Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

EFEK FILM Innocence of Muslims

Film Innocence of Muslims telah menggegerkan dunia Islam. Orang Muslim tidak bisa terima gambaran Muhammad dalam film tersebut yang ketakutan kepada iblis, dan gambaran kekejaman yang dilakukan Muhammad dalam menyebarkan Islam. Reaksi yang paling mematikan adalah kematian duta besar Amerika untuk Libia beserta dua agen lainnya. Mereka menyerang toko-toko yang tidak ada hubungannya sedikit pun dengan si pembuat film. Bahkan pemerintah Amerika, melalui Menlu Hillary Clinton, menyatakan bahwa Amerika tidak ada hubungan apapun dengan si pembuat film.

Mendengar berita itu saya teringat akan film Jesus Christ Superstar yang menggambarkan Yesus seorang pemusik Rock yang terkenal. Dan juga ada banyak film lain tentang Yesus yang tentu isinya tidak benar. Dan Brown bahkan menuliskan buku bahwa Yesus berzinah dengan Maria Magdalena hanya berdasarkan penafsirannya terhadap lukisan Da Vinci tentang peristiwa The Last Supper .

Sikap Orang Kristen Yang Berpikir Logis
Bagi orang Kristen yang berpikir logis dan terpelajar, sama sekali tidak ada artinya film Jesus Christ Superstar dan sejenisnya karena orang Kristen percaya kepada Yesus yang digambarkan oleh penulis Injil bukan yang digambarkan oleh pembuat film. Apapun gambaran si pembuat film tentang Yesus, apakah dia berzinah dan apakah ia membunuh atau merampok itu tidak ada urusannya sedikit pun dengan orang Kristen yang berpikir logis dan yang beriman dengan benar. Karena orang Kristen sama sekali tidak beriman kepada Yesus yang di dalam film melainkan yang di dalam Alkitab.

Seandainya Yesus memang berzinah dengan Maria Magdalena dan orang Kristen malu dengan fakta itu, dan kemudian berusaha keras menyembunyikannya, lalu ada orang yang berusaha mengungkapkannya, maka dalam kondisi itu mungkin orang Kristen akan marah dan ngamuk. Tetapi orang Kristen yang berakal-budi tahu bahwa Yesus telah memilih dua belas orang Rasul, dan ketika Yudas berkhianat, Matias menggantikannya, dan cerita yang benar tentang Yesus hanya yang disampaikan oleh kedua belas orang Rasul itu. Cerita apapun yang disampaikan oleh orang lain selain dua belas Rasul ini, tidak boleh dipercayai.

Atas dasar keimanan yang demikian inilah maka apapun cerita tentang Yesus dan film yang model apapun tentang Yesus, tidak ada arti apapun bagi orang Kristen. Orang Kristen tahu persis bahwa si pembuat film kehabisan ide untuk mencari duit dan di dunia ini memang banyak orang bodoh yang mau sembarangan percaya kepada siapa saja termasuk yang mau percaya kepada pembuat film yang sembarangan bercerita.

Mungkin ada yang berkata, melawan dong, membela dong! Pertanyaannya ialah, melawan siapa dan membela siapa? Melawan orang bodoh dan membela Yesus? Ah, itu menandakan kitanya yang bodoh! Kalau Yesus benar-benar adalah Tuhan Pencipta langit dan bumi, tidak dapatkah ia menghancurkan orang itu seketika itu juga? Tentu dapat! Lalu mengapakah Ia tidak melakukannya? Jawabannya, Yesus mengijinkan hal itu terjadi! Lho. .lho. . .lho. . kok Yesus mengijinkan namaNya dihujat dan mengijinkan orang menulis buku memfitnahNya dan membuat film mengolok-olokNya?

Yesus sendiri berkata bahwa penyesatan itu harus ada, “Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang
penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya” (Mat 18:7 ITB). Kalau Yesus akan menghukum orang yang menyesatkan orang lain, mengapakah perlu kita yang mengotorkan tangan kita melakukannya padahal Tuhan Yesus tidak menghendakinya. Dan Rasul Paulus mengingatkan, “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Rom 12:21 ITB). Jadi, kalau ada orang bikin film tentang Yesus, dan menggambarkan Yesus itu sinting dan mabok-mabokan dan meniduri wanita-wanita, apakah orang Kristen perlu menghancurkan restoran tertentu? Jangan!

