kitab   Ibrani   kita   terkagum   akan   luasnya wawasan   si   penulis   kitab   Ibrani   tentang   banyak   hal   yang   dia sampaikan  dalam  suratnya,  Ibrani.   Siapakah   sesungguhnya   penulis Kitab/surat   Ibrani   ini?   Apakah   benar   Paulus   yang   menulis   kitab Ibrani   ini?   Ada   beberapa   nama   yang   mungkin   merupakan   Penulis Kitab   Ibrani,   diantaranya   yaitu  Paulus,   Barnabas,   Lukas   atau Apolos.

Kitab/surat   Ibrani   ini,   diakhiri   dengan  salam   hangat,   tetapi tidak   terdapat   alamat   pada   awal   tulisan,   dengan   kata   lain   penulis surat   ini   tidak   memperkenalkan   dirinya,   namun   jelaslah   bahwa   ia terkenal dikalangan penerima surat ini.

Meskipun  selama  kurang  lebih  1200  tahun  (dari  tahun  400-1600   A.D.)   kitab   ini   biasa   disebut   ”Surat   Paulus   Kepada   Orang Ibrani,”   namun   tidak   ada   kesepakatan   pada   abad   permulaan mengenai siapa penulisnya.

Secara   umum   orang   berpendapat   bahwa  Paulus  yang menulis   surat   ini,   namun   semenjak   zaman   Reformasi,   secara   luas diketahui bahwa Paulus bukanlah penulisnya. Tidak ada kesesuaian antara   pengajaran   di   dalam   surat   Ibrani   dengan   surat-surat   Rasul Paulus,   juga   penekanan-penekanan   khusus   dan   gaya   penulisannya berbeda-beda.   Penulis   surat   Ibrani   berbeda   dengan   kebiasaan Paulus,   karena   si   penulis   tidak   memperkenalkan   dirinya   di   dalam suratnya   tersebut   kecuali   menunjukkan   bahwa   ia   seorang   pria   (Ibr 11:32).   Juga  karena  pernyataan  dalam  Ibrani   2:3  mengatakan  bahwa ”bagaimanakah   kita   akan   luput,   jikalau   kita   menyia-nyiakan keselamatan   yang   sebesar   itu,   yang   mula-mula   diberitakan   oleh Tuhan   dan   oleh   mereka   yang   telah   mendengarnya,   kepada   kita dengan   cara   yang   dapat   dipercayai”   Ayat   ini   menunjukkan  penulis tidak   bersama   Yesus   selama   pelayanan-Nya di dunia dan tidak menerima penyataan khusus yang berasal langsung dari Yesus yang sudah bangkit, seperti yang dialami Paulus (Gal 1:11-12).

Jadi penulis mendengar Injil dari orang lain yang mendengar sendiri ajaran Yesus. Paulus menyatakan dengan tegas bahwa ia tidak  pernah mendengar Injil dari orang lain (Gal 1:12 ”Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus”).

Perkiraan   lain   mula-mula   mengenai   siapa   penulisnya terdapat dalam De Pudicitia-nya Tertullian, 20 (kira-kira tahun 200), dimana   ia   mengutip   dari   ”surat   kepada   orang   Ibrani   menurut Barnabas.”   Dari   surat   Ibrani   sendiri,   jelaslah   bahwa   penulis   harus memiliki   otoritas  dalam  gereja  apostolik  dan  seorang  Kristen  Ibrani yang   pandai   dalam   hal   Perjanjian   Lama   (PL),   Barnabas   memenuhi persyaratan ini. Penulisnya boleh jadi Barnabas, seorang Yahudi dari keturunan imam Lewi, orang Lewi (Kis 4:36) yang mengetahui seluk-beluk   para   imam   dan   pekerjaan   imam.   Ia   juga   teman   akrab   Paulus setelah   pertobatan   Paulus.   Dibawah   kepemimpinan   Roh   Kudus, gereja di Antiokhia mengutus Barnabas dan Paulus untuk pekerjaan penginjilan   dan   mengutus   mereka   dalam   perjalanan   misi   yang pertama (Kis 13:1-4).

Lukas  merupakan   kemungkinan   ketiga,   sebab   gaya penulisan  kitab  Ibrani   mirip  dengan  gaya  penulisan  Injil   Lukas  dan Kisah   Para   Rasul. Namun   kita   tidak   tahu   pasti   apakah   ia   seorang yang   mahir   dalam   soal-soal   Kitab   Suci   dan   mengetahui   PL  dengan baik, yang pasti Lukas adalah seorang Dokter/Tabib dan ahli sejarah (Historian) yang teliti dan hati-hati dalam menulis kitab/suratnya.

Yang  keempat,   kandidat  terkemuka  lainnya  adalah  Apolos, namanya   pertama-tama   diusulkan   oleh   Martin   Luther   dan   yang disokong   oleh   banyak   sarjana   Alkitab   saat   ini.   Apolos   seorang Aleksandrian,   seorang   Kristen   Yahudi   dari   Alexandria   dengan kepandaian   yang   menonjol   dan   kemampuan   oratorik.   Dengan mengingat   Yudaismenya   yang   dipengaruhi   oleh   Platonisme   dan kegemarannya  pada  alegori,   maka  tidak  mustahil   bahwa  ia  menulis di   Alexandria.   Juga   karena   ia   mengenal   Timotius   dengan   baik   (Ibr 13:23),   Lukas  mengatakan  pada  kita  dalam  Kis   18:24  bahwa  Apolos adalah   seorang   yang  mahir   dalam   soal-soal   Kitab   Suci,   ”Ia   seorang yang  fasih  berbicara   dan   sangat  mahir   dalam   soal-soal   Kitab   Suci.”

Kita   juga   mengetahui   bahwa   Apolos   bersama-sama   dengan   Paulus pada  tahun-tahun  pertama  gereja  di   Korintus   (I   Kor   1:12,  3:4-6,  22). Para   pembaca   suratnya,   berdasarkan   tafsiran   yang   lebih   mungkin dalam Ibr 13:24 berdiam di Roma.

Penulis   kitab   Ibrani   adalah   seorang   yang   mempunyai pandangan   yang   luas   dan   yang   melihat   ke   depan,   sama   seperti Stefanus   (Kis   7).   Seperti   Stefanus,   penulis   Ibrani   sudah   melihat   arti universal   fakta   Kristus   dan   mengetahui   bahwa   gereja   mempunyai misi sedunia.

Siapa pun penulis Ibrani, ia pasti seorang yang mahir dalam soal-soal   Kitab   Suci!   Dan   masih   ada   banyak   pendapat   lain.   Pada akhirnya   kita   harus   mengatakan   bahwa   tidak   seorangpun mengetahui   secara   pasti   siapa   Penulis   kitab   Ibrani   ini.   Origenes pernah   berkata   ”nama   sebenarnya   dari   penulis   Ibrani   hanyalah diketahui oleh Tuhan”

Namun   dari   berbagai   hal   yang   telah   diutarakan   di atas, kemungkinan besar penulisnya adalah Apolos.

Tahukah Anda siapa yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci dan mampu membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias kepada orang-orang Yahudi di Akhaya?

Dia adalah Apolos

(Baca Kisah Para Rasul 18:24-28)

Sumber: Buku PESONA ALKITAB

0 Silakan Berkomentar: