Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Menyapa Kata Shalom??

Mengapa Saya tidak Membalas Sapaan Orang mengunakan sapaan kata shalom dan saya Selalu menjawab nya dengan ucapan Salam kasih, Salam sejahtera,selamat pagi,siang,sore atau malam bukan saya Alergi dengan kata Shallom tapi saya meluruskan makna kata Shalom,. banyak orang Kristen yang Tidak Mengerti kebenaran atau Bisa jadi ingin meniru umat Islam yang ke-arab-araban dengan sapaan asalam mulaikom, kekristenan itu beda dengan islam sedangkan islam yang kiblatnya ke Arab semakin dia dengan dekat Alloh nya semakin ke-arab-araban. Kalau hidup di Indonesia dan berbahasa Indonesia, ya menyapalah dengan bahasa Indonesia, “selamat pagi, selamat siang atau selamat malam,atau salam sejahtera,salam kasih” itu lebih indah dan membuktikan bahwa kita adalah orang Kristen yang mengerti kebenaran, yang tidak mengkultuskan bahasa dan bangsa tertentu tertentu sebagai bahasa yang paling rohani atau suci...

Kekristenan sangat berbeda dengan Yudaisme maupun Islam.Seluruh kebudayaan Yahudi ada dalam rangkaian ibadah Simbolik Agama Yudaisme. Tidak mungkin memisahkan antara Agama Yudaisme dengan keyahudian, karena kebudayaan dan ibadah menyatu.
Muhammad mendirikan Islam dengan pattern(pola simbolik) Yudaisme. Kalau menganut Yudaisme itu sama dengan menjadi Orang Yahudi, maka menjadi Islam itu sama dengan menjadi  Orang Arab. Ini juga mustahil dipisahkan. Bahasa, pakaian, kiblat, sapa-menyapa, pokoknya semakin Arab akan dilihat semakin Islam demikian sebaliknya Yudaime Semakin Keyahudian

Tuhan Yesus pernah mengecam orang-orang Yahudi karena mengutamakan adat-istiadat daripada kebenaran, “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” (Markus 7: 7-8). Hal ini sama dengan orang-orang Kristen Indonesia yang membuat diri mereka keyahudi-yahudian, mereka tidak dapat membedakan antara kebenaran dan adat-istiadat. Mereka mengkultuskan kebudayaan Yahudi dan mengabaikan kebenaran, yang menyatakan bahwa saat ini orang yang lahir baru sudah beribadah dalam Roh dan kebenaran bukan beribadah secara lahiriah atau simbolik seperti masa keimamatan Ayah, Keimamatan Suku Lewi-keluarga Harun

Jika kita memahami sejak Yohanes Pembaptis muncul maka selesailah tugas Yudaisme Yaitu Ibadah Lahiriah atau Simbolik dan dimulai masa ibadah hakekat yaitu dalam Roh dan Kebenaran (Yoh.4:23) bahwa masa dispensasi bangsa Israel sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran sedang dialihkan kepada jemaat lokal (1 Timotius 3: 15, Roma 11: 25), sehingga beberapa kelompok Kristen mengindentikkan dirinya seperti orang Yudaisme dengan kebudayaan Yahudi. Berbahasa ke-Yahudi-yahudian, berpakaian keyahudi-yahudian, bahkan ada yang lebih konyol lagi yakni menolak teks Alkitab perjanjian baru ditulis dalam bahasa Yunani, bahkan mempersalahkan pengunaan kata Allah dalam teks Alkitab bahasa Indonesia. Akibat tidak memahami wahyu Allah mengenai sistem tata ibadah dalam tiap zaman menghasilkan kekristenan yang kacau dalam memahami kebenaran Alkitab.
Di dalam ibadah hakekat, yang kita sembah itu bukan simbol lahiriah lagi melainkan hekekat atau Roh dan kebenaran, yaitu Sang Juruselamat. Oleh sebab itu simbol nama, simbol hari, dan simbol binatang korban, semua itu sudah berlalu. Kesucian yang ditekankan dalam ibadah adalah roh dan kebenaran atau hakekat ialah kesucian hati bukan jasmani atau simbol lahiriah.Ibadah hakekat tidak terikat waktu, tempat maupun postur tubuh karena sifatnya yang rohaniah.Tidak ada arah kiblat yang dibutuhkan dalam ibadah hakekat karena cukup hati yang dikiblatkan ke Tuhan. Dan tidak ada satu negara atau kota yang suci, atau sebuah bangsa yang ditetapkan sebagai penjaga ibadah seperti pada zaman Perjanjian Lama. Dengan demikian tidak ada kebudayaan bangsa manapun yang menjadi rujukan, baik bahasanya maupun cara berpakaiannya, apa yang terjadi di Israel saat ini tidak ada sangkut pautnya dengan kekristenan saat ini dalam hal iman dan ibadah.

Karena sekarang yang menopang kebenaran bukan bangsa Israel lagi melainkan jemaat lokal dan keimamatan sekarang bukan keimamatan suku lewi melainkan keimamatan orang percaya, setiap orang percaya adalah imamat yang rajani. Jadi orang Kristen yang selalu mengidentikkan diri dengan keyahudi-yahudian adalah orang Kristen yang tidak mengerti kebenaran akan perkembangan pewahyuaan Allah mengenai sistem tata ibadah.

Padahal dalam ibadah Roh dan Kebenaran atau hakekat kita tidak perlu meng-yahudikan diri kita. Mengapa kita tidak menyapa dengan selamat pagi,siang,sore atau malam saja?
Lebih parah lagi setelah tidak cukup dengan shalom mereka sekarang tidak mau menyebut Yesus Kristus, melainkan Yeshua HaMasiah..

KESIMPULAN:
Saya tidak menyapa dengan sapaan Shalom bukan karena saya alergi, namun saya ingin menyatakan bahwa Kekristenan sangat berbeda dengan Islam yang selalu mengidentikkan dirinya dengan keArab-Araban Begitu juga Kekristenan Berbeda dengan Yudaisme Yang Keyahudi-Yahudian dalam segala Adat Istiadat. Saya orang Kristen Tinggal di  Indonesia maka sapaan yang tepat untuk orang Indonesia adalah selamat pagi, selamat siang, selamat malam atau salam sejahtera bukan shalom. Shalom adalah sapaan orang-orang di Israel atau sapaan untuk orang-orang Yahudi bukan untuk orang Indonesia. Segala jenis agama di Israel menyapa dengan sapaan Shalom, yang juga berarti Hallo atau sapaan umum bagi kalangan Yahudi seperti di kalangan Indonesia selamat pagi, selamat siang dan selamat malam.
“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan” Efesus 5: 17.
Salam kasih......

3 Silakan Berkomentar:

Bertaubatlah mengatakan...

Ngawur ni... kyk tuhan aj sudah mulai menyalahkan agama lain... memang agama kalian mengajarkan ini saling cerca???.. alhamdulillah agam kami mengajarkan saling hormat menghormati... agamamubya agamamu..dan agamaku adalah agamaku.. karna pahala dan dosa adalah uruusan allah... memang kamu tuhan... kami bilang penyembahan secara simbolik ???? Hello kamu curhat ya??? Trus apakah menyembah berhala, patung kayu dan patung batu dan segala macam yg berbentuk tanda seperti salib bukan simbolik.. aneh deh... jd bingung gw..

Pria Setiado Limbong mengatakan...

Belajar lagi saudaraku, masih banyak yg perlu diperbakki dari cara pandangmu. semoga sejahtera Tuhan menyertai.

Anonim mengatakan...

enten yg perbaiki logika berpikir..pasti orng MDC ya??, yg terbiasa hanyut dlm dogmatis...