Kita tidak percaya Yesus yang digambarkan oleh film manapun, dan juga tidak percaya pada Yesus yang digambarkan oleh buku apapun. Kita percaya kepada Yesus yang digambarkan oleh empat penulis Injil yang telah Tuhan tetapkan dan Tuhan berikan kuasa melakukan mujizat. Kita tahu persis Yesus yang kita imani tidak melakukan semua kebejadan itu, bahkan Yesus yang kita imani tidak melakukan satu kesalahan pun. Petrus yang hidup bersama-sama denganNya selamat kurang-lebih tiga setengah tahun bersaksi, “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya” (1Pe 2:22 ITB).

Sebaliknya, jika Yesus yang saya imani adalah seorang pembunuh, dan seorang pezinah yang membunuh suami orang kemudian mengambil istrinya, dan kemudian orang mengungkapkannya, maka saya akan melakukan salah satu dua hal ini; saya mengamuk besar karena orang itu mempermalukan Yesus yang saya sakralkan, atau saya tinggalkan Yesus karena ia tidak patut saya teladani. Jika Yesus adalah pembunuh dan pezinah, Ia tidak mungkin Juruselamat, bahkan ia tidak mungkin seorang nabi. Saya tidak akan membiarkan diri saya disesatkanNya. Saya akan meninggalkan iman saya. Dalam berbuat itu tentu saya sedikit pun tidak rugi, melainkan untung karena saya terlepas dari tipu muslihat yang akan menjerumuskan saya ke Neraka.

Tetapi saya percaya kepada Yesus yang digambarkan oleh empat penulis Injil, dan saya yakin mereka telah menulis dengan benar karena mereka telah membayar kesaksian mereka dengan kepala mereka. Tidak ada orang yang mau mati bagi sesuatu yang dia tahu bahwa itu adalah bohong belaka.

Saat sedang menulis artikel ini seorang pelayan Tuhan meng-sms saya menanyakan pendapat saya tentang kasusnya karena ia akan dituntut ke pengadilan. Saya bertanya tentang masalah apa ia akan dituntut ke pengadilan? Lalu katanya, ada seorang kakek yang kaya sekali, bahkan membiayai penerjemahan dan pencetakan Alkitab, namun memiliki empat istri dan yang paling buntut hanya berumur 25 tahun. Tetapi karena ia kaya dan sering membagi-bagi uang kepada para “pelayan Tuhan” sehingga tidak ada orang yang berani menegornya. Katanya, baik kakek itu maupun para penerima sogokkannya marah besar kepadanya karena dia mengungkapkannya dan mau menuntutnya ke pengadilan. Saya menjawabnya, tenang saja, karena semakin mereka marah maka itu menunjukkan bahwa pengungkapanmu benar dan semakin mereka menuntut maka masalah ini akan tersebar semakin luas sehingga orang yang tadinya tidak tahu, malah akan jadi tahu.

Dunia Tidak Suka Kebenaran
Pada dasarnya dunia tidak suka akan kebenaran, karena kebenaran itu sama dengan terang, dan terang itu identik dengan kebersihan dan kesucian. Ketika kehidupan seseorang dalam kebejadan, ia lebih suka tinggal di dalam kegelapan, lebih suka hidup di dunia malam, tidur larut malam dan bangun siang-siang. Kalau perlu seluruh siang hari dia akan habiskan dengan tidur dan nanti keluar setelah malam hari.

Manusia kegelapan tidak suka kebenaran, dan tidak suka transparansi, ia juga tidak suka pada diskusi karena dalam berdiskusi cacat celanya mungkin akan tersentuh dan terbahaskan. Manusia kegelapan biasanya suka pada kekerasan karena dengan kekerasan ia dapat membungkam usaha orang untuk membongkar kebobrokannya.

Tuhan Yesus berkata bahwa, “Akulah terang dunia.” Orang yang tidak suka Yesus tentu bukan karena Yesus jahat, karena ia tidak pernah menjahati siapapun juga bahkan ia tidak memukul orang apalagi membunuh orang. Satu-satunya catatan Yesus berbuat kasar adalah ketika ia mengusir para pedagang binatang di halaman Bait Allah. Ia memukul mereka bukan karena ingin merampas dagangan mereka, atau memukul mereka karena menginginkan istri mereka yang cantik. Ia memukul mereka karena mereka telah KKN dengan para imam untuk memanfaatkan halaman Bait Allah untuk berdagang binatang korban. Halaman yang luas itu dibuat bagi bangsa non-Yahudi untuk datang beribadah simbolik di Baik Allah. Karena sebagian halaman itu ditempati oleh domba, lembu dan merpati, maka penyembah non-Yahudi harus berjejeran dengan binatang-binatang tersebut. Mereka patut diusir, bahkan sebenarnya patut dibawa ke pengadilan untuk diselidiki karena telah ber-KKN dengan imam sehingga mereka bisa diperbolehkan berdagang di situ. Selain peristiwa tersebut Yesus sama sekali tidak melakukan tindakan kekerasan, karena Dia adalah terang dunia. Yesus berkata, ” Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat” (Joh 7:7 ITB).

Mengapa orang begitu membenci Yesus padahal Ia sama sekali tidak melakukan kejahatan. Dan sebaliknya mereka malah mengasihi bahkan mati bagi orang yang melakukan kejahatan? Banyak orang membenci salib padahal salib adalah sebuah lambang bahwa Allah begitu mengasihi manusia berdosa yang tidak ada jalan keluar untuk menyelesaikan dosa mereka. Yesus datang menyerahkan diriNya untuk dihukumkan bagi dosa-dosa mereka. Mengapakah mereka membenci salib? Yesus bahkan telah menjawab pertanyaan itu, katanya, ” Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan” (Joh 15:25 ITB).

“One World Religion” Akhir Zaman
Dalam kitab Daniel pasal 2, patung dalam mimpi Nebukadnesar dengan jari kakinya yang terdiri dari besi campur tanah liat tidak pelak lagi adalah gambaran Kerajaan Anti-Kristus yang berkisar tujuh tahun sejak pengangkatan (rapture) hingga kedatangan Tuhan beserta malaikatnya. Batu yang turun dari gunung dalam Daniel 2 adalah Kerajaan Seribu Tahun. Wahyu pasal 13 jelas memberikan indikasi bahwa Anti-Kristus akan menguasai dunia politik, ekonomi dan agama.Yang ingin dituju oleh Lucifer itu sesungguhnya adalah kesatuan agama dan ia ingin menjadi pusat penyembahan. Penguasaan politik dan ekonomi sebenarnya hanya alat untuk memaksa manusia untuk menyembah kepadanya.

Salah satu syarat untuk mewujudkan satu agama dunia adalah mempersatukan semua agama yang ada. dan salah satu elemen penting untuk mempersatukan ialah jangan mengatakan agama lain salah. Semua pihak akan didorong untuk memfokuskan diri pada persamaan, dan jangan melihat perbedaan. Semua agama harus dilihat memiliki kebenaran, dan jangan menolerir pihak-pihak militan dalam semua agama. Mereka akan bergerak ke arah, jangan memberi tempat pada militan Kristen yang percaya Alkitab satu-satunya firman Allah, melainkan populerkan konsep Alkitab adalah salah satu firman Allah. Mereka juga akan menentang statemen absolut Yesus satu-satunya Juruselamat, dan akan semakin mengarah ke Yesus salah satu Juruselamat.

Setelah elemen-elemen militan dalam berbagai agama dinihilkan atau sekurang-kurangnya di-silent-kan, maka matanglah pembentukan satu agama dunia (One World Religion). Tentu itu bukan agama kebenaran, melainkan agama bentukan hasil rembukan Memorandum of Understanding.

Pembaca, herankah Anda jika Yesus Kristus dalam Luk.18:8 berkata, “jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Tuhan Yesus sangat pesimis bahwa pada saat Dia datang kembali sudah tidak ada iman yang benar lagi di bumi, karena semuanya sudah tergabung ke dalam One World Religion yaitu agama dari the New Age Movement.

Gerakan Kekerasan Akan Menang
Pembaca yang berhikmat, saya mengajak Anda melihat bahwa kebebasan berbicara, kebebasan mengeluarkan pendapat dalam waktu tidak terlalu lama lagi akan kalah. Orang-orang jahat yang penuh dengan rekam jejak negatif akan bangkit untuk memerangi kebebasan berbicara.

