BAB 1
Untuk nafkah yang cukup dan berlebih-lebih itu memang relatip. Orang yang cinta uang atau yang tidak dapat berpada, itu tidak tahu beberapa batas yang cukup, mereka tidak pernah puas, lebih-lebih kalau ada dosa (Pengkh 5:9).
Kalau seorang suka (terikat) dengan judi, dapat uang berapa saja, tetap tidak cukup, semua habis untuk perjudiannya. Orang yang suka makan, tidak dapat berpada, kalau ia mendapat uang, selalu habis untuk makan, tidak pernah cukup. Juga untuk persundalan, untuk segala kesukaan duniawi, tidak pernah puas.
Tetapi orang-orang beriman seharusnya tahu batas yang pantas dan Tuhan sendiri juga tahu berapa yang pantas untuk setiap anakNya.
DUA MACAM JANJI TUHAN UNTUK NAFKAH:
I. Untuk manusia pada umumnya
Kejadian 3:19. Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu (TL rezeki=nafkah), sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.
Tuhan memberi nafkah sebagai hasil keringat atau jerih payahnya. Ini yang halal (juga pekerjaan jasa, sekalipun tidak berkeringat tetapi sebab ia berusaha, itu halal).
Orang-orang dunia berkata bahwa makan keringat sendiri itu halal, tetapi jangan makan keringat orang lain = menipu, mencuri, memaksa, dan sebagainya, itu haram.
(Syarat-syarat orang Kristen lebih tinggi dari ini).
Orang-orang yang ingin mendapat penghasilan lebih banyak, ia harus bekerja lebih banyak juga, bekerja mati-matian, banting tulang, sehingga ia dapat mengumpulkan lebih banyak, itu cara yang halal.
II. Untuk orang beriman
Matius 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Untuk makanan setiap hari (ini berarti nafkah secukupnya) itu dijanjikan Tuhan dengan pasti untuk semua orang beriman. Kita tidak perlu kuatir. Nafkah ini tentu juga dengan memeras keringat seperti orang-orang dunia, namun orang-orang beriman tidak perlu kuatir, asal mau bekerja, akan dapat.
Matius 6:31-33 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semuanya itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (25-34).
Kalau belum dapat, periksa diri. Kalau ada yang salah atau yang perlu dibereskan, bereskanlah, lalu sesudah itu dengan iman minta dan terimalah dari Tuhan. Dengan iman berarti yakin (sekalipun belum mendapat), sehingga penuh syukur. Kalau bersungut-sungut, itu artinya belum yakin, tidak percaya. Orang seperti ini digolongkan seperti orang-orang dunia, baginya menjadi Kristen seperti tidak ada bedanya, sia-sia, sebab tidak percaya.
HIDUP BERPADA.
1Timotius 6:8 Tetapi sedang ada pada kita makanan atau pakaian, biarlah kita berpada dengan itu (TL).
Berpada itu berarti puas dengan apa yang ada, tidak bersungut-sungut tetapi puas sehingga selalu penuh syukur kepada Tuhan. Lawannya dari berpada ialah ingin akan uang, inilah sumbernya segala macam kejahatan
1 Timotius 6:9-10 Tetapi orang yang berkehendakan menjadi kaya itu jatuh ke dalam pencobaan dan jerat dan banyak keinginan yang bodoh dan yang mendatangkan bencana, yang menenggelamkan manusia ke dalam kerusakan dan kebinasaan. Karena tamak (KJV: cinta) akan uang itulah akar segala jenis kejahatan; maka ada orang yang merebutnya itu, telah tersesat dari pada iman, sehingga menikamkan banyak dukacita ke dalam dirinya.
Pengertian orang-orang dunia seringkali tidak sama dengan Firman Tuhan, bahkan bertentangan. Orang dunia berpikir bahwa kalau ia berpada, puas dengan apa yang ada, maka tidak ada kemajuan. Ini pikiran mereka. Sebab itu orang-orang dunia tidak puas kalau nafkahnya hanya “cukup”, mereka ingin mempunyai harta lebih, baik untuk peningkatan taraf hidup, maupun untuk bersukacita dan untuk hari-hari yang akan datang (masa pensiun), karena itulah mereka bekerja keras. Ini yang halal dan baik bagi orang dunia.
Orang-orang beriman mempunyai pikiran dan cara hidup yang lain daripada orang dunia, yaitu sesuai dan menurut Firman Tuhan saja. (Perbedaannya bukan terletak pada kemajuan-kemajuan, sebab orang-orang beriman juga boleh dan bahkan akan mengalami kemajuan-kemajuan dengan berkat Tuhan, tetapi perbedaanya terletak pada:
1. Rasa puas atau ingin akan uang, bercintakan uang. Boleh mendapat lebih banyak tetapi jangan dengan bercintakan uang (mata duitan) sehingga segala-galanya dikurbankan (termasuk hidup benar dan semua waktunya) untuk me-ngejar uang. Ini salah. Kalau belum dapat (belum waktunya) jangan bersungut- sungut, tetapi tetap puas dan penuh syukur.
2. Kemajuan atau peningkatan itu dari Tuhan (Maz 75:7-8), dan pada waktu yang sudah tertentu. Tetapi tentu anak-anak Allah juga tidak boleh malas! Tetap bekerja keras, tetapi harus mengatur waktu supaya jangan semua waktunya habis hanya untuk mencari perkara-perkara yang fana, dan juga harus ada cukup waktu untuk mencari Kerajaan Sorga, hidup untuk Tuhan. Orang-orang beriman boleh mengharapkan atau mendapatkan lebih banyak tetapi harus tetap berpada. Jangan ingin akan uang, jangan bercintakan uang, mata duitan, itu membuat mata menjadi jahat sehingga tidak dapat membedakan mana yang baik dan yang salah, sebab itu ia akan membuat banyak dosa dan kesalahan serta macam-macam kejahatan.
Amsal 28:22 Orang yang dengan segera hendak menjadi kaya itu jahatlah matanya, tiada ia melihat kepapaan datang atasnya kelak (TL).
Berpada berarti masih boleh mengharapkan lebih banyak, lebih kaya, tetapi kalau tidak (belum) dapat, tidak kecewa, tidak menyesal, tidak bersungut-sungut, tetap percaya dan tetap puas penuh syukur.
HALAL
Seringkali untuk mendapat nafkah atau harta lebih banyak, biasanya orang-orang bekerja lebih banyak, lebih keras, ini yang halal. “Halal” untuk orang-orang beriman itu lebih luas daripada halal untuk orang dunia. Bukan hanya bekerja secara jujur, makan keringat sendiri, tetapi juga harus memenuhi 2 syarat halal lainnya yang terdapat dalam:
Imamat 11:3 Setiap binatang yang
1.berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang
2.memamah biak, boleh kamu makan (ini yang halal).
Syarat nafkah yang halal:
1. BERKUKU DUA (KEMBAR)
Kuku sapi terbelah dua (kembar), besar dan kuat, seolah-olah menjadi “sepatunya” untuk berjalan. Dengarlah suara sapi waktu berjalan, lebih-lebih kalau kuda berlari, bunyi “sepatunya” ini cukup keras.
Kuku-kuku ini menceritakan tentang perjalanan hidup. Berkuku kembar itu berarti kita mempunyai 2 macam perjalanan hidup sementara menumpang di atas bumi ini yaitu:
- Perjalanan hidup yang biasa seperti orang-orang dunia pada umumnya.
- Perjalanan hidup rohani dalam tingkat-tingkat Sorgawi (Ef 2:6).
Keduanya ini berjalan bersamaan dalam diri kita ini, dan keduanya harus diperhatikan dan dipelihara. Jangan hanya hidup untuk perjalanan hidup duniawi yang biasa, untuk perkara-perkara yang fana ini, tetapi kita juga harus memperhatikan dan memelihara perjalanan hidup rohani ini yaitu berjalan dengan Allah, hidup untuk Tuhan (1Kor 6:19-20; Pil 1:21). Bahkan kita harus lebih memperhatikan hidup rohani ini, sebab ini untuk kekal!
2. MEMAMAH BIAK
Sapi dan lain-lain memamah biak. Makanannya biasanya rumput. Pada waktu istirahat mereka duduk lalu mengeluarkan kembali isi lambungnya lalu dikunyah kembali pelan-pelan sampai lumat, kemudian ditelan kembali. Rumput dan tumbuh-tumbuhan itu biasanya lebih sulit dicerna sebab mempunyai dinding-dinding/ serat cellulosa. Tetapi kalau sudah dihancurkan sampai lumat, maka rumput itu mudah dicerna menjadi sari-sari makanan, dan ini menjadi daging dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Jadi memamah biak ini adalah cara yang efisien untuk membuat rumput menjadi daging dari tubuh binatang ini, sehingga binatang ini bertumbuh.
Begitu juga secara rohani kita harus melakukan hal ini, maka barulah nafkah kita itu menjadi halal. Rumput hijau (Maz 23:2) atau Firman Tuhan yang telah kita terima (baik dari pembacaan/ penyelidikan pribadi, dari ibadat dalam setiap kebaktian, dari pembahasan bersama, langsung dari Tuhan dan sebagainya) itu perlu di mamah biak kembali. Ini berarti kita harus menyediakan waktu yang cukup untuk ibadat, masa teduh dan mengulang-ulang (meditasi) semua pengajaran Firman Tuhan yang telah kita terima. Bahkan kita memikir- mikirkannya siang malam.
Mazmur 1:2 Tetapi yang kesukaannya ialah Torat Tuhan, dan yang merenungkan (KJV: meditate = “memamah biak”) Torat itu siang dan malam. (Baca juga Ul 6:7)
Ini akan membuat kita selalu ingat akan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan ini dan ini menolong (memudahkan) kita dalam melakukan Firman Tuhan, sehingga Firman Tuhan itu betul- betul menjadi “daging” yaitu menjadi pengalaman hidup kita (Wah 10:10; Yoh 1:14). Tuhan tidak suka kita hanya membaca atau mendengar Firman Tuhan, tetapi juga melakukanNya sehingga kita betul-betul menjadi bahagia
Lukas 11:28 Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah danyang memeliharanya.”
Yakub 1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi penurut pengajaran itu, bukannya orang yang mendengar sahaja dengan memperdayakan dirinya sendiri (TL).
Yakub 1:25 melainkan orang yang menurut dengan sebenarnya, maka ialah orang yang berbahagia di dalam hal ia menurut itu (TL).
Sebab itu orang-orang beriman ja-ngan menghabiskan waktunya hanya untuk mencari nafkah belaka, sekalipun dengan cara- cara yang halal menurut orang dunia (jujur, keringat sendiri) Bagi orang-orang beriman hal ini masih belum halal dihadapan Tuhan, ini haram. Masih banyak orang Kristen mati- matian bekerja mengumpulkan harta. Betul mereka bekerja dengan jujur, keringat sendiri dan bahkan minta berkat Tuhan, tetapi mereka tidak mengerti bahwa nafkah mereka masih haram, belum halal, sebab tidak berkuku kembar dan tidak memamah biak. Sesudah mengerti hal ini, bertobatlah, berubahlah, taatlah akan Firman Tuhan. Sediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan, beribadat dan pelayanan. Tuhan tidak menuntut seluruh waktu. Bahkan seringkali waktu yang dipakai untuk bekerja (dan sekolah) itu yang terbanyak, tetapi sediakanlah cukup waktu untuk hidup rohani yang kekal dan untuk memamah biak supaya dapat melakukan Firman Tuhan dengan sesungguhnya. Tuhan tidak ingin kita bermalas-malasan lalu hanya menyanyi dan berdoa, mau lari dari kerja keras. Tidak! Tuhan ingin kita bekerja dengan baik, bekerja keras, tetapi harus yang halal dihadapan Tuhan yaitu berkuku kembar dan memamah biak.
HALAL TIDAK DAPAT KAYA?
Kalau “banyak” waktu diberikan untuk memelihara hidup rohani dan memamah biak, mana mungkin ada cukup waktu untuk mengumpulkan kelebihan harta? Mana mungkin menjadi kaya?
Apakah pendapat ini betul?
Untuk makanan secukupnya setiap hari pasti dapat. Tetapi untuk menjadi kaya, lebih-lebih untuk lekas-lekas menjadi kaya itu nampaknya sulit. (Untuk cepat menjadi kaya, hampir semua waktu akan habis untuk mencari uang, bahkan pikiran, perhatian dan segenap hati akan habis untuk mengejar uang; dan ini haram, tidak diperkenan Tuhan. Bahkan kalau hanya memenuhi satu syarat diantara 2 syarat tersebut, itupun masih haram Im 11:4-8).
Tetapi kalau oleh karena kedua syarat ini (berkuku kembar/ dua dan memamah biak) nafkah kita tidak (belum) dapat mencapai jumlah yang banyak, tidak dapat berlebih-lebih, kita harus sabar dan berpada (1Tim 6:8). Pokoknya asal halal di hadapan Tuhan. Sekalipun hanya sekedar cukup, berpadalah, artinya puaslah dan penuh de-ngan syukur. Orang seperti ini biasanya pada saatnya akan diberkati lebih limpah dan itu betul-betul berkat yang halal di hadapan Tuhan. (Salah satu tanda khas dari berkat dari Tuhan yaitu rohaninya akan cepat meningkat). Orang yang nafkahnya haram di hadapan Tuhan, biasanya rohaninya macet atau undur, suam-suam (Wah 3:16). Dihadapan Tuhan orang seperti ini tidak menyukakan hati Tuhan melainkan hina dan menjijikan, ia akan diludahkan ke luar. Belajarlah hidup berpada asal halal di hadapan Allah.
BUKAN HANYA DARI KERINGAT
BILAMANA Tuhan memberikan kelebihan ini? Allah di Surga itu Bapa kita. Seluruh bumi dan seisinya itu milikNya, bahkan seluruh alam semesta yang nampak dan yang tidak nampak.
Mazmur 24:1 Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
Kalau seorang bapa mempunyai pegawai dan anak yang mengerjakan pekerjaan yang sama bagi sang bapak, si pegawai hanya menerima upah keringatnya, tetapi si anak, selain upah keringatnya, ia juga menerima “extra” yang jauh lebih banyak, sebab ia anak, dan sebab bapa mengasihinya.
Pegawai dapat menerima kemurahan majikannya, tetapi yang diterima si anak masih jauh lebih banyak dari itu.
Begitu juga dengan kita, kita ini anak-anak Allah! Allah Bapa dapat memberi kepada kita dengan limpah, jauh lebih banyak daripada ukuran keringat kita, lebih banyak dari ukuran kemampuan atau kesanggupan kita. Ini bukan sebab Allah mengizinkan kita menjadi malas, samasekali bukan (Ams 6:6). Tetapi Allah memberikan kelimpahan, lebih dari ukuran keringat anak-anakNya, sebab:
1. Kita ini adalah anak-anakNya.
2. Supaya kita dapat hidup halal dihadapan Tuhan yaitu memenuhi kedua syarat tersebut yaitu hidup bukan hanya untuk kehidupan dunia ini, tetapi juga untuk hidup rohani yang kekal (kuku kembar) dan untuk memamah biak Firman Tuhan supaya menjadi “daging”.
Ini kelebihan orang-orang beriman dalam hal nafkah, sebab memang cara hidup, ukuran dan syarat-syarat kita lain. Tuhan menuntut dari kita lebih banyak daripada dari orang dunia, tetapi Tuhan juga menyediakan lebih banyak.
Tuhan dapat memberi orang-orang beriman nafkah atau harta yang jauh lebih daripada upah keringatnya, antara lain pada waktu:
1. KALAU ADA KEBUTUHAN.
Misalnya Yusuf dan Maria yang nafkahnya hanyalah sebagai tukang kayu. Pada waktu mereka harus melarikan diri ke Mesir, Tuhan memberi mereka uang cukup dari persembahan orang Majus (Mat 2:11, 14). Yusuf dapat membeli keledai untuk dinaiki Maria dan anaknya, juga segala keperluannya pada waktu di Mesir. Kalau hanya dari penghasilan tukang kayu, untuk membeli popok bayi saja tidak cukup. Apa lagi untuk ke luar negeri.
Kalau kita mempunyai kebutuhan (bukan keinginan, ini tidak sama) maka dengan iman kita dapat memintanya dan menerimanya dari Tuhan. Percayalah! Kita tidak hanya hidup dari keringat tetapi dari pemeliharaan/ pemberian Sang Bapa.
2 Korintus 12:14b Karena bukannya wajib anak-anak menyediakan untuk ibu bapanya, melainkan ibu bapa untuk anak-anaknya (TL).
Kalau ada kebutuhan, kita tidak perlu bekerja habis-habisan sehingga tiada waktu untuk 2 syarat halal itu, tetapi bekerjalah tetap dengan “halal” dihadapan Allah. Berapa yang masih kurang dari kebutuhan itu dapat kita minta dan terima dari Tuhan dengan iman. Percayalah! Dengan iman! (Biasanya kita tidak tahu bagaimana caranya, tetapi tetaplah percaya, bersyukur, maka dengan iman Tuhan akan mencukupinya) Tuhan tahu segala kebutuhan kita, jangan kuatir, minta dan terimalah dengan iman dari Tuhan.
2. KALAU SUDAH SAMPAI WAKTUNYA
Amsal 30:8b Jangan apalah berikan daku kepapaan (=kemiskinan) atau kekayaan, melainkan peliharakanlah aku dengan rezeki yang cukup (TL).
Pengkhotbah 3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Berkat dari Allah itu tidak menyebabkan atau mendorong orang untuk menjadi dosa kecuali orangnya undur atau tertipu setan.
Kalau karena kaya seseorang menjadi sombong, tidak dapat tersinggung, bertindak sesuka hatinya, berdosa makin limpah makin cinta uang, dan seterusnya. Orang seperti ini “belum tahan”, “belum kuat”. Lebih banyak uangnya, lebih banyak dosanya dan tingkah polah yang jelek-jelek. Andaikata ia tidak mempunyai begitu banyak uang, ia tidak berani, tidak akan berbuat hal- hal yang jelek ini, inilah orang yang “belum tahan” memegang uang lebih banyak.
Kalau seorang sudah tahan menerima uang lebih banyak, ia tidak akan berdosa, melainkan dapat memakainya untuk perkara-perkara yang berkenan kepada Tuhan, bahkan berbuah-buah makin banyak bagi Tuhan; orang ini sudah tahan dan Allah pasti akan memberinya berlimpah-limpah.
Mengapa?
Sebab dengan lebih banyak uang, orang ini mendapat kesempatan lebih banyak untuk membuat perkara-perkara yang memperkenankan Tuhan.
Seorang bapa memberi anaknya si A modal Rp. 5 juta. Sesudah 1 bulan ia melihat modal itu sudah berkembang dan memberikan laba Rp. 1 juta dan si anak menjadi makin pandai dalam berusaha. Bapanya senang. Pada waktu si anak membutuhkan uang untuk menggarap proyek yang lebih besar, dengan senang hati si Bapa memberikannya lagi. Tetapi si anak B yang juga mendapat Rp 5 juta, sesudah 1 bulan belum mendapat keuntungan, bahkan sesudah 2 bulan, uangnya habis tidak tahu kemana larinya. Kemudian si B minta uang lagi, Bapanya ragu-ragu memberikannya, lebih-lebih ketika si Bapa tahu bahwa uangnya habis untuk judi dan berfoya-foya, sang Bapa tidak mau memberi uang sama sekali, sebab uang dari dalam tangan Si B tidak menghasilkan buah apa-apa, malahan membuatnya makin jahat dan hidupnya semakin sia-sia.
Begitu juga pikiran dan tindakan Allah terhadap anak- anakNya. Dia memberi atau tidak itu tergantung dari kesanggupan anak-anak itu sendiri dalam memiliki uang, sudah tahan atau belum.
Yusuf, anak Yacob diberi uang, kedudukan dan kuasa begitu banyak, tetapi ia tidak memakainya untuk membalas dendam segala kejahatan saudara-saudaranya, melainkan justru dengan ini ia sadar dan dapat melihat kesempatan untuk memelihara keluarga bapaknya sesuai dengan rencana Allah
Kejadian 45:5 Tetapi sekarang, jangan kamu susah atau marah akan dirimu, sebab telah kamu menjual aku ke mari, karena telah disuruhkan Allah akan daku terdahulu dari pada kamu, hendak memeliharakan nyawa orang (TL)
Sebab itu pada saatnya (bukan dari permulaannya, tetapi pada saatnya, seperti dalam Maz 1:3 berbuah-buah pada musimnya), Yusuf diangkat Tuhan sangat tinggi.
Jadi Kalau orang-orang beriman dapat tahan dengan uang banyak, pasti Tuhan akan memberinya lebih banyak supaya makin lebat berbuah-buah. Sekalipun ukuran keringat atau kemampuannya terbatas, Allah sanggup memberinya lebih. Tuhanlah yang membuat orang menjadi kaya.
1Samuel 2:7 Tuhan membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.
Kelebihan harta itu bukan bagian orang pandai atau orang- orang tertentu, tetapi ditentukan Tuhan.
Pengkhotbah 9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemena-ngan perlombaan bukan untuk cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.
Semua uang, lebih-lebih kelimpahan yang ada pada kita itu dari Tuhan datangnya.
Hosea 2:7 Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal.
Sebab itu belajarlah berpada, mulai dari yang sedikit dan pada waktu harta kita mulai bertambah-tambah, tetap bepada dan tetap dalam “jalan yang halal” sehingga tetap “dapat tahan” pada waktu harta kita mulai bertambah-tambah. Orang yang dapat tahan dengan jumlah yang lebih besar, itu berarti dapat dipercayai Tuhan dengan jumlah uang yang lebih banyak. Biasanya orang ini menjadi kaya (bukan karena ingin kaya, sebab justru ini membuat matanya menjadi jahat dan “tidak tahan” dengan jumlah uang yang lebih besar!). Dengan mudah Tuhan dapat menyuruhkan uang dan harta itu datang kepadanya sehingga dengan “halal” ia menjadi kaya dihadapan Tuhan (tidak habis waktunya hanya untuk mencari uang).
Menjadi kaya itu lebih baik (tetapi bukan keharusan bagi anak-anak Allah).
Mengapa?
Sebab menjadi kaya bagi orang yang “tidak tahan”, itu berarti suatu posisi yang lemah, mudah jatuh dalam dosa, bahkan mungkin sampai binasa, tetapi bagi orang yang sudah tahan, itu berarti mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk berbuat kehendak Tuhan, misalnya untuk menebus waktu, itu lebih mudah, sebab memiliki uang. Begitu pula untuk berbuat macam-macam hal lainnya yang memperkenankan Tuhan misalnya untuk segala keperluan ibadat, memberi untuk pekerjaan Tuhan, untuk menolong sesamanya dan sebagainya.
Dalam fase-fase seperti ini (“sudah tahan”), keinginan-keinginan orang-orang seperti ini juga akan diberikan oleh Tuhan kepadanya.
Mazmur 37:4 Dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
Mengapa?
Sebab Tuhan tahu bahwa orang-orang benar semacam ini tidak akan minta perkara-perkara yang berdosa/ najis
Amsal 11:23 Bahwa kehendak orang yang benar itu semata-mata baik, tetapi niat orang jahat itu percabulan jua (TL).
Jadi meskipun tidak layak menurut ukuran dunia, ukuran keringatnya kecil, belum memungkinkan, tidak pantas, tidak mungkin, Tuhan tetap sanggup memberikan kelimpahan kepada anak-anakNya, baik harta (nafkah), kedu-dukan atau kuasa yang berlebih-lebih pada anak-anakNya yang sudah tahan, kuat, dan dapat memakainya dengan baik untuk berbuah-buah bagi Tuhan.
Misalnya Daud seorang gembala kambing.
Seharusnya ia hanya berada di dalam kandang. Tetapi sebab ia sudah tahan, Tuhan dapat mengangkatnya menjadi raja yang kaya, berkedudukan dan berkuasa, di dudukkannya di dalam istana yang mewah dan harum, sekalipun ia hanya seorang gembala kambing.
2 Samuel 7:8 Oleh sebab itu, beginilah kau katakan kepada hambaKu Daud; Beginilah Firman Tuhan semesta alam; Akulah yang mengambil engkau daripadang (TL: barung =kandang domba) ketika menggiring kambing domba, untukmenjadi raja atas umatKu Israel.
2 Samuel 7:18 Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia dihadapan Tuhan sambil berkata: “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini.
Juga Yusuf budak belian dan orang terpenjara yang tidak terdidik itu dijadikan menteri atau wakil raja yang cerdik oleh Tuhan.
Mengapa?
Sebab Yusuf sudah tahan, sudah sampai waktunya.
Daniel,
Mengapa?
Sebab sudah tahan terhadap uang, sudah waktunya!
3. UNTUK KEPENTINGAN KERAJAAN SURGA.
A. Bendahara Tuhan
Kita ini sebetulnya adalah bendahara-bendahara dari Tuhan. Semua yang ada pada kita itu dari Allah dan untuk kemuliaan nama Tuhan, termasuk untuk kebutuhan kita sendiri.
Roma 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Sebab itu untuk setiap pengeluaran, kita harus bertanggung jawab kepada Tuhan sebagai bendaharaNya.
1Petrus 4:10 Maka sekadar karunia yang ada pada masing-masing, hendaklah melayani di antara kamu sendiri, seperti bendahari yang baik (good steward KJV), yang berpegang atas berbagai-bagai anugerah Allah (TL).
Tetapi tidak semua bendahara-bendahara Tuhan itu jujur, ada beberapa banyak orang beriman yang merupakan bendahara yang tidak jujur, yang me-ngeluarkan uang menurut kehendaknya sendiri, bukan menurut kehendak Allah (Misalnya Luk 16:1). Kita harus mempertanggung jawabkan semua hal ini kepada Tuhan kelak (Rom 14:12). Tentu jauh lebih baik kalau mulai dari sekarang dalam setiap pengeluaran kita harus mendapat persetujuan Tuhan. Kita harus menjadi bendahara Tuhan yang dapat dipercayai untuk kepentingan Kerajaan Sorga.
Kalau seorang anak Allah (bendahara Tuhan), dapat dipercayai atas uang yang dipercayakan kepadanya dan mau memakainya untuk kepentingan kerajaan Surga, maka Tuhan akan mempercayainya dengan jumlah yang makin besar, dan memakainya untuk menjadi saluran keuangan bagi pekerjaan Tuhan.
Sekalipun ia tidak layak, tidak mampu, tidak pantas menurut ukuran dunia, Tuhan dapat memberinya harta yang berlimpah.
Lebih dari ukuran kemampuannya, lebih dari ukuran keringatnya.
Tuhan tahu kemampuan anak-anakNya dan tahu lebih dahulu apa yang bakal dibuat oleh mereka, sebab itu Tuhan dapat memberi kelimpahan itu dengan sebaik-baiknya.
Waktu Israil ke luar dari Mesir, Tuhan memberi mereka harta yang begitu limpah, lebih daripada yang pantas dimiliki para budak-budak ini.
Mengapa?
Sebab Tuhan akan menyuruh mereka membuat Kemah Suci yang amat mahal. Dan Tuhan tahu bahwa orang-orang Israel akan dengan sukacita memberi dengan kelimpahan dari miliknya untuk membangun kemah suci yang mahal itu. (Mereka memberi begitu banyak, begitu spontan sampai harus di berhentikan oleh Musa Kel 36:5-6. Tuhan sudah tahu hal ini lebih dahulu, sebab itu Tuhan memperlengkapi mereka dengan amat limpah).
Juga Solaiman dan Daud diberi Tuhan begitu limpah, tidak ada seorang rajapun sekaya mereka. Mengapa Tuhan memberi mereka begitu limpah? Sebab Daud seorang yang berkenan kepada Tuhan, dapat dipercayai dalam soal uang dan mau memakainya untuk kepentingan Kerajaan Sorga, bahkan sangat bersukacita untuk hal ini (1Taw 22:14-16; 29:2, 3, 9). Dan memang ternyata Daud dan Solaiman memberikan milik mereka dengan limpah dan dengan amat bersukacita untuk membangun kaabah yang amat besar itu.
Kalau orang-orang beriman tahan terhadap uang dan mau memakainya untuk pekerjaan Tuhan, mau membelanjakan miliknya demi kepentingan kerajaan Surga, maka Allah akan melimpahkan bagi mereka uang tanpa batas, hanya dibatasi oleh daya tahan mereka saja.
B. Juga pada akhir zaman ini, di mana Gereja akan bertumbuh dengan luarbiasa dan akan masuk dalam kesempurnaan, Gereja memerlukan pembiayaan yang amat besar. Allah sanggup dan pasti akan memberikannya. Allah sudah menubuatkan bahwa orang-orang yang mau ikut serta dalam proyek ini, yang tahan akan uang dan setiawan, akan diberi kelimpahan yang luarbiasa untuk pembiayaan yang besar ini. Ini sudah direncanakan Allah dan Ia sedang mencari siapa orang- orangnya yang dapat dipercayai tugas ini.
Yesaya 60:5-7 Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepa-damu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur Tuhan. Segala kam-bing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbahKu sebagai korban yang berkenan kepadaKU, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagunganKu.
Ini “kaum awam” yang diberkati Tuhan. Mereka menebus waktu begitu banyak untuk pelayanan pekerjaan Tuhan sehingga mereka disebut Imam-imam, (tetapi perusahaannya tetap meng hasilkan uang bahkan bertambah-tambah terus dengan limpah). Pekerjaannya yang utama (yang kelihatan) bukan lagi bisnis, tetapi pekerjaan Tuhan. Tetapi mereka tetap bekerja, namun hanya dengan waktu yang sedikit, meskipun demikian perusahaan mereka tetap mendapat keuntungan atau hasil-hasil yang besar. Tuhan mengalihkan harta orang dunia kepada umatNya ini untuk menjadi persembahan di atas mezbah Tuhan.
Yesaya 61:5-7 Orang-orang luar akan melayani kamu sebagai gembala kambing dombamu, dan orang-orang asing akan bekerja bagimu sebagai petani dan tukang kebun anggurmu. Tetapikamu akan di-sebut imam Tuhan dan akan dinamaipelayan (hamba-hamba) Allah kita. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka. Sebagai ganti bahwa kamu mendapat malu dua kali lipat, dan sebagai ganti noda dan ludah yang menjadi bagianmu, kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu.
Inilah kegerakan “kaum awam” di seluruh dunia menjelang Hari kedatangan Tuhan, semua bangkit menjadi imam-imam dan tentara Tuhan yang besar tetapi perusahaannya, bisnisnya tetap berjalan bahkan dengan keuntu-ngan yang makin limpah.
Yeheskiel 37:10 Lalu aku bernubuat seperti diperintahkanNya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka (tulang-tulang kering yang begitu banyak berserakan) sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar.
Mazmur 68:12 Bahwa Tuhan telah mengadakan orang berkata-kata; adapun akan orang yang memasyhurkan kabar baik ia itulah suatu tentara besar adanya. (TL).
Hal-hal ini akan menimbulkan perkara-perkara baru yang nampak aneh bagi kita sekarang.
Dalam zaman yang lalu kalau seorang pendeta berdagang atau mempunyai perusahaan itu suatu cacat cela.
Tetapi pada akhir zaman ini justru sebaliknya yang terjadi. Para usahawan yang tulus, diurapi dengan kuasa Roh Kudus yang amat limpah, sehingga mereka dipakai Tuhan luar biasa, menjadi hamba-hamba Tuhan yang heran. Mereka menebus waktu begitu banyak sehingga akhirnya orang-orang mengenalnya sebagai “Imam-imam” (Pendeta, penginjil, nabi-nabi, rasul-rasul dan lain-lain) meskipun sebetulnya mereka tetap menjadi pemilik perusahaan-perusahaan yang makin besar dengan keuntungan-keuntungan raksasa. Pada akhir zaman ini akhirnya seorang hamba Tuhan dinilai bukan lagi dari full dan part time, bukan lagi dari kekayaan yang dimilikinya, tetapi dari kesucian, ketulusan dan pengurapan Roh Kudus diatasnya.
Semua akan meningkat pada akhir zaman, baik yang jahat maupun yang suci (Wah 22:11). Kesempatan untuk berbuat dosa yang keji-keji akan makin limpah, sebab itu sekalipun orang miskin mereka toh mempunyai banyak kesempatan untuk berbuat dosa. Zaman sekarang untuk berbuat macam-macam dosa dan menikmati macam-macam perkara keduniawian yang keji-keji seorang harus mempunyai banyak uang. Tetapi pada akhir zaman ini, dosa-dosa yang keji itu sudah menjadi cara hidup semua orang di luar Tuhan, lebih-lebih dalam persundalan dan jangan dalam semua dosa-dosa lainnya. Hidup keji, duniawi, najis itu bukan lagi kebudayaan orang kaya, tetapi cara hidup semua orang-orang di luar Tuhan, termasuk orang miskin. Sehingga pada akhir zaman orang ber-iman yang kaya raya yang menjadi “imam”, tidak lagi menjadi keanehan, batu sontohan atau cacat.
Mengapa?
Sebab ciri-ciri azis Allah yang suci pada akhir zaman ini bukan lagi kemiskinan atau hidup sederhana, tetapi hati yang betul-betul suci, berpada, berjalan dalam Roh dan penuh dengan peng-urapan Roh Kudus. (Memang uang yang limpah dalam tangan seorang yang tidak bertobat itu akan lebih banyak mendorongnya untuk berbuat macam-macam dosa) Kalau orang-orang akhir zaman yang ajaib ini (Imam-imam “kaum awam” ini) tidak berjaga-jaga, mereka juga dapat jatuh dalam dosa; dengan uang yang banyak ini mereka akan langsung sampai di dalam lubang neraka, di muka tahta setan! Uang itu hamba yang kuat, baik untuk berbuat dosa, maupun untuk melakukan kehendak Allah. Tetapi kalau orang-orang suci ini tetap di dalam pimpinan Roh Kudus, maka kelimpahan uang itu akan amat banyak andilnya di dalam menjalankan pekerjaan Tuhan yang mulia ini.
Seperti pisau yang tajam, kalau dipakai dengan mahir hasilnya sangat berfaedah, tetapi kalau dipakai untuk maksud-maksud yang jahat, hasilnya sangat mengerikan.
Tetapi yang pasti menurut nubuatan ini ialah bahwa pada akhir zaman akan timbul orang-orang yang amat kaya yang juga menjadi azis-azis Allah yang suci seperti Ibrahim, Ishak, Yakub, Yusuf, Daniel, Daud, Solaiman dan lain-lain yang amat kaya.
Allah akan mengerjakan hal ini. Bagi Allah ini perkara kecil, sebab Allah itu maha kuasa dan Allah berhak atas seisi bumi ini, karena bumi dengan seisinya adalah milikNya. (apa yang diberikanNya pada orang-orang dunia, tentu de-ngan cara dan peraturan yang lain, itu juga tetap berada di dalam kuasa Allah).
Jadi, orang-orang beriman dapat menerima lebih daripada keringatnya sebagai anak dari Bapa Surgawi untuk hal-hal yang dikehendaki Sang Bapa. Kita harus tahu hal ini supaya jangan kita kuatir, ragu-ragu atau bingung, lebih-lebih pada akhir zaman ini.
Pengertian Firman Tuhan ini akan membangunkan iman sehingga anak-anak Allah yang hidup suci dan taat dapat dipakai Tuhan lebih dari yang biasa. Dengan Allah kita dapat melakukan perkara-perkara besar dalam semua segi hidup, juga dalam hal uang, sesuai dengan Firman Tuhan.
Mazmur 60:14 Bahwa serta dengan Allah kami mengerjakan pekerjaan yang besar, dan Iapun akan meminjak-minjakkan segala lawan kami (TL).
Jangan lupa, jangan salah mengerti , jangan ingin akan uang, jangan ingin lekas menjadi kaya. Jangan membaca hal itu sebagai perangsangan untuk makin menggalakkan cinta akan uang, sebab orang-orang seperti ini akan jahat matanya, hatinya, pikirannya, angan-angan dan cita-citanya serta tidak pernah puas. Allah tidak dapat memakai orang-orang seperti ini, yang kelak akan jatuh (sebab Allah tahu lebih dahulu) karena dengan uang yang banyak mereka (orang-orang yang cinta uang ini) akan menjadi makin jahat.
Bagaimana CARA TUHAN MEMBERI kelimpahan itu kepada anak-anakNya?
Untuk Tuhan hal ini tidaklah sukar, sebab Dia adalah pemilik seluruh bumi dan isinya. (Meskipun iblis telah banyak mencuri daripada bumi dan isinya serta menipu banyak orang-orang, tetapi Tuhan tetap berkuasa di atas semuanya Mat 28:18).
Tuhan sanggup dengan mudah memberi kelimpahan kepada anak-anaknya lebih dari ukuran keringatnya.
Ini sudah diatur dengan Firman Tuhan dengan cara-cara antara lain:
1. Sementara tidur
Mazmur 127:2 Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintaiNya pada waktu (TL: sementara) tidur.
Pada waktu kekasihnya (anak-anakNya yang cinta kepada Tuhan, itu berarti juga cinta pada pekerjaan Tuhan Yoh 21:15-17 dan Firman Tuhan Yoh 14:23) tidur, (bukan waktu berkeringat) rezeki, harta, nafkah atau keuntungan itu sudah disediakan dan diberikan Tuhan bagi mereka. Orang-orang lain mengumpulkan rezekinya dengan penuh percintaan akan uang, dari pagi sampai malam, hasil dari keringatnya, tetapi Bapa Sorga dapat memberi pada anak-anaknya lebih dari ukuran keringatnya.
2. Tuhan menyimpan di dalam orang-orang berdosa untuk orang-orang benar
Amsal 13:22 Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.
Harta orang dosa disediakan Allah bagi orang benar, yaitu anak-anak Allah yang hidup dengan nafkah yang “halal” di hadapan Allah. Misalnya orang-orang Kanaan menyimpan begitu banyak harta untuk umat Tuhan, jauh sebelum mereka masuk mempusakai tanah Kanaan (Ul 6:10-11).
3. Untuk orang-orang yang mencintai pekerjaan Tuhan
Amsal 28:8 Orang yang menambahi hartanya dengan rubiat dan laba yang keji, ia itu mengumpulkan dia bagi orang yang menaruh kasihan akan orang miskin (TL).
Allah menyediakan bagi orang-orang yang mencintai pekerjaan Tuhan yaitu pelayanan yang sampai kepada orang miskin (Mat 11:5).
(Salah satu tanda injil yang benar itu ialah pemberitaanNya sampai kepada orang miskin yang tidak dapat membayar biayanya. Kalau hanya sampai kepada orang-orang kaya, itu belum betul. Pelayanan orang miskin di sini bukan hanya secara hurufiah, tetapi terutama pelayanan pekabaran Injil, pekerjaan Tuhan yang suci yang sampai kepada orang-orang miskin). Tuhan menyediakan harta yang cukup untuk orang-orang yang betul-betul melakukan pekerjaan Tuhan dengan tulus dan benar. Jangan kuatir, jangan ikut-ikutan cara-cara yang salah dalam mencari uang, percayalah akan Firman Tuhan, pasti pekerjaan Tuhan yang betul tidak akan kekurangan biaya.
4. Orang berdosa ditugaskan menghimpun
Pengkhotbah 2:26 Karena kepada orang yang dikenanNya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskanNya (TL: dengan percintaan dan banyak susah payah) untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan (TL: yang baik dihadapan hadirat) Allah Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
Dalam ayat ini dikatakan oleh Tuhan bahwa sekalipun orang berdosa mengumpulkan uang dengan percintaan dan dengan susah payah, Tuhan akan memberikannya pada orang yang lebih berhak, yaitu orang-orang yang benar di hadapan Tuhan dan pasti Tuhan dapat melakukannya. Sebetulnya mereka itu hanya ditugaskan Tuhan untuk meng-himpun sebanyak-banyaknya bagi orang-orang yang diperkenan oleh Allah. Seringkali orang-orang dosa ini tidak sadar bahwa mereka hidup sia-sia.
Mazmur 39:7 Bukankah manusia itu berjalan lalu seperti bayang-bayang, bukankah mereka itu menyusahkan dirinya dengan cuma-cuma, dikumpulkannya harta bendanya, tetapi tiada diketahuinya siapa akan meng-ambil dia kelak? (TL)
Tetapi pasti Allah berhak dan Allah dapat memberikannya pada anak-anakNya yang dapat tahan, yang dapat dipercayai dan yang dapat dan mau memakainya untuk berbuah-buah bagi Tuhan
5. Tuhan memberi hak pakai untuk orang-orang benar
Ayub 27:16-17 Jikalau ia menimbun uang seperti debu banyaknya dan menumpuk pakaian seperti tanah liat, sekalipun ia yang menumpuknya, namun orang benar yang akan memakainya, dan orang yang tidak bersalah yang akan membagi-bagi uang itu.
6. Tuhan memberi berlebih-lebih
Efesus 3:20 Bagi Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasaNya yang bekerja di dalam kita (baca juga Pil 4:19).
Firman Tuhan berkata bahwa Ia akan memberi berlebih-lebih pada permintaan anak-anakNya yang berkenan pada Tuhan.
Allah yaitu Bapa kita yang kaya itu pasti dapat memelihara dan melimpahkan berkatNya bagi kita, manakala perlu atau untuk kepentingan kerajaan Sorga.
7. Dan lain-lain
Allah mempunyai bermacam-macam cara untuk memberi berkat-berkat jasmani kepada anak-anakNya, lebih dari ukuran keringatNya. Allah berhak atas seisi dunia ini termasuk semua yang ada dalam tangan orang-orang di dunia ini. Dan Tuhan sanggup memberikannya pada anak-anakNya, jangan ragu-ragu, percayalah akan Allah.
Pakailah setiap uang yang Tuhan percayakan kepada kita dengan baik-baik dan rindulah mendukung atau membiayai pekerjaan Tuhan dengan limpah (sesuai dengan Firman Tuhan, bukan sekehendak kita sendiri, juga bukan supaya kita dihargai, atau supaya mendapat kuasa, itu tidak baik).
Kalau kita memberi karena Tuhan dan untuk pekerjaan Tuhan, maka itu juga sekaligus menjadi pahala kita! (Mat 10:42 Wah 14:13).
Bukankah ini sangat menguntungkan, mulia dan kekal? Sebab itu kalau kita dapat dipercayai sebagai bendahara- bendahara Tuhan yang jujur, Tuhan akan lebih banyak lagi mempercayai kita, dan itu berarti kesempatan yang lebih besar bagi kita untuk mendapat perkara-perkara yang abadi.
DALAM MASA-MASA SULIT DAN KEKERINGAN.
Meskipun dalam masa yang sulit, saat-saat kekeringan, anak-anak Allah tetap dapat menerima dengan cukup bahkan limpah dari Tuhan. Mengapa? Sebab ini pemberian Sang Bapa yang tidak pernah kekeringan, bukan hasil keringat. Pemberian Sang Bapa tidak tergantung dari musim.
Yeremia 17:8 Karena adalah ia seperti sebatang pohon kayu yang tertanam pada tepi air dan yang merambatkan akarnya pada tepi su-ngai; maka tiada dirasainya apabila datang panas terik, melainkan daunnya tinggal hijau juga, tiada diindahkannya jikalau kering setahun lamanya dan tiada ia berhenti dari pada berbuah (TL).
Misalnya: janda Sarfat di tengah-tengah masa kelaparan, keadaan sekitarnya kering, miskin, sedang bergantian jatuh mati kepalaparan, tetapi janda yang hidup dari berkat Tuhan ini tetap hidup.
Ia menerima kelimpahan dari Bapa surgawi, bukan berdasar keringatnya (1Raj 17:16).
Juga Ishak yang pada masa kelaparan disuruh Tuhan tinggal di Gerar, semua dalam kekeringan, tetapi Ishak menabur dan hasilnya berkelimpahan sehingga orang-orang Gerar iri (Kej 26:1, 6, 12). Ini pemberian Sang Bapa, sesuai dengan Firman Tuhan. Sebab itu anak-anakNya yang percaya, dapat disetujui menerimanya dengan iman untuk keperluan-keperluan yang dikehendaki/ disetujui Tuhan.
Bagaimana CARA KITA MENERIMA Pemberian Allah Itu?
Dari pihak Allah, Ia hanya memberikan, memberkati, mengadakan dari yang tiada, memindahkan milik orang-orang kafir dan lain-lain.
Bagi Tuhan caranya sangat mudah, Ia cukup berkata atau memerintah dan semuanya akan terjadi. Tetapi bagi kita lain. Jangan menafsirkan dengan salah ayat ayat di atas (tentang cara Allah memberi kepada kita) seolah-olah kita boleh dengan bebas mengambil begitu saja harta orang kafir. Lebih-lebih kalau ada percintaan akan uang, lalu tidak sabar dan mau lekas-lekas merampas harta orang kafir, itu dosa, lebih-lebih kalau hatinya bercintakan uang, uang itu akar dari segala jenis kejahatan, sumbernya dosa. Jangan salah mengerti! Bagi Allah, Allah tak pernah berjalan salah, selalu dalam terang (1Yoh 1:5). Bagi kita, kita harus hati-hati, jangan berbuat salah. Jangan memakai ayat-ayat di atas untuk menutup-nutupi ketamakan dan percintaan uang di dalam hati, melainkan berpadalah! Jangan memakai ayat tersebut untuk menghalalkan segala cara untuk merampas uang orang kafir sebanyak-banyaknya, nanti jatuh dalam urusan dan macam-macam kejahatan yang mempermalukan nama Tuhan.
Kita, harus selalu memakai cara-cara yang halal, jujur, benar di hadapan Allah dan manusia. Dalam jalan Allah tidak ada cara-cara yang gelap, sebab itu bertentangan dengan keadaan Allah. Kita mendapatkan berkat Tuhan yang limpah itu bukan dengan tipudaya, paksa, dipuja-puja berlebih-lebih, atau cara-cara keji lainnya.
Semua pemberian Allah itu melalui atau dengan cara-cara yang benar, jujur, halal di hadapan Allah, yaitu dengan:
1. Pekerjaannya diberkati Tuhan sehingga beruntung.
Ayub 1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala uang dimiliki-nya? Apa yang dikerjakannya telah Kau berkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
2. Hasilnya (panennya) diberkati
Kejadian 26:12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapatkan hasil seratus kali lipat.
3. Tuhan memberi hikmat sehingga dapat mengerjakan usaha/ pekerjaannya dengan baik, misalnya Yusuf menangani 7 tahun limpah dan 7 tahun kelaparan dengan hikmat Allah yang heran, sehingga ia makin bertambah-tambah.
Kejadian 41:38-39 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” Kata Firaun kepadan Yusuf: “Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.”
4. Dijauhkan Tuhan dari segala bela-bela (kerugian, penyakit, malapetaka dan sebagainya) sehingga hasilnya utuh.
Maleakhi 3:11 Maka oleh karenamu juga Aku akan melaknatkan si pembinasa, supaya jangan lagi dibinasa-kannya hasil bendang atau dibuluskannya pokok anggur yang di ladang, demikianlah Firman Tuhan serwa sekalian alam! (TL).
5. Tuhan memberi Promosi (peningkatan) baik dalam kedudukan, dalam pekerjaan atau dalam hasil, omset perdagangannya dan sebagainya.
Mazmur 75:7-8 Sebab bukan dari Timur atau dari Barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian (promosi) itu, tetapi Allah adalah Hakim; direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain.
6. Rencana dan cara-cara kerjanya diberkati Allah dengan sukses yang indah-indah. Ke mana saja Hizkia pergi dan merencanakan pekerjaannya, semua disertai Tuhan dan berhasil.
2Raja 18:7a Maka sebab itu disertai Tuhan akan baginda, barang kema-napun baik baginda pergi, di sana juga berlakulah baginda dengan bijaksana (TL).
7. Diberi orang-orang dengan suka rela
(bukan karena dipaksa, ditipu, dirampok dan lain-lain Kel 12:36; Mat 2:11). Pemberian ini dapat berjumlah besar, tanpa ikatan dan betul-betul cuma-cuma. Tuhan dapat menyuruhkan seseorang tertentu untuk memberi kepada seorang hambaNya kalau memang hal ini betul-betul diperlukan.
8. Apa saja yang diperbuatnya, beruntung.
Mazmur 1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang meng-hasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Baca juga Yusak 1:8).
Tentu orang-orang ini tidak bertindak atau berusaha ngawur, mereka selalu mencari pimpinan Tuhan. Di dalam pimpinan Tuhan inilah semua yang dikerjakannya selalu berhasil.
9. Dengan damai, bukan dengan berkelahi. Mula-mula Ishak mendapat sumber air dengan berkelahi, itu ditinggalkannya (Esek –>> Sitnah –>> Rehobot). Juga pada yang kedua terjadi perkelahian, tetapi akhirnya ia mendapatkan mata air Rehobot tanpa berkelahi.
Kejadian 26:22 Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot dan ia berkata: “Sekarang Tuhan telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini.
Kita harus cerdik seperti ular, tetapi tulus seperti burung merpati (Mat 10:16), sebab itu jangan pakai cara berkelahi. Kalau berkat itu harus ditempuh dengan berkelahi (menjadi dosa) itu mungkin sekali bukan dari Tuhan, atau mungkin karena kita tidak memakai hikmat Tuhan/ pimpinan Roh Kudus, melainkan dengan cara daging (berkelahi, menipu, berkata-kata kasar dan sebaginya).
10. Dengan mujijat, misalnya nafkah Elia dikirim oleh burung gagak dan kemudian dengan mujijat setiap hari di rumah janda Sarfat itu (1Raj 17:6,16).
Ada lagi banyak cara-cara lainnya yang halal di hadapan Allah dan manusia. Tuhan memakai macam-macam cara yang tidak terbatas, tetapi semua benar, halal, bukan jalan dosa! Jangan mengharapkan rejeki dari Tuhan dengan cara-cara yang salah, lebih-lebih kalau hendak cepat-cepat menjadi kaya, itu bukan dari Allah, itu dari setan menuruti jalan daging.
BAB II
BAGAIMANA CARANYA UNTUK MENDAPATKAN NAFKAH YANG CUKUP
A. Dengan iman, percaya akan janji-janji Tuhan.
Begitu jelas janji Tuhan untuk memelihara anak-anakNya misalnya dalam:
Matius 6:31-32 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami pakai? Semuanya itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di Sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu (bacalah ayat 25-34).
Sebab itu jangan kuatir, percalah akan janji-janji Tuhan. Kalau belum yakin, berdoalah dan renungkan ayat-ayat ini (atau seluruh pelajaran tentang nafkah ini) terus menerus, sampai Roh Kudus menghidupkan ayat-ayat ini sehinga menimbulkan iman di dalam hati kita (Rom 10:17/ 2 Kor 3:6). Kalau seorang yakin, mempunyai iman akan janji-janji Firman Tuhan, itu akan nampak jelas dalam:
1. Kata-kata iman dalam mulutnya.
Roma 10:8 Tetapi apakah katanya? Ini: “Firman itu dekat kepadamu. yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” Itulah Firman iman, yang kami beritakan.
Kata-katanya selalu yakin akan janji Tuhan, ia tidak ragu-rau. Jangan ber-kata-kata negatip seperti Ayub 3:25. Itu justru menghalang-halangi nafkahnya.
Ada orang yang berkata: “Saya sudah beribadat dengan setia hampir 1 tahun, tetapi toh belum dapat pekerjaan, percuma ikut Tuhan!” Orang ini gagal dalam ujian, imannya gugur. Sebab itu hidupnya pahit (seperti orang-orang yang tidak lulus ujian, itu pahit hidupnya) orang seperti ini biasanya tidak mendapat apa-apa dari Tuhan, sebab tidak punya iman.
Yakobus 1:6-7 Hendaklah ia memintanya dengan iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
2. Mulutnya penuh syukur kepada Tuhan, sekalipun belum melihat jawaban Tuhan.
Efesus 5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.
Orang yang bersungut-sungut adalah tanda bahwa ia tidak yakin akan janji-janji Tuhan, tidak punya iman dan tidak akan mendapat apa-apa
3. Sikapnya penuh terima kasih kepada Tuhan dan tetap bergairah dalam ibadat dan pelayanan, sekalipun belum menerima jawaban atau pertolongan dari Tuhan.
Kalau sudah tertolong baru bersyukur itu biasa, semua orang akan berbuat demikian, itu bukan tanda orang-orang beriman. Itu seperti orang Israel sebelum menyeberang laut Merah mereka bersungut-sungut bukan main, bahkan hendak merajam Musa. Sesudah melewati laut Merah dengan heran, semua, bahkan tak ada seorapun yang tertingal, semua memuji-muji Tuhan dengan cara-cara yang luar biasa, me-ngagumkan sampai semua orang Kanaan gemetar lututnya, mendengar sorak-sorai orang Israel memuji-muji Tuhan. Tetapi sesudah itu baru 3 hari kemudian, mereka menghadapi lagi pencobaan (yang jauh lebih ringan), mereka sudah bersungut-sungut lagi.
Keluaran 15:22, 24 Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: “Apakah yang akan kami minum?”
Ini adalah orang-orang yang tidak beriman, tidak percaya, seperti yang dikatakan dalam Ibrani 3:18 (TB). Inilah beberapa tanda-tanda orang yang tidak punya iman. Miliki iman yang teguh dan yang besar! Firman Tuhan dan Roh Ku duslah yang menimbulkan iman yang kuat dalam hati orang-orang yang mau percaya.
Kalau ada dosa-dosa yang meng-halang-halangi pekerjaan Roh Kudus, yang mengganggu atau merusak hubu-ngan denan Allah sehingga tidak timbul iman, buanglah dosa-dosa itu, bertobatlah sunguh-sungguh. Kalau hubungan kita dengan Tuhan baik, Roh Kudus da-pat bekerja dengan bebas dalam hati kita, maka setiap Firman Tuhan akan menimbulkan iman yang cukup kuat de-ngan kata lain kita akan yakin pada setiap Firman Tuhan yang kita dengar atau baca.
Orang yang percaya akan janji-janji Tuhan itu dapat bertahan sekalipun ia harus menunggu lama atau melihat fakta-fakta yang melemahkan iman, sebab ia tidak berjalan dengan penglihatan tetapi dengan iman (2Kor 5:7). Percayalah! Orang yang percaya akan menerima dari Tuhan sebagaimana yang dipercayainya (Mat 8:13).
B. Harus bekerja, tidak boleh malas (Ams 6:6; 12:11; 20:13). Sekalipun orang beriman, ia harus bekerja.
2 Tesalonika 3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepadamu; Jika seorang tidak mau bekerja janganlah ia makan.
Kalau malas Tuhan tidak akan memberi nafkahnya; juga orang-orang beriman tidak perlu membantu orang-orang malas seperti ini, jangan makan! “Kita tidak boleh lalai atau malas dalam usaha (KJV: bisnis, Rom 12:2).
Bagaimana caranya bekerja menurut Firman Tuhan?
1. Dengan iman. Tuhan pasti memelihara kita kalau kita mau bekerja. Jangan ragu-ragu sekalipun banyak kesukaran atau hal-hal yang merintanginya.
2. Pekerjaan yang jujur, dalam terang, bukan dalam gelap. Jangan dengan tipu daya, jangan pekerjaan yang haram seperti perjudian (termasuk SDSB dll), minuman keras, persundalan, perdukunan dan sebagainya. Semua ini melawan Allah. Pekerjaan kita harus baik atau netral.
3. Tidak dengan cara-cara yang ribut, geger dan berkelahi, tetapi mendapatkan nafkah dengan damai dan senyap, sehingga dapat bersaksi bagi Tuhan.
1 Tesalonika 4:11-12 Dan kamu berusaha hidup dengan senyap, sambil memperhatikan pekerjaanmu sendiri dan bekerja dengan tanganmu seperti yang telah kami pesankan; supaya kamu melakukan dirimu dengan senonoh kepada orang luar, dan tiada bergantung kepada orang (TL).
4. Menopang pelayanan (Kis 18:3-5).
Kita bekerja bukan untuk menjadi kaya, tetapi supaya kita dapat hidup dan hidup bagi Tuhan (Pil 1:21). Ini seperti Paulus yang membuat tenda, sekedar untuk nafkahnya, sehingga ia dapat berkuku kembar, hidup dan melayani Tuhan. Jangan hanya bekerja untuk tujuan duniawi, perkara-perkara duniawi seperti orang dunia, tetapi untuk tujuan Sorgawi yang kekal.
5. Bekerja di mana saja (lebih-lebih pegawai, hamba) bekerjalah seperti kepada Tuhan
(Kol 3:22-24; Tit 2:8-10) dengan jujur, dengan rajin, dengan segenap hati dan sebagainya, sehingga menjadi perhiasan (contoh yang baik) dari pengajaran Allah. Tentang perlakuan yang tidak adil dari majikan, jangan kuatir, sebab ada Allah yaitu hakim dunia yang adil. Tuhan yang akan mengembalikan keurangan-kekurangan pembayaran/ketidak-adilan itu kepada kita dengan salah satu cara dari Tuhan.
Kadang-kadang pada waktu ujian atau waktu diajar Tuhan karena dosa-dosanya, nafkah itu menjadi begitu sulit, misalnya (1Raj 18:2; 1Sam 3:36). Sebab itu dalam mencari nafkah, sekalipun hanya untuk makanan sehari, kita perlu memeriksa diri, memeriksa hubungan kita dengan Tuhan. Kalau ini beres, maka nafkah atau rejeki sehari itu pasti kita terima. Percayalah, lalu mulailah mencari pekerjaan atau bekerjalah baik-baik. Tuhan pasti memberikan kepada kita nafkah kita sehari-hari.
Tujuan orang Kristen bukan untuk menjadi kaya, tetapi juga bukan untuk hidup miskin melarat. Orang-orang Kristen itu dapat BERPADA, baik dalam keadaan mewah, juga dalam keadaan kekurangan.
1 Timotius 6:8 Tetapi sedang ada pada kita makanan atau pakaian, biarlah kita berpada dengan itu (TL).
Filipi 4:11-12. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
Dalam segala keadaan orang-orang beriman itu selalu penuh syukur, sukacita dan puas (Ef 5:20 1Tes 5:16-18).
Ada 2 ekstrim dalam Kekristenan yang sama-sama merugikan dan dapat menyesatkan yaitu pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang beriman harus kaya dan sebaliknya pendapat yang lain mengatakan bahwa orang beriman harus hidup miskin/ sederhana.
Ini hanya tambahan atau pikiran akal manusiawi yang merasa bahwa hal ini bagus, baik, mempermuliakan Tuhan, padahal itu hanya pikirannya sendiri
Kolose 2:8, 23. Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu (TL: tipu daya yang tidak berguna) menurut ajaran turun-temurun (TL: pengajaran manusia) dan roh-roh dunia (TL: menurut alifbata -prinsip-prinsip- dunia), tetapi tidak menurut Kristus. Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi (TL: kehendak hati/ daging).
Kita harus selalu berpada, puas de-ngan apa yang sudah kita miliki. Tujuan hidup kita bukan perkara-perkara yang fana dalam dunia ini, tetapi perkara-perkara kekal di Surga di dalam Yesus. Sebab itu kita memakai dunia ini seperti orang yang tidak memakai, baik dalam keadaan miskin atau kaya.
1 Korintus 7:31 Dan orang yang memakai dunia ini, pakailah seperti orang yang tiada memakai; karena keadaan dunia ini akan lenyap (TL).
Kaya atau miskin itu tergantung dari Allah tetapi sebagian besar tergantung dari kita, dari pengertian kita, dari sikap, keadaan dan iman kita sendiri. Allah sanggup dan mau saja membuat kita menjadi kaya, kalau itu menjadi kesempatan yang baik bagi kita.
Jadi, kaya atau tidak itu sebagian besar tergantung dari kita sendiri, terutama dari pengertian, iman, sikap dan reaksi kita.
Beberapa kekeliruan tafsiran itu timbul antara lain disebabkan karena kata-kata yang dipakai dalam Aliktab itu tidak sama artinya dengan yang dipakai di dalam dunia. Misalnya kata-kata: cukup, miskin, kaya, orang Kristen, orang suci, sukses, dan lain-lain. Kata-kata ini mempunyai arti yang berbeda dalam penggunaannya di dunia, dibandingkan dengan yang di maksudkan oleh Firman Tuhan. Kalau Firman Tuhan diartikan dengan kata-kata seperti arti atau definisi yang di dalam dunia, dapat timbul tafsiran-tafsiran yang extreem.
Misalnya kata: miskin dan sukses.
(Beberapa orang Kristen memakai istilah sukses yang sama dengan istilah sukses yang biasa di dalam dunia, misalnya berhasil dalam berdagang, gaji naik, sekolah berhasil, anak-anak punya penghasilan baik, omzet meningkat dan seterusnya.
Jusuf dan Maria adalah orang-orang yang sangat indah di hadapan Allah, bahkan mungkin yang paling indah di saat-saat itu Mat 1:19 Luk 1:28 KJV, tetapi heran, mereka sangat miskinsehingga menyewa sebuah kamar di losmen yang paling murahpun mereka tidak mampu waktu Maria hendak melahirkan. Rupanya bengkel tukang kayu Yusuf tidak terlalu laris, hanya biasa-biasa saja, cukup untuk nafkah sehari-hari.
Apakah mereka tidak sukses? Apakah mereka tidak bahagia? Sangat bahagia dan sukses, tetapi dalam arti yang lain dari pada definisi duniawi! Namun pada waktu mereka membutuhkan jumlah yang sangat besar, Tuhan memberikannya sehingga cukup bahkan sampai berlebih-lebih. Orang-orang suci dapat berpada dan dalam kebutuhan yang besarpun tidak kekurangan sebab dengan iman mereka dapat menerima berapapun dari Tuhan. Sukses dan bahagia di hadapan Tuhan tidak harusberenang di dalam uang dan bentuk-bentuk sukses cara duniawi, meskipun biasanya ada juga, lebih-lebih pada saat-saat terakhir atau waktu diperlukan. Coba lihat orang-orang suci dari Yerusalem yang miskin-miskin (Rom 15:26) dan lain-lain (orang-orang suci adalah nama dan keadaan untuk orang-orang Kristen, bukan hanya untuk rasul-rasul atau full timers lainnya, tetapi bagi setiap orang Kristen, sebab memang seharusnya setiap orang Kristen itu orang suci! Lihat Roma 1:7 1Kor 1:2 2Kor 1:1 Ef 1:1 Pil 1:1 dan lain-lain).
Mengapa mereka miskin, apakah orang-orang suci ini tidak sukses?
Bukan! Mereka sukses dan bahagia, namun bukan dengan ukuran duniawi. Pada waktu itu mereka miskin, tetapi pada waktu yang lain mungkin Tuhan menambahi hartanya.
Jadi jelaslah bahwa istilah sukses dihadapan Tuhan itu tidak selalu sama dengan istilah di dalam dunia yang hampir selalu berarti berhasil dan berenang dalam uang. Orang-orang sukses dihadapan Tuhan itu kadang-kadang juga dapat mengalami kekurangan, tetapi tetap berjalan dalam Allah.
EXTREM 1:
HARUS MAKMUR DAN KAYA.
Pengajaran ini begitu kuat mempengaruhi orang banyak (sebab ini peng-ajaran yang “manis”, siapa tidak mau menjadi kaya?). sehingga hampir semua orang-orang beriman kena goncangannya. Sebab itu kita perlu mengenalnya baik-baik di dalam terang Firman Tuhan supaya jangan hanyut dalam kekeliruannya.
Orang yang mengatakan bahwa orang Kristen harus kaya, itu keliru dan dapat menyesatkan banyak orang sebab ini menarik banyak orang. (Biasanya orang Kristen yang kanak- kanak dan duniawi, bahkan orang-orang duniapun sangat mudah tertarik pada pelajaran yang ekstreem ini dan merekalah yang paling banyak menjadi korban dan disesatkan).
Kalau dapat menjadi kaya dan tahan, kuat (menurut penilaian Tuhan) menjadi kaya, itu lebih baik, sebab itu adalah kesempatan yang baik, tetapi orang beriman tidak harus menjadi kaya.
Apalagi menekankan bahwa orang beriman harus penuh dengan kekayaan dan sukses-sukses (duniawi), barulah ia seorang Kristen yang betul dan rohani, itu keliru.
Saudara-saudara kita yang ekstrem ini selalu menekankan hal ini, terus menyanyikannya (nyanyian-nyanyian tentang sukses dan bahagia, nyanyian ini “belum salah”, tetapi dapat mempengaruhi salah, mengarah kepada tujuan yang salah, percintaan akan uang), bahkan selalu menjadi pemberitaan utamanya setiap kali.
Memang hal ini sangat menarik, juga bagi orang-orang dunia (lebih-lebih di dalam penginjilan orang-orang dunia –Pil 1:18–, tetapi ini tidak tepat), sebab yang ditekankan selalu uang, kesaksian-kesaksian juga tentang banyak uang, selalu uang (meskipun sebagian didapat dengan cara yang tak halal menurut Firman Tuhan).
Ini dapat menyesatkan. Seolah-olah simbol orang Kristen ialah sukses dan kaya.
Tidak! Ini simbol orang dunia, lebih-lebih orang dagang dan pengusaha. Kita dipanggil Tuhan untuk memikul salib, bukan untuk menjadi kaya (sekalipun ini bukan dosa). Yang utama dari orang Kristen itu salib (= mau menderita karena hidup benar menurut Firman Tuhan).
1Petrus 2:21 Karena bagi maksud inilah (bukan untuk maksud-maksud yang lain) kamu sudah dipanggil; sebab Kristus sudah menanggung sengsara (memikul salib, bukan untuk berenang dalam uang) juga karena kamu, ditinggalkanNya suatu teladan (ini teladan Kristus bagi kita) bagimu, supaya kamu mengikuti kesanNya (TB: jejakNya)
Simbol orang beriman yang sudah berabad-abad ialah Salib dan dalam Perjanjian Lama: Mezbah. Orang Kristen tanpa Salib bukan Kristen; “tanpa” uang, tetap Kristen; “tanpa” sukses tetap Kristen.
Orang Kristen yang tujuannya uang atau sukses itu sangat lemah dan akan merugi banyak, mungkin juga nyawanya.
Kerugiannya ialah:
1. Tidak kuat, lemah. Kalau tidak mendapat uang, ia akan kecewa, bingung dan menjadi lemah (atau mata gelap mencari uang dengan segala jalan) dan ini merugikan rohaninya.
Sebuah surat tertanggal 28 Januari 1990 diterima dari alamat yang dikenal redaksi berbunyi antara lain sebagai berikut:
Kami ingin meneguhkan Firman Tuhan (Pelajaran ini sudah dikhotbahkan sebelum dimuat dalam TE) melalui kesaksian yang benar-benar nyata. Ada seorang yang sudah rusak peng-hidupannya, setelah melihat kuasa Allah melalui doa dan mendengar Firman Allah, orang ini bertobat. Kemudian minta dipermandikan. Tetapi kemudian ia tertarik oleh berita hidup berkelimpahan, sebab itu ia tidak lagi mau datang di tempat kami (sebuah Gereja kecil), dan ia pindah ke Gereja besar itu. Bagi kami tidak soal, asal masih mau ke Gereja. Di Gereja besar itu semangatnya berapi-api, hampir tiada hari baginya tanpa ke Gereja. Katanya semenjak berbakti pada Tuhan hidupnya diberkati oleh Tuhan. Saya tetap memperhatikan orang ini, satu minggu satu kali saya kunjungi ke rumahnya. Suatu ketika orang ini tidak mau lagi ke Gereja, ia kembali lagi hidup lama. Mengapa? Jawabnya: “Saya sudah tidak diberkati lagi, tidak cocok dengan hidup berkelimpahan, dan ia undur (Red: untung akhirnya orang ini dapat diperbaiki kembali di sebuah Gereja yang lain).
2. Sebab tujuan hidupnya seolah-olah hanyalah uang. Orang beriman seperti ini mudah disesatkan iblis dengan uang.
Sampai-sampai ada seorang beriman mempengaruhi saudara-saudaranya dari Gereja lain, katanya: “Kalau kamu mau lekas menjadi kaya, ikutlah ke Gerejaku!” Seolah-olah tujuannya menjadi Kristen hanyalah menjadi kaya. (Orang yang mencocokkan dirinya dengan Firman Tuhan dapat diberkati Tuhan dengan uang, tetapi bukan dengan percintaan akan uang, itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan).
Di mana ada uang, belum tentu di sana ada Yesus!
Kalau di Gereja ada banyak uang, belum tentu itu tanda diperkenan oleh Tuhan. Jemaat Laodikea limpah uang, tetapi keadaannya menjijikkan di hadapan Allah, diludahkan Allah ke luar dari mulutnya!
Wahyu 3:16-17 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulutKu. Karena eng-kau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena (TL:padahal) engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat dan malang, miskin, buta dan telanjang.
Jangan keliru, uang bukan ukuran rohani. Uang bukan ukuran sukses rohani. Uang bukan ukuran pekerjaan Roh Kudus. Tuhan punya cukup uang sampai berlimpah, tetapi jangan tujuan hidup kita hanya uang saja. Orang yang hanya mengejar uang (karena bercintakan uang), akan merusakkan seluruh hidupnya. Cara kerjanya dalam pekerjaan dunia, cara beribadat, bahkan cara pelayanan di dalam pekerjaan Tuhanpun akan mudah disesatkan setan dengan uang. Karena mengejar uang, mereka ke luar dari jalan yang benar, sehingga pekerjaan Tuhan kacau, rusak dan itu banyak mempengaruhi pekerjaan Tuhan lainnya juga. Dengan uang setan mengacaukan dan merusakkan pekerjaan Tuhan di mana-mana, memenuhi nubuatan Firman Tuhan dalam Wah 6:6.
Ini prinsip komersil. Semua diperjual-belikan. Juga ibadat dan Firman Tuhan diperdagangkan. Semua dinilai dengan uang. Setiap pelayanan dinilai dengan uang. Yang terbaik diberi uang terbanyak. Akhirnya dorongan untuk pelayanan bukan lagi karena kasih, tetapi terutama karena uang.Bukan lagi kasih akan Tuhan menjadi ukuran dalam Gereja (Yoh 21:15-18), tetapi uang! Semua pelayan Tuhan hanya menjadi hamba-hamba bayaran, digaji dengan uang, bahkan yang menyanyi dan main musik dalam Gereja pun di bayar dengan uang. Mereka melayani bukan lagi karena kasih, bukan lagi dengan pengorbanan! Melainkan terutama karena uang! Ini menggenapi Wah 6:6 yang sedang digenapkan di dalam Gereja-Gereja diseluruh dunia yang mempunyai pengertian yang keliru tentang uang dan kekayaan.
Wahyu 6:6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar (semua dijual, roh komersiil). Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.”
Paulus menolak dihinggapi roh komersil.
2Korintus 2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari Firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapanNya.
Paulus melayani dengan pengorbanan dan cinta. Pada saat-saat tertentu ia juga mendapat uang dengan limpah (Misalnya Pil 4:18), tetapi pelayanannya tidak komersiel, tujuan hidupnya bukan uang dan tiada percintaan uang di dalam hatinya.
Kita harus hati-hati dengan siasat iblis yang licin, “manis” (sebab banyak uang) dan sangat menarik ini! Tinggikanlah salib Kristus, permuliakanlah salib Kristus, biarlah salib Kristus ini yang menjadi kebanggaan dan kekuatan kita, bukan uang.
Galatia 6:14 Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam (TL: dari hal) salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku (TL: tersalib) bagi dunia.
3. Percintaan akan uang Pengajaran yang keliru ini, yang mengatakan bahwa orang Kristen yang betul, keberkatan itu kaya dan sukses akan mudah menumbuhkan percintaan akan uang. Cinta akan uang makin digalakan, dikipasi, didorong dan tumbuh dengan subur! Ini salah!
Justru cinta akan uang harus dimatikan, cinta akan uang membuat mata menjadi jahat (mata gelap) dan hati menjadi kosong, tidak ada kepuasan sekalipun ditambal dengan banyak uang (Ams 28:22 Pkh 5:9). Justru orang beriman harus mematikan percintaan akan uang dan puas dengan apa yang ada, berpada! Cinta akan uang itu dari setan, “bom waktu” yang sudah meledakkan orang-orang besar dan ternama seperti Akhan, Gehazi, Judas dan lain-lainnya, sehingga jatuh dan terkapar mati dalam dosa.
Ini akar dari segala jenis kejahatan (1Tim 6:9-10). Orang yang cinta uang itu dengan mudah menajiskan pelayanannya hanya karena sedikit uang.
Pengajaran yang extreem ini menggalakkan, menghidupkan, menyuburkan percintaan akan uang dalam hati banyak orang-orang beriman dan hamba-hamba Tuhan, dan inilah yang membuat banyak kenajisan dan dosa-dosa dalam Gereja. Banyak praktek-praktek kotor bertebaran di mana-mana dalam Gereja oleh karena pengajaran yang ekstreem ini. Sebab percintaan akan uang ini adalah akar dari segala macam dosa.
Mata menjadi kabur, sehingga dosa-dosa itu tidak lagi terlalu jahat; sebab itu mereka dapat menghalalkan banyak perkara dosa/ duniawi sebab sudah mata gelap, buta, karena cinta akan uang dan tujuannya hanya uang. Yesus hanya berarti uang , lebih cinta Yesus berarti akan mendapat lebih banyak uang, lebih dekat Yesus berarti lebih limpah uang sehingga dengan mudah Gereja direndam dengan banyak macam dosa. Orang-orang Kristen yang kanak-kanak dan duniawi, bahkan juga yang rohani, banyak yang terpengaruh oleh peng-ajaran ekstreem ini. Mereka bersukacita dibius dengan “jatuh cinta akan uang”, tetapi sebetulnya orang-orang ini sudah disiapkan setan untuk jatuh dan binasa! Banyak orang-orang seperti ini akan jatuh pada akhir zaman. Jumlahnya sa-ngat besar dan begitu mengerikan. Ini sudah dinubuatkan dalam Alkitab. Jangan kita tertipu oleh setan, oleh percintaan akan uang ini, sangat ngeri. Jangan sampai kita menggenapi kejatuhan yang luar biasa ini.
2Tesalonika 2:3 Jangan kamu tertipu oleh seorang juapun dengan barang sesuatu daya, karena tiada akan jadi kelak sebelum orang banyak berpaling daripada iman itu dahulu, dan dinyatakan kelak si Orang yang me-ngamalkan dosa itu, yaitu anak jahanam (TL. Baca juga 1Tim 4:1 Wah 12:4).
SEBALIKNYA KALAU SALIB KRISTUS DITINGGIKAN, pelajaran Salib diberitakan, orang-orang Kristen akan menjadi kuat
1Korintus 1:18 Karena pengajaran salib bagi mereka yang akan binasa itulah kebodohan; tetapi bagi kita yang selamat itu adalah kuasa Allah (KJV).
Pelajaran Salib itulah kuasa Allah bagi kita. Ini simbol dan bendera orang Kristen. Dari permulaan ikut Tuhan kita sudah dihadapkan kepada salib
Lukas 9:23 KataNya kepada mereka semua: “Setiap orng yang mau mengikut Aku ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Kalau sudah dewasa rohani, tinggi tingkat rohaninya, maka orang itu sudah mahir pikul Salib, biasa dalam sengsara seperti Kristus.
Yesaya 53:3 Bahwa ia dicelakan dan terhina di antara segala manusia, seorang yang kena sengsara (a man of sorrow) dan yang biasa dalam kesukaran; seperti seorang yang dari padanya juga ditudungi oranglah mukanya, demikianlah ia dicelakan, maka kitapun tiada mengindahkan dia (TL).
Jadi dari permulaan sampai akhirnya, tetap dengan salib. Ini yang betul menurut Firman Tuhan.
Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.
Ini yang dipraktekkan oleh Paulus, Daud (Maz 44:23) dan semua orang-orang suci lainnya.
Roma 8:36 Seperti yang tersurat: Bahwa karena sebab Engkaulah kami dimatikan berhari-hari; maka kami dihisabkan seperti domba yang akan disembelih (TL).
2Korintus 4:10-12 Senantiasa kami menanggung sengsara kematian di mana-mana kami pergi, supaya kehidupan Yesus itu juga dinyatakan kepada tubuh kami. Karena kami yang hidup ini senantiasa terserah kepada maut dari sebab Yesus, supaya kehidupan Yesus itu juga dinyatakan kepada tubuh kita yang akan mati itu. Dengan demikian maut itu bekerja di dalam kami tetapi (kuasa) hidup itu (mengalir dari dalam kami) di dalam kamu (TL).
Salib ini jugalah yang dimegahkan, ditinggikan lebih dari semua yang lain oleh Paulus (Gal 6:14) (lihat ayatnya dalam hal …. kolom ….).
Begitu juga seharusnya sikap kita sesuai dengan Firman Tuhan. Orang yang mau menyangkal diri, mau pikul salib akan mau berpada. Ini semua tidaklah terlalu berat (1Yoh 5:3b). Percayalah, lalu hiduplah dengan iman di jalan suci, di dalam jalan sepi; Berpada, pasti kita akan sanggup melakukannya dengan iman (Pil 4:13) bahkan kita dapat bersukacita dan penuh syukur. Baik dalam keadaan miskin atau kaya kita dapat berpada dan memuliakan Allah.
EXTREM 2: HARUS HIDUP MISKIN.
Ini juga extrim yang salah. Orang-orang ini berpendapat bahwa kalau seorang hidup miskin, ia akan lebih mudah menjadi rohani, jauh dari segala keduniawian, juga kebutuhannya kecil, tidak banyak tergoda. Tetapi ini bukan kehendak Tuhan.
Uang :
a. Uang itu bukan ukuran kehendak Tuhan, bukan ukuran rohani, bukan tanda diperkenan Tuhan. Banyak uang atau tiada uang (miskin) bukan tanda keadaan yang diperkenan Tuhan. Belum tentu Tuhan ada pada orang-orang miskin (juga demikian pada yang kaya).
Yohanes 12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.
Tuhan mencintai semua orang, tetapi orang-orang yang taat, berkenan kepada Tuhan itulah orang-orang yang melakukan kehendak Allah, bukan orang miskin, bukan orang kaya.
b. Uang itu hanya alat, tergantung dari yang memakai. Orang yang dapat menguasai uang dandapat memakai nya menurut kehendak Tuhan, lebih banyak uang berarti kesempatan lebih banyak untuk memper kenankan Tuhan. Misalnya dengan mengorbankan uang kita dapat menebus waktu, kita dapat lebih jelas menunjukkan perbuatan-perbuatan kasih dan sebagainya.
Lukas 16:9 Dan Aku berkata kepada-mu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mammon yang tidak jujur, supaya jika Mammon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diteri ma di dalam kemah abadi.
c. Pertumbuhan rohani itu bukan karena miskin tetapi karena orangnya mau taat akan Tuhan dalam segala kondisi, mau mempercayai Firman Tuhan dan melakukanNya sekalipun itu mematikan dagingnya, kita bertumbuh karena pertolongan Roh Kudus dan oleh Firman Tuhan. Pengajaran ini juga extrim yang salah, yang dapat merugikan Gereja, tetapi tidak sebanyak ekstrim yang lain itu, sebab extreem yang ini kurang menarik banyak orang.
PERBANDINGAN KEDUA EXTREEM INI
Kalau di bandingkan antara kedua extrem ini, maka Firman Tuhan itu lebih condong pada extreem kemakmuran, sebab Tuhan memang menjanjikan yang demikian, tetapi dengan syarat-syarat yang jelas.
(kata cukup itu sangat relatip, tetapi di sini dipakai arti “cukup” untuk orang-orang beriman yang mau berpada.
Juga kata kaya dan miskin itu dapat relatip. Orang yang berpenghasilan Rp 100.000,- melihat orang yang berpeng hasilan Rp 800.000 itu seorang yang kaya, tetapi bagi orang yang berpenghasilan Rp 10.000.000,- itu masih termasuk miskin. Tetapi orang-orang beriman dapat puas dengan jumlah berapapun yang diperolehnya). -
3Yohanes 2 Hai saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik (baik-baik = prosper (KJ) =makmur) saja.
Tuhan memang menjanjikan kita hidup yang makmur, yang baik, sesuai dengan keadaan rohani kita. Kalau rohani sehat, artinya kuat, tahan, tidak menjadi dosa dengan uang, maka Tuhan akan memberi kelimpahan. Tetapi jangan dipaksakan sebelum waktunya. Yusuf tidak dijadikan kaya dari permulaan, tetapi sesudah lulus semua pengolahan dan ujian.
Daud tidak mau memaksakan dirinya untuk langsung menjadi raja, ia menunggu waktu dari Tuhan. Menjadi lebih kaya bagi orang yang rohani itu lebih baik. Tuhan mengerti hal ini, lebih-lebih pada akhir zaman dimana Tuhan sudah menjanjikannya (seperti yang telah diterangkan di atas dalam (Yes 61:4-5). Tetapi Tuhan tidak dapat bertindak sembarangan supaya jangan merusak hidup rohani anak-anaknya, dan yang pasti, rohani yang sehat itu dapat berpada dan tidak ada percintaan akan uang! Kalau ada percintaan uang, itu adalah berhala (Kol 3:5) itu sangat dibenci Allah. Jangan sampai disesatkan oleh teori-teori kemakmuran yang membuat banyak orang jatuh dalam penyembahan berhala mammon ini. Percintaan akan uang itu amat jahat!
Ada sebuah cerita. Sebuah restoran menjadi sangat laris karena ada ikan laut macam baru yang sangat lezat. Tiba-tiba lewat suatu waktu restoran itu ditutup sebab banyak orang-orang yang makan di sana keracunan dan bahkan banyak yang mati juga.
Mengapa? Ternyata ikan yang laris itu beracun. Mengapa pada permulaannya tidak apa-apa? Sebab koki yang memasaknya tahu mengolah ikan itu sedemikian rupa sehingga hilang racunnya. Tiba-tiba waktu ada pergantian koki, koki yang baru tidak tahu dengan tepat mengolah ikan itu sehingga tetap beracun dan makan banyak korban!
Begitu dengan uang! Harta, uang, kaya itu baik, bagus kalau racunnya dapat dibuang keluar yaitu “percintaan akan uang”!
Kalau racunnya tidak dapat dikeluarkan, maka orang yang mempunyainya akan mati rohaninya kena racunnya.
Kalau kita sudah mahir membuang racunnya dalam setiap pertambahan uang yang Tuhan percayakan pada kita, maka kita akan dapat menikmati harta yang limpah untuk kemuliaan Tuhan.