Paulus? Barnabas? Lukas? ataukah Apolos?
Ketika membaca kitab Ibrani kita terkagum akan luasnya wawasan si penulis kitab Ibrani tentang banyak hal yang dia sampaikan dalam suratnya, Ibrani. Siapakah sesungguhnya penulis Kitab/surat Ibrani ini? Apakah benar Paulus yang menulis kitab Ibrani ini? Ada beberapa nama yang mungkin merupakan Penulis Kitab Ibrani, diantaranya yaitu Paulus, Barnabas, Lukas atau Apolos.
Kitab/surat Ibrani ini, diakhiri dengan salam hangat, tetapi tidak terdapat alamat pada awal tulisan, dengan kata lain penulis surat ini tidak memperkenalkan dirinya, namun jelaslah bahwa ia terkenal dikalangan penerima surat ini.
Meskipun selama kurang lebih 1200 tahun (dari tahun 400-1600 A.D.) kitab ini biasa disebut ”Surat Paulus Kepada Orang Ibrani,” namun tidak ada kesepakatan pada abad permulaan mengenai siapa penulisnya.
Secara umum orang berpendapat bahwa Paulus yang menulis surat ini, namun semenjak zaman Reformasi, secara luas diketahui bahwa Paulus bukanlah penulisnya. Tidak ada kesesuaian antara pengajaran di dalam surat Ibrani dengan surat-surat Rasul Paulus, juga penekanan-penekanan khusus dan gaya penulisannya berbeda-beda. Penulis surat Ibrani berbeda dengan kebiasaan Paulus, karena si penulis tidak memperkenalkan dirinya di dalam suratnya tersebut kecuali menunjukkan bahwa ia seorang pria (Ibr 11:32). Juga karena pernyataan dalam Ibrani 2:3 mengatakan bahwa ”bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai” Ayat ini menunjukkan penulis tidak bersama Yesus selama pelayanan-Nya di dunia dan tidak menerima penyataan khusus yang berasal langsung dari Yesus yang sudah bangkit, seperti yang dialami Paulus (Gal 1:11-12).
Jadi penulis mendengar Injil dari orang lain yang mendengar sendiri ajaran Yesus. Paulus menyatakan dengan tegas bahwa ia tidak pernah mendengar Injil dari orang lain (Gal 1:12 ”Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus”).
Perkiraan lain mula-mula mengenai siapa penulisnya terdapat dalam De Pudicitia-nya Tertullian, 20 (kira-kira tahun 200), dimana ia mengutip dari ”surat kepada orang Ibrani menurut Barnabas.” Dari surat Ibrani sendiri, jelaslah bahwa penulis harus memiliki otoritas dalam gereja apostolik dan seorang Kristen Ibrani yang pandai dalam hal Perjanjian Lama (PL), Barnabas memenuhi persyaratan ini. Penulisnya boleh jadi Barnabas, seorang Yahudi dari keturunan imam Lewi, orang Lewi (Kis 4:36) yang mengetahui seluk-beluk para imam dan pekerjaan imam. Ia juga teman akrab Paulus setelah pertobatan Paulus. Dibawah kepemimpinan Roh Kudus, gereja di Antiokhia mengutus Barnabas dan Paulus untuk pekerjaan penginjilan dan mengutus mereka dalam perjalanan misi yang pertama (Kis 13:1-4).
Lukas merupakan kemungkinan ketiga, sebab gaya penulisan kitab Ibrani mirip dengan gaya penulisan Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Namun kita tidak tahu pasti apakah ia seorang yang mahir dalam soal-soal Kitab Suci dan mengetahui PL dengan baik, yang pasti Lukas adalah seorang Dokter/Tabib dan ahli sejarah (Historian) yang teliti dan hati-hati dalam menulis kitab/suratnya.
Yang keempat, kandidat terkemuka lainnya adalah Apolos, namanya pertama-tama diusulkan oleh Martin Luther dan yang disokong oleh banyak sarjana Alkitab saat ini. Apolos seorang Aleksandrian, seorang Kristen Yahudi dari Alexandria dengan kepandaian yang menonjol dan kemampuan oratorik. Dengan mengingat Yudaismenya yang dipengaruhi oleh Platonisme dan kegemarannya pada alegori, maka tidak mustahil bahwa ia menulis di Alexandria. Juga karena ia mengenal Timotius dengan baik (Ibr 13:23), Lukas mengatakan pada kita dalam Kis 18:24 bahwa Apolos adalah seorang yang mahir dalam soal-soal Kitab Suci, ”Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.”
Kita juga mengetahui bahwa Apolos bersama-sama dengan Paulus pada tahun-tahun pertama gereja di Korintus (I Kor 1:12, 3:4-6, 22). Para pembaca suratnya, berdasarkan tafsiran yang lebih mungkin dalam Ibr 13:24 berdiam di Roma.
Penulis kitab Ibrani adalah seorang yang mempunyai pandangan yang luas dan yang melihat ke depan, sama seperti Stefanus (Kis 7). Seperti Stefanus, penulis Ibrani sudah melihat arti universal fakta Kristus dan mengetahui bahwa gereja mempunyai misi sedunia.
Siapa pun penulis Ibrani, ia pasti seorang yang mahir dalam soal-soal Kitab Suci! Dan masih ada banyak pendapat lain. Pada akhirnya kita harus mengatakan bahwa tidak seorangpun mengetahui secara pasti siapa Penulis kitab Ibrani ini. Origenes pernah berkata ”nama sebenarnya dari penulis Ibrani hanyalah diketahui oleh Tuhan”
Namun dari berbagai hal yang telah diutarakan di atas, kemungkinan besar penulisnya adalah Apolos.
Tahukah Anda siapa yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci dan mampu membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias kepada orang-orang Yahudi di Akhaya?
Dia adalah Apolos
(Baca Kisah Para Rasul 18:24-28)
Sumber: Buku PESONA ALKITAB
0 Silakan Berkomentar:
Posting Komentar