Mereka akan berusaha membunuh siapa saja yang berani mengungkap kebobrokan masalah lalu mereka. Para politikus juga akan sangat senang dengan dihapuskannya hak kebebasan berbicara. Hal yang paling aneh di Indonesia ialah bahwa mantan narapidana masih boleh ikut pemilu legislatif bahkan mungkin suatu hari boleh jadi Presiden. Bayangkan suatu hari kalau kita punya presiden yang pernah dipenjara 3 tahun karena korupsi. Aneh bukan?

Bagi orang yang rekam jejaknya putih bersih kebebasan berbicara itu tidak perlu ditakutkan. Pernah ada yang mengisukan bahwa Dr. Suhento Liauw punya istri muda. Saya mendengarnya dan tentu bukan marah, melainkan tertawa terbahak-bahak. Saya katakan bahwa tolong kasih tahu saya, siapa istri muda saya, dan tinggalnya di mana? Kapan saya pernah mengunjungi-nya dan lain sebagainya. Akhirnya isu itu berhenti sendiri seturut dengan berlalunya angin yang bertiup.

Lain ceritanya, misalnya anak saya terlibat Narkoba sementara saya sering menggembar-gembor naik-turun Sorga, maka saya membaca majalah pasti jantung saya berdenyut kencang sekali dan amarah naik sampai ke ubun-ubun kepala saya, dan dengan uang yang saya miliki saya perintahkan agar majalah tersebut diborong habis supaya jumlah pembaca bisa dieliminir.

Kini (1 Oktober 2012) Anda menyaksikan di TV berbagai demonstrasi, yang sebenarnya bukan demonstrasi melainkan demons-aksi. Jika orang bikin film tentang Yesus yang merampok karavan, memperkosa perempuan di Galilea, merampok hasil tangkapan ikan di danau Galilea, apakah orang Kristen perlu turun ke jalan untuk menghancurkan berbagai rambu lalu lintas, menghancurkan restoran Sushi Jepang gara-gara pembuat filmnya keturunan Jepang?

Sama sekali tidak perlu karena tidak ada satu orang Kristen pun percaya bahwa Yesus melakukan semua itu. Orang Kristen paling berpikir bahwa si pembuat film itu sesungguhnya orang sinting yang sudah pesan tempat di Neraka. Oh…katanya banyak orang akan disesatkan oleh filmnya, makanya kami ngamuk! Bukankah orang-orang seharusnya mengenal Yesus dari empat Injil bukan dari cerita film yang dihasilkan oleh orang sinting! Injil yang benar telah beredar di seluruh dunia, bahkan diterjemahkan lebih dari dua ribuan bahasa. Orang yang mau masuk Sorga bisa membaca Injil, dan di Zaman Internet ini bahkan orang di Arab Saudi sudah bisa membaca Injil dalam bahasa Arab melalui internet. Orang-orang yang mau masuk Sorga akan berusaha mendapatkan kebenaran, dan mereka akan mencari. Tetapi sebaliknya yang tidak mau masuk Sorga tidak bisa dipaksa. Mereka percaya dan bersukacita serta berolok-olok dengan film-film konyol dan buku-buku konyol yang beredar.

Namun, orang-orang seperti Mao Tse Tung, Polpot, John Calvin yang telah membunuh orang, oleh para pengikut mereka bau busuk mereka pasti diusahakan ditutup serapat mungkin. Mereka ini akan berjuang keras bahkan bukan memakai demonstrasi melainkan demons-aksi agar PBB menghapus kebebasan mengeluarkan pendapat atau kebebasan berbicara.

Mereka akan berseru-seru dan akan berjuang habis-habisan dengan kekuatan ekstra entah dari mana, agar kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat dilarang bukan hanya di negara Komunis melainkan dalam lingkup PBB.

Mereka akan ramai-ramai meminta presiden dan perdana menteri untuk mendesak anggota PBB lainnya untuk melarang apa saja yang sifatnya menying-gung perasaan sekelompok orang atau agama. Kalau menurut Anda mereka akan berhasil? Suatu saat mereka akan berhasil.

Kesimpulan Kita
Kebebasan mengeluarkan pendapat adalah hakekat inti dari jalan terjal mendapatkan kebenaran. Tanpa kebebasan menyampaikan pendapat, maka bukan yang benar yang menang melainkan yang galaklah yang menang. Ketika masih ada kebebasan menyampaikan pendapat, seberapa sakit pendapat itu bagi seseorang, kalau itu tidak benar, maka orang yang mengetahui kebenaran akan menjawabnya. Dengan silang pendapat dari pendukung maupun penentang, pencinta kebenaran akan mendapat kesempatan untuk menilai dan menjatuhkan pilihan sesuai dengan suara hatinya.

Namun, ketika kebebasan menyampaikan pendapat menjadi haram, maka bukan yang benar yang menang melainkan yang galak dan yang banyak yang menang. Padahal baik kegalakan maupun jumlah bukanlah patokan utama atas kebenaran. Lucifer yang sangat ingin membentuk One World Religion telah berusaha keras agar kebebasan mengeluarkan pendapat bisa dilarang sehingga dapat memuluskan perjuanggannya mendirikan One World Religion.

Gereja-gereja sesat pasti akan masuk dalam barisan untuk mendukung gerakan anti kebebasan berpendapat. Lihatlah, mereka berdemo bersama-sama untuk menentang Google dan Youtube dan menentang Amerika, negara tertua di dunia yang memegang teguh kebebasan mengeluarkan pendapat. Saking takutnya, mereka akhirnya ikut solidaritas, dan tidak jelas demo untuk apa dan demi apa?

Bayangkan, orang Kristen berdemo menentang kebebasan menyampaikan pendapat. Di mana otak para pendeta dan orang Kristen yang ikut-ikutan itu? Orang Kristen adalah orang yang paling menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Berapa lamakah Amerika dapat bertahan? Orang-orang Kristen di manca negara pasti akan kebingungan menyaksikan para pendeta ikut-ikutan berdemo. Mereka mungkin berpikir bahwa ini dipaksa atau mereka ketakutan sendiri? Ketika film Jesus Christ Superstar bergelantungan di Youtube tidak ada satu pendeta pun yang demo, lalu mengapa ikut demo Film Innocence? Kalau orang membuat film tidak sesuai fakta, jawab saja di koran, di TV bahwa itu tidak sesuai fakta. Selesai! Berapa lamakah Amerika bisa bertahan menghadapi gelombang anti-akal sehat ini?

Kelihatannya tidak terlalu lama karena orang-orang seperti Obama bukan orang yang sangat idealis memegang teguh kebebasan berpendapat. Untuk sementara Amerika masih sebagai champion dalam hal kebebasan berpendapat. Ada seorang bapak yang begitu bangga tentang Tiongkok. Dan saya katakan kepadanya bahwa sebagai orang Kristen dan Tionghoa saya untuk sekarang masih melihat Amerika negara yang baik sedangkan Tiongkok negara yang buruk. Patokannya? Anda coba teriak di Washington DC maki-maki Obama dan di Beijing maki-maki Hu Jin Tao. Di Washington DC paling-paling anda disangka orang gila, tetapi di Beijing mungkin Anda akan tinggal di penjara 3 bulan.

Pembaca yang bijak, kalau sampai PBB pun akhirnya terseret melarang kebebasan berpendapat, maka tercapailah kondisi yang diinginkan Anti-Kristus, yaitu untuk mengawinkan semua agama menjadi One World Religion. Semua itu didahului konsep semua agama baik, tidak ada yang mengajarkan kesesatan dan kejahatan. Iblis itu tidak ada, semua orang dari agama apapun termasuk yang menyembah pohon dan batu, akan masuk Sorga.

Pembaca yang budiman, betulkah demikian? Betulkah Allah yang merancang semua kejahatan di bumi seperti kata calvinist Budi Asali dan Esra Soru? Betulkah tidak ada agama yang bisa menjerumuskan orang ke Neraka? Betulkah tidak ada kekristenan yang salah menafsirkan Alkitab? Kiranya Tuhan memberi akal-budi dan menerangi hati pembaca sekalian. Tuhan pernah berkata, “Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya” (Mat 18:7 ITB). Dan saya dapat mengerti jika Tuhan sangat pesimis pada saat Ia datang kelak Ia akan mendapatkan iman di bumi lagi. Tentu maksudNya ialah Iman yang sejati, yang berlandaskan firmanNya.***

Sumber: Dr. Suhento Liauw, Th.D dalam Jurnal Teologi, PEDANG ROH Edisi 73

0 Silakan Berkomentar: